When Malfoy In Love With a We...

By liliannesse

213K 22.8K 2.6K

[Draco Malfoy Fanfiction] Lilianne Weasley (Lily), perempuan kedua yang lahir di keluarga Weasley. Kembaran G... More

Lilianne Weasley
π™²πš‘πšŠπš–πš‹πšŽπš› 𝚘𝚏 πš‚πšŽπšŒπš›πšŽπš [1]
π™²πš‘πšŠπš–πš‹πšŽπš› 𝚘𝚏 πš‚πšŽπšŒπš›πšŽπš - 5
π™²πš‘πšŠπš–πš‹πšŽπš› 𝚘𝚏 πš‚πšŽπšŒπš›πšŽπš - 6
π™Ώπš›πš’πšœπš˜πš—πšŽπš› 𝚘𝚏 π™°πš£πš”πšŠπš‹πšŠπš— - 1
π™Ώπš›πš’πšœπš˜πš—πšŽπš› 𝚘𝚏 π™°πš£πš”πšŠπš‹πšŠπš— - 2
π™Άπš˜πš‹πš•πšŽπš 𝚘𝚏 πšπš’πš›πšŽ - 1
π™Άπš˜πš‹πš•πšŽπš 𝚘𝚏 πšπš’πš›πšŽ - 2
π™Άπš˜πš‹πš•πšŽπš 𝚘𝚏 πšπš’πš›πšŽ - 4
π™Άπš˜πš‹πš•πšŽπš 𝚘𝚏 πšπš’πš›πšŽ - 5
π™Άπš˜πš‹πš•πšŽπš 𝚘𝚏 πšπš’πš›πšŽ - 6
π™Άπš˜πš‹πš•πšŽπš 𝚘𝚏 πšπš’πš›πšŽ - 7
π™Άπš˜πš‹πš•πšŽπš 𝚘𝚏 πšπš’πš›πšŽ - 8
π™Ύπš›πšπšŽ 𝚘𝚏 πšπš‘πšŽ π™Ώπš‘πš˜πšŽπš—πš’πš‘ - 1
π™Ύπš›πšπšŽ 𝚘𝚏 πšπš‘πšŽ π™Ώπš‘πš˜πšŽπš—πš’πš‘ - 2
π™·πšŠπš•πš-πš‹πš•πš˜πš˜πš π™Ώπš›πš’πš—πšŒπšŽ - 1
π™·πšŠπš•πš-πš‹πš•πš˜πš˜πš π™Ώπš›πš’πš—πšŒπšŽ - 2
π™²πš‘πšŠπš–πš‹πšŽπš› 𝚘𝚏 πš‚πšŽπšŒπš›πšŽπš [2]
π™·πšŠπš•πš-πš‹πš•πš˜πš˜πš π™Ώπš›πš’πš—πšŒπšŽ - 3
π™·πšŠπš•πš-πš‹πš•πš˜πš˜πš π™Ώπš›πš’πš—πšŒπšŽ - 4
π™·πšŠπš•πš-πš‹πš•πš˜πš˜πš π™Ώπš›πš’πš—πšŒπšŽ - 5
π™·πšŠπš•πš-πš‹πš•πš˜πš˜πš π™Ώπš›πš’πš—πšŒπšŽ - 6
π™·πšŠπš•πš-πš‹πš•πš˜πš˜πš π™Ώπš›πš’πš—πšŒπšŽ - 7
π™·πšŠπš•πš-πš‹πš•πš˜πš˜πš π™Ώπš›πš’πš—πšŒπšŽ - 8
π™·πšŠπš•πš-πš‹πš•πš˜πš˜πš π™Ώπš›πš’πš—πšŒπšŽ - 9
π™³πšŽπšŠπšπš‘πš•πš’ π™·πšŠπš•πš•πš˜πš  - 1
π™³πšŽπšŠπšπš‘πš•πš’ π™·πšŠπš•πš•πš˜πš  - 2
π™³πšŽπšŠπšπš‘πš•πš’ π™·πšŠπš•πš•πš˜πš  - 3
π™³πšŽπšŠπšπš‘πš•πš’ π™·πšŠπš•πš•πš˜πš  - 4
π™³πšŽπšŠπšπš‘πš•πš’ π™·πšŠπš•πš•πš˜πš  - 5
π™³πšŽπšŠπšπš‘πš•πš’ π™·πšŠπš•πš•πš˜πš  - 6
Γ—The EndΓ—
Γ—Yes. We are the next oneΓ—
π™²πš‘πšŠπš–πš‹πšŽπš› 𝚘𝚏 πš‚πšŽπšŒπš›πšŽπš - [3]
Γ—Is it the Cursed Child?Γ—
π™²πš‘πšŠπš–πš‹πšŽπš› 𝚘𝚏 πš‚πšŽπšŒπš›πšŽπš - [4]
Cursed Child [1]
Cursed Child [2]
@#@#@#

