Semua berkumpul dimarkas, tatapan mereka kemudian teralih ke arah Levi yang saat ini sedang memangku Kira yang tengah terlelap dipelukannya, lelaki itu hanya menatap tajam ketika ia ditatap aneh hanya karena memangku Kira, aneh emangnya mangku istri sendiri? Minta digampar apa?
Erwin yang melihat itu kemudian menghampiri kedua orang terpercayanya setelah membubarkan kerumunan yang sedari tadi menatap keduanya penasaran agar baris sesuai pasukan, ditambah Kira mau-mau saja tidur sembari dipeluk oleh si maniak kerja cebol itu.
"Kira kenapa?"
Levi menoleh, tak melepas pelukannya.
"Dia lelah, efek kandungannya lumayan menguras energi karena dia memfokuskan si kembar saat ini, ditambah morning sick nya masih sering tidak teratur, aku sudah melarangnya untuk tidak membebani diri sendiri dengan pikiran soal pekerjaan bahkan hal lain yang membuatnya lelah, tapi dia membangkang."
Mendengar itu, sang komandan hanya tersenyum.
"Silahkan duduk saja, jaga dia. Dia mengandung penerus keluarga Ackerman dan Amalie. Jangan sia-siakan atau kalian menyesal nantinya." ujarnya.
"Pasti."
***
Kira bergerak halus dan mengerjapkan mata sejenak, ia memfokuskan pandangannya dan mengedar kesekeliling, ia mendongakkan kepala dan mendapati Levi masih memeluknya dengan protektif, namun lelaki itu sudah tertidur karena mereka berada di ruangan Erwin karena suaminya memutuskan ingin beristirahat disana berdua dirinya.
Ia hanya bisa tersenyum dan kembali menaruh kepalanya kedada Levi, membuat lelaki itu tersadar jika istri kecilnya sudah terbangun.
"Sudah bangun?"
Ucapan halus itu membuat Kira bergerak lagi. Sedikit kaget.
"Kamu tidur ayam?" tanyanya penasaran.
"Udah nyenyak, tapi kerasa kamu gerak barusan jadi kebangun."
"Maaf."
Tangan Levi yang berada di punggungnya bergerak menuju kepala Kira lalu menepuk dan mengelusnya lembut dengan sayang.
"Tidak apa-apa, bukan salahmu, lagian kamu udah tidur dari tadi. Kamu harus jaga kesehatan, paham?"
Gadis itu mengangguk, lalu kembali meringkuk kedalam pelukan Levi yang menurutnya memang nyaman sejak tadi. Tanpa menunggu lama, Levi kembali jatuh tertidur, Kira hanya diam tak bergerak karena ia tau suaminya sedang lelah, kenapa?
Udah tadi kerja, ngurus Titan, baru kelar ngurus musuh eh dianya buat ulah sampai molor di gendongan, sekarang dipangkuan aja masih dimanja begini. Tangannya aja masih bisa jaga sama menopang berat badan dia dengan baik padahal berat badannya dalam dua bulan ini sudah naik tiga setengah kilogram karena perkembangan si kembar didalam perutnya, siapa yang nggak tega?
Sama-sama nggak tega sih lebih tepatnya.
Pintu ruangan terbuka, Kira bergerak halus dan menatap kearah Erwin yang berdiri didekat keduanya saat ini. Mata gadis itu menatap Erwin yang saat ini tersenyum ke arahnya.
"Baru bangun?" tanyanya pelan, Kira mengangguk halus.
"Dan Levi baru bablas tidur." balasnya kemudian.
Erwin tersenyum.
"Biarkan saja. Bagaimana kandunganmu hari ini? Aman?"
Gadis itu mengangkat bahu kanannya pelan.
"Masih seperti biasa, belum ada penenangan akibat morningsick yang masih gak teratur."
Lelaki itu mendengus pelan, kemudian tangannya terangkat dan menepuk kepala Kira halus.
"Istirahat saja dulu."
Beberapa detik berlalu tetapi Erwin masih tak melepaskan tangannya, sedangkan yang dielus pun juga tak protes dan nyaman-nyaman saja.
"Jauhkan tanganmu atau ku potong sekarang."
Ucapan itu membuat Erwin tersenyum kecil sembari menarik tangannya begitu mendengar ancaman tersebut, Kira pun menoleh dan menatap wajah suaminya yang masih terlihat lelah namun sudah membuka sedikit matanya sebelum kembali terpejam.
"Kebiasaan tidur ayam lagi kamu." protesnya pelan.
"Udah dibilang bukan tidur ayam, chibi. Aku kebangun cuma nggak buka mata, baru mau nyenyak tapi dia malah begitu." balas Levi.
"Komandan tidak macam-macam, dia hanya menganggapku seperti adik." balas Kira lagi, tak mau kalah.
Perdebatan kecil kembali terjadi, Levi kemudian mengangkat tangan kirinya yang lengang dari pangkuan istrinya lalu menempelkannya lembut ke kening gadis yang tengah hamil muda itu.
"Sudah, jangan ikutan temperamental kalo emosian pas nggak bisa ditahan." ucapnya kemudian, mengakhiri perdebatan.
Kira yang langsung tersadar kemudian terkekeh halus, menyadari sifat dan mood nya yang akhir-akhir ini sedang naik turun akibat efek kehamilannya. Lalu menepuk pelan pipi suaminya setelah tangan kekar lelaki itu turun dari keningnya.
