Love And Laugh

By prenjoone

1.7K 460 394

[ Jangan lupa Follow terlebih dahulu, beberapa Chapter diprivat ] Judul Awal : Alana. Cerita lama berwajah ba... More

P r o l o g
Laugh | Bagian Kedua
Laugh | Bagian Ke Tiga
Laugh | Bagian Ke Empat
Laugh | Bagian Ke Lima
Laugh | Bagian Ke Enam
Laugh | Bagian Ke Tujuh
Laugh | Bagian Delapan
Laugh | Bagian Sembilan
Love | Bagian Sepuluh
Love | Bagian Sebelas
Love | Bagian Dua Belas

Laugh | Bagian Pertama

287 82 38
By prenjoone

Karena ini malam takbiran, aku mau update nemenin kalian yang jomblo di rumah aja. Hihihiii....

Jangan lupa vote dan komentar!!

***

"Ngga masalah gue ngga bahagia, yang penting orang terdekat gue bisa bahagia"

Dwiki masuk kedalam kelasnya dengan langkah memelan, Bu Ambar selaku wali kelasnya menuntunnya hingga didepan pintu yang banyak sekali coretan disana.

Happiness happiness here!

Selain anak IPS ngga boleh masuk!

Alana anak harimau!

*Bilang asalamualaikum dulu, kalau mau masuk. Kalau engga, bacok!

Dwiki geleng-geleng sendiri melihat tulisan itu, ia yakin sebenarnya siapa yang menulis tulisan ngga jelas dipintu ini.

Bu Ambar yang mengerti kemana arah pandangan Dwiki hanya mendengkus, "Kerjaannya si nakal Alana. Anak itu benar-benar bikin sakit kepala."

"Ngga pernah kena hukuman, bu?" tanya Dwiki kembali menerawang pintu kelas yang siswanya sedang berisik didalam.

"Ngga mempan, pernah juga mau di Drop Out, cuma kami ngga pernah sampai hati." jawab Bu Ambar tersenyum, kening Dwiki berkerut, ini maksudnya pilih kasih atau gimana?
"Kamu jangan mikir macam-macam, Alana itu anak baik, dia cuma ngga punya pegangan aja."

Dari pada pusing dan ngebahas hal yang ngga penting, lebih baik Dwiki mengangguk agar Bu Ambar cepat membawanya masuk kedalam kelas.

"Selamat Siang anak-anak." sapa Bu Ambar seketika membuat seluruh kelas diam seketika.

Mata Dwiki memindai kelas, lalu tanpa sengaja menatap sosok gadis yang menyengir khas sambil menumpukan tangannya diatas bahu seseorang.

"Ibu membawa teman baru untuk kalian, Ibu harap kalian mau berteman baik dengannya, yaa?"

"Iyaa bu!"

"Kenalkan dirimu, nak" ujar Bu Ambar dengan senyum merekah.

Dwiki maju selangkah dan memandang teman-teman sekelasnya. "Hai ... Nama saya Dwiki Oktavian, pindahan dari Bandung. Saya harap, kalian mau membantu saya di kelas ini. Terimakasih."

Sontak teman-teman sekelasnya mengangguk bersamaan.

"Kamu duduk sama ... Alana." mata Bu Ambar menatap Alana yang masih cengangas cengenges dibangku belakang, "Eh, jangan sama dia. Yang ada kamu bakal dinakalin."

"Ah ibu, jatuhin imej saya sebagai murid paling patuh sedunia deh." ujarnya mendramatisir membuat semuanya tertawa, "Lagian, ya, Bu. Ngga boleh pilih-pilih temen."

Bu Ambar nampak sekali kesal, lalu mendengus. "Yaudah, kamu duduk sama Alana, ya. Kalau dia macam-macam, aduin ke ibu."

Dengan patuh Dwiki mengangguk.

"Saya cuma satu macem, kok, bu." jawab Alana kembali tertawa. Lalu melirik kawan-kawannya dan kembali tertawa.

"Udah diam!" sentak Bu Ambar, "Duduklah Ki, sebentar lagi guru kalian akan masuk, dan kamu Alana.." Bu Ambar menatap Alana tajam, "Jangan membuat masalah lagi, ngerti?"

"Ngerti, bu" jawabnya santai.

"Dan jangan lupa cat pintu kelas itu, malu diliat sama kelas lain."

"Siap komandan!" jawaban lantang Alana membuat semua siswa tertawa, lalu ada seorang cowok menggeplak kepala Alana dengan pelan seraya mengucapkan kata 'bego'.

"Yasudah, Ibu kembali ke kantor. Selamat belajar." setelah itu, Bu Ambar kembali ke kantor meninggalkan Dwiki yang tersenyum canggung ke arah teman barunya.

