Menikahi si Genius

By sternenlichttt

107K 3.5K 259

Apa yang kalian lakukan jika kalian harus menikah dengan teman sekelas kalian sendiri? Sangat buruk! Tapi Ta... More

1. Keputusan Orang Tua
2. Adek Gue (Revisi)
3. Menikah (Revisi)
4. Puncak (Revisi)
5. Adek Baru Aliya - Ali (Revisi)
6. Sayang Ku (Revisi)
Casting Peran (cewek)
Casting Peran (cowok)
7. Pengakuan Kecil
8. Salah Faham
9. Only Mine
10. Durhaka (Revisi)
11. Cakaran Maut
12. Future (Revisi)
13. Dinner
14. Basket (Revisi)
15. Panik (Revisi)
16. Suami Idaman (Revisi)
17. Mall 1 (Revisi)
18. Mall 2 (Revisi)
19. Silent (Revisi)
20. WIL
21. Result (Revisi)
22. (Revisi)
23. (Revisi)
24. (Revisi)
25. (Revisi)
26. Bali (Revisi)
27. Girl In Action 01 (Revisi)
28. Girl In Action 02 (Revisi)
29. Gimana Lagi?
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36
37. She Is Back
38. Siapa Dia?
39.
40. Promnigh
41.
42.
43.
44. Ngidam
45. End
Extra Part
Extra Part
Extra Part
Expta Part
000
000
Mau Promo!!

Extra Part

1.3K 58 3
By sternenlichttt

Autor Pov

"Ih bang Asa, Caca kan juga mau makan coklatnyaaaa"

Airicha, atau yang biasa disebut Caca merengek manja pada sang kakak yang menghabiskan sisa bolu coklat yang sudah dibuat sang Mami. Anak 5 tahun itu menguncang tangan Angkasa sambil berpura-pura menangis

"Yahh udah habis" ujar Angkasa sengaja membuka tangannya memperlihatkan jika bolunya sudah habis ia makan

"Aihh bang Asa! Jahat benget sih!" Caca berbalik sambil bersendekap

"Ih gambek! Lagian itu kan kue Abang, kue ulang tahun Abang yang ke 12"

"Gak mau tau, pokoknya Caca marah!"

Dika menghela nafas, kemudian memainkan ponsel yang sedari tadi tergeletak di sampingnya.

Seseorang masuk sambil berlari, membuat Angkasa dan Caca yang sedang ngambek menoleh

"Lhoo kok kue nya habis?"

Bima yang baru datang dengan menenteng bola melongo menatap nampan yang sudah kosong. Anak 7 tahun itu mengelengkan kepalanya heran

"Bang Asa yang habisin!" tunjuk Caca pada Angkasa

"Enak aja! Kamu yang makan paling banyak" Angkasa membalas menunjukan Caca

"Bang Asa yang makan kue terakhirnya, jadi bang Asa yang habisin!"

"Idih abang cuma makan 3 potong ya, kamu 6 potong. Tuh 1:2"

"Yang habisin coklatnya bang Asa yaaa"

"Tap-"

"Huss... Udah ya, aku aja gak kebagian gak ribet kok" Bima mencoba melerai kedua saudaranya

"Harusnya ada Bang! Tapi dihabisin sama bang Asa tuh!"

"Kok aku sih? Kamu yang makan paling banyak Caca"

"Shut up! Udah yang Bang, Ca. Aku mau minta buatin Mommy lagi aja deh, udah kalian gak usah ribut"

Bima berlalu, berjalan menuju dapur mencari sang Mommy kesayangan meninggalkan Asa dan Caca yang masih saja ribut

"Tuh gara - gara bang Asa, bang Bima gak bisa makan kue sekarang" Caca melotot ke arah Angkasa sambil menunjuk - nunjuk dapur

"Yeeeee... Gara - gara kamu lagi, Abang cuma makan dikit"

"Sama aja Abang yang habisin kok!"

Angkasa menghela nafas. Percuma saja dia berdebat dengan adiknya yang satu ini, gak ada ujungnya. Lebih baik dia ke kamar, baca buku, lebih berfaedah.

"Bang mau kemana?!" Caca bertanya saat melihat Angkasa beranjak berdiri dari kursinya

"Mau ke kamar"

"Ih kata Mami kan abang disuruh disini, jagain Caca"

"Abang ngantuk mau tidur"

"Awas aja! Caca aduin Mami!"

"Bodo Amat Ca"

***

"Moommy!! Bikinin Bima kue dongg"

"Mamihh Bang Asa nakalll"

"Bundaaa Caca nih Bun, resee!"

Teriakan demi teriakan bersautan memanggil Lita. Sedangkan Lita sedang bergelung dengan selimut di dalam kamar, mengabaikan teriakan anak - anaknya. Berbeda dengan Dika yang merasa terusik karna ia sedang mengerjakan beberapa laporan kantor.

Dika beranjak dari duduknya menghampiri Lita yang masih nyenyak tidur di ranjang.

