3 tahun kemudian.
Kini Mingyu dan Tzuyu mengejar cita cita mereka masing masing. Mingyu yang menjadi penerus perusahaan ayahnya dan Tzuyu yang sedang mengejar cita citanya menjadi dokter.
Tzuyu kuliah di Harvard University karena sudah tidak diragukan lagi kepintaran Tzuyu. Gadis itu sedang berusaha di semester 5 nya yang bentar lagi dia akan lulus dan bergelar sebagai Dr.
Tzuyu kini tengah berada di salah satu cafe dengan ditemani laptop dan secangkir americano diatas meja. Gadis itu tengah sibuk mengetik sesuatu di laptopnya.
Kringg kringg
Suara dering telepon Tzuyu berbunyi. Tzuyu langsung mengangkat tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.
"Halo"
"Lo dimana?"
"Di cae xxx Min... Datang aja gue di meja 7"
"oke tunggu disitu ya gue mau cerita"
Tzuyu langsung mematikan sambungan telefon tersebut dan melanjutkan kegiatannya. Tak lama kemudian bel kafe tersebut berbunyi dan menandakan ada seseorang yang datang.
Lagi-lagi Tzuyu terfokus hanya kepada laptopnya. Dia sedang mengerjakan tugas kuliahnya.
"Woi! Serius amat sih neng" ucap perempuan itu lalu duduk dihadapan Tzuyu. Tzuyh langsung mendongakkan kepalanya dan merilekskan lehernya.
"Iya lahh ini tugas harus dikumpul minggu ini. Pening otak gue lama lama" jawab Tzuyu merenggangkan tangannya. Perempuan di hadapan Tzuyu itu hanya menggelegkan kepalanya.
"Susah ya jadi anak kedokteran" canda perempuan itu. Perempuan didepan Tzuyu yang bernama Mina, merupakan teman Tzuyu selama di Harvard. Untung saja Tzuyu bertemu dengan Mina jadi dia tidak susah payah harus berbicara bahasa inggris.
"Lo mah enak Min... Bidang komunikasi" jawab Tzuyu lalu menyeruput americanon nya.
"Gak seenak itu Tzu. Tiap ada tugas lo harus sosialisasi ke tempatnya, bertanya kepada orang orang disana" (maaf ya author tuh ngasal soalnya masih SMA wkwk) ucap Mina sambil menompang dagunya.
"Jadi lo mau cerita apa nih? Tentang joshua?" tebak Tzuyu yang seratus persen betul. Mina langsung bertepuk tangan ketika Tzuyu menyebut nama gebetannya itu.
"Wahh hebatt kok lo bisa tau sih. Cenayang ya?" ucap Mina menunjuk Tzuyu. Tzuyu hanya merotasikan matanya malas. Kenapa dia selalu ketemu dengan teman yang tidak benar ya.
"Enak aja. Gue cuman nebak aja. Yaudah cepat cerita. Sore ini gue mau jalan jalan soalnya" ucap Tzuyu mulai menggeserkan laptopnya. Tugasnya masih bisa dia selesaikan besok atau lusa.
"Nah tzu jadi gini. Gue tuh bimbang sebenarnya. Joshua tuh selama ini suka banget kayak ngode ngodein gue. Awalnya gue tuh gak tau apa maksudnya. Sampai gue dirumah gue mikirin katanya lagi dan sekarang gue ngerti maskud semua perkataannya. Jadi dia tuh sering banget ngode ngodein gue kalau dia tuh pengen pacaran. Gue juga sih kepengen. Tapi, masa harus gue yang nyatain perasaannya. Yakali men. Dia tuh gengsinya tinggi amat sih. Padahal gue tuh udah nungguin ditembak loh mas. Ihhhh gerem gue lama lama sama dia" jelas Mina panjang lebar. Tzuyu yang mendengar nya di hadapan Mina hanya dibuat terpelongo. Sungguh dia heran sama Mina. Gadis itu bisa sanggup bercerita panjang lebar dengan jelas. Gak heran kalau dia masuk bidang komunikasi.
"oh jadi gitu. Gini deh min, kalau misalnya dia gengsi lo juga gengsi, masa iya hubungan kalian gini gini mulu. Nah coba nih lo mulai sedikit demi sedikit gitu nunjukin rasa suka lo sama dia. Tapi nunjukkin nya jangan sampai buat dia ilfeel ya. Kayak lo tuh lebih perhatian gitu sama dia. Itu aja sih menurut gue" jawab Tzuyu dengan santai. Mina menganggukkan kepalanya mendengar jawaban dari sahabatnya itu.
"emang ya kalau konsultan sama dokter itu beda. Apalagi dokternya pejuang ldr hahaha" ucap Mina lalu tertawa kecil sambil meledek Tzuyu. Tzuyu juga ikut tertawa mendengar ucapan temannya itu.
Kedua gadia itu asik berbincang masalah pasangan mereka masing masing. Tidak hanya pasangan, mereka juga cerita tentang kejadian di kampus, tentang tetangga, tentang anak kelas sebelah, dan lain lain.
"Woahh gak nyangka aja udah jam 4. Gue duluan ya min mau jalan jalan sendiri dulu. Babay" ucap Tzuyu keluar dengan menggendong ranselnya.
