Violet

By MaurishaDinda

245K 3.5K 251

End ✔ 🚫 Yang masih dibawah umur 18+ jangan baca yaa, hihi waspada aja.. Sekali kalii bikin cerita ginian, ga... More

Violet 1
Violet 2
Violet 3
Violet 4
Violet 5
Violet 6
Violet 7
Violet 8
Violet 9
Violet 10
Violet 11
Violet 12
Violet 13
Violet 14
Violet 16
Violet 17
Violet 18
Violet 19
Violet 20
Violet 21
Violet 22
Cast 🍃
Violet 23
Violet 24
Violet 25
Violet 26
Violet 27
Violet 28
Up lagi?..
Violet 29
Violet 30
Violet 31
Violet 32
Violet 33

Violet 15

5.2K 121 8
By MaurishaDinda

2tahun kemudian, kini Jodhie telah kuliah di Universitas besar yang ada di Bandung 'Universitas Padjadjaran'.
Sedangkan Violet sudah berada dikelas XII Ipa B, begitu juga dengan Vero, dan Siska.

2tahun mereka lalui masih cukup aman tanpa gangguan dari Cleo dan Farah, semenjak kejadian di Villa itu. Namun, Cleo masih tetap mengejar Jodhie sampai satu kampus dengannya. Sedangkan Farah masih tetap mengincar Herman ayah Violet, karna Herman sudah memutuskan untuk menjauhi Farah demi Violet.

Dan disini lah mereka sekarang, Caffe Milo yang berada tak jauh dari sekolah Violet.

"Vi, gimana kabar kak Jodhie?" Tanya Siska, setelah meminum jus Mangga kesukaannya.
"Baik, emang kenapa?" Jawab Violet.
"Kak Cleo masih ngejer kak Jodhie, ya Vi?" Tanya Vero.
"Keliatannya sih masih, tapi ya bodo'amat sih, Jodhie nya kan gak suka Cleo"
"Polos banget jawaban lo? Gak takut ditikung?" Tanya Vero.
"Kok lo nanya nya gitu sih, Ve?"
"Ya gue cuma nanya, lagian tuh anak ngejer kak Jodhie ny gitu amat, sampe ikutin jurusannya segala, heran" Ucap Vero.
"Ya, gue nya sih percaya percaya aja sama Jodhie, kalau Cleo nya, ya jangan salahin gue kalau tuh anak berani macem macem"
"Iya iya deh paham" Ucap Vero.
"Oh iya, ngomong ngomong bentar lagi kita lulus nih, ada yang punya ide gak kita kuliah dimana?"
"Dikampus kak Jodhie aja!" Usul Vero.
"Lah kenapa disana?" Heran Violet.
"Iya, karna jurusan gue ada dikampus itu, kalau kalian?" Ucap Vero
"Gue sih mau ambil fakultas bisnis" Jawab Violet.
"Gue pertanian" Jawab Siska.
"Nah kita sama, Sis, itu fakultas juga ada di Universitas itu" Ucap Vero.
"Tapi apa gak lucu ya gue satu kampus sama Jodhie?" Ucap Violet.
"Apanya yang lucu, Vi? Jurusan lo ada, lagian tuh kampus juga gak jauh kan dari rumah lo?"
"Iya emang, tapi kesannya gue kayak mantauin Jodhie banget"
"Elah, mikiri orang lain, lagian kuta juga bakal masuk kampus itu kok, Vi, lo tenang aja" Jawab Siska.
"Iya, lagian sekalian mantau kak Jodhie juga gak apa apa, kak Jodhie kan pacar lo" Ucap Vero.
"Iya iya deh" Ucap Violet pasrah.

Drrttt.. drrtt..

"Siapa, Vi?" Tanya Siska, setelah Violet mengambil ponsel dari meja.
"Jodhie, kalian diem bentar ya"

Siska dan Vero hanya mengangguk.

"Kenpa Jo?"

"Kamu dimana,Vi?"

"Dirumah, ada apa?"

"Aku serius, kamu dimana?"

"Iya beneran, aku dirumah"

"Aku dirumah kamu ini"

"A-apa?"

"Kamu kan aku suruh langsung pulang, makan siang, habis itu belajar, kenapa nongkrong lagi? Kamu gak mau dengeri aku!?"

"Yaudah, iya iya, aku balik sekarang"

"Jangan nanti nanti, pulang sekarang"

"Iya sayang, sabar"

"Yaudah pelan pelan nyetirnya"

"Iya aku pelas pelan kok"

"Kamu sama siapa?"

