Warning : typo bertebaran, cerita gaje, alur gak cocok sama cerita maupun judul, ooc, garing, dsb.
Cerita ini buatan author sendiri, tidak menjiplak cerita orang lain. Bila ada yang sama itu hanya kebetulan yang tidak disengaja
Don't copy my story
________________________________________
"Pertandingan pertama adalah Hanzo vs Gon"
.
.
.
"Maju" wasit memanggil Hanzo dan Gon.
"Saya yang akan menjadi wasit. Nama saya Masta. Semoga sukses" ujar wasit.
"Yo! Senang melihatmu lagi" ujar Hanzo. Masta terkejut.
"Kau menguntitku selama Tahap Keempat" ujar Hanzo.
"Jadi anda menyadarinya?"
"Jelaslah. Aku menduga bahwa masing-masing peserta diawasi pada Tahap Keempat. Yah, aku yakin semua orang lain sadar" ujar Hanzo.
'Tentu saja aku menyadarinya' batin Kazuha.
"Terima kasih. Peringkatku lebih tinggi karena hasil laporanmu lebih akurat" ujar Hanzo.
'G usah banyak bac*t napa! Cepet mulai!' Batin Kazuha.
"Aku mau tanya" pinta Hanzo.
"Nani ka?"
"Siapapun yang menyerah akan kalah, 'kan? Kalau tidak sadarkan diri tidak termasuk hitungan. TKO tidak diperbolehkan"
"Ya, itu benar"
"Hajime!" Ujar wasit memulai pertandingan.
Gon berlari menjauh untuk menjaga jarak terlebih dahulu. Tapi Hanzo dalam sekejap sudah di hadapannya.
"Kau percaya pada kekuatan kakimu. Aku akui" ujar Hanzo memukul tengkuk Gon dengan sangat kuat. Pandangan Gon terlihat bergelombang.
"Kau sudah melakukan yang terbaik bocah" ujar Hanzo. Gon terjatuh. Kepalanya berkunang-kunang.
"Nah, ini sudah berakhir, jika ini adalah pertarungan biasa. Ayo bangun" Hanzo mulai menyiksa Gon.
"Kau pasti kesakitan. Aku memukulmu cukup keras hingga membuat otakmu bergeser. Apakah kau mengerti? Kau tidak memiliki kesempatan menang. Lebih baik menyerah saja"
"Tidak.." Gon menolak untuk menyerah. Hanzo me-nempeleng kuat kepala Gon yang membuat pandangannya menjadi lebih parah dari sebelumnya.
"Pikirkan baik-baik. Jika kau menyerah sekarang, kau masih bisa bertarung nanti. Tak perlu kau berkeras kepala. Menyerah saja"
"Aku takkan menurutimu!" Hanzo menyiksa Gon lagi. Orang yang melihatnya mengernyit dan cemas.
"Menyerahlah" Gon mencoba berdiri. Tapi ia langsung dibogem Hanzo tepat di perutnya dan ia terjatuh lagi.
"Gon! Jangan memaksakan diri! Masih ada kesempatan berikutnya!" Seru Leorio.
"Leorio! Jika kau berada di posisi Gon, apakah kau akan menyerah?" Tanya Kurapika.
"Tentu saja, tidak!"
"Gon juga seperti itu. Semua peserta yang berhasil sampai sejauh ini, tidak akan berniat menyerah" sahut Kazuha.
"Aku tau! Aku tau itu.. tapi tidak ada pilihan lain selain menyerah!"
"Aku sadar itu, tapi aku mengerti bagaimana perasaanmu!" Ujar Kurapika.
"Pasti ada cara lain. Gon pasti dapat mengetahuinya" ujar Kazuha.
Buagh
"Kalian ingat apa yang telah ia lakukan hingga sampai disini, kan?" Ujar Kazuha.
'Tapi kumohon, menyerah lah!' Batin Kazuha.
Tiga jam berlalu. Pertandingan Hanzo dan Gon belum selesai.
"Bangun" ujar Hanzo.
"Cukup, sudah. Aku akan membunuhmu! Aku akan menggantikannya melawanmu!" Seru Leorio.
