Cinta Dari Allah

By Syifa_Aziza

4.4K 257 25

Kepergian Alya membuat ia sadar jika Cinta bisa datang kapan saja dan bahkan pergi kapan saja, kehilangan Aly... More

Pertemuan awal dari rasa
Teman baru
Allah yang mempertemukan
Cinta pertama
Ospek kedua
Arti kupu-kupu
Perkemahan
Malam yang indah
Dalam Hujan
Yang lebih berarti
Sahabat
Pemimpin yang baik
Olimpiade
Kemenangan
Alasan kecewa
Karena takdir
Memaafkan
Mabruk alfa Mabruk
Kado terindah
Air mata yang tak terhenti
Alasan untuk percaya
Pergi
Kerinduan
Saat kamu pergi
Kehilangan
Lembaran baru
Surat
Kampus baru
Tes
Siapa dia
Saat itu
Kecelakaan
Donor darah
Masa lalu
Ikhlaskan
Aku, Mata Kamu
Alasan Bertahan
Operasi
Saat Dia Pergi
Wanita Paling Cantik
Malam itu
Cinta hanya kamu
Dosen pembimbing
Kecewa

Pendonor

79 5 0
By Syifa_Aziza

Darah segar mengalir dari balik selang menandakan darah yang ada ditubuh Devan diambil sebagian.

Setelah selesai, Devan keluar ruangan dan menghampiri Alya yang sedang menunggu penanganan dokter.

Alya berjalan mondar-mandir.

Terlihat dari wajahnya jika ia sangat resah dan khawatir.

"Kamu yang sabar ya, papa kamu pasti sembuh kok"ucap Devan menenangkan Alya.

Namun ucapannya sama sekali tidak direspon oleh Alya, Devan memaklumi sikap Alya.

Mungkin karena ia masih kecewa.

Jam menunjukkan pukul dua malam, namun penanganan belum juga selesai.

Alya terlihat lelah dan duduk di bangku.

Perlahan mata Alya menutup karena ngantuk. Devan yang melihatnya pun  langsung duduk disebelahnya dan memindahkan kepala Alya kepundaknya.

Seorang dokter keluar. Devan membangunkan Alya.

"Alya"

"Eh, maaf"ucap Alya kaget saat menyadari jika ia tertidur dipundak Devan.

"Bagaimana keadaan papa saya dok? Tanya Alya.

"Masa kritis pasien sudah berakhir, jadi pasien bisa langsung dipindahkan ke ruang rawat"balas Dokter.

"Tapi Papa saya baik-baik aja kan?

"Pasien baik-baik saja, mungkin hanya menunggu waktu untuk pasien bisa sadar"ucap Dokter.

"Baik dok, terima kasih banyak"ucap Alya.

Beberapa suster memindahkan papa Alya menuju ruang rawat.

"Alya, daripada kamu resah, lebih baik kita ke musholla yuk, masih ada waktu untuk sholat tahajjud"ajak Devan.

"Yuk"ajak Devan.

Alya tak membalas ucapan Devan, namun tetap mengikuti ajakan Devan.

Saat Devan keluar dari kamar mandi, ia tanpa sengaja melihat Alya yang sedang berwudhu dengan kerudung yang diselempangkan kebelakang. Devan menyadari jika dileher Alya tidak ada kalung pemberiannya.

"Apa kalung itu, dibuang Alya? Atau tidak ia pakai? Tanya Devan dalam hati. 

Kedua tangan menengadah meminta pertolongan kepada Allah.

Itu yang Alya dan Devan lakukan disepertiga malam itu.

Dalam do anya Alya meminta kesembuhan papanya begitupun dengan Devan.

Selesai melaksanakan sholat tahajjud Devan mengambil Al-qur an dan membaca nya.

Terdengar suara lantunan Al-qur an dari bilik hijab antara laki-laki dan perempuan.

Alya melipat mukena yang dipakainya dan beranjak mengintip siapa yang sedang membaca Al-qur an.

"Pasti itu suara ka Devan"batin Alya.

Suara yang tak asing lagi ditelinganya mampu membuat tenang hatinya yang kacau saat itu.

