ZAHRA✓[COMPLETED]

By Errangel04

29.3K 1K 15

Seorang siswi bernama Zahra tak sengaja masuk ke dalam kehidupan Yudith yang merupakan seniornya yang juga se... More

SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
DUA BELAS
TIGA BELAS
EMPAT BELAS
LIMA BELAS
ENAM BELAS
TUJUH BELAS
DELAPAN BELAS
SEMBILAN BELAS
DUA PULUH
DUA PULUH SATU
DUA PULUH DUA
DUA PULUH TIGA
DUA PULUH EMPAT
DUA PULUH LIMA
DUA PULUH ENAM
DUA PULUH TUJUH
DUA PULUH DELAPAN
DUA PULUH SEMBILAN
TIGA PULUH
TIGA PULUH SATU
TIGA PULUH DUA
TIGA PULUH TIGA
TIGA PULUH LIMA
TIGA PULUH ENAM
TIGA PULUH TUJUH
TIGA PULUH DELAPAN
TIGA PULUH SEMBILAN

TIGA PULUH EMPAT

516 17 0
By Errangel04

Lisa tengah asyik menyusun rencananya untuk memisahkan Zahra dengan Yudith, didampingi oleh Felly di kamarnya. "Jadi, kamu maukan jalanin rencana aku kali ini? Kamu juga udah mata-matain mereka dari sebulan yang lalu, kan?"

Felly menoleh pada Lisa. "Iya, sih..." "Jadi menurut kamu gimana? Mereka nyebelin banget, kan?" tanya Lisa tidak sabaran. "Gak juga, kok..." ucap Felly lirih.

Lisa mengubah mimik wajahnya. "Fell, maksudnya apa? Kamu gak kesel lihat mereka mesra-mesraan begitu?! Kamu gak mau dukung aku?!"

Felly menggeleng. "Lis, aku rasa, biarin aja hubungan mereka. Kamu gak berhak buat misahin mereka! Kalau mereka emang udah saling cinta buat apa kamu masih ngejar Yudith?!" Felly menatap mata Lisa lekat-lekat.

"Ya karena aku masih cinta sama Yudith, Fell! Kalau cewek itu gak merebut Yudith dari aku, aku gak bakal kayak gini! Ini semua karena Zahra!" Lisa membela diri.

Felly kembali menggeleng. "Jangan salahin Zahra, Lis! Itu salah kamu sendiri! Kamu sendiri yang melepaskan Yudith. Seolah-olah kamu udah gak butuh dia lagi! Dan apa yang kamu bilang barusan itu bohong! Kamu gak cinta sama Yudith! Melainkan kamu cuma cemburu cowok tampan itu diambil orang! Kamu mau dia jadi koleksi kamu! Nanti kalau kamu ketemu yang lebih cakep paling si Yudith udah kamu buang entah kemana!" jelas Felly.

Lisa terdiam. Ia menunduk. "Huh~ Ya udah. Aku pulang, ya... Lupain rencana kamu misahin mereka, kamu gak bakal bisa, walau sampai kapanpun!" ucap Felly sebelum benar-benar pergi meninggalkan Lisa sendirian di kamarnya.

.
.
.

Zahra tengah berjalan menuju arah pulang sehabis membeli bahan untuk membuat makan malamnya. Namun di tengah perjalanan, dirinya bertemu dengan Lisa yang memasang wajah suntuk.

"Lisa?!" seru Zahra sembari melangkah mundur. "Zahra, aku mau tanya sama kamu!" ucap Lisa sambil menatap Zahra dengan serius. "Ya udah tanya aja..."

"Kamu harus jawab dengan jujur! Kamu cinta gak sama Yudith?! Atau kamu pacaran sama Yudith cuma buat naikin popularitas kamu di sekolah?! Jawab!" geram Lisa tak sabaran. "Kok nanya begituan, sih? Udah pasti gue tuh cinta sama Yudith dari lubuk hati gue! Gue gak ada niatan buat hal-hal lain yang gak berguna, sumpah, Lis!" terang Zahra sambil mengacungkan dua jarinya.

"Hmph! Ya udah kalo gitu! Aku nyerah. Aku gak akan lagi ganggu hubungan kamu sama Yudith. Tapi, kalau kamu mundur dari Yudith, jangan salahin aku kalau aku ambil Yudith, ya?" ucapnya dengan sombong. Lisa pun pergi meninggalkan Zahra yang masih terbengong tak mengerti.

Lisa kenapa, dah? Nyusahin amat bikin pala gue pening! batinnya.

Zahra pun melanjutkan perjalanan menuju ke rumahnya. Dan membuat makan malam bersama Bi Sarah untuk menyambut kedatangan kedua orangtuanya, Zhifa dan Sandi.

.
.
.

Dua jam telah berlalu, Zahra dan Bi Sarah masih menunggu kedatangan Zhifa dan Sandi. Zahra melihat jam dinding yang terpampang di atas televisi. Sudah pukul 22:35. Dan sampai kini kedua orangtuanya masih belum kelihatan batang hidungnya.

"Non, tidur aja dulu, biar saya yang nunggu ibu-bapa Non Zahra. Pasti Non Zahra ngantuk banget, kan? Tidur aja gih..." ujar Bi Sarah penuh perhatian.

"Ya udah, deh... Bi aku tidur dulu, ya... Hoaaaammm...." Zahra menguap. Bi Sarah mengangguk sambil memapah Zahra menuju kamarnya, lalu kembali ke ruang tamu untuk menunggu Zhifa dan Sandi pulang.

