I Can See You [Huang Renjun]

By cutenoona_

141K 21.4K 2.8K

Lee Tae Ra, seorang gadis yang memiliki kemampuan bisa melihat arwah. Taera selalu benci berurusan dengan se... More

Intro
1. Kesalahan
2. Aku bisa melihat hantu
3. Namanya Renjun
4. Gadis gaun merah
5. Penguntit
6. Kesepakatan
7. Lee Jeno
8. Jasmine Tea
9. Jam 9 malam
10. Na Jaemin
11. Scared
12. Gagal?
13. Pilihan
14. Reason
15. Severence Hospital
16. Shin Hyejin
17. Kunjungan Kedua
18. Hemi
19. Ms. Candy
20. Hilang
21. Rahasiaku
22. Ketakutan terbesarku
23. Mencarimu
24. Take my hand
25. Sam
26. Yang Lalu
27. Asan
29. Mengingat
30. Kenapa?
31. Tertipu?
32. Terbuka
33. Jujur
34. Ini Rahasia
35. Selamat tinggal
36. Terimakasih
37. Sweater Weather.
38. Payung Hitam
39. Perasaan Kita.
Pernah Hadir
40. Lepaskan?

28. Kebohongan

2.6K 422 26
By cutenoona_

Untukmu, seseorang yang menjadikan kehilangan adalah hal paling menakutkan.







**

Lee Jeno, cowok itu berhasil membuat perasaanku menjadi seribu kali lebih kacau sekarang. Memang benar, terkadang hanya dirimu sendiri yang bisa kamu percayai di dunia ini. Karena orang-orang bisa saja meyakinkan diri mereka untuk bisa di percaya, tapi tidak ada yang bisa menjamin kalau suatu hari kamu tidak tertipu.

Seperti takdir yang menipu Renjun —lalu aku pun tertipu oleh keadaan yang menjebakku saat ini.

"Renjun, dia sebenarnya temanku."

Bibirku terkatup rapat, tidak ada satupun kata yang keluar dari sana sejak beberapa menit yang lalu. Sebenarnya siapa yang bisa di percaya disini? Bahkan Lee Jeno sudah membodohiku selama ini.

"Aku punya alasan kenapa aku bohong dan menutup-nutupi keadaan dia yang sebenarnya dari kamu." Jeno melirik Renjun yang sedang menatapnya tak terbaca. "Aku punya cukup alasan untuk semuanya Taera."

Pantas saja tidak ada yang tahu soal kematian Renjun. Termasuk Shin Hyejin. Jeno benar-benar sudah menipuku.

"Alasan apa yang bisa bikin kamu nganggep dia udah mati di saat sebenernya dia masih hidup?" Aku bertanya dengan suara yang terdengar sumbang. Jujur, aku hanya merasa terlalu lelah sekarang.

"Nanti —aku pasti bakal ceritain semuanya sama kamu"

"Terus kamu mau aku percaya?"

"Harus" lalu Jeno melanjutkan dengan suara lebih pelan. "Kalau kamu masih berharap dia masih hidup."

"Kamu mau nyari Renjun di dalem sana kan dengan bantuan hantu ini?" Jeno menunjuk Sam, sementara Sam terlihat langsung tidak suka dengan keberadaan Jeno. "Kamu gak perlu dia. Aku bakal tunjukin diamana Renjun sekarang."

"Taera—"

"Gak apa-apa Sam." Aku menatap Jeno sama intensnya seperti caranya menatapku. "Aku cuma perlu ngikutin cara mainnya."

Sammy tidak berusaha menahanku lagi saat aku berjalan beriringan dengan Jeno memasuki gedung rumah sakit. Rumah sakit itu cukup besar, tapi keberadaannya agak jauh dari pusat kota. Renjun mengikuti di belakang, sementara Sammy tidak ikut masuk kedalam.

Samuel, dunianya berhenti di tempat ini.

Aku sempat berhenti melangkah, sesak memenuhi dada saat bayangan tentang hari itu kembali hadir. Aku melihat diriku sendiri, diriku yang dulu. Sedang berlari menyelusuri koridor tanpa alas kaki untuk menemui sam di ruangan tempat dia di rawat —tapi saat aku sampai, semuanya sudah terlambat.

Kemudian bayangan lainnya kembali muncul. Aku melihat diriku sendiri berteriak frustasi, lalu kemudian menangis dengan semua rasa sakit yang gak akan pernah ada obatnya. Malam itu —samuel pergi. Tapi aku menolak percaya, bahkan sampai saat ini pun aku tidak ingin percaya kalau dia sudah tidak lagi ada. Karena itu lah, aku tidak pernah sekali pun datang ke pemakamannya.

"Kamu nangis?"

Aku mengusap cepat pipiku yang basah dengan punggung tangan. Tanpa menjawab pertanyaan Jeno aku kembali berlajan, berusaha tegar di saat seluruh kenangan masa lalu itu kembali bangkit untuk perlahan menghancurkanku.

Tangan Jeno menahan pergelangan tanganku, menahanku agar tidak berlalu lebih jauh. "Kamu gak baik-baik aja."

"Aku baik-baik aja" Aku berucap tegas, lalu berusaha melepas cengkraman tangan besar Jeno di pergelangan tanganku.

"Bohong" Tapi tentu bukan Lee Jeno namanya jika tidak menyebalkan. Cowok itu tidak mau melepaskanku, dia memaksaku agar melihat padanya. "Aku merhatiin kamu dari tadi Taera, sorot mata kamu kosong."

Aku berdecih, kemudian menyunggingkan senyum miring padanya. "Berhenti bertingkah menyebalkan Jeno. Apa kamu menyukaiku, hng?"

