Memaafkan memang mudah, tetapi melupakan kesalahannya adalah bagian tersulit untuk dilakukan. -yoyo 2k19
❤❤❤
Yoorae menenggelamkan wajahnya dibalik kedua lengan yang ia lipat di atas meja. Tugas yang baru saja ia kerjakan memakan waktu sekitar tiga jam.
Selang waktu 5 menit ia istirahat, ponselnya berdering.
Jangan Dijawab
Terima | Tolak
"Halo?"
"Lagi ngapain?"
"Ga lagi ngapa-ngapain"
"Ga belajar?"
"Ini barusan kelar"
"Udah makan?"
"Dah"
"Mau jalan ga?"
"Enggak"
Dari seberang sana, Yoorae bisa mendengar Taeyong terkekeh.
"Kamu lucu ya kalau jutek, aku jadi gemes"
"Makasi"
"Udahan juteknya. Aku jemput lima belas menit lagi"
"Tap---"
Tut!
Yoorae menaikkan salah satu alisnya, kemudian menarik napas panjang. Oke, ia harus menyiapkan hatinya lagi untuk tidak goyah.
Karena pada dasarnya ia telah memaafkan Taeyong, walaupun ia tidak melupakan apa yang pernah Taeyong lakukan terdahulu.
Yoorae membuka lemarinya, mencari satu per satu pakaian yang cocok. Tiba-tiba saja pandangannya teralih pada salah satu dress yang sangat familiar di lemari gantung.
Gaun itu adalah gaun yang ia pakai untuk kencan dengan Taeyong, meskipun pada akhirnya Taeyong tak datang dan Yoorae harus menunggu di cafe hingga malam.
Senyuman tipis terukir di bibir Yoorae. Pada hari itulah ia melihat Jaehyun datang dengan raut wajah yang benar-benar khawatir. Pada saat ia mengenakan gaun itulah, untuk pertama kalinya, debaran jantungnya tidak disebabkan oleh Taeyong, melainkan Jaehyun.
Tak perlu waktu lama bagi Yoorae untuk menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda dari cara pandangnya pada Jung Jaehyun.
Ah kenapa ia jadi memikirkan kakak kelas berlesung pipit itu?
"DEEEKKKK!"
Suara Irene yang menggelegar ke seluruh penjuru bumi itu membuat kegiatan lamunan Yoorae terhenti. Berikutnya Irene kini bersandar di pintu kamar Yoorae dengan tangan yang dilipat di depan dada.
"Mau kemana lu?"
"Jalan"
"Sama Jaehyun?"
Yoorae ngegeleng.
"Guanlin?"
Yoorae ngegeleng lagi.
"Hanbin?"
"Kok nyasar ke hanbin sih -_-"
"Oke, cuma satu kemungkinan terakhir... Taeyong ya?"
Kali ini Yoorae ngangguk, sedangkan Irene menghela napas.
"Gini ya dek, gua tau Taeyong memang berubah. Dia jadi lebih sering nanyain lu ke gua, dia juga jadi kepo tentang lu. Tapi inget, selain Taeyong, ada satu orang yang selama ini suka sama lu dalam diam"
"Hah?"
"Lu kira siapa yang ngijinin Jaehyun buat deketin lu hah? Dia sempet bilang ke gua, kalau dia pengen lebih deket sama lu, dan..."
"Dan...apa?"
"...dia bahkan sering kesini disaat lu ga ada di rumah"
"Apasih kak, lu gadanta banget dah" sangkal Yoorae seraya mengibaskan tangannya.
Memangnya apa yang mau Jaehyun lakukan di rumahnya disaat ia tidak ada? Aneh.
"Dia ngobrol sama mama, Yoorae. Dia dateng buat ketemu mamaaa" kali ini Irene yang heboh.
"HAH? KETEMU MAMA???"
"LU INI KEMANA AJA SIH HAH??? GUANLIN AJA TAU KOK"
"Ngapain dia ketemu mama???"
"Ya mana gua tau lah, emangnya gua doyan nguping :("
Yoorae terdiam seribu bahasa. Untuk apa Jaehyun menemui ibunya? Mau minta restu? Kan ga mungkin.
Tak lama bel pintu berbunyi. Membuat fokus Irene maupun Yoorae teralihkan.
"Tuh kan Kak Taeyong dah dateng" gumam Yoorae.
"Lu siap-siap gih, biar gua ajak ngobrol dulu si Taeyong. Tapi inget ucapan gua tadi..."
"...hargain orang yang mau berjuang buat lu, bukan berjuang buat orang yang ga mau ngehargain lu" lanjut Irene sebelum menghilang dari balik pintu kamar Yoorae, sulap.
❤❤❤
"Cie ngapelin adek gua" celetuk Irene begitu membukakan pintu untuk Taeyong.
Taeyong tersenyum tipis, "Yoorae belum siap ya?"
"Lagi milih baju tuh kayaknya"
Irene mempersilakan Taeyong untuk masuk ke ruang tamu, kemudian duduk di sofa.
"Yong"
"Iya?"
"Lu beneran mau berubah demi adek gua?"
Taeyong mengangguk.
"Gimana sama Bona? Bukannya lu cinta mati sama dia?"
Taeyong terdiam sejenak, kemudian tersenyum tipis, "Itu dulu. Gua sama Bona udah selesain itu, dan kita sepakat buat jadi sahabat aja"
"Bukannya gua mau ngelarang lu, Yong. Tapi---"
"---weh minta kecap asin dong"
Mata Irene dan Taeyong langsung tertuju pada seseorang yang kini masuk ke dalam rumah tanpa permisi, siapa lagi kalau bukan Guanlin.
"Tau ngucap salam ga?" sarkas Irene.
Alih-alih menjawab, Guanlin justru labas menuju dapur dan mengambil kecap asin di sana.
"Makasi ye" ucap Guanlin kemudian menghilang lagi.
Tapi sebelum keluar dari kediaman Yoorae, Guanlin sempat melempar tatapan sinis pada Taeyong, yang membuat Taeyong menautkan alisnya.
"Kayaknya dia dendam banget sama gua" ujar Taeyong yang membuat Irene tertawa hambar.
"Sebenernya gua juga, Yong"
❤❤❤
"Kita mau kemana?" tanya Yoorae begitu masuk ke dalam mobil Taeyong.
"Jalan-jalan"
"Ya jalan-jalan kemana?"
"Ke tempat jalan-jalan"
"Ya dimana tempatnya?"
"Ya di tempat jalan-jalan"
Yoorae memasang wajah datarnya yang membuat Taeyong berdengus geli. Taeyong tak bisa menahan tangannya untuk tidak mencubit pipi gadis itu.
"Lucu" ucap Taeyong tanpa sadar.
Mereka saling diam. Antara Yoorae yang masih belum terbiasa dengan sifat baru Taeyong, dan Taeyong yang tanpa sadar menunjukkan perasaannya.
"U-udah yuk, kita berangkat" dehem Yoorae.
Sungguh, Taeyong tidak bisa menahan senyumnya saat ini. Entah sejak kapan jarak wajah mereka menjadi dekat.
"A-ayo jalan"
"Sebentar aja"
Cup!
Hanya beberapa detik, dan Taeyong segera menarik kembali tubuhnya. Suasana canggung makin menyelimuti mereka, hingga akhirnya Taeyong memutuskan untuk menjalankan kendaraannya.
Aduh napa bisa kelepasan -lty
Apa-apaan... -yoyo
Gua ga muncul ini? :( -jjh
Kecap manis 4 lyfe. -guanjai
Lah gua mau masak tapi kecapnya dibawa Guanlin :( -irene