π™Άπš˜πš‹πš•πšŽπš 𝚘𝚏 πšπš’πš›πšŽ - 3

6.3K 747 98
By liliannesse

I don't really care if nobody else believes, Cause I've still got a lot of fight left in me - Rachel Platten

***

Hari pertama Muggle Studies, Profesor Burbage hanya menjelaskan bagaimana muggle-muggle tampak lebih menarik kalau dia yang mengatakan, di kelas pilihan ini Lily bertemu dengan Zack. Ia juga mengambil kelas ini, tapi tidak untuk Wezen. Darah pure-blood itu tidak akan mau mempelajari sesuatu yang bukan tentang penyihir.

Hujan turun dengan deras di luar, beberapa anak mengetukkan kakinya di lantai. Menunggu penjelasan itu cepat selesai karena mereka sudah tidak sabar untuk menanti siapa yang akan menjadi sang terpilih untuk tournamen mengerikan ini.

Sementara mereka memikirkan itu, Lily kepikiran hal lain. Ia berpikir tentang Mad-Eye Moody, Lily bertemu dengannya di liburan musim panas lalu saat ia berjalan-jalan dengan Arthur. Lily rasa orangnya berubah, padahal Moody harusnya tersenyum kalau lihat Lily.

Lily juga sempat menemukan perkamen berisikan nama Harry Potter saat mengintip siapa saja yang sudah memasukkan nama ke dalam Goblet of Fire dan Lily melihatnya kebingungan mencari sesuatu.

Semenjak tahun pertama Hogwarts Lily sudah mencoba memecahkan masalah-masalah bersama Zack, tapi kalau anak itu mengambil banyak kelas Lily sudah tidak bisa mengganggunya. Dan tahun ini ia harus berjuang sendirian.

Lonceng akhir pelajaran berdenting, anak-anak bergegas pergi dan Lily membenahinya dengan lambat. Ia keluar paling akhir, hujan yang cukup deras membuatnya malas untuk menerobos dan pergi ke aula. Masalahnya menara ini tidak satu bangunan dengan Aula dan Lily tidak suka basah.

"Lily!" suara Cedric menembus suara hujan dan tiba-tiba Lily sudah melihatnya berdiri di sampingnya.

"Apa kamu tidak menonton?" tanyanya. Lily memandang hujan dengan pasrah, ia lalu berlari menerobos dan meninggalkan pemuda Hufflepuff yang sudah mau repot-repot menghampirinya.

Aula sudah ramai, Lily melihat Neville dan Hermione yang sama-sama membaca buku. Lily duduk di samping Hermione membuat yang di sampingnya memekik kesal karena kecipratan.

"Aw, Lily! Kamu basah!" marah Hermione menyapu bukunya yang kecipratan.

"Aku kehujanan dan tidak seorangpun meminjamiku payung atau jas hujan," kata Lily dengan wajah memohon agar Hermione tidak marah padanya dan itu terbukti berhasil. Lily melepas jubahnya dan memasukkan ke dalam tas.

"Cmon Cmon, Cedric! Ayo masukkan namamu!" rombongan laki-laki anak Hufflepuff mengarak Cedric, mereka sudah basah kuyup tak terkecuali Cedric. Pemuda Hufflepuff itu memasukkan namanya dengan bangga, ia lalu memandang Lily dan tersenyum.