"Siska sama Vero"

"Aku jemput kamu sekarang!"

"Lah, jadi motor aku siapa yang bawa?"

"Kamu bawa motor? Gak bawa mobil lagi?"

"Naik mobil macet, Jo, ntar telat sekolahnya"

"Pokoknya aku jemput sekarang"

"Jadi motor aku gimana, Jo?"

"Yaudah, mobil aku tinggal, aku jemput naik taxi, biar ntar boncengan naik motor"

"Yaudah iya bawel"

"Kenapa,Vi? Kak Jodhie ngamuk lagi karna gak langsung balik?" Tanya Vero antusias.
"Iya, biasalah, semenjak kelas tiga ini dia makin overposesif sama gue"
"Bagus dong, itu artinya kak Jodhie mau yang terbaik buat lo" Ucap Siska.
"Elah, Sis, tapi gue jadi gak bisa bebas gini, setiap hari disuruh belajar mulu, bosenlah" Tutur Violet agak lemas, dan menyandarkan tubuhnya pada sofa caffe.

"Wajar sih, Vi, karna bentar lagi kita bakal ujian, gue sih maklum kak Jodhie kayak begitu"
"Bener sih, Vi, yang dibilang Siska, ntar kalau lulus, kak Jodhie gak akan kayak gini lagi" Tambah Vero.

"Lo berdua sih jomblo, makanya gampang banget ngomongnya"
"Dih, nih anak maksudnya apaan ngatain kita jomblo, Sis?" Sergah Vero.
"Tau, asal banget lo kalau ngomong" Ucap Siska, sambil menampar bahu Violet.
"Suka bener tuh mulut ya" Tambahnya.

"Beneran jomblo lo berdua?" Tanya serius Violet.
"Masa sih jomblo? Udah mau lulus juga?" Tambahnya.
"Elah, lo pernah liat apa kita jalan sama cowok?" Jujur Siska.
"Kagak sih, gue gak yakin nih" Ucap Violet masih dengan raut serius.
"Iya, elah gak percayaan banget sih" Balas Vero.
"Kalau gitu gue..." Ucap Violet menjeda kalimatnya.
"Gue GAK PERDULI!!!" Ucap Violet, sedikit teriak, dan dilanjutkan dengan tawa yang mengejek Veri dan Siska.

"Sad lo Vi" Kesal Vero.
"Diem lo, Vi, seneng banget, kayak gak punya masalah" Tambah Siska.
"Emang enggak, hidup gue udah seneng, jadi buat apa punya masalah" Ucap Violet, masih dengan tawa nya.
"Sombong lu bangkee" Nyolot Vero.

"Lagian lo punya cowok juga gak kayak bahagia gitu, jadi ngapain gue pacaran, liat lo ngeluh mulu" Jelas Vero, mengejek Violet
"Bener sih, lo juga ngerasa terkekang kan? Karna susah buat kemana mana sendiri?" Tambah Siska.

"Gue bahagia kok, Jodhie itu baik banget, walau gak romantis" Jawab Violet tenang.
"Walaupun suka ngekang, dan overposesif kemana mana, dan cemburuan juga" Tambah Violet.

"Seru bener kayaknya" Ucap datar seorang pria yang berdiri di belakang mereka bertiga.

'Suaranya, kayak kenal' Ucap pelan mereka bertiga.

Mereka langsung membalikkan badannya, dan melihat siapa pria yang ada dibelakang mereka.

"Kak Jo?" Ucap Siska dan Vero bersamaan.
Tapi tidak dengan Violet, dia lebih tegang dari yang lainnya.

'Pasti kenal omel, karna ngeluh ini lagi Batin Violet.

"Udah selesai ngobrolnya?" Tanya Jodhie, masih dengan raut wajah tenang.

"U-udah kok kak Jo" Jawab Vero sedikit panik.
"Kalau gitu kita pamit deh kak Jo. Vi, kita duluan ya" Ucap Siska, dan pergi bersama Vero meninggalkan Violet dan Jodhie.

"Kamu bilang apa tadi soal aku?" Tanya Jodhie, dan duduk disamping Violet.
"Ah? Aku gak ngomong apa apa kok"
"Masa kamu gak ngomong? Aku tadi denger loh"
"E-emang aku ngomong apa?" Ucap Violet semakin gugup.
"Aku suka ngekang, overposesif kemana mana, cemburuan. Benerkan?"