Tzuyu menunggu taxi yang lewat di depan cafe dimana dia kunjungi. Tak lama kemudian, taxi pun datang dan melesat ke apartemen Tzuyu.
🌸🌸🌸
Disini lah Tzuyu berjalan di salah satu taman yang terkenal disana. Berjalan sendirian, maklum pacarnya ada di Korea ngelanjutin perusahaan milik ayahnya.
Tak terasa, Tzuyu sudah sampai di salah satu bangku yang ada di disana. Dia memandang ke arah sungai kecil yang ada di depannya dan memikirkan tentang laki-laki yang selama ini menemaninya.
"Huftttt gak kerasa ya hari ini, gue sama Mingyu udah 4 tahun pacaran. Isssss gue kangen kan" ucap Tzuyu bermonolog di sana. Tidak bisa dipungkiri bahwa Tzuyu sangat merindukan kekasihnya itu.
"Seandainya kamu ada disini, pasti aku gak sendirian di sini ya kan..." ucap gadis itu lagi.
Disana dia mulai menikmati waktu sendiri nya dengan curhat bersama alam. Karena udah lelah berbicara, Tzuyu pun memutuskan untuk pulang ke apartemennya.
Baru 5 langkah, dirinya sudah ditarik oleh seseorang dan dibawa kepelukannya. Tzuyu awalnya beronta, namun saat mencium wangu parfum yang dipakai pria ini dia langsung tanda siapa yang memeluknya saat ini.
Tzuyu sangat kaget saat ini. Orang yang sangat ia rindukan, kemudian datang dan memeluknya saat ini. Ya, Kim Mingyu, kekasihnya yang sangat dia cintai itu.
"Bagaimana kabarmu?" ucap Mingyu lalu melepaskan pelukannya. Pria itu langsung menangkup kedua pipi Tzuyu.
Tzuyu tak mampu menahan tangisnya, karena dia sangat merindukan kekasihnya itu.
"Loh kenapa nangis?" tanya Mingyu lalu menghapus air mata yang jatuh dari mata indah Tzuyu.
Bukannya mereda malah tangisan wanita itu semakin kencang. Siapa sih yang tidak menangis, ketika dirimu menahan rindu selama 3 tahun.
"Kamu hiks ini hiks gimana sih? hiks aku tuh hiks kangen hiks sama kamu hiks" ucap Tzuyu lalu kembali memeluk Mingyu. Mingyu yang mendengarnya hanya tertawa kecil.
Gadisnya itu makin lama makin menggemaskan saja. Mingyu mengusap surai indah Tzuyu dengan sayang dan sesekali mengecup pucuk kepala gadis itu.
"uluhh uluhhh udah jangan nangis lagi. Kan aku udah disini" Mingyu mendorong badan Tzuyu supaya dia bisa melihat wajah gadis yang juga sangat ia rindukan itu.
Mingyu menghapus air mata yang ada di pipi Tzuyu dengan lembut. Tak lama, tangisan Tzuyu mereda.
"Nahh gini dong jangan nangis. Kan jadi cantik" ucap Mingyu yang mampu membuat Tzuyy tersenyum malu.
"Kamu kok bisa disini?" tanya Tzuyu lalu mengajak Mingyu untuk duduk di tempatnya tadi.
"Ayah lagi ada project disini dan karena aku penerusnya aku harus ikut dan mama juga kepaksa ikut. Aku disini cuman 1 minggu aja" jelas Mingyu sambil menggenggam tangan gadisnya itu.
Tzuyu menganggukkan kepalanya lalu menyenderkan kepalanya di bahu yang sangat dia rindukan itu.
"Eh kamu mau tau gak. Kamu tadi jelek banget tau kalau nangis hahaha" canda Mingyu. Tzuyu yang awalnya bersender langsung menegakkan kepalanya dan melayangi beberapa cubitan ke badan Mingyu.
"Ihhh ngeselin. Udah romantis romantis ihhh" ucap Tzuyu kesal. Mingyu hanya mampu tertawa dan menghindar dari cubitan Tzuyu namun gak berhasil.
"Tapi ngangenin kan" goda Mingyu sambil menaik turunkan alisnya. Tzuyu terdiam sebentar.
"Tapi... Au ah kesel" Tzuyu melipat kedua tangannya di depan dadanya. Mingyu tertawa kecil melihat Tzuyu yang sangat imut saat ini.
"Uluhh sini sayangg" Mingyu menarik badan Tzuyu kedalam pelukannya lagi.
Yahh... Akhirnya Mingyu dan Tzuyu ngebucin di taman tersebut. Maklum ya guys gak jumpa 3 tahun mereka. Jadi biarkan aja ngebucin ya.
🌸🌸🌸
Bersambung...
Holaaaa... Gimana guys lanjutannya? Nyambung gak sih? Wkwkwk
Gimana puasa ini readers ku tercinta? Lancar kah? Semoga lancar ya aamiin. Ohya makasih banyak untuk 20K nya ya guys. Gak nyangka aja cerita abal abal ini bisa 20K wkwkwk.
Ohya bentar lagi udah mau end nih guys sekitar 2-3 part lagi hehehehe.
Jangan lupa untuk vote dan comment cerita ini ya guys.
Salam hangat, author kyut hehehe.
©NaylaAttaya