Jalanan yang sepi malam itu mengiringi perjalanan kalian berdua menuju taman didekat rumah minhoo. Benar sudah 6 bulan lamanya kalian menjalani love secret ini. Benar-benar tak ada yang curiga dengan kalian. Patut diberi penghargaan.
"yang?"
"emmm?"
"ih!"
"apa sayang?"
"tau ah"
"kok ngambek sih sayang, kenapa duduk sini dulu coba"
Kalian berdua duduk di kursi taman. Kamu menatap minhoo dalam. Inginmu mengungkapkan semua berundulan unek-unek di otakmu tapi tertahan karena tiba-tiba datanglah pengganggu.
"ngapain kalian?"
"oh kak felix?!" kamu kaget.
"kalian rujak eh rujuk? Sejak kapan?"
"engg—"
"iya kita emang gak pernah putus" sela minhoo.
"bangsat! Lu bohong ke kita semua ya cil?" felix mendelik.
"kenapa lu salahin cewe gue? Gue yang salah karena ngelanggar kesepakatan antara gue dan bos lu younghoon. Gue terima segala akibatnya tapi ninggalin byul? Gue gak akan pernah bisa" minhoo menggapai tanganmu.
"jadi ini ulah—"
Bugh!
"STOPPPPPP!" teriakmu ketika pria jenjang itu melayangkan tinjunya pada minhoo.
"udah bos udah" lerai felix.
"kak younghoon sejahat ini ya? Hiks aku kecewa" ucapmu sambil menatap younghoon.
"cil, gue sayang sama lo! Gue mau lo jadi milik gue!" younghoon meraih tanganmu.
"lepas kak, aku cuma sayang sama kak minhoo plutoku satu-satunya" kamu melepaskan tangan younghoon dan membantu minhoo berdiri.
.
.
.
"nak minhoo ini kenapa si adek nangis gak diem diem?" bunda menghampiri kalian yang lagi duduk di ruang tamu.
"ini bunda, jadi tadi—emm"
Kamu dengan segap menutup mulut minhoo dengan tanganmu. Pasalnya tak ingin bunda tau mengenai permasalahan super konyol tapi sangat menyebalkan ini. Terlebih bunda kan taunya younghoon itu anak baik-baik.
"yaudah-yaudah adek jangan nangis lagi kalo gak mau cerita" ucap bunda.
"ayaaaah pulangggggg—eh loh adek nangis?" ayah sungjin menghampirimu.
"ayaaaaahhhhhh" kamu memeluk ayah.
"kenapa nak uh?"
"lulus sekolah byul boleh kan langsung nikah sama kak minhoo?"
"ha?" ayah kaget.
"kamu ha—ha—hamidun nak?" tanya bunda kaget.
"astagaaaaaaa! Enggak bunda ayah, minhoo gak sebrengsek itu" minhoo ikutan kaget.
"APAAAA? DEK LU HAMIL DEK? GILA LO HAMILIN ADEK GUEEEE!" teriak kogyeol dari dalam kamar menuju ruang tamu.
"hmmmmm enggak gitu ih! Pada ngegas semua deh!" gerutumu kesal.
"syukurlah~~~" ucap bunda, ayah dan kak kogyeol barengan.
"byul gak mau kita putus jadinya pengen cepet nikah, gitu" jelasmu.
"hmmm yah tuh anak kamu" bunda senyum.
"dek, nikah itu gak gampang" ayah menjangkau tanganmu.
"sayang, aku juga belum siap nikah" minhoo garuk-garuk tengkuk.
"kenapa? Bilang aja mau nikahnya sama cewe lain" sewotmu.
Semua orang tertawa dengan tingkahmu yang lucu bin menggemaskan itu. Sebenarnya ayah dan bunda sangat merestui hubungan kalian namun kalian masih belum dewasa seutuhnya sampai harus mendapatkan ijin menikah. Belum waktunya.
.
.
.
Younghoon sedang uring-uringan di kamarnya. Felix sun hak sama sekali gak berani ganggu bosnya dan lebih memilih duduk di ruang tengah rumah besar itu.
"BANGSAAAAATTTTTT"
"BABI"
"ANJING"
"SAPI"
"KAMBING"
"DUGONGGGGGGGGGG!"
Lelaki tinggi itu lagi ngabsen nama-nama binatang sambil banting segala sesuatu di kamarnya. Stres? Iya. Ia merasa kehilangan apa yang ia inginkan selama ini.
"gak ada gunanya lagi gak ada elo itu sampah!" ucapnya sembari melayangkan tinjunya ke kaca.
Tok! Tok! Tok!
"bos udah ya bos buka pintunya bos" ucap haknyeon diluar sana.
"BERISIKKKKKK PERGI LO!"
"bos buka bos atau kita dobrak"
"..."
Hening tak ada jawaban.