Sampai jam menunjukkan waktunya subuh, Devan menyelesaikan tadarrusnya dan langsung mengumandangkan adzan.

"Papa, papa udah sadar? Tanya Mama Alya saat suaminya sadar.

"Tadi papa kekurangan banyak darah untung ada temannya Alya yang mau mendonorkan darahnya ke papa"ucap Mama.

"Siapa ma? Temannya Alya, Alya pulang? Tanya papa.

"Iya pa, mama yang telepon Alya supaya Alya pulang"ucap mama.

"Sekarang Alya mana? Tanya papa.

"Lagi sholat "balas Mama.

Selesai sholat subuh, Alya dan Devan kembali menuju rumah sakit dan langsung menuju ke ruang rawat papanya.

Di dalam kamar sudah terlihat mama dan papa yang sedang berbincang.

"Assalamualaikum, papa udah sadar? Tanya Alya saat masuk kamar dan langsung memeluk papanya.

"Alya, anak papa, papa kangen banget sama kamu"ucap Papa.

"Itu siapa? Tanya papa saat melihat Devan masuk.

"Ini loh pa, yang mama bilang"ucap Mama.

"Mama bilang apaan ke papa, dia cuma teman kok nggak lebih"balas Alya.

"Iya, mama kamu cuma bilang dia teman kamu kok, kok kamu jadi sewot gitu sih, jangan-jangan...

"Ucapan papa Alya terhenti.
"Kalo boleh jadi calon suami om"sambung Devan membuat semua kaget.

"Oh, mau jadi calon suami Alya"balas Papa.

"Apaan sih pa"balas Alya judes.

"Itu juga kalo boleh om"balas Devan sambil tersenyum.

"Alya, kenalin dong sama papa calonnya, ternyata bayi kecil papa dulu udah gede ya, udah punya calon"ledek papa.

"Kenalan aja sendiri"balas Alya kesal dan cemberut.

"Alya, kok gitu sama papa"ucap Mama.

"Lagian papa"ucap Alya.

"Siapa nama kamu nak"Tanya papa pada Devan.

"Devan om"balas Devan dan langsung mencium punggung tangan papa Alya.

"Oh Devan, persis kaya orangnya "ucap papa.

"Emangnya kenapa om? Tanya Devan.

"Ganteng"ucap papa.

"Dih, Udah ah, Alya mau pergi aja"balas Alya dan langsung pergi meninggalkan ruangan.

"Alya"panggil Papa.

"Biar saya yang kejar om"ucap Devan.

"Maafin anak om ya, emang seperti itu dia"ucap Papa.

"Iya om nggak papa kok"balas Devan.

"Jagain dia ya, om percaya sama kamu"ucap Papa.

"Iya om"balas Devan.

Alya berjalan keluar dari rumah sakit, Devan mengejarnya dan mengikutinya.

"Kaka ngapain sih disini? Tanya Alya saat ia tau Devan mengikutinya.

"Ya melaksanakan amanah"balas Devan.

"Amanah apa lagi"balas Alya.

"Tadi papa kamu suruh saya buat jagain kamu"balas Devan.

"Kalo aku nggak mau gimana "balas Alya.

"Ya berarti kamu mau tanggung dosa saya"balas Devan.

"Kenapa bisa begitu"balas Alya.

"Kan kamu yang menghalangi saya menjalankan amanah, padahal kan amanah wajib"balas Devan tak mau kalah dengan ocehan Alya.

"Ah terserah, tapi jangan deket-deket"ucap Alya.

"Oke"balas Devan.

Alya berjalan-jalan menyusuri jalanan, sambil menikmati pemandangan pagi ini, Devan masih stay mengikutinya di belakang, hingga akhirnya Alya merasa lapar karena mungkin hampir seharian ia tidak makan.

Alya memegang perutnya menahan lapar hingga sampai di depan warung makan jalanan, Alya berencana untuk singgah dan makan disana, namun sialnya ia tidak sempat membawa tas apalagi uang.

Alya bingung, ia malu jika harus bilang kepada Devan.

Karena ia masih merasa kesal dengannya.

