"KEANA"

By Fani_dy26

54.2K 3.6K 777

Definisi rumah itu seperti apa sih? Rasanya rumah bukan lagi tempat tinggal yang nyaman untuk Keana. Rumah ad... More

1. MUSUH
1. MUSUH
-Tiga
- Empat
- Lima
- Enam
- Tujuh
- Delapan
- Sepuluh
- Sebelas
- Duabelas
- Tigabelas
- Empat belas
- limabelas
- enam belas.
-Tujuhbelas.
- Delapanbelas
Sembilan belas
- Dua puluh
- Dua puluh satu
- Dua puluh dua
-Dua puluh tiga
- Dua puluh Empat

- Sembilan

2.1K 178 42
By Fani_dy26

"Kalo udah nyaman, sulit untuk melepaskan."

Siapa yang nunggu
KEANA UP?

Heii... Klik Bintang dibawah ya:) jangan lupa koment juga
Terimakasih❤

"Eughh... " gadis itu melenguh saat mencoba mengerjapkan matanya. Rasa pusing dikepalanya kian menjadi.

"Udah bangun?" suara itu sontak membuat Keana menoleh ke samping. Dilihatnya Gafa yang menatapnya datar dengan alis terangkat, membuat Keana memejamkan matanya sejenak.

"Menurut lo?" ketus Keana memegang kepalanya.

Gafa meringis pelan. "Baru aja bangun tidur udah kek singa. Gimana kalau serumah." gumam Gafa membayangkan jika dirinya dan Keana satu rumah. Gafa tertawa pelan, itu tak akan pernah terjadi. Dengan cepat Gafa menghilangkan pikiran aneh itu.

"Ngomong apa lo?" sungut Keana.

Gafa menggeleng cepat.

Sangat terlihat jelas wajah dan bibir Keana pucat. Gafa berpikir keras. Apakah Keana sakit atau belum sarapan? Lalu kenapa gadis itu meringis kesakitan saat bangun tidur?

Krukk... Krukk

Mampus nih gue! Pasti si Gafa ketawain gue nih! -batin Keana.

Keana mencoba memalingkan wajahnya saat suara perutnya terdengar lagi. Seolah tidak terjadi sesuatu.

"Nih, lo belum makan kan." Keana menoleh cepat mendapati Gafa menyodorkan beberapa roti dan susu coklat padanya.

Matanya tertuju pada susu coklat itu. Namun, logikanya berkata tidak untuk menerima.
Susu coklat-batin Keana.

Keana menggeleng pelan pertanda tidak mau menerima. Rasa malu itu menyelimuti dirinya jika ia harus menerima pemberian Gafa. Keana menghela napas, menatap kakinya ke bawah. "Gue lapar, tapi gue malu."-batinnya lagi.

Lamunan Keana buyar saat Gafa mengambil tangannya lalu memberikan roti dan susu coklat itu. "Ambil, gak usah malu dari pada lo mati karena laper, kan lucu kalo masuk koran." ujar Gafa santai.

Puk!

"Kenapa lo pukul gue sih?!" ringis Gafa mengelus pahanya. Pukulan Keana memang tidak keras namun cukup terasa bagi Gafa.

"Lo do'ain gue mati ya?!"

"Enggak! Udah sana makan, gue mau tidur lagi." elak Gafa mencoba menutup matanya kembali.

Keana mengedarkan pandangannya. Menatap jalanan dengan sekila. "Belum sampai emang?"

"Menurut lo?" ujar Gafa disela-sela tidurnya.

Gadis itu memutar bola matanya malas. "Kalo gue tau, gue juga gak mau nanya sama lo gembel!" desis Keana.

Gafa mengedikan bahunya acuh mencoba kembali menutup mata.

Keana masih memandang roti dan susu coklat kesukaannya. Ia tersenyum tipis, setidaknya ia berselera makan karena ada moodboster nya.

