Gun menggeram kesal, ponsel Mark yang terus berdering sangat mengganggu waktu tidurnya. Terlebih mereka baru saja melakukan ritual malam yang sangat panjang semalam, dia butuh istirahat!
“Sayang, ponselmu terus berbunyi!” Seru Gun kesal, menepuk bahu telanjang Mark yang sedang tertidur pulas berkali-kali.
Mark melirik meja nakas, dan meraih ponselnya, “Mengganggu saja!” Desisnya kesal lalu menjawab panggilan itu.
“Halo, ada apa, Perth?”
Terdengar jeda berberapa saat, Perth tidak langsung menjawab pertanyaan darinya, “Aku… ingin berhenti” Gumam Perth pelan.
Mark berkedip bingung, “Berhenti dari apa?”
“Semuanya” Jawab Perth, “Aku akan kembali… ke Panti”
“Lalu bagaimana dengan kuliahmu?! Jika kau ada masalah! Selesaikan sekarang juga! Jangan menghindar seperti ini!” Bentak Mark, dia sudah hafal sifat Perth yang selalu lari jika ada masalah.
Hening sejenak.
Tiba-tiba Perth menangis.
“Kau tidak mengerti, Mark…” Isaknya pelan, membuat Mark seketika bangun terduduk, membiarkan selimut yang menutupi dada telanjangnya tersingkap.
“Katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi?!”
“Aku kotor”
Cukup dengan dua kata itu Mark mengerti semuanya.
“Dia melakukannya lagi?” Tanya Mark memastikan, dia berusaha menahan suaranya selembut mungkin, karena dia tahu jiwa Perth terguncang.
“Aku… aku benci… dia jahat, Mark… aku… aku--”
“Cukup! Katakan dimana kau sekarang?”
Perth terdiam sejenak, “Aku di Stasiun, aku pergi sekarang”
Hah?!
“Kau gila?! Kau bahkan tidak berpamitan padaku terlebih dahulu! Kau anggap aku apa?!” Mark kembali membentak, pasalnya Perth benar-benar menyebalkan! Dia selalu bertindak sesuka hatinya.
“Aku… aku…”
Mark kembali menyela, “Begini saja, beri aku alamat Panti Asuhanmu, aku akan berkunjung kesana bersama Gun” Putusnya.
“Tidak mau… Hiks…”
Apa?!
“Tapi kenapa?”
“Aku tidak mau, Mark” Lirih Perth kemudian mematikan sambungan telepon begitu saja.
Mark berkedip pelan, apa dia tidak salah dengar tadi?
“Ada apa?” Tanya Gun pelan, dia sedikit penasaran dengan apa yang mereka berdua bicarakan karena Mark terlihat marah sekali.
“Perth, dia pergi”
***
Ada yang lain dari suasana Panti hari ini, semua anak yang biasanya bermain, kini berkumpul di depan sebuah kamar yang pintunya tertutup rapat.
Dari dalam, terdengar suara isak tangis yang begitu memilukan.
Mereka tahu jika suara itu berasal dari Kakak tertua mereka yang baru saja pulang dari Kota, tidak ada yang tahu pasti kenapa dia bisa seperti ini, karena lelaki itu belum juga mau keluar dari sana.
“Aku ingin mati saja, Bu” Bisik Perth pilu, mengadu pada Ibu Panti yang senantiasa memeluknya, mendengar semua keluh kesahnya.
Ibu tampak berusaha tersenyum di antara tangisnya, bagaimanapun Perth adalah anak yang baik, tidak mungkin dia melakukan kesalahan dengan sengaja seperti ini, “Dengarkan Ibu, Nak”
Perth menurut.
“Semua yang kamu alami, baik ataupun buruk, Tuhan selalu menyelipkan Hikmah dibalik semua ini” Ujarnya lembut, berusaha memberi penjelasan selembut mungkin pada anak lelaki kesayangannya ini.