Sedangkan Devan mengerti tingkah Alya yang terlihat lapar.

Namun ia sengaja agar Alya yang menegurnya lebih dulu.

Alya tidak mau malu didepan Devan.

Ia langsung memutar balik arah jalannya.

"Kenapa putar balik? Tanya Devan sambil tersenyum.

"Banyak nanya deh, udah ikutin aja"balas Alya.

"Oke"balas Devan.

Tak lama kemudian terdengar suara perut Alya yang berbunyi membuat Alya malu.

Namun ia berusaha menahannya di depan Devan.

"Kkkrrrr"suara perut Alya berbunyi.

"Eh tunggu dulu, kayanya saya denger suara sesuatu deh"ucap Devan membuat Alya malu.

"Apaan sih, ini bukan suara perut saya"balas Alya.

"Loh, siapa yang bilang suara perut, saya cuma bilang saya denger suara sesuatu"balas Devan.

"Ah tau ah"balas Alya kesal.

"Kenapa harus keceplosan sih"batin Alya menahan malu.

"Di Depan sana ada warung makan loh, saya laper nih, temenin saya makan ya"ucap Devan.

"Nggak mau ah"balas Alya.

"Yakin nggak mau"balas Devan.

"Disana ada nasi goreng, pecel, bubur ayam juga ada terus ada... "Ucapan Devan terhenti.

"Iya deh iya, ayo"balas Alya.

Devan tersenyum melihat tingkah Alya.

"Kenapa senyum-senyum"ucap Alya judes.

"Engg,,, nggak kok"balas Devan.

"Yuk makan"tambah Devan.

Sesampainya di warung makan.

"Bu, nasi goreng satu ya"ucap Devan.
Alya bingung.

"Kok pesennya cuma satu"ucap Alya.

"Emang kamu mau? Kan saya cuma suruh kamu nemenin bukan makan"balas Devan.

"Ih, ngeselin banget ya Allah "batin Alya kesal dengan tingkah Devan yang sengaja mengerjainya.

"Ini nasi gorengnya mas, mbaknya nggak? Tanya ibu penjual.

"Nggak usah bu, makasih"balas Alya.

Devan terlihat lahap memakan nasi goreng.

Sambil tersenyum puas, Devan memperhatikan Alya yang sama sekali tidak tertarik dengan makanannya, padahal Devan tau jika Alya sangat lapar.

Devan mengarahkan sendok makannya ke mulut Alya.

"Aaa"ucap Devan menyuruh Alya membuka mulut.

"Apaan si, nggak mau"balas Alya.

Devan tersenyum.

"Satu yang membuat saya selalu tertarik sama kamu, sikap kamu yang seperti ini, yang membuat saya suka sama kamu"ucap Devan.

Namun sepertinya gombalan Devan saat itu tidak berarti.

Alya tetap tidak mau menengok ke arahnya.

"Oke lah kalo kamu masih marah sama saya, tapi kamu harus makan ya, nanti kamu sakit, terus siapa yang jagain papa kamu"balas Devan.

"Makan ya, Aaa"ucap Devan lagi sambil menyodorkan sendok makanannya ke mulut Alya.

Alya terpaksa menerima tawaran Devan, bukan karena sudah memaafkannya tapi karena perutnya sudah sangat keroncong akibat kelaparan.

Continue Reading

You'll Also Like

433K 31.8K 48
Nara, seorang gadis biasa yang begitu menyukai novel. Namun, setelah kelelahan akibat sakit yang dideritanya, Nara terbangun sebagai Daisy dalam dun...
3.3M 13.9K 33
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. πŸ”žπŸ”ž Alden Maheswara. Seorang siswa...
4.2M 138K 80
WARNING ⚠ (21+) πŸ”ž Seorang adik yg ingin menyelamatkan kakaknya dari kematian akibat ulah Antagonis Area Dewasa πŸ”ž (21+) Bijak Dalam Membaca
1.2M 75.2K 50
Aku hamil. Dua kata yang Nafisah ketik di ponselnya kemudian ia kirim ke nomer teman masa kecilnya. Tapi kenapa setelah itu keluarga dosennya malah...