Gafa membuka matanya sedikit melihat Keana sudah memakan roti dan susu coklat itu, perasaan Gafa lega. Sebenarnya Gafa tidak tertidur, ia hanya mencoba menutup mata agar Keana mau makan, gadis itu pasti malu jika musuhnya sedang baik. Maka dari itu, Gafa mencoba berpura-pura tidur walau sebenarnya rasa kantuknya sudah hilang.

***

Mereka sudah sampai di Bogor. Pemandangan Indah cukup membuat Keana kagum. Ini kali pertamanya Keana datang. Keana berdiri tepat di bawah pohon, mencoba merenggangkan badannya yang terasa sakit. "Keren juga." gumam Keana mengangguk menatap sekelilingnya. Ada banyak pepohon yang meneduhi perkarangan.

"Nih tas lo!" Keana menoleh menatap Gafa berjalan sedikit kesusahan membawa tasnya.

Keana tersenyum lebar. "Terimakasih pembantuku."

Gafa mencibik kesal. "Ingat! Lo gak boleh jauh dari gue, lo gak boleh kemana-mana tanpa gue!" peringat Gafa.

Keana mengernyit heran. Kenapa Gafa memerintahnya sekarang. "Heh! Kita gak ada buat kesepakatan ya!" bantah Keana berkacak pinggang.

"Emang," jawab Gafa enteng.

"Terus ngapain lo ngomong gitu? Gue udah dewasa ya Gafa, gak perlu lo atur-atur!"

Gafa berdeham pelan, melipat tangannya di depan dada lalu menatap Keana dengan pandangan yang sulit diartikan. "Lo denger ya! Lo hilang gue yang disalahin, lo sakit gue yang diomelin. Gue tanggung jawab lo disini! Ini bukan acara sekolah kita yang seenak jidatnya lo kemana-mana, Ngerti?"

"Bener juga!"

Keana memutar bola matanya malas. "Iya iya!" dercak Keana malas.

Keana mengambil tasnya malas. Mulutnya mencibik kesal, rasanya hidupnya belum terbebas sepenuhnya.

"Hai Ken,"

Cewek yang dipanggil Ken itu menoleh menatap seorang gadis yang berjalan ke arahnya memakai kacamata. "Hai Ta." balas Keana tersenyum.

Gadis itu melebarkan matanya. Dengan cepat memeluk Keana, melepas rasa rindu. "Whuaa lo masih ingat sama gue?" pekik Tata.

Keana mengangguk cepat, mengurai pelukan mereka. "Ingat lah. Kita kan selalu bareng-bareng." kekeh Keana.

"Gak Dara, gak ini cewek sama aja." desis Gafa geleng-geleng kepala.

"Hkmm..." Gafa berdeham mencoba mengingatkan mereka bahwa dia menjadi nyamuk disini.

Namun, Gafa tidak mendapatkan respon. Dua gadis itu masih sibuk bercengkrama.

"Hkmmm.." deham Gafa meninggi membuat dua gadis itu menoleh bersamaan.

Tata menatap Gafa berdiri bersedekap dada lalu menoleh pada Keana. "Ini pacar lo Ken?" tanya Tata balak-balakan menunjuk Gafa.

"Eng--"

"Iya," potong Gafa.

Tata melebarkan matanya. Melutnya setengan terbuka.
"Wah lo dipasangin sama pacar lo? Gemes deh, ganteng juga." ujar Tata alay.

"Makasi."

Keana melotot menatap Gafa. Ia menggeram kesal. "Enak aja dia pacar gue! Gue gak pacaran ya sama dia!" sungut Keana.

Tata mengernyit heran. "Loh?"

"Lo bareng siapa Ta?" tanya Keana mengalihkan pertanyaan Tata. Jika menjawab pertanyaan Tata lagi, sudah dipastikan emosional Keana akan meluap karena Tata anaknya terlalu kepo dan akan semakin jail pula Gafa menjawab.

"Oh itu, bareng Niko."

"Pacar lo?"

Tata mengangguk tersenyum lebar.

