"Enggak papa. Untung bukan ukhti...."
"Ukhti siapa? Hayo kak Aban suka sama siapa?" Potong Azmi.
Aduh pake keceplosan lagi. Batin Aban.
"Woy kak. Malah bengong lagi. Jawab pertanyaan Azmi dong" ucap Azmi dengan nada memaksa.
"Apaan sih. Enggak, aku gak suka sama siapa siapa" bohong Aban sambil menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Kak Aban bohong yah.... Udah deh, kak Aban gak usah bohong. Udah ketauan banget"
"Iya deh. Sebenernya aku suka sama ukhti...."
"Ukhti siapa?" Potong Azmi antusias.
"Ukhti.... Siapa aja juga boleh"
"Ih kak Aban jangan becanda mulu deh. Gak lucu" sewot Azmi.
"Iya iya. Aku suka sama ukhti Zura"
"Apa!!! Ukhti Zura" teriak Azmi mendramatiskan suasana.
"Syuuutt....jangan kenceng kenceng. Ntar ketauan" Aban mendekap mulut Azmi.
"Apaan dah kak Aban. Lebay" cibir Azmi.
"Hayo kalian jatuh cinta yah" ucap Ahkam yang tiba tiba duduk di samping Aban.
"Apaan sih kak Ahkam. Dateng dateng langsung ngomong gak jelas" ucap Aban.
"Udah lah, ban. Kamu gak usah bo'ong. Aku udah denger semuanya" Ahkam membetulkan posisi duduknya.
"Jadi kakak udah denger semuanya?" Tanya Azmi.
Ahkam menganggukkan kepalanya.
"Termasuk kalo kita udah suka sama akhwat?" Sambung Azmi.
"Iya, zayank" ucap Ahkam.
"Lebay" ucap Azmi dan Aban bersamaan.
"Hahahaha...." tawa Ahkam menggelegar.
Azmi dan Aban hanya terdiam.
"Udah udah.... kalian tuh masih kecil jangan main cinta cintaan" nasihat Ahkam.
"Tapi, kak. Kalo kita suka sama akhwat itu wajar kak. Toh kita manusia yang punya perasaan" ucap Azmi.
"Iya. Kita kan manusia. Emangnya kak Ahkam gak pernah jatuh cinta? Kalo gak pernah berarti kak Ahkam bukan manusia dong...." ikut Aban.
Sebenernya mereka lagi mancing kak Ahkam. Biar kak Ahkam ngomong sendiri kalo dia juga suka sama akhwat.
"Enak aja kalo ngomong. Gini gini aku juga pernah jatuh cinta" ucap Ahkam. Kayaknya sih kak Ahkam keceplosan deh...
"Yess.... berhasil" teriak Azmi dan Aban.
"Hah? Berhasil" Ahkam bingung.
"Kak Ahkam pernah jatuh cinta yah? Sama siapa kak?" Tanya Azmi.
"Iya iya, kak. Siapa yang berhasil meluluhkan hati batu kak Ahkam?" Tanya Aban dengan nada meledek.
"Hati batu? Emangnya aku maling kundang apa jadi batu" ucap Ahkam kesal.
"Kalian bilang tadi berhasil. Berhasil apa emangnya?" Sambung Ahkam.
"Jadi, kita itu lagi mancing kak Ahkam. Biar kak Ahkam bilang kalo kak Ahkam itu juga suka sama akhwat. Dan itu berhasil, kak. Tadi kan kak Ahkam bilang ' gini gini aku juga pernah jatuh cinta'. Jadi strategis kita mancing kak Ahkam itu....berhasil" jelas Azmi panjang lebar.
"Strategi, Azmi. Bukan strategis" sambung Aban.
"Sama aja. Tinggal 's' yang dibelakangnya dibuang aja. Kan jadinya sama" eyel Azmi.
"Beda lah, mi. Dari artinya aja beda" imbuh Aban.
"Sama" kekeuh Azmi.
"Beda, mi. Nih aku jelasin yah.... pengertian strategi itu adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Nah, sedangkan pengertian strategis adalah suatu hal yang mempunyai dampak atau pengaruh yang menguntungkan terhadap suatu tujuan tertentu secara jangka panjang. Fahimtum?" Ucap aban p×l×t.
"Fahimna, kak" ucap Azmi pasrah.
