My Boyfriend

By ryantou

466K 8.5K 617

WARNING!!! •Dilarang menjiplak/mengklaim karya saya tanpa izin •Cerita ini bertemakan Boyslove.Bagi readers y... More

PROLOG
(a) Mata itu
(b) Dia
(d) Mungkin
(e) Sepertinya
(f) Kolam renang
(g) Kembali
(h) Kuharap
(i) Faell
(j) Entahlah
(k) Tanpa kata
(l) Saatnya
(m) Seandainya
(n) Coba

(c) Bukannya

27.2K 644 35
By ryantou

"Ra, kakak hari ini ada sedikit kerjaan kantor jadi gabisa nemenin kamu ke mall" ujar Reffan di sabtu pagi itu. Harusnya hari ini itu jadwalnya Rain dan kakaknya libur tapi kakaknya ada sedikit masalah kantor jadi tidak bisa ditinggalkan

"Oh gapapa kak. Kebetulan tadi aku mau ngomong kalo hari ini ga jadi ke mall.  Aku ada tugas kelompok sama lian di depan gang itu yang keluarga pindahan baru itu" terang Rain mencomot kembali cake yang ada di tangannya sedangkan matanya tertuju pada layar tv yang menayangkan si kuning kotak tengah memasak burger

"Yaudah kakak berangkat dulu" ujar Reffan membuka pintu dan menutupnya kembali

Rain kemudian kembali fokus pada layar tv dan tak terasa sudah jam 10. Jam yang di janjikan Lian untuk menjemputnya

Ting... Terdapat notifikasi pesan masuk di hp nya

💬 Lian :
-Lu dirumahkan, gue udah di depan. Cepet!

💬 Rain :
Iya bentar gue izin dulu ke bi Asti-

"Bi Asti rain izin keluar mau ngerjain tugas kelompok sama lian " teriak Rain ke arah dapur

"Iya den hati-hati jangan pulang kesorean.  Nanti di cariin abang" balas bi Asti dari arah dapur

Rain kemudian membersihkan sofa dari remahan cake kemudian mematikan televisi dan bergegas pergi ke depan tak lupa membawa tas yang sudah diisi semua tentang pelajaran akuntansi bekas kakaknya

"Lama banget sih" ujar Lian kesal

"Gitu doang lo sebut lama. Ckckc" ujar Rain tak kalah kesal

"Yaudah cepetan naik" perintah Lian
Tanpa ba bi bu lagi ia sudah menaiki motor besar itu. Kemudian melaju pergi ke depan gang yang jaraknya cuman 10 menit menggunakan motor.

"Yang ini!? " tanya Lian

"Iya. Bentar gue coba panggilin orangnya dulu." sahut Rain kemudian turun dari motor dan melangkah ke gerbang pintu

"Permisi... " ujar Rain setengah berteriak

"Sebentar" sahutan dari dalam.
"Eh nak rain ayo masuk. Sekalian sama temennya. motornya taruh di samping aja" perintah bu Marisa membukakan pintu

"Ayok duduk dulu. Mau minum apa" sesampainya mereka di ruang tamu

"Ngga bu. Makasih aku lagi ada tugas kelompok sama anak ibu faell" ujar Rain meluruskan maksud kedatangannya

"Ooh udah kenal toh" balas bu Marisa kaget

"Iya bu kebetulan kami sekelas" timpal Lian yang sedari tadi diam

"Yaudah langsung ke kamar atas aja ya. Kamar nya ell lagi di renovasi. Dan dia sekarang lagi dikamar om nya. Kebetulan om nya jarang pulang dia jadi guru honorer di kecamatan sebelah" Balas bu Marisa

Rain dan Lian kemudian menaiki tangga ke lantai atas dan hanya terdapat satu kamar saja dan lainnya tempat bersantai. Ia kemudian melangkah mengetuk pintu dan menunggu sautan dari dalam.  Setelah ada sautan ia pun masuk bersama Lian dan duduk di sofa di samping meja belajar

Mereka kemudian duduk dilantai beralaskan karpet berbulu yang lembut. Di temani musik pop barat yang merdu secangkir coklat panas dan oreo sebagai camilan

Lama mereka berkutat dengan tugasnya sampai sebuah dering telepon menghentikan kegiatan mereka

"Maaf gue angkat telepon dulu dari mama" pamit Lian menjauhi keduanya

"Iya ma... Aku lagi ngerjain tugas sama rain di rumah temennya... Ada apa... Loh emang ka kean kemana... Duh bisa bentar ga mah tanggung nih... Yahh yaudah deh aku pulang... "
Ujar Lian menutup telepon nya