"Ta, anak - anak manggil tuhh" Dika menguncang pelan tubuh Lita

"Engghh"

"Ta anak - anak tuh ributt" Dika menguncang tubuh Lita lebih keras

"Emhhhmm... Apa?" tanya Lita sambil mengucek sebelah matanya

"Anak - Anak ribut itu lho Mahh"

Melihat Lita yang mengucek matanya, Dika merasa gerah dan langsung ikut berbaring memeluk Lita

"Yaudah aku keluar dulu" Lita ingin beranjak tapi ditahan oleh Dika

"Jangan!" cegah Dika menarik tangan Lita

"Katanya anak - anak ribut, ya aku mau liatin dulu"

"Biarin, kamu disini aja"

"Nan–"

Sebelum Lita meneruskan ucapnya, terdengar suara nyaring dari luar kamar

"MAMIHH HUWAAAA"

"Tuh kan!"

Lita segera menyibak selimut dan buru - buru keluar kamar. Tapi sebelum ia keluar kamar, tepatnya didepan pintu Lita ditahan lagi oleh Dika. Bukan ditahan oleh cekalan tapi pelukan dari belakang.

"Dika kalo an-"

"Bunda! Kok malah peluk - pelukan sih?! Nih Caca nangis" Angkasa yang berdiri didepan kamar orang tuanya, tampak kesal melihat Dika memeluk Lita

"Dika lepass!" Lita mencubit tangan Dika yang memeluknya dari belakang

"Gak mau!"

"Mommyyy!!!"

Anak kedua Lita dan Dika, Bima. Berlari dari dapur menghampiri mereka, masih dengan menenteng bola yang tadi ia mainkan.

"Ih Ayah! Jangan peluk - peluk Mommy" Bima yang semula berlari, berhenti seketika saat melihat Pulakan Ayahnya pada sang Mommy

Dika tetap kekueh memeluk Lita dari belakang, ingin mengerjai ketiga anaknya. Lita yang mengetahui itu, menyeringai kemudian menatap anak - anaknya memelas 

"Tolongin Mam- eh? Mom-eh? Bun-eh? Tolongin Mamah donggg"

Melihat itu, anak - anaknya saling berpandangan terlebih dahulu sebelum berlari menyerbu ke arah Dika.

"Ayah! Gak boleh nakal!" ujar Caca sambil mencubiti perut Dika

Dika yang dikeroyok dan merasa terpojok melepaskan pelukannya pada Lita dan berlari menuju ranjang kamarnya.

"Ammpuunn" teriak Dika sambil menghindari ketiga anaknya 

Percuma, ketiga anaknya itu mengikuti Dika naik ke atas ranjang. Mereka berguling - guling diatas ranjang berempat. Ketiga anaknya yang mengelitiki disertai mencubiti tubuh Dika membuat Dika tertawa lepas.

Lita yang masih berdiri di ambang pintu mengawasi interaksi keluarganya dengan sambil tersenyum.

"Mamah tolongin Ayah dongg" Dika berteriak meminta pertolongan pada Lita

"Mamah datangg"

Lita berjalan menghampiri ranjang. Tapi bukannya menolong, Lita malah ikut mengeroyok Dika bersama ketiga anaknya.

"Mamahhhh"

"Hahahahhahahahahah..."

Pada akhirnya semua akan berjalan seperti semestinya, walau kadang tak sesuai seperti yang direncanakan tapi sebisa mungkin mereka menikmatinya. Ketimbang harus mengeluh terus - terusan.

Dika tak sempurna, begitupun Dika. Mereka memiliki kekurangan masing - masing. Walau begitu, tak pernah mereka mengeluh akan kekurangan satu sama lain. Mereka seolah berkerja sama untuk melengkapi satu sama lain, menutupi kekurangan yang pasangan mereka dengan kelebihan mereka.

Keroyokan yang semula pada Dika, berganti ke arah Lita seolah ada yang mengkoordinasi. Lita yang tak siap, hanya bisa diam saat Dika memeluknya erat.

Keempat anak - anaknya mengeromboli Lita dari samping, ikut memeluk Lita yang semakin mengeratkan pelukan Dika pada Lita.

"I Love you Bun"

"I Love you Mom"

"I Love you Mih"

"I Love You Mamahh" ucap mereka serampak, sejurus kemudian mereka bergantian menciumi segala sisi wajah Lita.

Lita bahagia sekarang, begitupun seterusnya. Ia akan berusaha bahagia bersama keluarganya.

You always to be Light for me.

***

Selesai ya guys, maaf cuma sedikit...
Kemaren ada yang nanya Revan sama Aletta udah nikah belom, jawabannya belom. Semua jalan cerita di 'Choice' berubah.
Beberapa Part diatas yang belum direvisi akan direvisi secepatnya, dan aku bakal adain vote untuk cerita apa yang rilis selanjutnya.

Selamat menjalani rutinitas

See you next time🙌

Continue Reading

You'll Also Like

ANGKASA By Hadid⛓

Teen Fiction

3M 45.9K 8
Angkasa Arslan Melviano, Ketua Gennaios. Laki-laki dengan tatapan dingin juga tajam dan rahang yang tegas. Angkasa yang mempunyai sifat seperti bungl...
9.4M 826K 54
[PART SUDAH TIDAK LENGKAP] [𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀] ❌𝐃𝐎𝐍'𝐓 𝐂𝐎𝐏𝐘 𝐌𝐘 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘. 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓 𝐌𝐄𝐍𝐉𝐀𝐔𝐇‼️ "Kak Gal...
5.6K 402 25
"Win-win? Maksudnya?" -Dzakiyah Talita Sakhi. "Simbiosis mutualisme. Kamu untung, saya juga untung."- Ghaisan Ahmad Altamis. -------- Jika ada kesam...