Biasanya kalo ada debat antara Azmi dan Aban, pasti yang menang Azmi. Tapi, entah kenapa Azmi kehabisan kata kata untuk melawan Aban.
Melihat tingkah laku kedua adiknya, Ahkam hanya cengengesan. Ia tidak pernah ikut campur kalo Azmi dan Aban debat. Karena kalo Ahkam ikut debat, dia pasti udah kalah dari awal.
"Udah deh. Kalian ini malah bahas strategi sama strategis. Emangnya kalian gak mau tau siapa ukhti yang aku suka?" Tawar Ahkam.
"Ya mau lah" Azmi dan Aban kompak.
"Kasih tau gak yah...." goda Ahkam.
"Kasih tau dong, kak" Azmi dan Aban kompak lagi.
"Sebenernya....ukhti yang aku suka itu...."
"Siapa kak?" Potong Azmi dan Aban.
"Kalian kok ngomongnya kompak terus sih" Ahkam mengalihkan pembicaraan.
"Udah deh kak. Gak usah ngalihin pembicaraan" ucap Azmi.
"Iya, ih. Kak Ahkam mah gitu" sebal Aban.
"Iya iya.... sebenernya ukhti yang aku suka itu.... ukhti.... Mia"
"Ukhti Mia" teriak Azmi dan Aban.
"Suttt....jangan berisik" Ahkam membekap mulut Azmi dan Aban.
____________________
Wah gimana nih gengs.... mereka udah pada suka sama akhwat nih. Sedangkan Authornya..... -Author.
Gimana sih, thor. Bikin cerita kaya gini. Tapi, sendirinya gak suka ikhwat. - Azmi.
Iya gimana sih, thor. - Aban.
Kata siapa aku gak suka akhwat. - Author.
Emangnya kamu suka sama siapa, thor. - Azmi.
Iya siapa tau kita bisa bantu. - Aban.
KEPO. - Author.
😡😡😦. - Azmi & Aban.
____________________
Back to story....
"Udah lah. Jangan ngomingin akhwat mulu. Ntar zina lagi...." nasihat Ahkam.
"Iya, kak"
"Mendingan kita tidur Aja" ajak Ahkam.
"Yuk"
Mereka bertiga pun tertidur dengan cepat.
*****
Pagipun datang. Semua santriwan/santriwati bersiap siap untuk sekolah. Termasuk Nara dkk. Mereka berangkat bersama. Tapi ketika di gerbang mereka terpisah. Karena Zulfa dan Tasya masih MTS (SMP). Sedangkan Nara, Mia dan Zura sudah MA (SMA). Di gerbang MA, Nara dkk bertemu Azmi dan Aban. Azmi dan Aban mendekati Nara dkk.
"Assalamu 'alaikum, ukhti" salam Azmi dan Aban.
"Wa'alaikum salam" balas Nara dkk.
"Loh, ukhti Nara sekelas sama ukhti Mia dan ukhti Zura toh?" Tanya Azmi.
"Iya" jawab Nara.
Loh. Itukan kak Aban. Dia mondok disini juga yah. Batin Nara.
"Emang kenapa, mi?" Tanya Mia.
"Ndak, ukhti. Cuma nanya doang" jawab Azmi. Sebenernya Azmi grogi dan takut salting di depan Nara.
Itukan Nara. Jadi ukhti Nara yang Azmi maksud itu Nara toh. Jadi waktu kenalan itu Nara. Ihh yang bener aja. Kok Nara bisa di sini. Batin Aban.
"Akhi Aban kok diem aja? Kenapa? Ada masalah?" Tanya Zura dengan lembut.
Aban masih bengong tidak percaya.
"Kak. Ditanyain tuh sama bidadarimu" ucap Azmi sambil menyenggol bahu Aban.
"Hah. Apa? Iya kenapa?" Ucap Aban ngawur.
"Akhi kenapa ada masalah?" Tanya Zura sekali lagi.
"Endak, ukhti. Aku ndak papa kok"
"Jadi kalian mau kemana?" Tanya Aban.
Abannya masih ngawur gengs :v
"Ih, kak Aban mah ngawur. Udah tau kita mau sekolah. Malah nanya lagi" ejek Azmi.
Melihat tingkah Aban yang aneh. Nara, Mia dan Zura terkekeh.