"bos?"
Masih hening.
"buruan dobrak aja!" titah felix.
1
2
3
Bruakkkkk!
Pintu itu terbuka dan dengan mengenaskan ditemuka pria jenjang itu pingsan dengan darah yang mengalir di tangannya. Seorang younghoon juga manusia, ia juga akan mengalami masa tak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Tak bisa kita sepenuhnya menyalahkan younghoon.
.
.
.
Pagi ini kamu berangkat sekolah bersama kesayanganmu. Langkahmu dihentikan oleh bella.
"gawat! Gawat!"
"apasih bel?"
"kak younghoon!"
"kenapa?"
"dia kritis byul, felix minta bantuan gue bawa lo kesana"
"maaf aku gak bisa, yuk yang" kamu meraih tangan minhoo.
"yang, kamu jangan kaya gitu" langkah minhoo terhenti.
"aku kenapa?"
"kamu gak boleh egois sayang, inget dulu younghoon selalu bantu kamu"
"aku emang egois! Aku kaya gini karena aku udah gila gak pengen kehilangan kamu lagi! Ngerti!" kamu lari ninggalin minhoo.
"gue yang akan bawa byul kesana" ucap minhoo pada bella lalu bergegas mengejarmu.
Minhoo lari-larian kesana kemari buat nyari kamu tapi gak ketemu sedangkan 5 menit lagi kelas segera dimulai. Memang minhoo tak bisa membaca situasi dan kamu yang masih belum bisa memaafkan younghoon membuat kesalahpahaman diantara kalian muncul. Akhirnya minhoo pun memutuskan untuk menemui teman-temannya untuk membantunya menemukanmu.
"jahat! Hiks!" kamu duduk di dekat pohon taman belakang sekolah.
"maafin aku ya sayang" ucap seseorang mendekapmu dari belakang.
"lepas!"
"dengerin aku ya sayang, kamu boleh marah emang aku yang salah"
"jahat!"
Chup~
Minhoo mencium pipimu.
"kabulin permintaan aku sekali ini aja ya? Plis" rengek minhoo.
"gak akan!" kamu beranjak dan melepaskan pelukan minhoo itu.
"mau kemana? Kamu harus nurut! Aku gak akan minta baik baik lagi!" bentak minhoo yang membuatmu sontak kaget.
"tapi—"
"ayo ikut!" minhoo menarik tanganmu menuju parkiran sekolah dan membuatmu sangat takut.
Apa iya minhoo marah? Apa mungkin kamu benar-benar egois? Kamu takut. Dengan terpaksa kamu masuk ke dalam mobilnya. Raut muka minhoo terlihat kesal, susana menjadi dingin. Kamu benci saat-saat seperti ini.
"kamu ke—"
"gak ada yang ngijinin kamu ngomong kan"
Kamu diam seketika dan mainin jari karena benar-benar canggung. Apa benar dia lee minhoo? Kenapa sifatnya jadi seperti itu.
"aku gak suka sama pembangkang! Ngerti! Kamu harus dihukum!" bentak minhoo.
Bukan, ini bukan minhoo! Seseorang tolong selamatkan byul.
.
.
.
Sampailah kalian di rumah minhoo. Bergegas minhoo menarikmu keluar dari mobilnya dan membawamu masuk ke dalam rumahnya. Kamu duduk di kursi ruang tengah. Rumahnya sepi, ibu kerja kalau jam segini gak ada orang dirumah.
"kak"
"apa"
"aku mau pulang"
"pulang? Ini juga rumah kamu kelak"
"aku takut"
"pembangkang kaya kamu punya rasa takut juga?"
"hiks"
"jangan nangis"
"bundaaa hiks"
Plak!
"aku bilang jangan nangis! Gak denger!" bentak minhoo setelah menamparmu.
Kamu kaget dengan perilaku minhoo yang seperti itu. Kamu menatapnya dengan penuh kecewa.
"kenapa? Kecewa?"
Kamu hanya diam.
"dasar bodoh! Jadi cewe kaya kamu gini ya yang disukai sama minhoo"
"kak?"
"kenapa? Lo kira gue minhoo?"
"kak minhoo?"
"gue minkyu bukan minhoo" lelaki yang sama persis dengan minhoo itu perlahan mendekatimu dan kamu sangat ketakutan.
"kaget ya? Sekarang lo duduk dan bilang ke gue cara apa yang lo bakal lakuin buat nyelametin pacar lo yang lagi gue iket di gudang"
"kamu siapa?"
"minkyu, kembaran minhoo" lelaki itu memberimu smirk.
Tbc
***💟***
Yehettttt!
Bacanya biasa aja jangan serius-serius amat😂
Masih mau lanjot kan?
Mau ya?
Iyain deh biar palli😘
Vomment nya mana zheyengggg?
©Gaeumiichan 💛