07.09
"K-kak G-g-gavin...?"
■■■■■
"Hm."
"Sakit kak..."
"Ga nanya. Siapa suruh lari lari?"
"Takut telat kak..."
"Sekarang juga udah telat."
Gavin menjawabnya dengan nada dingin, kemudian membopong Melly untuk berdiri. Melly masih meringis kesakitan
Terlihat di lutut Melly sebuah lebam berwarna ungu kebiruan.
"Lo gue bawa ke UKS dulu. Ntar baru izin ke kelas."
"Iya kak."
••••
"Lah... kok Melly ga ada? Yaudah deh tungguin aja, ntar juga dateng."
••••
"Kok Shifa ninggalin gue si.. mana ga nyariin lagi.. huft."
Melly mendengus kesal saat berada di UKS. Kini dirinya hanya sendirian. Gavin hanya mengantar saja, tapi tidak menunggu.
'Krieeet..'
"MELL... KEMANA AJA LO KOK GA MASUK KELAS TADI??."
Shifa menjadi dramatis dengan berjalan sedikit berlari menuju tempat tidur Melly, ditambah dengan ekspresi sedih yang dibuat buatnya itu membuat Melly sedikit geli.
"GAUSAH DITANYA GEMBEL!"
"Huehehe wkwk... gue kan ga liat. Gue lari, tapi pas dikelas gue udah ga sama lo. Gue fikir ya paling juga ntar dateng sendiri. Tapi ternyata kaga hehe."
"Hmmm."
"Kenapa? Jangan marah lah... gue kan ga tau."
"Iyaaaaa...."
Melly melanjutkan omongannya
"Eh Fa,"
"Apa?"
"Tadi tau ga siapa yang nolongin gue??"
"Ya mana gue tauuu... gue kan dikelas."
"Tadi gue ditolongin sama kak..."
"Gue?"
Melly dan Shifa sontak terkejut dan melihat ke arah pintu UKS yang ternyata ada seorang laki laki yang sedang berdiri disana entah sudah berapa lama.
Melly menutup mulutnya dengan tatapan masih terkejut.
Gavin berjalan mendekati mereka berdua, menaruh sebuah botol tumblr dan sebuah topi berwarna hitam yang semua pasti sudah tau milik siapa diatas meja samping tempat tidur.
"Ini barang lo. Topi nya ga usah dibalikin. Gue pergi dulu."
Suara dingin itu begitu familiar di telinga Melly. Tetapi tidak untuk Shifa.
Gavin berjalan menjauhi mereka, tidak menoleh kebelakang sedikitpun. Tetapi berbeda dengan Melly dan Shifa. Mereka masih melongo melihat kepergian Gavin.
"Ganteng banget Mell.."
"Iyekaaaannnnnnn Masyaallah wkwkwk... fix gue butuh info info tentang kak Gavin Fa.... ayo kita cari Fa.. secepatnyaa.."
"Iya kalo dia suka, kalo kaga?"
"Gaboleh gitu Fa... harus optimis..."
"Yaudah, sekarang apa rencana lo?"
"Gue dan lo, kita harus menjalankan misi."
"Misi apa sih Mell?? Please lah ya"
"Yaudah kalo ga mau ikut, gue aja."
"Ya emang lu mau ngapain."
"Gue akan menjadi 'STALKER'"
"Pfttt hahahaha."
Tawa Shifa mendadak mengubah raut wajah semangat Melly menjadi tatapan kesal
"Lo ngeremehin gue Fa?!"
"Gue bener bener ga yakin."
"Terserah mau percaya atau enggak. Mau berhasil atau gagal, itu bagian dari perjuangan."
Melly mengepalkan tangan dan mengangkatnya. Membuat orang orang memandangi mereka berdua. Sifat terlalu optimis Melly membuat Shifa sedikit merasa Malu.
"Ala ala film banget hahaha. Yaudah gue di belakang layar aja deh.. support hwhwhw."
" Yaudah gapapa. Gue sendiri aja."
●●●
12.00
'Brukkk...'
"Adooooh..."
"Elah... hati hati kalikk baru aja keluar UKS 3 jam yang lalu"
Melly terjatuh ditangga karena berjalan grudukan.
"Shtttttttt... udah jangan banyak omong Fa. Biarkan saya melakukan pengintaian. Anda dimohon berada di kelas saja." Seru Melly dengan nada tengilnya.
"Sa ae kunyuk."
"Sana ih..."
Shifa memutar bolamatanya malas yang kemudian ia berlari keatas lagi, menuruti perintah komandannya itu.
Ketika berada di bawah, Melly berjalan mengendap ngendap layaknya seorang detektif yang sedang mengintai targetnya. Aksinya menuai pandangan heran dari beberapa orang yang sedang berada di koridor lantai dua.
Kemudian ia berlari dan bersembunyi dibalik tiang besar yang terpasang pada koridor. Melly menongolkan kepalanya untuk mengintip ke kelas XI IPA2, ya Kelas Gavin.
Melly terus menunggu ditempat itu. Menunggu seseorang yang menjadi targetnya untuk muncul keluar dari dalam kelas. Dan akhirnya....
Jeng jeng jeng
'Yes itu dia....'
Gadis itu mengeluarkan senjata dari dalam saku bajunya *Bukan... bukan senapan* melainkan handphone bercaseing monyet miliknya.
Melly memandang sekitarnya yang mulai sedikit sepi karena sebentar lagi bell masuk kelas berbunyi.
Ia mulai merekam gerak gerik Gavin mulai dari berdiri hingga bermain bola di koridor.
Melly menunjukkan senyum bangga. Apa yang ia bilang beberapa jam yang lalu kepada Shifa akhirnya terbukti disini.
Tetapi 'tidak semudah itu Ferlindo'
Tiba tiba ada seseorang yang menepuk bahu belakang Melly. Melly tidak menoleh, ia tetap fokus merekam sambil tersenyum senyum.
Tepukan kembali terjadi. Dan kali ini berhasil membuat Melly sedikit jengkel.
"Ck, apaan si. Gue lagi menjalankan misi diri. Jangan ganggu!"
Melly mengucapkan kata kata itu tanpa menoleh. Dan tiba tiba....
"Ekhemm.."
Sontak Melly terlonjak dan langsung membalikkan badan. Matanya membulat. Tangannya menyembunyikan sebuah handphone yang digunakannya untuk merekam.
"B-b-bu Rat-n-na....?"
○Continue
*Terimakasih telah membaca,
Jangan lupa tinggalkan vote.
Terimakasih:*
-Cndyy