TACENDA

By findayu

9.2K 686 15

[COMPLETED] " Bintang akan terlihat bersinar saat aku melihatnya dari jauh, semakin dekat aku semakin tidak... More

PROLOG
FIRST MEET
Cho Jin Ae
Coffee
Accident
(Swetest) Sorry
Way Back Home (I)
Way Back Home (II)
Paper
Rain
Suga POV
Fake
Suspicious
Wonder
Revealed
Messed Up
Recognize
Oppa
Airport
Polaroid
Anpanman
Remedy
MISS YOU
Scandal
Candy
Birthday
Snowball
Distance
Engangement
Coin Game
Jealous
Call
Birthday Gift
Vitamin
Ramyeon
Fall In Jin Ae
MAZE
HURT
LOST
Remedy 2
Her (END)
Hello Again !!!

Untitled

179 15 0
By findayu

Jika bukan karena Kim Tae Hyung yang sedang merajuk, mungkin kini Jin Ae sudah berada diatas kasur empuknya. Menonton salah satu acara TV favoritnya ditemani twigim yang dijual dijalanan dekat komplek huniannya. Sederhana saja, pria bermarga Kim ini merajuk lantaran Jin Ae tak sengaja menusukkan jarum saat fitting baju sore tadi. Pria ini minta ditraktir satu porsi ramen dan soda yang dijual diminimarket dekat kantor BigHit. Alhasil disinilah sekarang Jin Ae berada, memainkan ponselnya sambil duduk di sebelah kiri practice room BTS menunggu Tae Hyung selesai melatih tariannya.

Pukul Sembilan lebih sepuluh menit menurut jam tangan Jin Ae ketika Tae Hyung menghampirinya. Pria ini tersenyum sambil menggoyang-goyangkan lengan kanan Jin Ae.

" Baiklah ayo kita pergi"

Sudah paham benar bagaimana seorang Kim Tae Hyung, Jin Ae lantas beranjak dari tempatnya duduk dan berjalan menuju lift.

"Jin Ae ya sepertinya aku ingin dua porsi ramen dengan sosis bakar"

" Baiklah baiklah"

" Tambah nasi juga"

Jin Ae tidak mau ambil resiko, jika permintaan Tae Hyung tidak diiyakan Jin Ae khawatir pria ini akan meminta hal yang tidak masuk akal, membelikan seluruh ramen di minimarket itu misalnya. Terkadang Tae Hyung sulit ditebak kelakuannya, ya anggap saja sekarang ini Jin Ae sedang membawa adik laki-lakinya yang meminta ditraktir.

" Oh, Hyung"

Sama terkejutnya dengan Jin Ae, pria dengan kaos hitam polos ini sempat menghentikan langkahnya sejenak sebelum melewati pintu lift. Yoon Gi sempat memalingkan wajahnya sebelum berdiri disamping Tae Hyung. Jin Ae sudah bisa menebak apa yang dipikirkan pria bernama Min Yoon Gi dengan tatapan penuh penghakiman yang pria ini tampakkan begitu melihat dirinya bersama Tae Hyung.

.

.

.

Dengan 3 sausage yang ada ditangannya Jin Ae berjalan menghampiri Tae Hyung dan Yoon Gi yang sudah duduk di taman dekat kantor BigHit dengan tiga porsi ramen instan yang masih mengepulkan kuah panasnya. Mereka sengaja memilih tempat yang sedikit sepi agar tidak menimbulkan kegaduhan, tidak mungkin kan mereka makan ramen dengan masker hitam sebagai penyamaran.

" Jin Ae-ya.."

Raut wajah Tae Hyung yang begitu antusias ketika melihat Jin Ae keluar dari minimarket kini berubah menjadi kecewa ketika mendapati Jin Ae hanya membawa 3 sausage.

"Kau melupakan pesananku" Jin Ae lupa membeli cola dan ekstra nasi untuk Tae Hyung.

" Ya Tae Hyung-aa..." Tae Hyung mengerucutkan bibirnya bersamaan menundudukkan dirinya kembali ketika Yoon Gi menatapnya. Menurut Yoon Gi ini terlalu berlebihan dan kekanak-kanakan, sudah cukup Jin Ae menunda kepulangannya sampai selarut ini hanya untuk menuruti kemauan Tae Hyung.

"Mianhae Tae Hyung-aa, tunggu sebentar akan kuambilkan untukmu"

.

.

.