"Makasih udah bantu ingetin."
Gadis itu turun dari pangkuan Levi, kemudian berjalan menuju jendela ruangan dibalik kursi Erwin, baru saja ingin menyentuh kain jendela, ia merasakan suatu yang berbahaya yang akan mencelakakan dirinya pun kemudian bergerak mundur dengan cepat sembari menyeret Erwin yang baru saja berniat ingin duduk di kursi nya, melihat Kira seperti itu, Levi langsung berdiri dan menghadang tubuh kecil istrinya yang sudah berada didekatnya.
Tepat, sepersekian detik kemudian jendela itu pecah diakibatkan seseorang menerobos masuk dengan paksa, membuat serpihan kaca dan kayu jendela melayang dimana-mana akibat tendangan yang diikutin semilir angin yang lumayan kencang dari luar ruangan.
Kira yang dihadang oleh Erwin dan Levi pun tidak terkena benda-benda tajam tersebut, dikarenakan Levi langsung menaikkan tudung jubahnya yang masih ia kenakan sejak tadi. Namun tidak dengan keduanya yang terkena serpihan-serpihan tersebut sehingga mengalami sedikit beberapa luka lecet yang tak seberapa.
"Ya ampun, ya ampun."
Suara berat muncul dari sosok yang menerobos masuk, Kira yang merasa sangat familiar dengan suara itu kemudian mendorong sedikit tubuh Levi ke sisi kanan dan mengintip, benar saja, senyuman lebar langsung tertera dan derai tawa tanpa suara muncul diwajahnya.
"Siapa?" tanya Levi tajam.
Namun mendengar suara tawa istrinya mulai keluar, ia dan sang komandan menoleh kearah si kecil itu.
"Youmaaa!"
Panggilan riang dengan perasaan bahagia itu muncul dari mulutnya dengan suara cempreng nan bahagia, membuat sosok berambut blonde dan bermata biru berlian yang masih ditutupi oleh jubah namun sudah melepaskan tudung pun kemudian menoleh kearah sumber suara, tatapan bersahabatnya menatap sayang sosok gadis berbadan kecil yang merupakan adik angkatnya.
Ya, Youma Arian, sosok kakak angkat dari Alkira Ackerman ditempat keduanya tumbuh besar muncul di hadapan Kira tanpa diduga-duga oleh adik kecil kesayangannya itu. Kenapa ia bisa jadi kakak angkat Kira? Karena sebelum bertemu keluarganya, ia sudah di asuh oleh keluarga asuhnya yang dimana ada dua bocah lelaki yang berusia tiga dan enam tahun lebih tua darinya, dan masing-masing dari keduanya berasal dari orang tua yang berbeda juga sama seperti dirinya.
Namun siapa sangka, pertemuan mereka dan selama tumbuh kembang Kira dulu membuat keduanya memutuskan buat ketiganya untuk menjadi saudara karena mereka sangat menyayangi Kira seperti sosok adik perempuan mereka satu-satunya sebelum Kira bertemu dengan keluarganya hampir setengah tahun yang lalu.
"Kira!" panggilnya.
Gadis itu mendorong kedua lelaki yang ada dihadapannya ke arah berlawanan satu sama lain dengan kedua tangannya lalu berlarian, kemudian lompat dan memeluk sosok jangkung dengan tinggi 175 cm itu dengan sayang dan rindu.
"Lama tak jumpa!" pekik gadis itu.
"Lama tak jumpa! Bagaimana keadaanmu? Sehat?"
Baru saja bertanya, gadis itu melepas pelukannya lalu menatap kesal wajah kakaknya.
"Sebelum itu ..."
Bletak!
Kira memukul kepala Youma dengan tongkat mekaniknya dengan keras, ia merasa kesal karena kakaknya membuat ulah dikantor.
"Kau tidak bisa masuk keruangan kerja dengan normal sedikit hah!? Ini ruang kerja dan markas kau seenak tepuk jidatmu menyelinap masuk kayak kebiasaan kita dulu-dulu sebelum mencar!? Mikir nggak sih!!?" omelnya kemudian.
Levi dan Erwin yang melihat itu hanya bisa meringis melihat Kira yang memukul Youma dengan keras tanpa neko-neko.
"Dan juga, minta maaf sama Komandan serta Kapten pasukanku karena kau sudah memecahkan kaca ruangan, lalu perkenalkan diri dengan benar seperti kau yang selalu memberi ku contoh baik dulu-dulu, atau ku hajar kau sampe mampus!"
Omelan itu memang ampuh, Youma juga menyadari jika ia selalu memberikan contoh yang baik kepada adik kecilnya itu kemudian mengelus kepala Kira pelan agar dia sedikit tenang dan tidak marah-marah, karena lelaki itu menyadari ada dua nyawa yang hawa keberadaannya bisa dirasakan sekitar lima persen keberadaan nya namun tidak tau dimana.
"Baiklah, Levi, Erwin, aku minta maaf karena buat masalah. Dan perkenalkan, namaku Youma Arian, kakak angkat dari Alkira Amalie. Dua puluh lima tahun. Salam kenal."
Gadis itu terkekeh, kemudian menjelaskan lebih rinci bagaimana keadaannya dulu, dan kenapa Youma bisa jadi kakak angkatnya. Dan ia menjelaskan bahwa ada satu lagi saudara angkatnya yang sedang jauh dari mereka saat ini jadi bakal susah mengenalkan orangnya seperti apa.
* * *