Berbulan bulan Chika memikirkan rencana untuk menyingkirkan Chaca dari keluarganya.
"Aha, aku ada ide baru"
"Pasti yang ini akan berhasil!"
Kata Chika dalam hati.
Setelah Chaca pulang sekolah,,,
"Assalamu'alaikum"
Hening,,
Tak ada satu pun orang yang menjawab salam dari Chaca. Namun lampu lampu masih menyala terang, pintu dan pagar pun tidak dikunci.
"Halooo, apa ada orang?"
Tak ada yang menjawab
Beberapa detik kemudian,,,
"Eh, pencuri cilik udah dateng nih!" Seru Chika.
"Pencuri?? Siapa yang pencuri kak?" Tanya Chaca, sambil menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Hah, masih mau tanya lagi??! Kamu lah sang pencuri cilik!"
Tuduh Chika.
"Hah, tapi aku tidak tau apa apa kak!" Jawab Chaca sambil bingung.
"Masih pakek bohong lagi, tanya saja sama mama dan papa sana!"
Tak lama Chaca langsung berlari ke kamar Mama nya untuk membuktikan bahwa tuduhan kakaknya itu tidak benar.
Tok tok tok,,
"Ma, boleh aku masuk?"
"Silakan, mama juga mau bicara dengan kamu Chaca!" Ucap mama Chaca dengan nada sedikit tinggi.
Krekk,,
"Ada apa ma?"
"Kamu duluan saja!" Sedikit cuek.
"Begini ma, ceritanya tadi waktu aku pulang sekolah, kak Chika langsung menuduh aku sebagai pencuri ma. Padahal aku tidak mencuri apapun di rumah ini."
"Sekarang giliran mama!"
"Tadi mama kehilangan uang mama 100.000 dan cincin kesayangan mama. Mama sudah lelah mencari kemana mana. Namun tidak ketemu juga."
"Setelah itu ma?"
"DIAM!!! TUNGGU MAMA SELESAI BICARA!"
"...."
"Kemudian, Chika membantu mama dan menemukan uang dan cincin mama di kamar kamu. Lebih tepatnya di lemari kamu!"
"Haaa...."
"Tapi aku tidak mengetahui hal itu sama sekali ma, percaya deh sama Chaca."
"Tapi Cha, kamu tu lama kelamaan makin ngelunjak.
Dikasih hati malah minta jantung!"
Chaca mulai meneteskan butiran air mata, ia terisak dan menangis dalam diam.
Brakkk
Tiba tiba Chika masuk dengan membanting pintu.
"Jangan percaya sama anak pungut itu ma!"
"Mana ada maling ngaku!"
"Mama juga sudah ngga percaya lagi sama dia!" Sambil menunjuk Chaca.
"Tapi maa..."
Belum sempat Chaca melanjutkan ucapannya Chika langsung memotong pembicaraan dan mendorong dengan keras tubuh mungil Chaca. Hingga Chaca jatuh tersungkur.
"Ooo, jadi kamu menuduh balik aku ya, sebagai dalang dari drama ini!"
"Kau pikir aku yang merencanakan semua ini?! Gitu ya, kecil kecil udah jadi calon koruptor"
Chaca masih memegangi kepalanya yang memar sedikit. Ia bingung saat ini mau melakukan apa. Ia tidak tau apa apa.
"Baiklah, tidak usah panjang lebar, mama sudah muak dengan perilaku kekabak kanakan mu Chaca!"
"Mama harus memberikan hukuman untuk kamu."
"Aku tahu hukuman apa yang pas untuk anak ini ma!"
"Hukumannya adalah Chaca harus pergi dari rumah ini sebelum mengembalikan barang mama yang hilang"
"Tapi chik, apa itu tidak terlalu berlebihan?"
"Tidak ma, ia harus mendapatkan hukuman berat atas ketidakjujurannya apalagi sama mama sendiri." Kata Chika sambil main hakim sendiri.
"Mana ngga tanggung tanggung lagi nyolongnya" sindir Chika.
"Baiklah, ini yang terbaik untukmu Chaca!" Perintah mamanya karena sudah terhasut oleh Chika.
Chaca tak langsung berdiri. Ia berkata janjinya terlebih dahulu.
"Oke, aku akan melakukan apapun yang mama perintahkan. Asalkan apabila aku terbukti tidak salah, maka aku berhak untuk menghukum pihak yang salah!"
Chaca langsung berdiri dan kemudian ia langsung berlari.
Ia mengemasi barang barangnya kemudian segera pergi dari rumah itu.
Untuk sementara ia harus tinggal di emperan toko. Ia bekerja sebagai pedagang asongan keliling di pertigaan lampu merah.
Tiba tiba, ada seorang ibu yang menyampari Chaca.
"Dek,"
"Ada perlu apa ya bu? Ada yang bisa saya bantu?"
"Nggak saya ngga perlu apa apa. Saya cuma mau tanya dimana orang tua adek?"
"Orang tua mana yang mau membiarkan anaknya terlantar di jalan?"
"Aku diusir dari rumah bu. Karena dituduh kakakku mencuri uang dan cincin kesayangan mamaku." Jawab Chaca sambil terisak.
"Astagfirullah, tega sekali kakak mu dek."
Chaca tidak menjawab. Ia masih mengingat dengan jelas peristiwa itu yang masih mengiang ngiang di kepalanya.
Hening,,
"Dek?"
"Kenapa bu?"
"Mau nggak kalau saya angkat kamu jadi anak saya?"
"Ibu serius?" Tanya Chaca dengan mata berbinar binar.
"Iya dong"
"Alhamdulillah, makasih bu." Sambil mencium tangan ibu itu yang ternyata bernama Kai.
"Yaudah sama sama, jadi mulai sekarang kamu manggil saya ibu atau mama ya jangan tante."
"Oke tan, eh m..maa"
Kai pun hanya geleng geleng kepala.
Tunggu up selanjutnya ya...
Jangan lupa vote...
Vote dari kalian sangat berarti bagiku😍🤗
Byeee
Salam author,
Kayla