Haloha!
Sebelum mulai chan cuma mau ngomong terima kasih karena sudah mengikuti ff ini sampai part ini. Jujur kalian membuat chan bahagia dan rasa bahagia itu tidak bisa chan ucapin lewat kata2.
Terima kasih buat readers setia MW, karena tanpa kalian ff ini gk bakal sesukses ini. Dan terima kasih juga sudah mau membaca ulang ff MW☺☺
Dan maaf jika ada kata2 yg kurang pas. Misalnya soal tes apalah itu. Chan bukan dokter jadi gk tau orang hamil bisa ngelakuin tes buat ngebuktiin klo anak yg di kandungnya itu beneran anaknya atau bukan. Jadi dinikmatin aja ya yeorobun hehe
Dan sebelum mulai membaca jangan lupa puter vidio di atas ya. Semoga lagunya nge-feel sama ceritanya^_^
.
.
.
Happy reading!
Beberapa hari kemudian Yoongi kembali dengan sebuah map coklat di tangannya kemudian melemparnya tepat di meja depan suaminya yang saat itu tengah duduk di ruang tengah.
"Kau lihat. Hasilnya mengatakan 99% kau appa biologisnya!" entah bagaimana caranya Yoongi berhasil melakukan itu semua sehingga ia tiba-tiba datang dengan bukti yang sudah berada di tangannya. Sebuah map coklat yang terpampang jelas isinya mengatakan bahwa Jimin 99% adalah ayah biologis dari anak yang di kandung istrinya tersebut.
Kemudian Yoongi langsung meletakkannya begitu saja di depan suaminya. Menuruhnya untuk membaca semua tang tertulus di map itu agar ia percaya bahwa anak yang di kandungnnya itu adalah darah dagingnya.
"Disana kau bisa melihatnya sendiri kalau 99% anak ini adalah anakmu. Lalu apa sekarang kau masih belum percaya jika anak yang ku kandung ini adalah darah dagingmu?" lirih Yoongi dengan manik yang siap menumpahkan liquit bening itu lagi. Jujur ia kecewa pada suaminya karena tega menuduhnya berselingkuh dengan pria lain bahkan sampai mengira anak yang dikandungnya bukan darah daginnya sendiri.
Jimin menatap bergantian wajah istrinya dengan map yang baru saja di lempar istrinya itu. Menyesal. Hanya itu yang kini Jimin rasakan setelah ia membaca seluruh isi map tersebut sesuai dengan apa yang telah istrinya katakan. Bahwa 99% janin yang tengah istrinya kandung adalah darah dagingnya sendiri.
Setelah malam itu, malam dimana mereka untuk pertama kalinya bertengkar. Keesokan harinya mereka benar-benar pergi kerumah sakit untuk melakukan tes. Kemudian mencocokkannya dengan data-data yang Yoongi kumpulkan.
Hingga seminggu kemudian hasilnya baru keluar hari ini.
"Apa kau masih tidak percaya padaku?" lirih Yoongi lagi.
Jimin mengangkat wajahnya dari kertas itu. Menatap wajah istrinya nanar. Kemudian Jimin pun menggelengkan kepalanya keras.
"Aku percaya, maaf" Jimin menyesal hingga hanya tiga kata itulah yang mampu terlontar dari bibir tebal miliknya. Jujur ia menyesal. Menyesal telah menuduh istrinya secara tidak langsung melalui kata-katanya.
"Maafkan aku. Ku mohon jangan meminta apapun dariku termasuk pisah ranjang. Ku mohon Yoon, maafkan aku" jujur Jimin takut. Ia tidak ingin pisah dari istrinya apa lagi sampai istrinya benar-benar akan meminta pisah ranjang darinya?
"Kau boleh marah padaku, tapi ku mohon jangan lakukan itu" lirih Jimin lagi.
"Tapi kau sudah menuduhku hiks..." seketika tangis Yoongi pun pecah. Jujur iapun sebenarnya tidak ingin melakukan itu, tapi perkataan suaminya seminggu yang lalu begitu menyakiti hatinya.
"Maafkan aku, sungguh maafkan aku hiks.." tak tahan akhirnya Jimin pun ikut menangis disana bersama istrinya.
Ia yang diketahui jarang menangis kini menangis di depan Yoongi, istrinya.
"Ku mohon, hiks... Ku mohon jangan pergi" Jimin
Jimin ingat beberapa menit setelah pertengkaran itu istrinya tak hanya meminta pisah ranjang, melainkan untuk tinggal di rumah ibunya juga. Jimin tentu saja menolak keras. Ia pikir istrinya akan meminta pisah ranjang dan akan tetap tinggal di kediaman mereka, tapi ia salah. Istrinya justru meminta tinggal di rumah ibunya sampai bayinya itu lahir.
Jimin tentu saja tidak mau. Ia bilang ia tidak masalah kalaupun seandainya itu bukan anaknya, ia akan tetap menerimanya dan menganggapnya anak kandungnya sendiri, tapi setelah melihat hasil dari rumah sakit yang di tunjukkan istrinya benar-benar menohok hatinya. Ia menyesal sempat berpikir itu bukan darah dagingnya. Sangat-sangat menyesal.
"Ku mohon hiks...jangan pergi. Jika kau pergi itu sama saja dengan kau menyiksaku" pilu Jimin.
"Dia anakmu, Jimin hiks.."
"Ya dia anakku, jadi maafkan aku, hiks. Maaf, aku menyesal" lirih Jimin.
┏━━━━━°❀•°::°•❀°━━━━━┓
My Wife
┗━━━━━°❀•°:°•❀° ━━━━━┛
Empat jam menangis bersama bukan berarti mereka sudah baikan ataupun Yoongi sudah memaafkan suaminya.