***

D

wiki melirik Alana yang nampak sibuk merogoh-rogoh saku seragamnya. Pelajaran Sejarah membuat kelas menjadi hening, bukan hening menyimak, namun hening karena ngantuk. Setidaknya itu yang dirasakan Dwiki.

"Kenapa liat-liat?" tanya Alana saat berhasil mengambil sesuatu dalam sakunya, lalu menyodorkan sebuah permen karet ke arahnya. "Mau?"

Dwiki hanya geleng kepala, lalu kembali menatap kedepan. Alana sendiri sibuk mengunyah permen karet dengan suara yang sengaja dikeraskan.

"Wah, Lan. Bagi-bagi dong!" sahut seseorang yang duduk dibelakang Dwiki, ia adalah Danu. Cowok yang menggeplak kepala Alana tadi. "Pelit amat lo ngga bagi-bagi!"

Alana berdecak, lalu membuka bungkus permen karet dan melemparnya ke arah Danu.

"Lain kali beli Dan, bisa bangkrut gue dimintai terus!" sungutnya,

"Ish, perhitungan banget sih lo jadi orang!" balas Danu, "Eh anak baru, lo mau ngga?" tanya Danu menoel bahu Dwiki.

Dwiki menoleh, lalu menggeleng. "Ngga, makasih."

"Kaku banget sih, lo jadi cowok" cibir cowok yang disebelahnya.

"Dia lagi puasa ngomong, puasa makan juga." sahut Alana seraya menyandarkan badannya pada tembok sekolah memandangi Dwiki.

"Lah, tadi dia ngomong." kata Danu memandang kedua temannya.

Dwiki sendiri pura-pura tuli dan menyimak pelajaran didepan.

"Bentar lagi, kan, Ashar. Puasanya udah batal. Puasa setengah hari, gitu" jawab Alana masih memandangi Dwiki.

"Oh, gitu" sahut keduannya mengangguk-angguk.

Baru saja Alana hendak mengatakan susuatu, sebuah pengapus melayang ke mejanya membuat gadis itu terlonjak kaget, bukan hanya Alana yang terkejut, tapi juga Dwiki, Danu dan juga Arsa.

"Astaga, Pak! Mau bikin saya jantungan, ya?" tanya Alana seraya mengelus dadanya.

"Dari tadi saya perhatikan kamu ngobrol terus, tidak memperhatikan materi saya!" ujar Pak Agus dengan suara lantang, membuat kelas semakin sunyi.

"Dia mau kenalan sama saya Pak, masa saya cuekin. Dosaa!" jawab Alana asal, tangannya menunjuk-nunjuk Dwiki, Dwiki sendiri geleng-geleng dengan wajah bingung.

"Ngga usah banyak alasan! Keluar kamu dari kelas saya!" sarkas Pak Agus, matanya menatap tajam Alana. "Biang kerok kayak kamu tunggu diluar, jangan masuk sebelum pelajaran saya berakhir!"

Dwiki yakin, cewek yang ada disampingnya ini sedang menahan tangis dan juga tersinggung. Namun ia salah, dengan senyum merekah, Alana berjalan menuju pintu untuk keluar.

Namun sebelum benar-benar keluar, gadis itu membisikkan sesuatu ditelinga Danu membuat cowok itu tertawa.

"Bego, gila, lo!" maki Danu makin tertawa, Alana sendiri hanya menaikan alisnya dan tersenyum tenang.

Pak Agus kembali menulis didepan, dengan gerakan pelan, Alana mengambil permen karet yang berada dimulutnya dan membuangnya di tempat duduk Pak Agus.

Seketika tawa kembali pecah, namun dengan cepat Alana memasang wajah innocent-nya saat mendapat tatapan horor Pak Agus.

Dwiki menatap tak percaya, Alana benar-benar gadis aneh yang pernah ia temui. Entah apa yang akan terjadi pada gadis itu saat guru sejarah tersebut menyadari kenakalan siswinya, mungkin Alana akan kena hukuman berdiri didepan tiang bendera selama dua jam.

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

AV By s h e y

Teen Fiction

3.6M 292K 50
Sequel ALTHAIA. Asgara Ardew Lazarus. Pria dingin anti sosialisasi ini menyebut perempuan adalah mahluk yang merepotkan, kecuali Mommy tersayang nya...
524K 33.8K 39
Ratu Azzura, anak ketua mafia pecinta kedamaian yang hobinya menolong orang-orang dengan cara membully nya balik. Protagonis atau Antagonis? Entahlah...
9.8M 406K 65
On Going (Segera terbit) Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di ke...
1.4M 95.3K 57
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...