Sudah hampir 30 menit Jin Ae belum juga memunculkan diri, seingat Yoon Gi jarak minimarket dan taman cukup dekat, hanya butuh satu penyeberangan saja dan beberapa meter untuk sampai ditempatnya dan Tae Hyung menunggu. Hal ini menimbulkan kekhawatiran dibenak Yoon Gi. Sejauh yang Yoon Gi ingat gadis ini sedikit ceroboh dalam melakukan segala hal.

" Ya, Tae Hyung-aa bukankah kau berlebihan padanya?" Tae Hyung menatap Yoon Gi sambil menggigit ujung ibu jarinya. Tak kalah khawatir dengan Yoon Gi. Tae Hyung menyadari memang sikapnya kali ini sedikit berlebihan kepada Jin Ae. Bukan maksud Tae Hyung sebenarnya ingin menyulitkan Jin Ae, Tae Hyung tidak akan bersikap seperti ini jika bukan dengan seseorang yang ia rasa dekat dengannya.

" Oh, Jin Ae meninggalkan dompetnya"

" Aishh.. ayo susul saja, ini sudah larut malam" Yoon Gi berjalan gusar dengan memasukkan kedua tangan pada saku celananya sebelum berhenti tepat digaris putih tepian jalan. Kedua pria Daegu ini sedikit merasa lega ketika menemukan sosok yang mereka cari tengah melambaikan tangan dari seberang jalan. Itu Jin Ae dengan tangan kirinya yang membawa kantong plastik hitam.

" Cho Jin Ae berhenti disana!"

Yoon Gi menyurai rambutnya kasar ketika Jin Ae sudah terduduk di atas jalan beraspal, kantong plastik yang ia bawa sudah entah kemana perginya. Baru satu langkah seingat Jin Ae, ketika ia melihat lampu penyeberangan untuk pejalan kaki berubah dari warna merah menjadi warna hijau. Sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju dari arah berlawanan. Jin Ae tidak sempat melihatnya karena maniknya hanya terfokus pada Tae Hyung dan Yoon Gi yang menunggunya diseberang jalan, mengakibatkan tubuh mungil gadis bersurai gelap ini sedikit tersenggol bagian depan mobil dan mengakibatkan dirinya jatuh tersungkur diatas jalan beraspal.

" Jin Ae-ya kau baik-baik saja?" Tae Hyung mendudukkan dirinya diatas jalan beraspal tepat didepan Jin Ae, memindai dengan kedua maniknya apakah gadis ini terluka. Jin Ae belum bisa mencerna dengan baik apa yang baru saja terjadi padanya. Jantungnya masih berdebar, begitupun kakinya yang ia rasa sudah lemas. Tangannya pun ikut bergetar ketika Tae Hyung mencoba meraih kedua tangan Jin Ae yang sedikit lecet akibat menahan tubuhnya pada dinding aspal.

"Tae Hyung-aa ayo kita bawa dia kerumah sakit" Yoon Gi mencoba membuka layar ponselnya, mengetikkan beberapa huruf sebelum menempelkan benda persegi itu disamping rungunya.

" Jin Ae-ya apakah kau bisa berdiri"

" Entahlah, kurasa.." Jin Ae mencoba membawa dirinya untuk berdiri dengan bantuan Tae Hyung, ia sempat memegangi kaki kanannya yang ia rasa sangat nyeri. Baru dua langkah sepasang kaki berbalut sepatu vans putih itu melangkah, Jin Ae tak kuasa menahan sakit yang semakin menjadi ketika ia mencoba menyamakan langkahnya dengan Tae Hyung.

"Wae?" Yoon Gi berjalan dari belakang menyusul Jin Ae dan Tae Hyung yang berusaha menepi, pria dengan balutan jaket bomber hitam ini sempat memegang lengan kiri Jin Ae sebelum gadis ini kembali mendudukkan dirinya diatas lantai beraspal.

"Sepertinya kakiku terkilir"

" Tae Hyung-aa bisakah kau membantu Jin Ae, aku sudah menghubungi manager Kim tapi tidak ada jawaban."

"Baik hyung"

"Aku akan mencari taksi disekitar sini dan segera kembali"

-

-

Satu jam lagi menuju tengah malam, keheningan ruang UGD terurai sudah dengan suara derap langkah tergesa dari pintu masuk. Jin Ae mengalungkan sebelah tangannya pada leher Tae Hyung, sementara Yoon Gi sudah lebih dulu memanggil perawat dan membawakan kursi roda.

"Tae Hyung, bukankah ini terlalu berlebihan? Maksudku, ku kira kakiku tidak separah itu" Jin Ae sedikit mendongak menatap Tae Hyung yang lebih tinggi darinya, masih dalam posisi yang sama.