Sejujurnya Yoongi masih kecewa pada suaminya, tetapi ia juga tak tega melihat suaminya terus meminta maaf padanya apa lagi sampai bersujut di kakinya. Jujur Yoongi tak tega karena inipun sebenarnya juga salahnya.
Seandainnya waktu itu ia tidak pergi, mungkin suaminya tidak akan berprasangka buruk padanya. Dan mungkin mereka juga tidak akan bertengkar setelah itu. Dan sampai saat ini mereka masih diliputi oleh keheningan setelah empat jam lalu mereka usai menangis bersama
Yoongi bersyukur putranya menginap di rumah temannya untuk mengerjakan tugas kelompok. Jika tidak mungkin saat ini Minji akan sedih melihat kedua orang tuanya bertengkar di depannya.
"Yoon" panggil Jimin memecahkan keheningan itu.
Yoongi masih tak bergeming dan memilih tidur memunggungi suaminya.
Jimin menatap punggung istrinya sedih. Ia mungkin berhasil membujuk istrinya agar tidak jadi pergi ke rumah orang tuanya. Namun tak bisa dipungkiri bahwa istrinya kembali mendiaminya.
Kenapa Jimin mencegah Yoongi pergi kerumah orang tuanya?
Karena Jimin tidak ingin kedua orang tuanya, bahkan mertuanya sampai tau jika mereka sempat perang dingin hingga seminggu full istrinya itu sama sekali tidak bicara padanya. Dan parahnya bertengkar hingga istrinya kembali ingin pergi dari rumah.
Selain itu, Jimin juga tidak bisa jauh dari istri dan anaknya. Jimin mencintai keluarganya melebihi rasa cintanya pada dirinya sendiri.
Jimin merapatkan tubuhnya mendekat ke arah istrinya. Memeluknya dari belakang seraya mengucapkan beribu kata maaf atas perkataannya beberapa hari yang lalu yang mungkin begitu menyakiti perasaan istrinya.
Ia hanya takut kehilangan istrinya sehingga ia tidak bisa berpikir jernih saat itu. Selain itu, ia juga begitu lelah karena di kantornya saat itu mengalami sedikit kendala karena seseorang yang ia percayai di management keuangan melakukan penggelapan uang di perusahaannya.
Kenapa Jimin tidak menceritakan prihal penggelapan itu pada istrinya? Karena Jimin tidak ingin membebani istrinya yang tengah hamil dengan ikut memikirkan masalah pekerjaannya dikantor.
"Maafkan aku. Ku mohon jangan mendiamiku seperti ini. Aku sudah pernah mengatakannya padamu bukan. Marahlah jika kau ingin marah padaku. Dan pukulah jika kau memang ingin memukulku untuk melampiaskan rasa kecewamu padaku. Aku tidak akan marah karena itu memang pantas untuk ku dapatkan" ujar Jimin dari balik punggung istrinya yang hanya menatap kosong lemari pakaian di kamarnya.
Jujur Yoongi sedih mendengar penuturan suaminya. Rasanya seakan mendapat sebuah belati menusuk relung hatinya saat mendengar ucapan suaminya itu. Sakit. Sangat sakit rasanya hingga ia tidak tahan untuk tidak menangis lagi.
Seakan ikut merasakan apa yang istrinya rasakan Jimin pun semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku tau kau ingin menangis. Karena itu menangislah sepuasnya malam ini. Aku membiarkanmu menangis untuk kali ini, tapi aku janji selanjutnya tak akan ku biarkan kau meneteskan air mata lagi. Jadi menangislah, aku disini, di belakangmu. Park Jimin akan selalu berada di belakang Park Yoongi nya untuk memeluknya" bisik Jimin pada istrinya.
Tak tahan akhirnya Yoongi pun menangis sekencang yang ia bisa. Tubuhnya bergetar dan itu semua tak luput dapat Jimin rasakan dari balik punggung sang istri yang ia peluk saat ini.
Jimin yang tak tega pun membalik tubuh istrinya agar menghadap dirinya, lalu memeluk tubuh istrinya semakin kuat dalam dekapannya seraya menyematkan kecupan-kecupan kecil di pucuk kepala istrinya yang semakin terisak. Jujur Jimin merasa sangat bersalah pada istrinya itu. Ia sangat merasa bersalah telah membuat istrinya sampai menangis hingga sesegukkan.
"Uljima"
Tak bisa di pungkiri bahwa iapun ikut sakit mendengar suara tangis istrinya yang begitu memilukan untuk di dengar. Maka yang bisa Jimin lakukan hanyalah memeluk dan membisikkan kata-kata penenang untuk istrinya dan juga menangis dalam diam bersama istrinya.
Sungguh ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika istrinya tak kunjung berhenti menangis. Karena jujur mendengar Yoongi yang menangis pilu adalah salah satu kelemahannya.
_______
~TBC~
Melow ciee melow. Ada yg baper gk?
Gk ada ok makasih😂😂
Tapi chan yg baper meskipun udah baca beberapa kali.
Btw ini yang terakhir chan buat mereka kaya gini huhu gk tega juga.
Chap depan hubungan mereka mulai membaik ya man teman yeeee.
Tapi sebelum nyampe 500 vote chan gk bakal up. Jadi ayo bantu chan tembusin 500 vote buat next chap. Klo gk tembus ya harap sabar menunggu sampai 500 vote😂😂
Gw maksa ya?
Maksa sesekali gk papa lah hyaa
28 Juni 2019
_Nurtinichan
[Revisi]
1 Oktober 2019