Pagi menyingkap malam, melawan gelap dengan cahayanya. Tanah-tanah membiarkan tanaman tumbuh diatasnya. Langit dipenuhi kabut tak membiarkan matahari mengambil tahta. Sepatu-sepatu hitam mengkilat juga heels berlalu lalang di jalan raya, siap bekerja memenuhi kebutuhan keluarga tak peduli dengan suhu dingin hari ini. Mereka mengikatkan syal tebal dilehernya tak lupa dengan jaket hangat agar tubuhnya tak membeku dijalan. Asap-asap menggepul selalu keluar ketika mereka bernafas. Untunglah salju tak ikut turun menghambat langkah mereka hari ini.
sama seperti orang-orang diluar sana, Yuri siap juga untuk pergi bekerja, menghadang dingin yang menusuk rusuk hari ini.
Sudah lama ia terasing ke negara yang sungguh asing untuk pertamakalinya. Dulu ia mendapat beasiswa belajar ke negara ini, lalu karena kerja keras dan kepintarannya ia berhasil bekerja di salah satu perusahaan besar dengan jabatan sekretaris CEO. Hahahaha... Bukan CEO tampan dan rupawan seperti bayangan kalian, hanya seorang CEO yang menginjak usia kepala lima yang dermawan juga baik hati. Yuri sangat menghormati atasannya itu.
Australia, tempat ia menetap selama 8 tahun ini, seorang diri. Awalnya, sungguh sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang jauh berbeda dengan Indonesia, baik dari segi budaya, adat, suhu, bahasa bahkan orang-orangnya. Dulu pernah, Yuri merasa berdosa sekali ketika melihat orang berciuman di tepi jalan. Tapi lama kelamaan, semua berjalan lancar.
Btw... Status Yuri masih singgle lho, ayo yang para jomblo mendekat. Memang wajah ayu-nya Yuri tak bisa dipungkiri, ditambah badan ideal yang didapatkannya dengan rutin nge-gym 2 kali seminggu, ditambah lagi kecerdasan otaknya. Lalu apa yang menyebabkannya masih berada pada zona singglenya? Pertama, Yuri tak mau membuang waktunya untuk kencan tak jelas. Kedua, pria disini berbeda agama dengannya, terkadang beberapa diantara mereka lancang membahas hal berbau sex padanya. Dan ketiga, menurut Yuri pernikahan bukan sesuatu hal yang harus ditargetkan, jangan terburu-buru nanti kalau salah pilih bakalan jadi janda dirinya.
Intinya Yuri belum menemukan pria yang nyaman untuk disandarinya
Ketika baru saja membuka pintu, dingin sudah menembus jaket yang dipakai Yuri. Lantas dieratkan lilitan jaket itu pada tubuhnya.Ia ingin segera sampai pada kantor, agar mendapatkan beberapa disana.
...
Yuri duduk dimejanya, meja tempat ia bekerja selama ini. Ia mengatur banyak hal di meja ini. Mulai dari jadwal Tuan William, janji-janji Tuan William dengan orang-orangnya ataupun dokumen-dokumen yang dibebankan Tuan Willyam padanya. Memang menyusahkan, tapi pekerjaan inilah yang membuatnya hidup berkecukupan di negri asing ini.
Tapi dilihat dari Bentuk-bentuknya. Yuri merasa tak akan ada tugas yang harus dilakukannya saat ini, mungkin ada beberapa tapi tidak akan susah.
...
Waktu istirahat sudah mengetuk beberapa menit yang lalu, sudah saatnya para karyawan mengisi ulang perut-perut yang sudah menggigil menahan lapar. Yuri memakan makanannya bersama beberapa teman-temannya layaknya karyawan yang lainnya.
Tapi dering HP Yuri mengganggu momen itu. Segera dijawab panggilan tersebut.
" Halo, Uda " Sapa Yuri pada si penelpon
" Udah istirahat kerjanya dik? " Tanya si penelpon yang diduga kakak laki-laki Yuri
" Udah, ini lagi makan. Uda udah sampai? "
" Oh iya lanjut makannya. Uda udah sampai, Ini Uda sama teman Uda mau keliling dulu. Kamu pulang kerja jam berapa? "
" Jam 5. Alamat apartemen aku udah tau kan? "
" Iya tau "
" Ya udah, aku lanjut makan, assalamualaikum "
Terdengar sahutan salam diseberang telfon. Hari ini, Udanya Yuri datang berkunjung ke Australia, yang gak tau arti 'Uda' aku kasih tau dulu. Uda itu panggilan kepada Kakak laki-laki atau boleh juga dipakai untuk memanggil pada kekasih hati seperti suami contohnya, panggilan Uda berasal dari bahasa Minangkabau. Niat awal Uda, mau traveling gitu sama dua temannya, tapi gak ada salahnya mengunjungi adik sendiri kan. Udanya Yuri namanya Angga, suka sekali dengan berpetualang kemana-mana. Lumayan ganteng lah tampang Uda, tapi udah sold out, udah punya bini soalnya
...
Hp Yuri terus saja berdering dari sejam yang lalu. Pelakunya adalah Angga yang terus saja menelpon menanyakan arah apartemen Yuri. Katanya saja tahu alamatnya.
" Dek ini kemana lagi? Supir taxinya udah marah-marah nih " Ujar Angga
" Iya belok kanan terus lurus aja lagi kalau udah mentok belok kiri. Ku tunggu depan apartemen " Yuri terkekeh dengan tingkah Angga
" Iya, jangan matiin telfonnya dulu "
" Yaa " Yuri segera mengambil jaketnya, berlari kearah luar. Sesuai perkataannya, menunggu Angga didepan.
Tak berselang lama, ada taxi yang melaju lambat dari kejauhan.
" Liat aku gak Da? " Tanya Yuri, memastikan bahwa itu adalah taxi yang ditumpangi Angga
" Oh iya.. Iya lihat kok "
Taxi berhenti tepat didepan Yuri. Yuri tersenyum ketika melihat Angga keluar dari taxi. Angga membayar taxi itu dengan biaya lebih, moga-moga tuh supir taxi ga marah-marah lagi lalu Angga memeluk Yuri hangat.
" Eh... Vin, Ri kenalin adik aku Yuri. Yuri ini teman Uda, Kevin sama Rosmarie " Uda terkikik ketika mengucapkan nama 'Rosmarie' bukan cuma uda Angga tapi kevin juga terkikik. Lalu bahunya dipukul oleh temannya yang dikatakan bernama Rosmarie itu, berbadan lebih tinggi daripada Uda Angga dan juga lebih kekar. Hahahaha... Dia tampak malu karena ulah Uda Angga. Pria yang lucu
Haiiii.... 😀😀
Aku kembali nih dengan cerita baru. Semoga kalian suka. Semoga reader cerita ini menembus banyaknya reader di cerita aku sebelumnya.
Yang belum baca cerita aku sebelumnya, yuk baca dulu, judulnya Mikha yahh.
Terus ikutin ceritanya yah