Zahra Alexa

By Trzaaa01

933 63 12

Ini tentang Zahra Alexa yang tanpa lelah mengejar seorang Andra. "Seberapapun kak Andra ngecewain aku, aku te... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
13

12

38 2 0
By Trzaaa01

Haiii
Maafkan karena saya baru update.
Saya ada di fase malas ngetik:")
Tapi saya tetap update kok walau rada lama kayak gini.

Jangan lupa Bintangnya yah.

Happy reading:*

👻👻👻

Kring... Kring

Semua siswa berhamburan keluar kelas menuju ke kantin, begitupun Andra dan Reza.

"Lo tau gak? tadi pas gue ke ruang guru, gue nguping pembicaraan bu Ara sama pak Jimi. Katanya bakalan ada siswa baru." Ujar seorang siswi yang berada di dekat tempat duduk Andra.

"Siapa?" Tanya siswi yang lain.

"Gak tau sih, tapi katanya satu kelas sama si Reza." Jawab siswi yang tadi.

"Apa lu nyebut-nyebut nama gue." Reza membentak.

"Eng... enggak Za." Dua siswi tadi langsung diam.

"Santuy bang, gak usah ngegas." Andra menepuk bahu Reza.

"Ndra, ada si Zahra noh" Reza menunjuk Zahra yang sedang mencari tempat duduk bersama ketiga temannya.

"Ra, Ara..." Teriak Reza.

'Siapa lagi tuh yang manggil pake nama Ara? Perasaan biasa dipanggil Ex juga' batin Zahra.

Zahra menoleh dan mendapati Reza yang sedang melambai.

"Sini Ra." Panggil Reza.

"Kalian ke sana aja" Zahra hendak pergi meninggalkan Enjel, Pelita dan Edward.

"Eitsss... jangan kabur" Enjel menarik Zahra ke meja Andra dan Reza.

"Hai kak." Sapa Zahra saat sampai di tempat Reza.

Dengan segera Enjel, Pelita, dan Edward mengambil tempat duduk menyisahkan tempat di samping Andra.

"Ta, tukaran tempat dong" bujuk Zahra.

"Duduk aja ogeb." Edward menarik Zahra duduk. Zahra ada di antara Edward dan Andra.

"Lu udah pesan kan Ta?" Tanya Edward.

"Sudah dung" jawab Pelita.

"Kak, nanti pulangnya naik apa?" Zahra bertanya kepada Andra, disambut tatapan tajam dari Enjel dkk.

"Ciheee, itu kepo atau perhatian Ex?" Tanya Pelita dengan cengiran.

"Gue nebeng sama Reza" Jawab Andra.

"Oh ok kak. Do, nanti anterin aku pulang" Zahra menatap penuh harap pada Edward yang sedang menikmati makanannya.

"Giliran ginian, baru ke gue lu" Edward lanjut makan.

"Pengen ditabok nih anak" Enjel menatap Edward kesal.
"Zahra teman lu ogeb, antarin pulang atau hmmphh".  Belum sempat Enjel menyelesaikan ucapannya, Edward menutup mulutnya.

"Mmpphhh" Enjel tak bisa berbicara karena tangan Edward.

"Iya Jel, iya. Gak usah bacot." Edward menarik kembali tangannya.

"Uhh Dasar cewek, bisanya cuma nyusahin doang" Edward berdecak kesal.

***

*Zahra Pov

"Do... aku suka banget deh sama kak Andra" curhatku pada Edo.

Kami sedang dalam perjalanan menuju rumah, Edo memgantarku pulang.

"Mau gue bantuin?" Tanya Edo.

"Mau bangetlah" aku tersenyum sumringah, Edo akan membantuku mendekati kak Andra.

"Tapi Ex-" mendengar kata tapi, senyuman yang tadi terukir di wajahku mendadak hilang.

"Tapi kenapa?" Tanya penasaran.

"Pegangan dulu, ntar lo jatuh kalo tiba-tiba gue naikin kecepatan" Edo memang benar, dia selalu menambah kecepatan motornya dengan tiba-tiba.

Aku tidak berpegangan pada bagian pelakang motor atau memegang bahunya. Aku memasukkan tanganku ke dalam saku jaket Edo lalu bersandar di bahunya, kami sepertinya akan terlihat sedang bermesraan di atas motor.

"Do... kamu tetap jadi sahabatku yah, aku butuh bahumu untuk bersandar saat aku butuh tempat bersandar" Edo langsung tertawa mendengar perkataanku.

"Lo ada-ada aja. Tempat bersandar itu pacar bego, bukan sahabat" Edo tiba-tiba menambah kecepatan motornya.

"Hmm... tadi kamu bilang tapi, trus lanjutannya apa?" Aku hampir melupakan perkataan Edo tadi.