"Jika kau tak mampu melihatnya, pergi dari sini. Pertarungan ini akan semakin sadis" ujar Hanzo.
'Dasar plontos sok hebat!!💢' batin Kazuha geram.
"Apa katamu?!" Dua orang pengawas menghadang Leorio.
"Dilarang mengganggu pertarungan. Jika anda mengganggu, Gon akan di diskualifikasi!" Ujar wasit. Leorio geram.
"Daijoubu da yo.. Leorio. Ini... bukan masalah.. aku.. masih bisa.. bertarung.." ujar Gon. Hanzo yang geram pun menjegal kaki Gon dan memuntir lengannya.
"Aku akan mematahkan lenganmu" ujarnya. Hal itu tentu membuat Gon terkejut. Bukan Gon saja, Kurapika, Kazuha, dan Leorio juga merasakan hal yang sama.
"Aku tidak bercanda, menyerahlah"
"TIDAK AKAN!!" seru Gon.
Prakk!
Gon meringis kesakitan.
"Dia benar-benar mematahkan lengannya" gumam Pokkle.
"Sekarang, kau tidak dapat menggunakan tangan kirimu lagi" ujar Hanzo. Tubuh Leorio bergetar karena geram dan marah.
"Kurapika, Kazu.. jangan menghentikanku. Jika b*jingan itu melakukan hal buruk pada Gon. Maaf, Gon, tapi aku tidak bisa menahan diri" ujar Leorio.
"Menghentikanmu? Aku? Jangan khawatir. Itu takkan kulakukan. Kazu, jangan menghentikanku" ujar Kurapika. Amarahnya bergejolak membuat matanya menjadi merah
"Untuk apa aku menghentikan kalian, jika aku merasakan hal yang sama seperti kalian?" Ujar Kazuha dengan senyum creepy.
"Kau pasti lebih dari kesakitan. Tetapi dengarkan aku" ujar Hanzo. Ia berdiri dengan satu tangan.
"Aku keturunan shinobi, dari klan tersembunyi. Untuk menguasai seni ninpo, sejak ku lahir aku dipaksa melakukan latihan berat. Selama 18 tahun, aku melatih tubuhku dan teknik, tanpa istirahat. Saat aku seusiamu, aku sudah membunuh seseorang. Pada saat ini, kau tidak bisa mengalahkanku dalam pertarungan. Aku berusaha bersikap baik. Jadi menyerahlah.."
Duagh!
Gon menendang kepala Hanzo.
"Itte~... kusso! Kepala ku sedikit enakan setelah semua siksaan yang kau berikan" ujar Gon dengan suara cemprengnya yang meruban suasana.
"Yosha! Ayo maju, Gon! Tendang dia sampai mampus!" Seru Leorio.
"Jika umurmu 18 tahun, kamu hanya enam tahun lebih tua dariku. Setelah itu, ini bukan pertarungan untuk melihat siapa yang lebih kuat. Ini untuk melihat siapa yang menyerah duluan" ujar Gon. Hanzo kembali berdiri dengan darah yang keluar dari hidungnya.
"Aku sengaja membiarkanmu menendangku" ujarnya santai.
"USOTSUKI!!!" Seru Leorio.
"Kau tidak mengerti. Ini bukan peringatan. Ini perintah. Apa perintahku sulit kau mengerti? Akan kukatakan lebih jelas lagi. Aku akan memotong kakimu, sampai lumpuh" ujar Hanzo mengeluarkan pedang tersembunyi di balik lengannya.
Sring
Sring
Hanzo mengayunkan pedangnya.
"Cidera permanen pasti akan membuatmu sadar. Tapi pertama, aku akan meminta sekali lagi. Menyerahlah" ujar Hanzo.
"Sore wa komaru!!" Seru Gon.
'-'
'_'¿
"Aku tak ingin kakiku dipotong, tapi aku tak ingin menyerah. Jadi mari kita cari cara yang berbeda untuk bertanding!" Seru Gon dengan suara cemprengnya.
"Hei, Teme! Apa kau memahami situasi mu saat ini?!" Hanzo kesal. Semua penonton tertawa kecil.