“Jalan hidupmu masih panjang, Nak. Jangan menyerah karena masalah ini, dan jangan pernah berpikir untuk meninggalkan kami”
“Tapi aku kotor, Bu! … dia melakukannya dua kali!” Perth kembali menangis tersedu, menyayangkan nasib sialnya. Dia baru saja bermimpi menjadi seseorang yang sukses, berpenghasilan besar, membahagiakan dan memakmurkan kehidupan di Panti ini, kemudian jatuh cinta pada seorang Gadis, menikahinya, dan hidup bahagia selamanya.
Ibu mengelus kepalanya lembut, “Bagi kami, kamu tetaplah Perth kami yang dulu. Jangan pernah menganggap kamu sekotor itu. Lagi pula ini semua diluar kemauan kamu, kan?”
Ibu benar. Tapi semuanya tidak semudah itu, Bu.
Perth terdiam, sudah lelah menangis.
Terpaksa dia harus meninggalkan semua yang dia mulai di Kota. Kuliahnya, kerja sambilannya, teman-temannya, semua dia tinggalkan hanya untuk menghindari Saint.
Pria jahat itu pasti mencarinya setelah ini, dia tahu pasti tabiat Saint.
Dia akan selalu meminta maaf, namun kemudian melakukan kesalahan yang sama padanya. Dan dia tidak mau.
“Bolehkah aku tinggal disini lagi?” Tanya Perth pelan.
Ibu terkekeh, “Tentu saja, ini rumahmu juga, Nak” Jawabnya ramah, “Tapi ingat, jangan pernah berpikir untuk mengakhiri hidupmu lagi!”
Perth mengangguk lemah.
Mati sekarang pun tidak ada gunanya. Semua sudah terjadi.
***
Mean mengotak-atik komputer di hadapannya dengan tatapan serius. Sedikit melirk kearah sahabatnya yang setengah mabuk di sofa kamarnya, dia sedang patah hati.
Sudah dua bulan beruturut-turut mereka berdua mencari keberadaan Perth yang mendadak hilang bagai ditelan bumi, mereka sudah mencarinya kemanapun, tapi tidak ada.
Mereka berdua juga sudah mendatangi Asrama kampus tempat Perth tinggal selama ini, tapi tetap tidak ada. Bahkan Mark pun enggan memberi tahu keberadaan Perth. Lelaki itu malah menghajar Saint berkali-kali hingga membuat sahabatnya ini babak belur.
“Saint… sudah jangan minum lagi” Ucap Mean menghalangi Saint yang ingin menuangkan minuman beralkohol kedalam gelasnya.
Saint mendongak, tatapannya sayu dan matanya penuh air mata, dia terlihat begitu kelelahan, “Sudah kau dapat info keberadaan Perth?” Tanya Saint lemah.
Mean menggaruk lehernya canggung, “Aku sedang meretas situs milik kampus, mungkin disana ada data tentang Perth yang bisa membantu kita untuk mencarinya”
Saint mengangguk pelan.
Perth ada dimana sebenarnya?
Inikah hukuman baginya yang sudah menodai lelaki polos itu?
Sebuah penyesalan tak berujung yang kian menyiksanya.
Tapi, sampai kapan?
Haihaiahaii
AKU MAU TANYA NIH, HEHEHE
KALIAN MASIH INGET KAN AKU SEMPET EMOSI GEGARA SATU OKNUM YANG GANGGUUU BANGET😂
NAH SETAU AKU, AKU GAK PERNAH NGASIH TAU KALIAN AKUN DIA, KAN?
KOK TIBATIBA DIA LAPO KE AKU KALO DIA BARU AJA DILABRAK SAMA READERS AKU😂😂
KALIAN NEMUIN AKUN DIA DARIMANA WOI😂😂 ..... kok pinter😂
MAU TAU GIMANA DIA LAPOR KE AKU?
GINI NIH
SORI AKU CUT BIAR DIA GAK MAKIN DISERANG😂😂
SUMPAH AKUTU NGAKAK TAU DIA YANG SALAH MALAH MINTA KITA YANG MOHON MAAP😂😂😂
SORI JUGA BAHASAKU KASAR KERANA UDAH KESEL BANGET☺☺
INTINYA, SIAPAPUN KAMU YANG UDAH 'NGELABRAK' DIA, SILAHKAN DM AKU.
AKU MAU NGASIH HADIAH😂😂😂