"Bentar," Keana mengangkat tangan kanannya. "Disini tuh semuanya pasangan sama pacar?" heran Keana.

Tata sedikit memperbaiki letak kacamatanya, lalu menggeleng pasti. "Enggak lah, yang ikutkan yang terpilih."

"Terus lo, kok bisa sama pacar lo?"

"Karna gue yang daftarin." jawab Tata dengan senyum lebarnya.

Keana menggeleng heran. sifat Tata tak ada hang berubah, masih sama seperti dulu.
"Lo sekolah dimana Ta?"

"Sekolah SMA Garuda."

Keana mengangguk mengerti.

"Eh Ken, lo tau kan kak Tama? Gebetan lo yang ganteng itu, Dia--"

"Gantengan gue lah," sela Gafa.

"Diem lo!" sentak Keana beralih menatap Tata. "Terus Ta? Kenapa kak Tama?"

Tata terkikik geli melihat aneh pasangan di depannya ini. "Pacar lo cemburu kali, Ken."

"Enak aja! Berapa kali sih gue bilang! Dia bukan pacar gue Tata!"

Lagi, lagi Tata terkekeh kecil. "Iya-iya... Kak Tama pacaran sama temen satu kampusnya. Tau gak? Cantikk banget pacarnya..."

Ya, Tata mengenal Tama. Siapa yang tidak mengenali Tama, kakak kelasnya dulu yang sudah menjadi alumni sekarang. Keana maupun Tata mengenal Tama waktu mereka kelas 9 SMP mereka bertemu saat keduanya tak sengaja melihat Tama dipersimpangan jalan. Waktu itu Tama masih kelas 1 SMA, mereka duduk disebuah kedai yang terletak di simpang tempat Tata maupun Keana sering menunggu angkot. Sejak saat itu, Keana menyukai kakak kelasnya yang bernama Tama. Sedikit aneh, namun Keana selalu memperhatikan Tama dalam diam.

Keana terdiam. Wajahnya berubah menjadi ditekuk. Gafa dapat menangkap rautan wajah itu. "Eh gue duluan ya, bawa cewek gue yang menyebalkan ini." pamit Gafa menarik tangan Keana. Membiarkan Tata yang melogo menatap kepergian keduanya.

Tata mengerikan bahunya acuh.

Sedangkan Keana, gadis itu menggeram kesal. Mencoba menarik-narik tangan nya dari Gafa. Entah kemana Gafa akan membawanya pergi, Keana was-was. "Lepasin gue Gafa! Lo ngapain sih narik-narik gue!" bentak Keana kesal mencoba menarik tanganya dari cekalan Gafa.

Gafa melepaskan cekalannya. "Gak ada, gue cuma mau ngajak pacar gue kesini aja." jawab Gafa enteng.

Lagi, lagi Keana menggerutu kesal. "Lo ngeganggu waktu gue."

"Ingat! Sekali lagi lo bilang gue pacar lo, awass lo..."

Gafa mengeluarkan senyum jahilnya. "Kenapa?" jawab Gafa lembut.

"Lo tuh ya--" tunjuk Keana melotot.

"Kenapa, sayang?" goda Gafa.

Keana semakin melotot, ia mengepalkan kedua tanganya ke udara, menatap Gafa dengan tajam."Ish... Nyebelin banget sih!" dengus Keana pergi dari hadapan Gafa.

Sedangkan Gafa, dia sudah tertawa terbahak-bahak memegang perutnya. Menjahili Keana adalah hal yang disukainya.

***

Mereka berkumpul di lapangan tepat di depan Vila. Mendengarkan berbagai arahan dari kepala sekolah dan Ketua Osis Valent Hight. Setelah meletakan barang-barang mereka tadi, mereka dikumpulkan kembali ke lapangan.

"Jadi, jika bermain boleh saja. Asalkan jangan jauh-jauh dari Vila. Bagi yang laki-laki tolong tangung jawab kalian untuk menjaga temen perempuan kalian." ucap Brama--Kepala sekolah Valent Hight.