"Hm, Lily, kurasa dia suka padamu," ucap Hermione.

"What? Penilaian macam apa itu, Cedric Diggory jauh 4 tahun di atasku!"

"Yaa, terserah kamu saja, " balas Hermione lalu kembali membaca bukunya sementara Lily memandang Goblet of Fire dengan api biru yang indah.

Kericuhan lagi dan itu dari kakak kembar laki-lakinya, Fred dan George. Dengan bangga menunjukkan hasil yang telah mereka perjuangkan selama ini.

"Tidak akan berhasil ... " Hermione membuat mereka menoleh.

"Kenapa tidak bisa Miss Granger?"

"Lingkaran usia, Dumbledore tidak akan tertipu dengan ramuan bodoh yang kalian buat."

"Itu sebabnya Miss Granger,"

"Ramuan ini ampuh sekali,"

Lalu mereka berdua berdiri di atas kursi, mengocoknya lalu mengucapkan bergantian, "Ready Fred, Ready George, Bottoms up!" dan melompat memasuki lingakaran usia, berputar-putar di dalamnya dan memasukkan nama mereka. Lily hanya bisa menanggapi tingkah mereka dengan senyuman.

Tak lama kemudian api-api biru itu menyebar, mengamuk, dan melemparkan dua Weasley yang coba-coba membohongi itu. Dan ramuan penua itu membuat mereka malah lebih tua dari ayah mereka sendiri.

"You said!"

"You said!"

Teriakan sorak saat mereka bertengkar membuat Liky jengkel, bukannya dipisah malah didukung untuk bertengkar.

Lily mengayunkan tongkat pada keduanya dan kedua kakaknya sudah kembali semula, tapi masih bertengkar.

"Stop it, guys! Childish sekali bertengkar di depan umum," kesalnya, memisahkan Fred dan George. Sorakan itu berhenti dan beberapa anak Durmstrang masuk, salah satunya seeker Bulgaria dan dia memasukkan namanya juga ke Piala itu. Lalu pergi ke tempat duduk bersama teman-teman sekolahnya, menatap Lily yang masih menjadi pemisah antara Fred dan George.

Malam tiba, Profesor Dumbledore dan yang lainnya berjalan ke depan aula. Mengecilkan obor-obor api yang lain sehingga hanya Goblet of Fire yang menyinari paling terang aula itu.

Api biru itu menyemburkan sebuah nama yang sedikit terbakar, "Juara Sekolah Sihir Durmstrang, Viktor Krum!" sorakan anak-anak Durmstrang terdengar meriah, pemuda itu pergi dari tempatnya.

"Juara Akademi Sihir Beauxbatons, Fleur Delacour!" lanjutnya, tepuk tangan sama meriahnya. Lily sudah menanti-nanti bagian ini, jantungnya berdetak tak seperti biasanya, lebih cepat dan menegangkan.

"Dan juara dari Hogwarts, adalah Cedric Diggory!" Lily bertepuk tangan meriah sekali menyambut Cedric yang berdiri. Itu berarti taruhannya tidak kalah. Tapi kemudian wajah Lily berubah bingung saat pemuda itu berjalan cepat ke arahnya, hei, dia tidak mau jadi pusat perhatian sekarang ini.

Dan benar saja, ia jadi pusat perhatian sekarang karena Cedric memeluknya. Lalu pergi setelah tersenyum. Anak-anak perempuan Hogwarts memandangnya kagum dan komentar kekaguman mereka yang mengudara di aula Hogwarts hari ini.

"Oh Lily, you two can be the sweetest Hogwarts couple this year," puji Alicia.

"Are you two dating, Lily?" kini Angelina Johnson memandangnya, menggodanya.

"No!"

"Lihat saja, Bill dan Charlie akan segera datang dan membawamu pulang setelah dengar berita ini!" Ron ikut-ikutan.

"Our little sister ternyata tumbuh besar, George," itu suara Fred.

"Ya, dan bahkan lebih bisa memilih siapa yang tampan dan tidak," George menimpali.