"Benarkah? Kau mau berjalan sendiri?" Sebenarnya Tae Hyung tidak benar-benar menyuruh JIn Ae berjalan sendiri, hanya kalimat sarkas untuk menyindir keadaan gadis itu. Berdiri saja masih harus bergantung pada Tae Hyung, apalagi untuk berjalan.

"Sudahlah, jangan banyak protes dan turuti saja" Begitu ucap Tae Hyung ketika melihat Yoon Gi semakin dekat. Keduanya lalu membantu mendudukkan Jin Ae pada kursi roda.

"Tolong periksa kakinya, tadi dia sempat tertabrak mobil" Ucap Yoon Gi yang dijawab anggukan paham dari sang perawat. Tae Hyung mengambil posisi dibelakang kursi roda, bersiap mengantar Jin Ae menuju ruang periksa. Baru setengah jalan, perawat dengan senyum ramah itu kembali berbalik.

"Apa kalian keluarga pasien? Tolong urus administrasi, kami akan memeriksa keadaanya"

Jin Ae panik tentu saja, prosedur rumah sakit memang begitu kan?

"Aku akan mengurusnya"

"Tapi, hyung-" Tae Hyung dan Jin Ae masih sama bingungnya, berbeda dengan Yoon Gi yang baru saja menjawab dengan tanpa keraguan.

"Sudah, kau antarkan saja sampi ruang periksa" Begitu saja, Yoon Gi sudah beranjak meninggalkan Tae Hyung dan Jin Ae yang saling bertukar tatap. Jin Ae sebenarnya ingin mengejar lelaki berkulit pucat itu, memastikan bahwa dirinya bisa mengurus administrasi sendiri. Lagipula memang tidak ada kerabat yang bisa mewakilinya. Tapi kondisinya tentu saja tidak memungkinkan, hanya duduk berpasrah pada kursi roda yang kini sudah sampai di depan ruang periksa.

"Tolong tunggu di luar" Perawat itu ganti mengambil posisi di belakang Tae Hyung. Jin Ae sempat melihat raut khawatir dan rasa bersalah dari laki-laki dengan rambut berwarna mint itu.

Aroma rumah sakir bagi Tae Hyung sangat tidak enak, dirinya memang tidak akrab dengan bangunan layanan masyarakat yang satu ini. Di hadapannya kini adalah pintu berwarna putih dengan sedikit kaca, tapi benda tembus pandang itu tampaknya tidak bisa menunjukkan bagaimana kondisi Jin Ae sekarang, pandangannya terhalang tirai.

Tae Hyung hendak duduk di kursi panjang ruang tunggu, ketika sebuah benda bergetar dari saku celananya.

"Kkamjagiya.. ahh astaga " Tae Hyung mengangkat ponsel pintar itu dari sakunya, sedikit memiringkan kepala ketika mendapati nama yang asing tertera pada layar ponselnya, sebuah panggilan masuk dari Yejin. Sedetik, Tae Hyung lupa jika ponsel digenggamannya adalah milik Jin Ae yang diambilnya tergeletak di jalan setelah kejadian tadi.

Ah, mungkin Yejin ini keluarganya. Dengan begitu, Tae Hyung memutuskan untuk menerima panggilan masuk.

"Jin Ae, kau ada di rumah? Kebetulan sekali aku ada di dekat rumahmu boleh ak-" Tae Hyung belum mengucapkan sepatah katapun sejak menerima panggilan itu, hanya rentetan kalimat dengan nada sangat ceria di seberang sana yang didengarnya.

"Yobseyo?"

"Omo, aku berbicara dengan siapa? Apa aku salah menelepon orang?"

"Anieyo, ah itu.. aku teman Jin Ae"

"Ah begitu, apa aku bisa bicara dengannya?"

"Tidak bisa, ani.. maksudku sekarang kau tidak bisa berbicara dengannya"

" kenapa begitu? tapi ini kan ponselnya"

"Itu.. Jin Ae sedang di rumah sakit"

-

-

-

"Terimakasih, silahkan tunggu sampai pasien selesai di periksa. Setelah itu anda bisa kembali lagi kesini"

Yoon Gi baru saja menyelesaikan administrasi pasien, beruntung administrasinya tidak terlalu sulit. Yoon Gi menuju ruang tunggu, mendapati Tae Hyung yang duduk pada kursi tunggu dan kepala menyandar pada dinding dengan mata tertutup. Yoon Gi melirik sekilas pada layar ponselnya, hampir tengah malam.