Zahra berbaring di atas ranjang. Menguap beberapa kali untuk malam ini. Lalu memejamkan matanya dan tertidurlah dia selang beberapa saat.

Satu jam setelah Zahra tidur, seorang wanita masuk ke kamar Zahra yang masih tertidur pulas. Ia duduk di tepi ranjang Zahra lalu mengusap rambut Zahra yang berantakan. Kemudian mengecup pipi Zahra dan membisikkan sesuatu yang terdengar seperti, "Mama pulang..."

.
.
.

Pagi hari dengan langit yang cerah dihiasi oleh awan-awan lembut yang tipis. Disinari mentari yang terbit di ubuk timur, memancarkan sinar yang menyilaukan mata, menyebarkan kehangatannya di kota ini.

Dan dua jam kemudian....

"Mama! Papa!" ucap Zahra dengan riang ketika menemui Zhifa dan Sandi yang tengah sarapan di meja makan.

"Halo Zahra! Gimana nilai kamu?" tanya Sandi. Zahra menekuk bibirnya. "Baru pulang kok malah nanyain nilai, mau ngajak berantem?" ucap Zahra. Sandi tertawa. "Ya udah... Gak jadi nanya," ucapnya kemudian. "Ihhh! Papa dari dulu sampai sekarang kok masih sama nyebelinnya, sih?!" Sandi kembali tertawa.

"Udah-udah! Nih, makan dulu... Kamu jadi cewek masa baru bangun jam segini? Liat tuh! Udah jam delapan. Walaupun hari libur, cewek tuh harus tetep rajin!" celoteh Zhifa.

"Ihhh! Mama juga kok malah ceramah, sih?! Kan aku semalem nungguin kalian sampai jam sepuluh, terus baru tidur, ya biarkanlah aku mau bangun jam berapa... Huh!" Zahra membela diri. Zhifa tertawa kecil sambil menghabiskan kopinya.

Sore harinya, Zahra hendak pamit kepada orangtuanya. "Pa! Mama! Zahra izin keluar dulu ya. Mau hangout sama temen." Sandi mengamati wujud Zahra dari atas hingga bawah. "Kok lebih cakep dari biasanya? Hmmm... Temen apa temen nih?" ucapnya sambil menatap Zahra curiga.

"Ih! Papa apaan, sih?!" elak Zahra. "Sudahlah, Pa. Biarkan Zahra main sama temennya. Kasian kalau disuruh belajar terus!" lerai Zhifa. "Nanti kenalin ke Mama, ya?" baiknya pada Zahra. "Ih! Mama juga sama aja kayak Papa!"

.
.
.

"Yudith!" panggil Zahra. Kini wajah Yudith sudah berhadapan dengan wajah Zahra. "Kenapa?" tanyanya. "Mama sama Papa gue mau ketemu sama Lo! Ada waktu-" belum selesai mengakhiri kalimatnya, Yudith memberi aba-aba "berhenti" yang membuat Zahra kebingungan.

"Kenapa?"
"Kita kan pacaran. Masa ngomongnya pake logat 'gue-elo', sih?"
"Ya emang kenapa? Gue nyaman kok kayak gini!"
"Gak! Gak boleh! Sebagai pacar yang baik, kamu gak boleh ngomong begitu! Gak sopan tauk!"
"Yeuh! Ribet amat dah!"
"Eits! Yang sopan sayang!"
"Ish! Jijik gue jadinya!"
"Coba ulang apa yang kamu bilang tadi!"
"Yang mana? Yang 'ish, gue jijik jadinya'?"
"Bukan! Yang pertama, tapi pakai logat 'aku-kamu'!"

Zahra menggerutu. "Oke!" Zahra menghela nafas singkat. "Yudith, Papa sama Mama aku mau ketemu sama kamu. Kamu kapan ada waktu luang?"

"Nah! Gitu dong! Kan cakep jadinya!" ujar Yudith sambil bertepuk tangan. "Ah! Gue gak mau lagi! Gue bukan boneka!" kata Zahra sambil mengacak-acak rambutnya. "Eh? Kenapa? Kamu imut kok," sahut Yudith.

Zahra mendadak diam. Pipinya memerah. "Beneran...?" tanya Zahra. "Iya beneran kok! Trust me, baby... Muach!" Zahra mendadak bergidik ngeri. "Sumpah, Dhit. Muka Lo bikin jijik kalo lagi kayak gitu!" "Tapi zeyeng, kan?" goda Yudith.

Zahra tersenyum. "Iya, gue zeyeng kok hehe..."

"Eh tapi, Dhit!"
"Kenapa lagi?"
"Gue gak ngasih tau ke ortu gue kalo kita pacaran, gimana donk?"
"Ya tinggal bilang ke mereka kalo kita pacaran lah. Ribet amat..."
"Ih Yudith serius!"
"Duarius!"
"Tauk ah!"
"Yeuh! Jangan ngambek! Kamu tambah lucu!"
"Gombal mulu, dah!"

Continue Reading

You'll Also Like

6.7M 498K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
13.9M 1.1M 81
♠ 𝘼 𝙈𝘼𝙁𝙄𝘼 𝙍𝙊𝙈𝘼𝙉𝘾𝙀 ♠ "You have two options. 'Be mine', or 'I'll be yours'." Ace Javarius Dieter, bos mafia yang abusive, manipulative, ps...
8.7M 527K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
9.8M 887K 51
#1 In Horor #1 In Teenlit (20.05.20) Tahap Revisi! Vasilla Agatha yang dijauhi orang tuanya dan tak memiliki teman satupun. Dia menjalani setiap har...