"Georgie! Kamu sudah janji akan jadi kakak yang baik untukku!" kata Lily menagih janji, George berlagak melupakan janji itu dan terus menggoda adik kecil mereka. Tapi Lily sudah tidak peduli, dia kembali ke Piala Api yang mengeluarkan nama ke empat, empat?

Semua orang memandang bingung, lalu samar-samar suara Profesor Dumbledore terdengar. Menggumamkan lalu meneriakkan nama Harry Potter, raut marah terlihat jelas dan senyum yang tadinya menghiasi meja Gryffindor kini berubah menjadi raut kecewa, tak percaya, dan takut.

Setelah kepergian Harry dari tempatnya, para Profesor mulai gaduh. Anak-anak juga mulai bising membicarakan Harry Potter si penipu, Lily ingat ia membawa perkamen nama itu di dalam tasnya.

"Profesor!" di dalam ruangan itu Lily menarik perhatian, tak terkecuali Mad-eye Moody.

"Miss Weasley?" Profesor McGonagall tak percaya Lily menerobos ruangan ini.

"Aku menemukan ini, seseorang memasukkan nama Harry Potter ke dalam piala itu tanpa sepengetahuannya," Lily memberikan potongan perkamen itu pada Dumbledore. Kepala sekolah mencocokkan, semuanya melihat kesamaan tulisan yang ada di sini.

Lily dapat melihat Mad-eye Moody palsu itu berwajah menantang seolah mencibir kalau perkataan gadis Weasley itu tidak akan berpengaruh pada mereka.

"Siapa yang kamu lihat memasukkan nama ini, Miss Weasley?" tanya Dumbledore tenang.

"Aku belum tau Profesor, tapi akan aku cari tau mulai sekarang," Lily mencoba menguatkan buktinya tapi karena dia tidak tau siapa di balik Mad-eye Moody, dalam pikirannya bisa saja orang itu terkena kutukan Imperius atau apa dan Lily memang tidak mau menuduh begitu saja.

"Kalau begitu kepala sekolah, tidakkah Anda berpikiran bahwa bisa saja malah Miss Weasley ini yang meminta seseorang memasukkan nama Harry Potter kedalam piala api. Anda lihat sendiri bagaimana dia punya teman-teman yang jauh di atasnya," Moody membuat Lily menatapnya tak percaya, mudah sekali dia menuduh Lily sejahat itu. Moody palsu itu tersenyum penuh kemenangan sementara Lily mencoba membela diri.

"Miss Weasley apa itu benar?" tanya Crouch, semua memandangnya tak terkecuali para juara Triwizard Lily menggeleng, ia ingin berbicara tapi Crouch sudah mulai lagi, mrngabaikannya, "tetapi Mr Potter tidak punya pilihan, ia mulai saat ini adalah peserta Turnamen Triwizard," katanya lalu beberapa mulai bubar. Para Profesor dan para juara kecuali Harry dan Cedric menatapnya kecewa.

"Profesor aku tidak melakukannya."

"Profesor, Anda harus percaya."

"Cedric you must have trust in me," Cedric tersenyum padanya, memegang tangan Lily sejenak lalu menurunkannya.

"I've always trust in you, Lily," ucapnya lalu pergi bersama dengan yang lainnya. Lily kini menatap dengan sengit satu-satunya sosok yang masih ada di sana.

"Percayalah! Satu atau dua hari lagi kebusukan di balik semua ini akan tebongkar, the fake Alastor Moody!" ia memperingatkan dengan kalimat penuh penekanan, seperginya Lily, Moody menjulurkan lidahnya di belakang Lily.

Aula sudah bukan lagi tempat menyenangkan bagi Lily, ia langsung memilih pergi ke menara. Menjelaskan pada Harry kalau bukan dia yang melakukannya.

"Harry, please! Percayalah, aku tidak pernah meminta siapapun memasukkan namamu. Siapa yang ingin main-main dengan turnamen ini Harry, ini berbahaya!" beberapa anak di common room tertarik perhatiannya oleh suara Lily yang mulai serak. Weasley kecil itu memohon dengan ketulusan hatinya, suara rintik hujan menambah muram suasana malam itu.

