Assalamu'alaikum teman-teman, saran dan kritiknya sangat aku tunggu!.
Perhatian! Baca ceritanya dengan tenang yak, Insya Allah bermanfaat.
😍
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
"Demi Masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."
-Qur'an surah Al-'Asr
🌷🌷🌷
"Dari abu Musa r.a dari Nabi Muhammad Saw, bahwasanya beliau bersabda,'Berhati-hatilah kalian terhadap Al-qur'an ini. Demi dzat yang jiwa Muhammad berada dalam genggamannya, sungguh Al-qur'an akan lebih cepat terlepas daripada unta dari tali ikatnya.'*
Jadi Umi minta sama kalian agar tetap menjaga muraja'ah kalian. Walau udah menjadi Hafidzah." Ustadzah menatap kedua muridnya.
"Kecuali jika Allah menghendaki. Sungguh, Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi," Jawab Annisa.
"Surat Al-A'la ayat tujuh, Jawaban yang tepat Ca," Ustadzah Faridah memeluk kedua muridnya dengan bangga.
Sungguh, Dina tidak mengetahui bahwa Annisa menjawabnya dengan Al-qur'an, sekarang ia mulai menyadari bahwa adiknya itu memang luarbiasa.
Bahkan, didalam hatinya malu sendiri, hafalannya mungkin tidak pernah ia amalkan, dan fahami.
Dengan melihat kejadian ini, hatinya ingin benar-benar menjadi ahli Qur'an yang memahami dan mengamalkannya.
Ustadzah Faridah melepas pelukan,"Oh iya Ca, kalo ada Al jangan sungkan nanya tentang Madinah."
"Nggak usah Mi," Jawab Annisa spontan.
"Itu kesempatan besar Ca, dan gratis pula," Timpal Dina, karena Annisa selalu mencari informasi Madinah lewat MEDSOS.
Mendengar perkataan Dina, Annisa heran bukankah Dina ingin sekali kalau dirinya menjauh dari Al,"Nggak usah Mi."
"Ya udah ngga papa. Ca, Al itu SMAnya dibawah UIM(universitas Islam Madinah) loh, jadi dia tau banget Madinah," Ucap Ustadzah Faridah.
Dina yang mendengarnya menatap takjup dan bergerutu di hatinya,"Gila! SMAnya di Madinah!."
Sisi lain Annisa biasa saja, ia juga sudah mengetahui ada beasiswa SMA UIM bagi warga Indonesia.
Yang paling heran, kenapa Ustadzah Faridah membicarakan Al terus dengannya, padahal dalam hati ia tidak enak dengan Dina,"Oh, Alhamdulillah. Umi, kami mau ke Masjid dulu yak, Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam," Jawab Ustadzah Faridah kemudian Annisa dan Dina bergantian mencium punggung tangan gurunya, lalu keluar rumanya menuju Masjid.
🌸🌸🌸
"وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ طِينٍ
'Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.'(Q.S Al-Mu'minun ayat 12).
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa'id, telah menceritakan kepada kami Auf, telah menceritakan kepada kami Usamah ibnu Zuhair, dari Abu Musa, dari Nabi Saw. Yang telah bersabda:'Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari segenggam tanah yang diambil dari seluruh bumi, maka Bani Adam muncul sesuai dengan tabiat tanah; di antara mereka ada yang berkulit merah, ada yang berkulit putih, ada yang berkulit hitam, serta ada yang campuran di antara warna-warna tersebut; dan ada yang buruk ada yang baik, ada pula yang campuran di antara baik dan buruk'.
(Abu Daud dan Turmuzi telah meriwayatkannya melalui berbagai jalur dari Auf Al-A'rabi dengan lafaz yang semisal dan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih).
Jadi, kalian nggak usah aneh. Kenapa manusia didunia ini berbagai macam rupa padahal berasal dari satu manusia."
Ustadz Abu Khair melanjutkan kajian tafsirnya yang mengacu pada Tafsir Ibnu Katsir. Annisa sangat senang sekali, setiap kajian Ustadz Abu karena beliau setiap menjelaskan sangat mudah dipahami.