Tae Hyung membuka matanya ketika merasakan kursi yang didudukinya bergerak pelan, Yoon Gi sudah duduk disampingnya.

"Bagaimana keadaannya?"

"Belum selesai di periksa, hyung."

Hening, Yoon Gi melirik sekilas pada pemuda yang duduk di sebelahnya. Laki-laki disampingnya ini tiba-tiba saja menjadi pendiam dan sedikit murung. Paham dengan perangai member yang satu ini, Yoon Gi tahu Tae Hyung tidak akan tiba-tiba menjadi pendiam hanya karena satu atau dua hal.

"wae?"

Tae Hyung menggelengkan kepala, bukan sebagai jawaban mungkin lebih kepada penghibur untuk dirinya sendiri. Duduk menanti di ruang tunggu seperti ini justru memupuk rasa bersalahnya semakin subur, kalau bukan karena dirinya pasti mereka bertiga sudah menikmati malam di kamar masing-masing.

"Seharusnya aku tidak memintanya kembali ke minimarket" Lirih Tae Hyung sambil menatap ujung kakinya.

"Sudahlah, itu hanya akan membuat perasaanmu semakin buruk"

"Aku merasa bersalah padanya, hyung"

"Aku tahu. Ini sudah terjadi, jangan terlalu kau pikirkan. Semua baik-baik saja."

Keduanya masih menunggu dalam sunyi, ketika tiba-tiba suara ketukan sepatu dan ubin rumah sakit semakin menggema. Yoon Gi menatap lurus pada dua orang yang berjalan tergesa semakin mendekat. Seorang wanita dengan rambut gelap sebahu bersama seorang pria yang tingginya hampir sama dengan Nam Joon, sangat tidak asing.

"Anyeonghaseyo, aku Yejin. Bagaimana keadaan Jin Ae?"

Tae Hyung sampai bangkit dari duduknya mendapati ingatannya kembali.

"Ah benar, aku pernah melihatmu saat konser di Seoul. Maaf, tadi aku yang mengangkat teleponnya. Jin Ae masih diperiksa"

Yoon Gi masih menilik kembali ingatannya, Tae Hyung memang benar dengan pertemuan mereka di konser beberapa bulan lalu. Tapi yang lebih mengejutkan lagi ini adalah pertemuan ke 3 Yoon Gi dengan Yejin dan pemuda yang masih mengenakan pakaian formal itu. Atau lebih tepatnya ini adalah pertemuan ke empat Yoon Gi dengan laki-laki di hadapannya, memorinya kembali pada kejadian di pusat perbelanjaan di Seoul waktu itu.

" Oh, bukankah kau suaminya Jin Ae? Hyung, benar aku ingat sekarang. Kita pernah bertemu di backstage waktu itu kan?"

Yoon Gi semakin yakin dengan memorinya. Pun, dua orang di hadapannya saling melempar tatap menambah kebenaran akan prasangkanya.

"Ah itu, bagaimana dengan administrasi rumah sakitnya?" Ganti pemuda itu buka suara. Tae Hyung menoleh pada Yoon Gi meminta jawaban, sempat lupa bahwa kakak laki-laki sedaerah asal dengannya ini yang mengurus semua administrasi Jin Ae.

"Aku sudah mengurusnya"

"Hyung, karena ada suaminya apa tidak sebaiknya administrasinya dia yang mengurus?"

"Sudahlah, yang terpenting sekarang Jin Ae sudah diperiksa, sisanya sudah ku urus."



Hallo akhirnya bisa up lagi nih 

Agak pendek si, tapi mungkin up selanjutnya segera menyusul

See you  

Continue Reading

You'll Also Like

AKSA By Marionette`

Teen Fiction

1.1M 165K 63
[Pemenang Wattys 2020 Kategori Young Adult] Semenjak terjadi insiden di mana puisi cintanya tiba-tiba saja terpampang pada halaman majalah dinding se...
1M 83K 25
[COMPLETED] [MIN YOONGI] "Apakah mencintaimu harus sesulit ini?" Re-pub: 08/02/2018 ©Nandd_
2.3M 300K 53
Hidup Sabella Hasyim yang bak Cinderella itu jungkir balik ketika bertemu dengan Arshaka Shabiru, pria yang ia temui di kedainya. Shaka menawari sebu...
504K 56.3K 63
Yoo Heeko, gadis keturunan Jepang dan Korea mencoba mencari peruntungan di negeri Ginseng sembari belajar hidup mandiri. Gadis itu baru saja mulai me...