"Aku percaya padamu," Harry menarik Lily dalam pelukannya. Siapa yang mampu melihat Lily menangis memohon seperti itu, "tapi kamu tau Lily, tidak ada yang menyukaiku setelah ini dan pasti tidak ada yang mau mendukungku lagi."

"Aku orang pertama yang mendukungmu, Harry Potter."

***

Lily duduk di salah satu bangku aula depan, ia tidak bersama Cedric. Tapi mereka ada di tempat yang sama, Lily juga melihat Draco di atas pohon berbincang dengan koloninya di sana. Meski tengah membaca buku, pikiran Lily tidak fokus pada itu. Ia memikirkan kenapa para Profesor menganggap hal ini biasa seperti tidak perlu dipecahkan, mereka mengklaim dirinyalah penyebab Harry Potter terpilih dan karena Harry tidak marah dengannya, Lily tidak jadi dapat hukuman.

"Aku tak peduli apa kata ayahmu, Malfoy! Dia itu jahat, kejam dan kau sendiri menyedihkan!" suara kemarahan Harry menyadarkan Lily dari pikirannya, Malfoy mengeluarkan tongkatnya tapi kemudian dia berubah jadi musang. Lily tak percaya itu terjadi, dan lebih tak percaya lagi karena Moody menjadikannya tontonan.

Lily mengeluarkan tongkatnya, menerobos kerumunan yang tertawa. Menubruk Moody hingga orang itu terjungkal dan mengembalikan Malfoy ke bentuknya semula.

"Anda dilarang menggunakan transfigurasi sebagai hukuman, apa Anda tidak punya telinga untuk mendengarkan peraturan sederhana itu?!" Lily mengacungkan tongkatnya pada Moody seraya orang itu mencoba bangun. Semuanya menatap gadis Weasley dengan tak percaya.

"Menyerang dari belakang itu tanda seorang pengecut, Miss Weasley," ia mengatakannya dengan nada santai setelah berhasil berdiri.

"Lalu apa bedanya dengan Anda?" tanya Lily memandangnya sengit. Tongkatnya masih teracung pada Profesor itu.

"Miss Weasley!" Profesor McGonagall datang terburu-buru dengan beberapa anak yang melaporkannya. Semua ini pasti akan jadi salah paham lagi, "potong poin Gryffindor dan detensi di ruanganku malam ini karena menyerang guru sekaligus menggunakan sihir diluar kelas," tegasnya.

"Profesor!" Lily ingin membantah tapi semua orang tau sifat Profesor McGonagall, ia menatap Lily dengan tajam dan membuat gadis itu mengalah. Menurunkan tongkatnya. Habis sudah kesabaran Lily sekarang, ia berjalan cepaty tak peduli menabrak siapa. Menyambar buku di bangku tadi dan segera pergi dengan wajah penuh emosi yang tertahan.

Remang-remang dan sepi. Tepian danau dekat Forbiden Forest menjadi tempat Lily menenangkan diri dari amarahnya. Sudah sangat malam dan ia melewatkan makan malam, setelah menjalani detensi ringan tadi ia langsung kemari. Biasanya duduk di samping suara gemericik air dapat menenangkannya, dan karena itu yang Lily tau jadi ia segera pergi kemari.

Lily bisa melihat sayup-sayup gurita raksasa keluar ke permukaan. Lily menopang dagu dengan kedua lengannya yang terlipat, kalau seperti ini ia jadi merindukan rumah. Di mana dia tidak akan dipandang aneh oleh seorangpun.

Seekor burung hantu elang mendarat di sampingnya, di paruhnya ada surat dan satu kantong tersegel Fudge Flies, coklat kesukaan Lily.

Lily mendapatkan surat keempat dari pengirim misterius itu, dan kini sampul itu bertuliskan kata Care. Lily mengambil surat dan membacanya.

Lilianne M Weasley
Apa sih yang kamu pikirkan sampai harus melewatkan makan malam. Kenapa kamu tidak pikirkan kesehatanmu? Masalah Profesor yang menyebalkan itu, kamu harus mengabaikannya. Aku salut kamu membantu seorang Slytherin yang bukan teman dekatmu.

Oh ya, aku hampir lupa. Ini coklat kesukaanmu, makanlah.