"Baik pak." koor mereka.

Setelah pak Brama memberi arahan. Yohan beralih berdiri di tempat pak Brama tadi berdiri.

"Baiklah teman-teman, sekarang kalian boleh istirahat. Nanti malam kita ngadain acara." ucap ketua Osis.

Lalu mereka mengangguk pergi dari lapangan.

"Yuk Ken." ajak Tata.

Ya, mereka memutuskan untuk berdua sekamar. Sedangkan Gafa bersama Niko.

Sesampainya dikamar Keana maupun Tata menghempaskan tubuh mereka diatas kasur. Rasa lelah masih terasa ditubuh mereka. "Capek banget gue." keluh Tata.

"Gue juga."

"Ken, si Gafa itu beneran pacar lo?" tanya Tata tiba-tiba menghadap ke arah Keana.

Keana menggeleng cepat. "Enggak, dia musuh gue."

"Terus kenapa dia ngomong lo pacar nya?"

Keana tak menjawab, ia malah mengedikkan bahunya acuh lalu menutup matanya. "Yah malah tidur dia." cibir Tata.

***

Gafa berdiri ditepi kolam menatap pemandangan disekelilingnya dengan Indah. Menurutnya tempat ini cukup bagus untuk diadakan acara. Sore ini Gafa tidak langsung ke kamar, ia memilih pergi melihat sekeliling Vila.

"Hai," sapaan itu membuat Gafa menoleh pada seorang gadis yang berjalan ke arahnya.

Gafa tak menjawab, membiarkan gadis itu berjalan semakin dekat ke arahnya. "Lo sendirian aja?"

Gafa mengangguk singkat. "Lo ikut juga?" tanya gadis itu.

Gafa mengangguk kembali tanpa menjawab. Menurut Gafa pertanyaan itu tak penting sama sekali untuk dijawab. Sudah tahu dirinya disini mengapa masih bertanya.

"Kenalin, gue Angel. Nama lo siapa?" tanya gadis itu menyodorkan tanganya ingin berjabat.

Gafa hanya menatap tangan itu sekilas lalu pergi dari hadapan Angel. Sedangkan gadis itu hanya menatap Gafa aneh. "Bisu kali." gumamnya lalu melenggang pergi.

♡♡♡

Malam ini mereka sudah berkumpul dilapangan kembali. Sesuai jadwal yang sudah ditentukan oleh ketua Osis.
Keana dan Tata malah berjalan berdua-duan di depan Gafa dan Niko. "Pacar lo sama pacar gue nempel mulu kayaknya." celetuk Niko terkekeh.

"Pacar lo yang nempelin pacar gue." desis Gafa.

Niko tertawa. Memang, sedari tadi Tata selalu saja membawa dan mengajak Keana pergi. Alhasil, dua cowok harus menjaga dan mengawal mereka.

"Baiklah... Karna kalian sudah berkumpul malam ini. Tolong duduk bersama pasangan kalian, kalian tidak lupa membawa pulpen dan kertas kan?" tanya Yohan--ketua Osis.

Mereka mengangguk, lalu duduk ditempat pasangan. "Ngerti banget si ketos." gumam Gafa tertawa.

"Ngapa lo ketawa-ketawa?" sentak Keana.

Gafa menggeleng pelan. Segera Gafa menarik tangan Keana agar duduk disampingnya. "Pelan-pelan napa Gaf!" omel Keana.

"Iya, sayang."

Keana memutar bola matanya malas. "Sayang sayang pala lo peyang!" ketus Keana. Gafa hanya tertawa.

"Hai Gafa..."

Sapaan itu membuat keduanya menoleh mendapati Angel yang berdiri tersenyum manis. "Hai," jawab Gafa.

"Kok lo tau nama gue?" tanya Gafa.

"Gue cari tau," ujar Angel terkekeh kecil.

Keana hanya memutar bola matanya malas.

"Pasangan lo mana?" tanya Gafa.

"Oh itu, dia disana."