"Kamu sakit, ban?" Tanya Mia.
"Ndak kok. Aku sehat walafiat" jawab Aban.
"Kok dari tadi ngomongnya gak jelas sih?" Tanya Mia.
"Udah lah, ukh. Kak Abannya jangan di tanyain terus, Kasian. Dia lagi grogi" ucap Azmi.
"Grogi kenapa, akhi?" Tanya Nara kepada Azmi.
"Gini loh, ukh. Kak Aban kan suka sama ukhti Zura. Jadi dia grogi, kan ada ukhti Zura di sini" ucap Azmi tanpa merasa bersalah.
Zura dan yang lainnya kaget dengan ucapan Azmi.
"Azmi" geram Aban.
"Hehehe...." Azmi cengar cengir watados.
"Udah yah, khi. Kita duluan. Takut telat" pamit Nara.
"Iya, ukhti Nara. Ukhti jangan mikirin Azmi terus yah kalo belajar. Ntar gak fokus lagi" ucap Azmi ke'pd an dan tentunya dengan senyuman manisnya yang selalu membuat para akhwat baper.
"Assalamu 'alaikum"
"Wa'alaikum salam"
Jujur. Nara sangat baper dengan ucapan Azmi. Apalagi dengan sunyumannya. Tapi, Nara sangat pintar menutupinya.
"Aduh aduh, Nara jangan mikirin Azmi terus yah...." goda Mia.
"Ihh....Mia. Kebiasaan deh"
"Hehehe....Zura jangan bengong mulu ih. Ntar kesambet loh" ucap Mia ngasal.
Zura hanya bengong semenjak Azmi bilang kalo Aban suka dengannya, mungkin syok. Karena dari dulu Zura sudah mengagumi Aban. Dan sekarang perasaannya terbalas. Zura gak percaya.
"Zura, kamu gak papa kan?" Ucap Nara memastikan.
Tidak ada respon dari Zura.
"Zur"
"Hah iya kenapa?" Zura kaget.
"Udah lah, zur. Jangan dipikirin terus. Aku tau kamu pasti gak percaya kan?" Ucap Mia.
"Iya. Aku gak percaya. Ternyata perasaanku bisa terbalas juga" Zura tersenyum.
"Zura, tolong jagain kak Aban yah. Aku yakin kamu orang yang tepat untuknya" Nara menepuk bahu Zura dengan lembut.
"Insya allah"
"Udah yuk kita ke kelas. Ntar telat lagi"
Mereka pergi menuju kelasnya masing masing. Di kelas Nara hanya bengong dan bengong. Ia tidak fokus belajar. Kini yang ada dipikirannya hanya Azmi.
Selamat yah, akhi Azmi. Kamu berhasil membuatku tak fokus belajar karena ucapanmu. Jujur aku sangat baper. Tapi, malu juga kalo ngomong. Kini aku sedang memikirkan kak Aban. Apa benar dia kak Aban. Atau bukan. Dan itu hanya khayalanku saja. Karena aku udah lama gak ketemu. Jujur aku sangat rindu dengannya. Dulu kita bersenda gurau, bercanda dan tertawa bersama. Aku rindu tawamu kak. Semoga nanti aku bisa mendengar suara tawamu lagi. Batin Nara.
*****
Halo....
Assalamu 'alaikum, semua....
Maaf dah lama gak update 🙏🙏🙏. Authornya bingung mau kaya gimana ceritanya....😦😦😦
Kira kira kak Aban dan Nara ada hubungan apa yah? Apakah ada yang spesial kaya martabak?
Ok garing:v
Penasaran gak apa hubungan Kak Aban dan Nara?
Gak yah, yaudah:(
Kalo kak Aban dan Nara ada hubungan spesial, Azminya gimana dong?
Buang aja ke kali.- Author.
Jangan dong, thor. Authornya jahat😭😭.-Azmi.
Eh eh...cup cup cup jangan nangis dong, mi. Ntar aku yang di marahin sama Umimu.- Author
Kepo yah.....
Semoga suka....
Jangan lupa vote () dan komen () sebanyak banyaknya....
Karena vote itu gratis tis tis....
Tidak di pumut biaya apapun.
Jangan lupa follow akunku
See you next part....👋👋👋
Bay bay....