"Jangan seenaknya! Kau meremehkanku?! Aku serius akan memotong kakimu! Korra!!"
"Tapi aku tidak akan menyerah. Selain itu, jika kau melakukan itu, aku akan mati kehabisan darah. Dia akan di diskualifikasi jika itu terjadi, kan?" Gon bertanya pada wasit untuk memastikan.
"Aa.. Hai'"
"Hora nee.. kita berdua tidak ingin itu terjadi. Jadi mari kita rundingkan" ujar Gon. Urat dari plontos keliatan bro:v.
"Sepertinya bukan masalah. Gon menguasai suasana" ujar Kurapika.
"Dia begitu egois '_'..."
"Tapi dia berhasil meyakinkan Hanzo dan kita semua. Mattaku.." ujar Kazuha.
Hanzo mengacungkan pedangnya pada dahi Gon hingga mengucurkan darah.
"Kau tidak mengerti. Jika kau mati, tidak ada kesempatan lain untukmu. Jika aku membunuhmu disini, aku bisa mencoba lagi tahun depan. Kita tidak berada pada situasi yang sama!" Ujar Hanzo meyakinkan Gon. Tetapi Gon hanya menatap Hanzo dengan tatapan yang memiliki tekad kuat.
"Kenapa? Hanya satu kata saja. Kau dapat mencoba lagi tahun depan. Apa ini lebih berharga daripada nyawamu sendiri?! Apa kau akan puas setelah mati di sini?!" Tanya Hanzo frustasi.
...
"Aku akan bertemu ayahku" ucap Gon dengan tatapan penuh tekad.
"Ayahmu?"
"Ayahku adalah seorang Hunter. Jadi aku akan menjadi Hunter dan bertemu dengannya!"
"Aku percaya bahwa akan bertemu dia suatu saat nanti.. Tapi jika aku menyerah sekarang, aku merasa takkan bisa bertemu dengannya! Karena itu, aku takkan menyerah"
"Jika kau tidak menyerah, kau akan mati" tetapi Gon tidak menghiraukan ancaman Hanzo. Ia benar benar melupakan semua yang Hanzo lakukan padanya saat ini.
Hanzo menyembunyikan pedangnya kembali dan berbalik badan.
"Aku menyerah. Kau menang" ucap Hanzo. Semua orang terkejut.
"Aku tidak bisa membunuhmu. Tali aku tidak menemukan cara untuk membuatmu menyerah. Aku menyerah dan mengambil kesempatan dalam pertarungan berikutnya!" Jelas Hanzo.
"Aku tidak bisa menerimanya. Itu tidak adil!"
💢💢'_'
"Kita berdua harus memikirkan cara untuk menyelesaikan pertarungan ini!"
"Heh, aku tau kau akan mengatakan itu" ujar Hanzo.
"Baka ka kono?! Tak ada gunanya, karena kau tidak akan pernah menyerah!" Kesal Hanzo.
"Tapi aku tidak ingin menang seperti ini!" Balas Gon.
"Lalu, apa yang harus aku lakukan?!"
"Kita rundingkan itu bersama!"
"Khe. Dengan kata lain, aku sudah menyerah, tetapi kau masih ingin bertarung denganku. Dan kau ingin kita memikirkan cara agar kau memenangkan pertarungan ini. Apakah itu benar?"
"Iya!!" Jawab Gon semangat.
"BAKAAAAA!!!!" seru Hanzo memukul Gon hingga melayang dan jatuh pingsan.
"Hei, wasit. Aku yang kalah, lanjut saja"
"Saya mengerti"
"Tapi, aku kasih tau. Ketika dia bangun, dja mungkin akan menolak hasilnya. Karena dia keras kepala, seperti yang kita lihat. Hanya satu orang yang akan gagal di babak ini, kan? Jika Gon gagal, pertarungan kami jadi sia-sia" jelas Hanzo.
Kemenangan Gon telah ditetapkan, setelah pernyataan Hanzo. Tahap Akhir, untuk menentukan kekalahan seorang peserta, baru saja dimulai.
Tbc.
Author's note :
1303 words.
Ketik :
Rabu
26 Juni 2019
Publish :
Rabu
26 Juni 2019