"Guys sorry ya gue ada keperluan sedikit sama nyokap kalian bisa kan selesei ini.  Kalo ga selesai di tunda aja sampe besok. Gue buru-buru" ucap Lian kemudian keluar dari kamar tanpa menunggu jawaban apapun

Keduanya, Rain dan Faell kembali sibuk mengerjakan tugas mereka sampai jam menunjukan pukul 2 siang Faell pamit ke rumah bibinya untuk mengantarkan undangan dari ibunya. Lama menunggu hingga pintu terbuka Rain mengira itu Faell

"Lama banget si ell. Emang jauh? " ujar Rain mengira yang masuk itu adalah Faell tapi ternyata Pak Riko
Karena masih fokus pada buku dihadapannya. Tak menerima respon apapun Rain kemudian mendongkakkan kepalanya dan menengok orang tersebut.

"L.. Lloh b-bukannya pa riko ya" ujar Rain tak percaya.

"Iya rain saya adalah adiknya kak marisa. Saya om nya faell" ucap Pak Riko sembari menyunggingkan senyum. Rain kemudian duduk tegak memperhatikan gurunya itu

"Lagi ngapain ra" tanya Pal Riko duduk di belakang Rain melihat apa yang dilakukan muridnya itu.  Posisinya seakan akan ia tengah dipeluk oleh Pak Riko. Dan Rain mencium aroma manly, segar dan keringat yang wangi. juga ia merasa tak nyaman di punggungnya karena merasa ada jendolan hangat dan panas yang semakin mengeras yang baru ia sadari itu adalah penis besar nya Pak Riko. Ia menggeliat tak nyaman membuat Pak Riko semakin bergairah.

Pak Riko kemudian berdiri karena ia tau muridnya mulai tak nyaman dengan kontolnya yang mulai menggelembung di balik celana bahannya yang ketat itu hingga membentuk sebuah tenda

"Bapak ke kamar mandi dulu gerah mau mandi" ujar Pak Riko meletakkan tas nya dan membawa handuk bersih kemudian melangkah masuk ke kamar mandi

Rain mendengar suara air bergemericik. Dan dia mulai membayangkan yang tidak - tidak. Ia kembali fokus pada bukunya tak menghiraukan itu.

"Rain bisa tolong bawakan bapak handuk " ujar Pak Riko di pintu kamar mandi

Rain membalikan tubuhnya dan meihat ke arah pintu kamar mandi dan ia tercekat
'Benar yang dikatakan orang - orang Burungnya besar' benak Rain tak berkedip menatap tubuh telanjang Pak Riko yang basah dan sedikit sabun serta rambut nya penuh sabun dengan tangan kiri dan tangan kanannya memegang kontolnya yang besar sesekali mengurutnya bahkan saat tertidur dengan kepala kontol yang mengkilap basah,  bulu jembut yang lebat dan dua bola di bawah kontolnya yang sama besar membuat Rain tak berkedip

"Rain... " ujar Pak Riko lagi

"Ehh itu bukannya bapak tadi bawa ya" jawab Rain gugup

"Ooh iya bapak lupa." Kemudian Pak Riko kembali mandi tanpa menutup pintu

Rain memegang dadanya yang berdegup dahsyat

'Tadi itu apa' pikirnya menggelengkan kepala nya beberapa kali.

Tak lama suara air keran dimatikan dan Rain kembali melirik ke arah sana dan sungguh terkejutnya iya saat disana gurunya yang ganteng,  hot dan mendapat julukan 'burung yang besar' tengah berjalan ke arah lemari bertelanjang bulat tanpa sehelai kain pun di tubuhnya. Badannya yang atletis dengan 6 kotak diperutnya dan dada yang bidang yang semi kering sedangkan rambutnya basah meneteskan air sedikit. Tengah berjalan melewatinya dengan kontol yang tegang dan Pak Riko tengah mengocoknya secara cepat sambil berjalan kemudian berhenti tepat di depan rain. Kocokan pada tangannya semakin cepat dan tak lama

Croot... Crot... Crot.. Akh... Akh... Akh..

Pejuhnya meluber dari kepala kontol nya turun ke tangannya dan dua bolanya kemudian jatuh kelantai membasahi lantai dengan sperma yang banyak.  Tanpa bersalah ia pun kembali berjalan tanpa memegang kontolnya yang masih ngaceng tepat di depan lemari ia berbalik dan menoleh ke arah Rain

"Tolong bersihin ya ra" ujar Pak Riko tak merasa bersalah kembali mengurut kontolnya yang tadi nya tertidur kemudian kembali bangun dengan pose menantang. Ia mengenakan kaus singlet dengan gerakan sensual dan hanya mengenakan sarung tanpa memakai celana dalam maupun boxer.