Apalagi beliau mengajar Tafsir Qur'an yang dimana Annisa sangat senang sekali membahas sahabatnya.
Satu hari saja Annisa tidak berdialog dengan Al-qur'an rasanya tubuhnya merasakan sesuatu kehampaan.
Ini yang dinamakan,'Dirindukan Al-qur'an.'
Ya, Annisa tidak pernah menganggap temannya adalah sahabat hanya teman. Bagi Annisa, bersahabat dengan Al-qur'an sangat indah.
Saat dirinya sedih, Al-qur'an menenangkannya, saat dirinya bingung memutuskan sesuatu, Al-qur'an memberinya solusi, saat dirinya merasa sendiri didunia, Al-qur'an bersamanya dan menggandengnya selalu.
Allah SWT adalah cinta pertama Annisa, keduanya adalah Al-qur'an, dan ketiganya adalah Rasulullah Saw. Namun, dirinya merubah konsep cintanya setelah Rasulullah Saw membuatnya jatuh cinta. Pertama adalah Allah, kedua adalah Rasulullah Saw, dan ketiga adalah Al-qur'an.
Usai kajian, Annisa mengajak pulang bersama anak-anak panti sedangkan Dina mengikuti rapat, tapi Ikhsan menghampirinya saat Annisa mencari sandalnya.
"Ca, Yasmin ngabarin sesuatu sama kamu?," Tanya Ikhsan.
"Enggak San," Ternyata Annisa ditinggal oleh anak panti, mereka ternyata meminta izin pulang, Annisa mengiyakannya.
Sekarang mereka berdua didepan Masjid, walau ada anak IRMAS lainnya didalam Masjid namun Annisa merasa tidak enak.
"Ca, apa kita harus bujuknya lagi?."
"Berdoa aja San, itu senjata Muslim yang paling ampuh," Saran Annisa yang berusaha menjauh dari Ikhsan.
"Ca, belum balik?," Annisa terkejut Akmal menghampiri mereka,"Tolong ya, jangan berduaan di Masjid, takut timbul fitnah."
Annisa menelan ludahnya, kalau bicara fitnah dirinya selalu merasa terpojok.
Dan Annisa bersyukur Akmal mengingatkannya, Ia semakin tertunduk dalam,"Ya udah aku pulang dulu ya, Assalamu'alaikum."
"Ca! Nggak baik perempuan pulang sendiri, aku anterin ya," Cegah Ikhsan, sontak Annisa membalikkan badannya menunduk berfikir jernih.
"Yang nggak baik tuh, kalian pulang berdua malam-malam begini, bukankah tidak khawatir ada setan," Timpal Akmal melirik sinis Ikhsan yang terus menatap Annisa.
Annisa benci keadaan seperti ini, keduanya benar. Namun, Annisa juga tidak mungkin diantar oleh dua orang laki-laki, dan setan bisa saja mengambil cela untuk membuat kerugian bagi manusia,"Aku akan nungguin Teh Dina dan pulang bersamanya."
"Keputusan tepat," Senyum terbit di wajah Akmal.
"Ya udah, aku pulang dulu. Assalamu'alaikum," Pamit Ikhsan meninggalkan Akmal dan Annisa yang menjawab salamnya.
"Ca, kamu lagi deket sama cowok itu?," Masih dalam jarak yang sama, Akmal ingin mengetahui tentang laki-laki yang selalu menyapa Annisa dan Annisa yang mengajaknya mengikuti kajian.
"Maaf Kang, bukankah tadi kang Akmal bilang jangan berduaan di Masjid khawatir timbul fitnah?."
Akmal tersentak kaget, kini jelas Annisa menghindarinya, dan ia menyadari kesalahannya,"Ya udah aku kedalam dulu."
🌸🌸🌸
Dalam perjalanan pulang, Annisa merenungi apa yang dilakukan Akmal hari ini, menurutnya Akmal terlalu perhatian kepadanya.
Karena jika dikaji, Dina selalu berduaan dengan Rizki tapi Akmal sama sekali tidak menegurnya.