"Eh gue duluan ya." pamit Angel tersenyum.

Gafa berhedam pelan. Sedangkan Keana mencibir. "Kenapa cemburu ya?" bisik Gafa jahil.

"Cemburu? Enek gue!" cibir Keana.

"Baiklah sediakan kertas dan pulpen kalian. Pertanyaan akan dimulai dan kalian harus menjawab cepat." suara itu membuat semua orang mulai dengan kegiatan mereka.

***

Setelah acara tadi Keana maupun Tata kembali ke kamar mereka. Waktu sudah menunjukan pukul 22.05 malam, mereka sudah lelah semuanya.

"Gue ganti baju dulu." ujar Keana.

"Iya."

Setelah 5menit mengganti pakaiannya tak lupa mencuci tangan dan Kaki. Keana kembali ke tempat tidurnya, ia hanya geleng-geleng kepala melihat Tata sudah tertidur pulas tanpa mengganti pakaian.

Keana duduk dikasur sembari mengambil bantal lalu memanggkunya. Ia menyandarkan punggungnya dikepala kasur sambil bermain ponsel. Sejenak Keana menghentikan aktivitasnya. "Mama, papa sama kak Tania ngapain ya? Pasti disana mereka lagi senang-senang." lirih Keana sedih. Entah kenapa mengingat ketiganya membuat rasa sesak kian bergejolak didadanya.

Keana menghembuskan napas lelah. Baru saja ingin meletakan ponselnya, tiba-tiba ponselnya kembali bergetar membuat Keana kembali menarik ponselnya.

Gapa gembel:💩
Keluar!

Ngapain?

Gue didepan pintu kamar lo!

Males!

Cepatan! Ntar gue kena masalah.

Keana mendengus. Mau tak mau Keana bangun dari kasurnya berjalan kearah pintu. Mulutnya tak henti mendumel mengumpati Gafa. "Ngapain sih, si ayam malam -malam ke kamar cewek!" dumel Keana.

Matanya sudah mengantuk saat ini dan Gafa malah menganggu waktu istirahatnya.

Keana sedikit membuka pintu kamar agar tidak menampakan Tata yang tertidur. Apalagi saat ini Ia hanya memakai celana pendek. Keana hanya mengeluarkan kepalanya setengah, badannya ia tutupi dibelakang pintu lalu menatap Gafa sebal. "Ngapain ganggu waktu istirahat gue?!" sungut Keana.

Tanpa menjawab Gafa menyodorkan susu coklat pada Keana. "Ngapain?" tanya Keana mengernyit heran.

Gafa yang gemas pun menarik tangan Keana yang bertenger di tepi pintu, hingga gadis itu memekik kecil. "Ambil, gue pergi dulu." ujar Gafa berlalu dari hadapan Keana.

Sedangkan Keana masih melongo. Ada apa dengan Gafa?

"Ekhmm.. Kayanya lo seksi ya." goda Gafa menampakan dirinya kembali. Terlihat Keana yang akan marah, segera Gafa pergi dari hadapan Keana dengan tertawa terbahak-bahak.

"Bangsyat!" umpat Keana.





***
Tbc!

Part kali ini lumayan panjang loh...
Jangan lupa Vote+komen ya:)
Tinggalkan jejak:)

Continue Reading

You'll Also Like

20.2M 2M 55
Sudah terbit dan tersebar di seluruh Gramedia Indonesia -Satu dari seratus sekian hati yang pernah singgah. Kamu, yang terakhir kalinya yang bakal si...
53.8M 3.1M 50
SUDAH DIFILMKAN🎬 SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS DAN RINCINYA ONLY NOVEL! #03~Fiksi remaja (19 maret 2021) Argantara the me movie season 1 -Ketika tawam...
2.4M 209K 32
⚠️ PRIVAT ACAK, FOLLOW SEBELUM MEMBACA ⚠️ Braak!!! Manik coklat tajam itu menatap tajam gadis mungil yang saat ini sedang menatapnya balik dengan bin...