'Duh, ini anak denger semua yak?' Batin Violet, merutiki dirinya sendiri.

"Aku benerkan sayang??" Tanya Jodhie lagi dengan nada yang lebih lembut.
"Ah, e-enggak kok, ka-kamu salah denger kali"
"Oh, aku salah denger ya? Jadi kamu ngoming apa sama mereka berdua?"
"Enggak ada kok Jo" Ucap Violet, masih mengelak.
"Oh iya, tadi kamu nyuruh aku buat belajar, ayuk pulang" Ajak Violet, dan bangkit berdiri menarik tangan Jodhie keluar Caffe sebelum menguarlkan selembar uang berwarna merah muda.

Mau tak mau Jodhie mengikuti langkah Violet menuju motornya. Jdohie hanya tersenyum kecil, ia tau Violet pasti panik, karna ini. Jodhie sengaja mengerjai Violet, agar tak kebiasaan membuka aib hubungannya pada orang lain, walaupun itu pada sahabatnya sendiri.

Setelah sampai, Violet langsung kekamar, dan tak lupa Jodhie mengikuti Violet masuk kamar.

"Ka-kamu mau ngapai, Jo?" Ucap Violet panik.
"Ikutin kamu, gak boleh?"
"Bukan gak boleh, tapi kamu kan bisa nunggu aku diluar, gak harus masuk"
"Udah ngejekkin aku didepan sahabat kamu, kami masih mau ngelarang aku?" Jelas Jodhie, dan melangkahkan pelan kakinya menuju Violet
"Ihh, yaudah iya, aku minta maaf, aku gak buka aib kamu, atau aib kita" Ucap Violet pasrah, dan perlahan berjalan mundur.

"Kamu mau apa sih Jo?"
"Masih nanya aku mau apa? Hm??" Tanya Jodhie yang sudah mengunci Violet dengan tangannya.
"Jodhie emmm...."

Ucapan Violet terpotong, karna Jodhie mencium bibir Violet, masuk kedalam. Lidah Jodhie mencari temannya untuk bermain bersama, mau tak mau Violet pun mengikutinya. Awalnya hanya ciuman biasa, tapi semakin lama semakin panas, dan Jodhie semakin bringas menaik turunkan tangannya dipunggung Violet.

Cukup lama, akhirnya Jodhie melepaskan ciumannya.

"Itu hukuman orang yang udah buka aib aku" Ucap Jodhie.
"Kamu taukan aku sayang kamu, wajar kalau aku posesif dan cemburuan"Lanjutnya.
"Aku ngekang kamu juga buat kebaikan kamu, kamu sebentar lagi lulus, Vi, bentar lagi kuliah, apa kamu gak mau gapai cita cita kamu?" Sambungnya.

"Iya iya aku minta maaf, aku salah, yaudah aku janji bakal berubah" Ucap Violet, yang sedikit menyesal.
"Aku gak mau kamu berubah, aku cuma mau kamu paham sama sifat aku belakangan ini, biasanya kamu juga aku bebasin, cuma karna kamu harus serius buat ujian kali ini" Jelas Jodhie.

"Yaudah aku janji sama kamu, buat gak main main lagi belajarnya" Ucap Violet, sambil menggenggap tangan Jodhie, dan menatap Jodhie dengan penuh keseriusan.

"Good, yaudah aku keluar, kamu ganti baju, terus makan siang, baru kita belajar.
"Asiaapp" Ucap Violet semangat.

2Hari kemudian.
Ryan yang berniat kerumah Violet untuk mengambil gitarnya yang tertinggal dirumah Violet. Karna ketika kemarin malam Ryan datang membawa gitar kerumah Violet, bermaksud untuk sekedar main, karna bosan dirumahnya, ketika ingin pulang, Ryan malas membawa gitar itu, jadi ia tinggalkan.

"Ryan!!"

Ryan yang hendak naik kemotornya mendadak tak jadi.