Sekarang, dirinya yang berduaan dengan orang lain malah menegurnya, lalu waktu Annisa berduaan dengan Akmal kenapa Akmal tidak menegurnya?.
Ini bukti nyata, ternyata dirinya sudah menjadi fitnah bagi Akmal.
"Ca, semoga kamu cepet nikah ya," Celetuk Dina membuyarkan lamunan Annisa.
"Teh Dina dulu."
"Malah aku pengennya, sebelum Salma menikah, aku pengen kamu nikah dulu. Aku kasihan sama kamu Ca, tersiksa karena fitnah."
"Hanya Allah yang tau," Pasrah Annisa, atas perkataan Dina yang benar sekali.
"Ca, fatih rupanya gimana yak?"
Deg!
Lidah Annisa kelu, tertahan akan sesuatu. Entahlah walaupun dirinya sudah tidak punya rasa apapun kepadanya, namun Annisa tetap saja mengingatnya setiap kali mendengar namanya.
"Kamu harap, dia lebih dari yang aku harapkan," Gumam Dina berharap bahwa fatih adalah lelaki sholeh, faqih(ahli fiqih), dan Abid(ahli ibadah).
"Aamiin," Annisa juga menginginkan begitu.
🌸🌸🌸
Muhammad nabi kita
Dan dengan terang cahaya-Nya
Beliau-Lah penuntun kita..
Dialah Sang Kekasih
Yang bermula dari Mekah
Tapi cahaya-Nya memancar
Melintasi Kota Madinah..
Dialah manusia
Yang beribadah
Dengan segala keistimewaan-Nya
Dan sungguh mulia
Seluruh sifat sifat-Nya..
Duhai beruntungnya
Siapa-siapa yang berjalan
Dalam naungan agama-Nya
Ia kan mendapat syafaat
Saat kematian-Nya..
Duhai Pemimpin kami
Sang penjaga amanat
Sandaran orang-orang Islam
Duhai Sang Kekasih
Duhai Nabi Muhammad
Sang Putra Abdullah..
Engkau sempurnakan
Risalah-risalah kehidupan
Kaulah Sang Kekasih
Yang menggenggam
Pusaka kenabian..
Sepanjang hayat
Setiap Doa
Kuundang Nama-Nya
Aku, sebagai umat
Yang Dia pimpin
Di belakang-Nya..
Sejak hari pertama
Dalam hidupku
Telah kudengar
Dari Ayah dan Ibuku
Mereka selalu
Bersholawat pada-Nya
Ya Alloh, Curahkanlah
Rahmat pada-Nya..
Lindungilah aku
Dalam iman
Dan damaikan hatiku
Dengan merasa aman
Hatiku telah terpaut pada-Nya..
Ya Alloh,
Curahkanlah rahmat
Keselamatan
Dan keberkahan
Pada-Nya..
Ingin rasanya
Kujumpai engkau dalam mimpi
Duhai Rosululloh,
Lalu kucurahkan
Air mata kerinduanku
Di bahumu
Di pelukanmu
Hingga aku tertidur pulas
Duhai Sang Kekasih
Yang dirahmati Alloh..
Maka kan kudapatkan
Kemulyaan bisa menemani-Mu..
Dan aku dapat
Berjalan berpadu
Dalam laskar umat-Mu
Serta aman tentram
Dalam rengkuhan-Mu..
Lantunan syair Muhammad Nabina yang dilantunkan Hemada Helal dalam bahasa Arab, memenuhi pendengaran Anisa melalui headsetnya. Annisa menyukai syair dalam bahasa asing, apalagi bahasa Arab.
Kebiasaannya, saat sesuatu hal apapun itu mengenai Nabi Muhammad SAW, Annisa selalu meneteskan air matanya karena merasa belum menjadi umat yang baik. Usai mendengarkan syair, Annisa melakukan ritualnya sebelum tidur.
🌸🌸🌸
*H.R Bukhari dan Muslim dalam Riyadush sholihin( Imam Al-Nawawi) Bab 2.
Syukron😊
30 Rajab 1440H