Rain cengo dan kemudian mengambil tisu disamping meja membersihkannya dengan pikiran kacau. Ia kemudian membuang sampahnya dan kembali ketempatnya semula

"Rain sini tidur aja dulu. Kayaknya faell bakalan lama" bujuk Pak Riko menepuk samping kasurnya

Rain yang bagai terhipnotis hanya mengikutinya saja tanpa berkomentar. kemudian ikut membaringkan tubuhnya disamping Pak Riko.  Ia melihat ke arah sarung yang dikenakan Pak Riko yang telah menjadi tenda.

"Pegang aja gapapa koq. " ujar Pak Riko menarik tangan kanan Rain dan menyimpannya di gundukan kontolnya dan menggerakannya sesnsual

Ahhh...

Sadar apa yang ia lakukan Rain pun menarik tangannya lagi.  Pa Riko yang tak peduli hanya diam dan tidur menyamping menghadap rain dengan kontol yang masih tegak membentuk tenda

Rain yang melihat itu ragu antara ingin dan takut. Beberapa saat Pak Riko terlelap dan rasa pensaran Rain yang ingin memegang kontol Pak Riko lagi kemudian menyingkapkan sarung depan Pak Riko melihat dengan jelas kontol besar tersebut tengah tidur.  Ia pun mulai memegang kontol itu dan meremasnya pelan.  Kontol yang semula tidur perlahan mengeras dan bangun seiring semakin kerasnya kocokan dan remasan tangannya pada kontol Pak Riko

"Akkhh.. Iya lebih cepat" gumam Pak Riko dengan mata tertutup

Rain pun semakin menjadi hingga kontol tersebut berkedut dan "akkhh.. Ya sayang.. Akh" kemudian memuntahkan lahar panas dan kental serta aromanya yang khas. pejuhnya keluar tak henti - henti dari kepala kontolnya seperti air mancur. Rain kemudian mengambil tisu mengelap tangannya saat hendak mengambil tisu basah untuk mengelap kontol Pak Riko, Telinganya mendengar suara Faell yang tengah mengobrol dengan ibunya.
Rain buru - buru membenarkan sarung yang dikenakan Pak Riko kemudian turun dari kasur dengan degupan jantung yang keras
Pak Riko pun tidur berbalik membelakangi Rain

"Udah sampe mana ra. " tanya Faell membuka pintu dan melihat Rain dengan tatapan kosong tak menggubris ucapannya

"Ra.. " ucap Faell lagi

"Eh.. Itu.. Anu apa baru sampe soal no 5 tinggal 15 soal lagi. Kek nya kita lanjut besok aja deh ell. Udah mulai sore takutnya abangku nyariin" ujar Rain cepat - cepat membereskan semua alat tulis dan bukunya

Faell heran dengan sikap Rain yang tiba - tiba. Kemudian matanya melirik melihat om nya tengah tertidur. Saat ia hendak bersuara Rain memotong berpamitan dan turun dari kamar atas ke lantai bawah kemudian berpamitan pada bu Marisa dan pergi berlalu tapi ia tak langsung pergi ke rumahnya melainkan pergi ke taman komplek yang tiap jam 3 sore pasti selalu ramai oleh anak - anak, para remaja maupun para orang dewasa dengan kegiatannya masing - masing.

Rain memutuskan membawa langkah kakinya ke kursi kosong dekat pohon besar.  Ia duduk dan merenungkan hal tadi

"Apa gue gay, bukan? " gumam Rain kemudian menggelengkan kepalanya

"Tapi tadi itu apa? Gue suka pegang punya cowok padahal gue sendiri juga punya.. Hah.. " hela Rain kembali merenung menatap para remaja yang tengah berlari memperebutkan bola

Lama ia memperhatikan itu hingga tak menyadari seseorang mendekatinya

"Ra lagi ngapain disini" ujar bang Reffan menepuk bahu Rain membuat sang empunya tersentak kaget

"Eh abang. Ngagetin aja" seru Rain menyadarkan lamunannya.