Aku tidak tau kenapa, tapi perkataanku itu langsung membungkamnya. Jeno tidak lagi bertanya, genggamannya lepas dari pergelangan tanganku.

"Aku cuma males kalau harus ngurusin orang kerasukan."

"Lagian tiba-tiba nangis. Hidup cewek emang sedrama itu ya?"

Aku tidak menghiraukan ucapan Jeno. Memang tidak akan pernah ada yang mengerti lukamu sebaik dirimu sendiri. Karena orang lain hanya melihatmu melalui cara mereka ——mereka tidak pernah tau, seberapa susahnya kamu berpura-pura selalu terlihat baik-baik saja hanya agar lukamu dapat tersembunyikan dengan sempurna.

"Taera.."

Bukan Jeno. Kali ini suara Renjun yang memanggilku, aku merasakan telapak tangannya yang dingin menyentuh pundakku.

Aku diam saat merasakan tubuhku perlahan di dekap dari belakang, lalu udara di sekitarku perlahan berubah hangat.

Saat itu mata Jeno langsung tertuju pada Renjun, sementara aku hanya bisa mematung dalam pelukannya.

Huang Renjun, how lucky I am to have you around?

"Jeno!"

Suara seseorang menggema dari ujung koridor. Orang itu terlihat melangkah cepat saat menyadari keberadaan Jeno.

Sejenak aku di buat terperangah oleh sosok yang berjalan dari kejauhan dengan hoodie hitamnya yang begitu familier. Sosok itu menyapa Jeno, mereka saling berjabat tangan saat akhirnya berhadapan satu sama lain.

"Ah, hyung— aku baru akan menemuimu."

"Selarut ini?" Orang itu mengernyit heran, lalu perhatiannya teralih padaku. "Kamu cewek itu kan?"

"Jun?" Aku menatapnya lekat-lekat, berusaha memastikan kalau aku tidak salah mengenali seseorang.

Aku ingat dia dan hoodie hitamnya. Dia orang aneh yang kutemui di sungai Han malam itu. Xiao Dejun, aku masih ingat sebaris nama itu yang tertulis pada name tag seragam sekolahnya.

"Kalian saling kenal?" Jeno memandang bergantian padaku dan Jun penuh tanya. "Apa hyung kenal Taera?"

Jun menggeleng "Hanya kebetulan pernah bertemu."

"Kamu sendiri selarut ini berada disini untuk apa?"

"Aku ingin bertemu seseorang"

"Seseorang?" Jun mengulang kata itu.

"Renjun."

Ekspresi wajah Jun berubah kaku. Cowok itu seketika diam dengan mata dinginnya yang mengarah pada Jeno. "Lee Jeno—"

"Tenanglah Hyung, Taera mengenal Renjun." Aku tidak mengerti kenapa Jeno terlihat begitu hati-hati untuk meyakinkan Xiao dejun. Aku juga tidak tau apa hubungan cowok itu dengan Renjun. "Aku janji hyung bisa percaya padanya."

"Kenapa aku harus percaya padanya?" Jun bertanya dingin, dia terlihat tidak suka.

"Renjun disini." Jeno menatap sosok yang sejak tadi masih setia berdiri di sampingku. "Selama ini dia bersama Taera."

"Taera, dia sama sepertiku. Cara kami melihat dunia hampir serupa ——dia melihat apa yang orang lain tidak bisa lihat. Termasuk keberadaan Renjun."

Jun melangkah lebih dekat denganku, aroma cowok itu seperti perpaduan dari hujan dan lotus. "Apa arwah Renjun benar-benar disini?"

Saat menanyakan itu aku melihat hampa di sorot matanya. Meski sesaat, kehampaan di matanya berbaur dengan luka yang mungkin selama ini dia sembunyikan rapat-rapat.

"Kamu dengan Renjun punya hubungan apa?" Aku bertanya lirih, karena sorot matanya seakan menjelaskan kalau Renjun punya arti yang begitu besar untuknya.

"Renjun adikku."

Belum sempat aku berucap apa pun lagi ketika kedua tangan milik Jun menyentuh kedua bahuku. "Kamu ——apa kamu bisa membawa dia kembali?"

Tidak tau kenapa aku seperti melihat orang yang berbeda pada Jun yang aku temui hari ini dengan Jun yang aku temui di sungai Han malam itu. Jun yang ini —dia terlihat seperti sedang terpenjara dalam sesuatu yang kasat mata.

Tapi sebentar, aku ingat satu hal..

"Kamu akan bertemu seseorang dengan nama Jun. Dia adalah orang yang akan membuat tujuh belas harimu terasa cepat Taera."

Ucapan Lucy malam itu.. dia bicara tentang seseorang bernama Jun.

Bagaimana aku bisa lupa?

Saat aku melihat sosok Lucy memudar dari kejauhan, saat itu juga aku sadar bahwa semuanya benar-benar sudah dimulai sekarang.

















Tbc.

Annyeong Hello yorobunnnnn....

Akhirnya setelah dua belas bulan purnama aku balik lagi nulis ff ini huhu/terharu/

Terimakasih untuk kalian yang masih setia nunggu ff ini update /terharu pt2/

Doain semoga bisa CEPET KELAR dan ide haluQ ngalir terus YhA. Sampai ketemu di part selanjutnya💙
















Continue Reading

You'll Also Like

1M 87.6K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
110K 7.1K 26
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ Ma...
92.2K 17K 16
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
42.9K 7.7K 24
Xiao Zhan bertransmigrasi ke dunia novel. Dimana di dalam novel ia juga memiliki nama yg sama. Tapi, selain nama dan wajah yg sama, semua yg ada pada...