"Ada apa, Ga?" Kata Ryan, yang ternyata Agatha yang memanggilnya.
"Enggak apa apa, bosen dirumah, lo mau kemana?"
"Keruma Violet, kenapa?"
"Gue kira lo lagi gak sibuk"
"Emang ada apa?"
"Gue mau ketemu aja sama lo"
"Ketemu gue? Ngapain?"
"Ya pengen ketemu aja, tapi kalau lo lagi sibuk yaudah, gue balik aja deh"
"Enggak sibuk sih, cuma mau ambil gitar aja dirumah Violet"
"Oh, kalau gitu gue boleh ikut gak?"
"Lo mau ikut? Ntar berantem sama Violet? Lo kan gak pernah akur sama tuh anak?"
"Ihh, enggak lah, aku cuma kesel aja kalau ketemu Violet"
"Kesel kenapa sih? Tuh anak pernah buat salah sama lo? Masih belum lupa sama baju lo yang pernah dia pake?"
"Enggak kok, yaudah ih, katanya mau kerumah Violet"
"Yaudah ayuk naik" Ucap Ryan, menyuruh Agatha naik dimotor sport nya.

"Habis ini kita kemana?" Tanya Agatha setelah dijalan menuju rumah Violet.
"Lo mau kemana?"
"Kenapa jadi nanya gue?"
"Ehm.. Lo udah makan siang?" Tanya Ryan.
"Belum"
"Yaudah ntar kita makan siang aja dulu"

Setelah sampai, Ryan langsung masuk dan mencari Violet. Sedangkan Agatha hanya menunggu di teras rumah Violet.

"Eh, Yan, lo ngapai disini?" Tanya Violet yang turun dari kamarnya yang dilantai dua.
"Ngambil gitar" Jawab Ryan, dan bergegas keluar dari rumah Violet.
"Buru buru banget, biasa nya lo numpang makan dulu?" Tanya Violet heran.

"Gue lagi bawa anak orang"
"Siapa? Tumben bawa temen kerumah gue?"
"Gak perlu tau"
"Dih sombong banget lo" Ucap Violet, mengikuti Ryan keluar rumah, dan sedikit terkejut.

"Oh, bawa Agatha toh, pantesan buru buru"
"Diem lo" Jawab Ryan.
"Hei adik ipar" Ucap Violet menyapa Agatha.
"Adik ipar adik ipar, PD an lo" Jawab sinis Agatha.
"Hahaha.. sensi bener yang mau jalan bareng" Ledek Violet.

"Gue cabut, Vi" Pamit Ryan.
"Iya ati ati bawa adik ipar"
"Gue lempar kebulan lo ngomong gitu lagi" Ucap Agatha, sebelum Ryan melajukan motornya.

Tak lama setelah Violet masuk, sebuah klakson mobil berbunyi dihalaman rumah Violet. Violet pun keluar.

"Jodhie? Kok gak ngabarin kalau mau kesini?" Tanya Violet.
"Iya bosen aja dirumah, jadi kesini aja, males pegang hp, jadi gak ngabarin"
"Oh gitu ya, yaudah masuk yuk, panas diluar"
"Tadi itu kayak Agatha, sama siapa naik motor, kamu tau?" Tanya Jodhie, yang melangkahkan kakinya mengikuti Violet, dan duduk diruang tamu.

"Iya, dia sama Ryan" Jawab Violet.
"Habis dari sini?" Tabak Jodhie.
"Iya, Ryan ngambil gitar, setelah itu gak tau mau kemana"
"Dih tuh anak, bawa anak orang gak ngomong dulu"
"Elah, kayak gak tau aja, aku tau Ryan kok"
"Iya tapi kalau ada apa apa gimana? Lagian kenapa gak ngomong kalau mau pergi"
"Mungkin pamit kali sama nyokap kamu, tapi kamunya aja gak tau"
"Kamu bela Agatha nih?"
"Gak bela, cuma kamu terlalu posesif banget sama Agatha"
"Ya namanya adik aku cuma satu"
"Iya iya deh paham"

Bersambung...

Sorry banget lama up nya, soalnya buntu, jadi butuh waktu hampir satu bulan mikiri alurnya gimana.
Tapi semoga aja gak pada bosen ya yang udah nunggu.
Semoga chapt ini bisa sembuhin
kangen kalian sama JoVi. 😙😙

Medan, Sabtu, 13 Juli 2019

Continue Reading

You'll Also Like

664K 31.6K 38
#Dewasa
380K 33.7K 43
Ardi itu terlalu cuek dan malas untuk berurusan dengan orang lain, tapi mengapa Binar, si gadis menyebalkan itu selalu berhasil menarik simpatinya? M...
8M 54.5K 66
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
424K 31.2K 47
Nara, seorang gadis biasa yang begitu menyukai novel. Namun, setelah kelelahan akibat sakit yang dideritanya, Nara terbangun sebagai Daisy dalam dun...