"Lagi ngapain disini? Katanya tugas kelompok sama lian mana orangnya" tanya Reffan duduk disamping adiknya meletakan minuman frapuccino didepan adiknya itu sedangkan ia meminum americano

Rain kemudian mengambil minuman itu dan menyeruputnya kemudian buka suara

"Udah koq tugas kelompoknya besok dilanjut lagi. Tadi lian ada urusan sama mamanya jadi dia pulang duluan" jelas Rain

"Ooh gitu" balas Reffan sekenanya

"Lah abang sendiri ngapain disini? " tanya Rain menyelidik
"Jangan jangan... Abang abis ketemuan sama gebetan abang dan tadi itu masalah kantor cuman pura - pura supaya bisa lebih lama ketemuannya hayooo... " ledek Rain menyelidik Yang dihadiahi pukulan pelan di kepalanya

"Apa dah ni bocah. Abang tadi emang abis dari kantor. Ga liat nih abang bawa tas isinya berkas semua" ujarnya menunjuk tas di samping tubuhnya
"Nah abis itu abang diajak jalan dulu sama temen abang. karena cuman dikit masalah kantornya. Nah kamu sendiri kenapa ga langsung pulang? " selidik Reffan

"Males lah bang belum sore juga. Ntar lah pulangnya masih asik liatin yang main bola" ujar Rain menatap kembali ke lapangan

"Kenapa ga ikutan main? " tanya Reffan bodoh

"Hhmm. Ngeledek nih ceritanya. Kalo aku ikutan main yang ada aku yang di tendang bukan bola karena aku sebelas dua belas sama bola" kesal Rain menatap abangnya yang tengah menahan tawa

"Hahahha.  Ya jelas lah tubuh mungil gini mau nendang bola? Yang ada malah di tendang sama pemain lain. Hahaha" ucapnya ngakak yang dibalas jeweran pada telinganya oleh sang adik

"Hahah. Iya iya maafin abang.. Aduh duh sakit ra.  Hahaha aw aw" ringis Reffan disela sela tawanya

Rain pun melepaskan jewerannya dan meninggalkan abangnya itu pulang

"Lah.. Marah dia.. Biarin aja lah entar juga baikan sendiri" gumam Reffan membuka hp nya dan tersenyum mendapat notifikasi dari seseorang yang akhir - akhir ini mengisi harinya

Sedangkan Rain menggerutu disepanjang jalan pulang sambil sesekali menendang kerikil di depannya.

"Ih abang rese. Adeknya lagi bete juga malah tambah bete lagi. Ini lagian si lian di spam chat ga di respon satupun. Mana batrei nya abis lagi.  Laper juga.. Eeeuuhh" gerutu Rain menendang kaleng minuman kosong

Iapun kembali berjalan dan sampailah ia di rumahnya

"Aku pulang" teriak Rain

"Iyo den" bales si bibi membawa minuman karena tau majikannya dari depan kelihatan kesal

"Nih diminum dulu" sahut si bibi

"Makasih bi" ujarnya kemudian meneguknya dengan sekali teguk hingga tandas. Ia kemudian berjalan ke samping televisi dan mencharger
Hp nya kemudian meninggalkannya mandi. Seusai mandi dan berpakaian rain kemudian kembali ke ruang tamu menghidupkan hp nya dan menunggu beberapa saat hingga hp pintar tersebut benar - benar menyala. Ia tak akan kaget mendapat serbuan chat dari temannya ell dan lian

💬 Faell :
- ra gimana kalo besok kita lanjutin tugasnya mumpung libur. Lu datangnya sore aja. 

💬 Lian :
-ping
-ping
-ra apaan dah lu spam chat gue banyak banget
-ra
-woy
-hp gue dimatiin tadi gue lagi di rumah sakit nengokin sepupu lagi sakit

Rain menyesal membaca pesan terakhir lian. Ia seperti mengganggu waktunya


💬 Rain ;
Sip deh ell. entar gue bilangin lian

💬 Rain :
Sorry tadi gue gabut -
Li besok ke rumah nya si ell -
nyelesain tugas kelompok kemaren


Rain kemudian meletakan kembali hp nya dan menyalakan televisi. Hingga abangnya datang dan mengusak rambutnya.

Continue Reading

You'll Also Like

67.9K 10.7K 39
"Saya gak tau kamu jadi pergi dari hidup saya"ucap c "Saya ayah dari anak kamu jadi ayo kita bersama²"ucap z
3.2M 51.7K 35
⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️ Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah i...
170K 4.5K 67
Bagaimana perasaan kalian jika setelah 4 tahun kabur dari persantren, kamu di pertemukan lagi oleh laki-laki yang merupakan anak dari pemilk pesantre...
680K 51.3K 32
🐰🐰🐰 Hanya menceritakan tentang seorang anak laki-laki yang berusia 4 tahun dengan keluarga barunya. 🐰🐰🐰