"Lebih baik berjuang sendiri untuk dapatin dia, lo gak usah nyuruh teman lo buat bantuin. Pasti dia akan senang kalo lo berjuang tanpa bantuan orang lain, dia akan luluh dan akhirnya jatuh cinta sama lo" Edo mengatakannya dengan serius.

"Jadi aku gak usah dibantu gitu?" Tanyaku.

"Lebih baik sih jangan, tapi kalo lo mau sih yah gak apa-apa juga"

"Yaudah, aku mau dibantu aja" Aku tidak akan bisa kalau teman-temanku tidak membantuku.

"Hmm..."

Setelah beberapa menit percakapanku dan Edo berlangsung, aku tiba di rumah.

"Makasih yah Do."

"Iya, masuk gih" Motor Edo sudah siap melaju.

"Dah..." Aku masuk, motor Edo melaju kencang.

*Author Pov

"Hai bi" Sapa Zahra pada Sinta.

"Hai Non, sudah pulang toh. Saya sudah masak, makan dulu."

"Iya bi, saya ganti baju dulu." Zahra meninggalkan Sinta.

***

Sudah jam 11 malam tapi mata Zahra belum juga bisa terlelap.

"Kak Andra sebenarnya suka nggak sih sama aku? Kok dia dingin banget? Atau dia pengen diperjuangin?" Zahra bertanya pada dirinya sendiri, jika saja ada yang melihatnya bertingkah seperti itu maka Ia sudah pasti akan disebut gila.

"Mulai besok, aku akan pdtk."

"Sekarang kan bukan cuma cowok aja yang bisa berjuang untuk mendapatkan seseorang, cewek juga bisa."

Zahra sepertinya benar-benar gila.

Zahra memikirkan apa saja yang akan Ia perbuat besok hingga akhirnya mata indahnya terturtup.

*Zahra Pov

Hari ini aku berangkat seperti biasa, diantar oleh pak Edi.

"Pak, cepetan yah. Aku harus sampai lebih awal" Aku benar-benar bersemangat pagi ini.

Memasuki area sekolah, sudah ada beberapa siswa yang datang.

"Makasih yah Pak." Aku turun dari mobil.

Aku berjalan dengan santai, memasuki koridor sekolah menuju kelasku.

Belum ada satupun teman kelasku yang datang, sepertinya aku datang terlalu cepat.

Aku keluar kelas, menaiki tangga menuju koridor kelas XI.

Dan yah, aku sudah berdiri tepat di depan kelas Kak Andra. Aku melihat ke dalam ruangan, belum ada satupun siswa.

Aku masuk dan mencari tempat duduk Kak Andra.

Nah, pasti yang ini.

Aku tahu meja kak Andra karena banyak tulisan dari penggemar kak Andra di meja ini.

'Kakak ganteng deh'

'Kak Andra udah punya pacar belum?'

Itu adalah 2 dari puluhan tulisan di meja ini.

Aku memasukkan sebuah kotak berwarna biru ke dalam laci.

Sekarang aku akan kembali ke kelas sebelum ada yang melihat.

"Brukk" Seseorang menabrakku.

Orang ini berjalan mundur karena sedang asik bercerita dengan temannya.

Aku hampir saja terjatuh namun ia menarik tanganku, ia.menarikku dan membawaku ke pelukannya.

'Ini siapa' batinku.

"Lo masih baru, udah main meluk aja" Kata seseorang dari belakang orang yang masih memelukku. Aku tahu suaranya, Ia kak Reza.

Aku memukul-mukul laki-laki yang tinggi ini, aku hanya setinggi dadanya.

"Ra, lo gak ingat gue?" Yang memelukku membuka suara.

Aku ingin melihat wajahnya namun dia masih mendekapku erat.

"Gue Ian Ra, gue kangen sama lo. Gue pindah ke sini karena gue tau lo sekolah di sini."

"Ian siapa?' Batinku.

Aku tidak ingat dengan nama Ian, memang namanya tidak asing di telingaku, tapi aku tidak tahu siapa Ian ini.


👻👻👻


Saya usahakan part selanjutnya cepat di update yah

Tambahkan ke Daftar baca atau perpustakaan kalian agar dapar notif kalau cerita ini udah di update.

See you:*

Continue Reading

You'll Also Like

213K 16.5K 17
No deskripsi, malas buat. . . . . . . . . . . . @alkeyly Terserah......
193K 3.2K 23
πŸ“Œ Update Sesuai Mood Author πŸ€— πŸ”žβš οΈ Mengandung Genre Gay / Homo...!!! Yang Homophobic Bisa Menjauh yaww... Syuhh... Syuhh .. 🀾🀾 Berisi Kumpulan C...
2.2M 12.6K 33
21+ Demi membayar biaya perawatan kekasihnya yang sedang Koma akibat kecelakaan, Bianca terjebak menjadi Maid di Rumah mewah milik keluarga Richard A...
2.4M 73.9K 67
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...