Kim Jongdae merasa tenggorokannya terbakar. Dia duduk di ruang ganti panggung listening season album debut solo nya, menatap wajahnya yang pucat di cermin sementara manajernya menegurnya karena dia bersikukuh untuk bernyanyi beberapa highlight (tentu bernada tinggi) untuk membuat fans nya puas. Terlepas dari semua ini, dia tidak bisa menahan senyum di wajahnya. Itu adalah penampilan solonya yang pertama dan di atas itu, ia harus membuat kedua hyung nya yang merepakan waktu mereka untuk menjadi MC di acaranya bangga. Jongdae tahu Minwook hanya berusaha menyelamatkan suaranya karena radang tenggorokan yang ia alami, tetapi Jongdae tidak bisa lipsync penampilan live solo pertamanya; ia tak ingin fans dan kedua hyungnya itu kecewa. Jika bukan karena Baekhyun mendesak agensi agar memberinya album solo, dia tidak bisa berdiri di atas panggung hari ini. Paling tidak yang bisa dia lakukan adalah bernyanyi untuknya. Dia gugup. Tangannya bergetar dan itu bukan penampilan terbaiknya, tapi dia mendapatkan kekuatan dari Baekhyun dan Xiumin yang bernyanyi bersama dengan bangga dengannya. Itu adalah momen yang tidak akan pernah ia lupakan.
Jadi, dia tidak peduli jika dia merasa seolah-olah tenggorokannya berdarah atau manajernya murka. Dia tidak peduli bahwa dia merasa seperti akan jatuh ke lantai saat itu juga dan tidur selama berhari-hari. Dia berada di puncak dunia dan manajer yang pemarah tidak akan menjatuhkannya.
"Kamu tahu aku melakukannya untuk kebaikanmu sendiri. Kamu masih membutuhkan suaramu untuk pertunjukan lain! Apa gunanya ..." Minwook diam dan berhenti mondar-mandir ketika melihat senyum Jongdae. Dia menghela nafas. Apa yang sudah dia dilakukan? Dia sudah tahu jelas tidak ada yang bisa dilakukan untuk menghentikan aksi gila Jongdae. "Ayo kita pulang sebelum kamu melakukan sesuatu yang mungkin membunuhmu."
"Ne ..." Jongdae meringis mendengar kata kecil itu.
Minwook menggelengkan kepalanya dan memberinya lozenges*), "Ambil ini dan ayo pergi."
Beberapa menit kemudian...
Jongdae sedang menunggu manajernya di garasi studio ketika sebuah van berhenti didepannya. Sebelum dia tahu apa yang sedang terjadi, kain berbau menyengat menutupi hidung dan mulutnya. Dia melawan dengan kuat tetapi pria ini lebih kuat. Pengelihatannya kabur, garasi berputar dan dia merasa kegelapan merenggut kesadarannya.
*) lozenges adalah tablet hisap, biasanya obat radang tenggorokan berbentuk demikian
TBC.
Apa yang terjadi sebenarnya? Apakah jongdae bisa diselamatkan?
Hai hai aku kembali lagi membawa cerita baru setelah sekìan lama menghilang. Aku inisiatif buat cerita baru karna ini adalah ultah my 2nd bias, Byun Baekhyun. Semoga suka dengan ceritaku kali ini ya :)