With Love,
Me.

***
Sesudah memberi Harry dan Cedric semangat tadi, Lily duduk di tribun bersama Ginny dan Hermione di kedua sampingnya. Lily ngeri melihat bagaimana aksi semua peserta. Sungguh mengerikan baginya.

"Oooh, nyaris saja, sangat nyaris..." "Dia mengambil risiko ..." "Gerakan cerdik-sayang tidak berhasil!" lima belas menit kemudian Lily dapat bernafas lega. Cedric berhasil mengambil telur emasnya. Pertandingan ini benar-benar menegangkan membuat jantungnya terasa dipermainkan.

"Oh, menurutku itu tidak bijaksana!" "Oh... hampir! Hati-hati sekarang, astaga, kupikir tadi habislah dia!" sepuluh menit kemudian Fleur berhasil mendapatkan telur emasnya.

"Sangat berani!" "Sungguh berani dia... dan... ya, dia berhasil mengambil telurnya!" Krum telah berhasil dan kini yang paling Lily tidak ingin lihat.

Harry masuk ke lapangan, memperhatikan ratusan kepala yang menontonnya lalu beralih pada seekor naga ekor berduri hungaria yang tak henti-henti mengibaskan ekornya. Semua orang mendadak hening, Harry memilih berjalan mendekati telur tanpa penyerangan untuk sementara ini. Tapi saat Harry sudah dekat dengan telurnya, naga itu buru-buru menyadari dan langsung marah. Menyemburkan api-api panas yang pasti mampu membakar Harry hidup-hidup kalau anak laki-laki itu tidak memilih berlindung di balik batu besar.

"Cmon Harry, your wand!" teriak Lily dan Hermione bersamaan. Membuat keduanya saling tatap sekarang tapi langsung mengalih ke Harry lagi. Harry mengangguk paham, mencabut tongkatnya dan memanggil firebolt.

Harry terbang meliuk-liuk sebagai pengalihan sebelum ia mengambil telur emasnya, tapi keanehan terjadi. Naga itu terus mengejarnya bahkan sampai keluar arena, sekarang tidak ada apapun untuk ditonton. Tapi beberapa menit kemudian sapu yang terbakar itu terbang tersendat-sendat ke arah mereka dan Harry berhasil mengambil telurnya.

Sorakan bangga pendukung Harry mengudara, Lily, Hermione, dan Ginny berpelukan erat sekali, bahkan sampai meneteskan air mata saking bahagianya. Mereka lalu berebut turun untuk menyambut Harry, Lily yang pertama kali sampai di tenda peserta dan memeluknya erat sekali. Harry membalas pelukannya dengan senang hati.

"Harry tadi itu keren sekali!" ucap salah seorang anak. Fred dan George langsung menggotongnya.

"Harry kami yakin kalau kamu tidak akan mati."

"Atau kehilangan satu kaki."

"Atau tangan."

"Atau meninggal, tidak akan!"

Lily tersenyum melihat tingkah mereka hingga seorang anak memanggilnya dari arah pintu masuk.

"Lily, Cedric mencarimu!" Lily kemudian pergi, suara kebanggaan itu sudah samar-samar terdengar.

***
Now is the time to give me a rating.
1-10 please!

Continue Reading

You'll Also Like

74.6K 7.7K 34
FIKSI
16.5K 1.7K 24
[Indo-Eng] [Series 1] Focus kepada Peter Pevensie dan Sheeka Lorren (karakter ciptaan penulis) Hampir semua karakter adalah ciptaan C.S. Lewis beber...
69K 7.6K 127
Novel Terjemahan !COPY PASTE GOOGLE TRANSLATE! NO EDIT Judul asli : η¬¨θ›‹ηΎŽδΊΊζœ«δΈ–ζ±‚η”Ÿ Shen Mian terlahir kembali pada hari keempat dari hari-hari terakhir, sa...
311K 36.9K 72
Keluarga malfoy terpukul berat akibat kehilangan salah satu anggota keluarga mereka. Cassieopeia Narcissa Malfoy. Saudari kembar Draco Malfoy. Diteng...