My Precious Man

By AndiSepti4

32.7K 1.9K 54

Main Cast: Kim Taehyung(laki-laki) & Jeon Jungkook (perempuan) Another Cast: Ortu Kim Taehyung (Appa= Kim Cha... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Attention!!
Chapter 9
Tolong dibaca!
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Selamat
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Kangen
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 32
Chapter 34

Chapter 8

857 55 0
By AndiSepti4

Maaf ya temen-temen aku baru bisa up,, mau nya secepatnya tapi apalah dayaku,,
Selamat menikmati😊😊😊

* Di sebuah rumah sakit besar, Jeon Hospital

"Dr.Kim apakah Anda sudah menyelesaikan tugas yang aku berikan padamu tempo hari?" tanya seorang yeoja cantik berumur paruh baya.

"Sudah Prof. Jeon. Aku sudah mengirimkan filenya ke email Anda. Akan aku ambilkan jika Anda menginginkan print out nya," jawab seorang yeoja cantik berumuran 27 tahun yang dipanggil Dr. Kim tadi.
Dia adalah Kim  Seokjin,  kakak dari Kim Taehyung yang merupakan seorang dokter bekerja di Jeon Hospital. Yeoja berwajah cantik, tinggi semampai, rambut kecoklatan panjang sebahu, bibir tipis yang yang selalu menyunggingkan senyum ramah pada semua orang. Tak heran pasien-pasiennya selalu menyukainya. 

"Bagus. Kemampuanmu memang tidak pernah diragukan. Aku sungguh kepadamu. Sejak kau masih menjadi dokter magang di rumah sakit ini, hingga sekarang kau sudah bekerja aku tak pernah kecewa terhadapmu. Kualitas dan skill yang kau miliki memang sangat mengagumkan," senyum bangga sang pimpinan yang dipanggil Prof. Jeon tadi. Iya dia adalah Jeon Luhan, eomma dari Jungkook.

"Anda terlalu memujiku. Berkat Anda lah yang selama ini sudah mengajariku. Sehingga aku bisa seperti ini."

"Tidak. Kau memang patut untuk dipuji dan dicontoh. Terbukti diumur begini kau sudah menjadi seorang spesialis bedah yang tak diragukan kemampuannya. Kau tak hanya handal di meja operasi, namun juga sungguh luar biasa dalam hal teori serta presentasi diseminar-seminar. Andaikan anak ku seperti mu, aku tak akan pusing," keluh sang Prof.

"Anak? Maksud Anda anak Anda yang mana? Aku hanya tahu anak Anda yang berada di luar negeri, yang Anda ceritakan waktu lalu memimpin perusahaan Jeon Corp di Amerika. Apa dia membuat Anda pusing?" tanya Seokjin penasaran.

"Ahh itu Jeon Namjoon. Dia anak sulungku yang memang berada di Amerika, memimpin perusahan appa nya di sana. Aku merindukan anak lelakiku itu. Tapi yang aku maksud tadi adalah anak perempuanku. Adiknya Namjoon, Jeon Jungkook. Dia yeoja yang sangat keras kepala dan tak punya sopan santun. Sungguh memalukan mengingat kelakuannya. Aku tak pernah habis pikir, bagaimana dia bisa tumbuh menjadi anak tak tahu aturan seperti itu. Sungguh sangat berbeda dengan diri mu Dr. Kim."

"Benarkah? Apakah dia masih sekolah?"

"Dia sudah kuliah. Semester pertama, fakultas Ekonomi, Universitas Seoul."

"Universitas Seoul? Adikku juga kuliah disana tapi di fakultas Kedokteran. Dia mengikuti jejak ku ingin menjadi seorang dokter."

"Tentu saja dia akan mengikuti jejakmu. Kau pasti kakak yang sangat baik dan mengagumkan. Aku tak ragu dia ingin menjadi dokter sepertimu. Apa dia juga berniat menajdi dokter bedah sepertimu?"

"Anda terlalu berlebihan dalam memujiku Prof. Jeon. Aku bisa terbang kalau Anda memujiku terus  menerus seperti ini. Adikku ingin menjadi dokter spesialis tulang.”

"Pilihan yang bagus. Apakah adikmu seorang yeoja sepertimu?"

"Dia seorang namja. Taehyung, namanya Kim Taehyung Prof. Mahasiswa semester lima."

"Hmm, aku berharap bisa bertemu dengannya. Sangat menyenangkan berbicara denganmu Dr. Kim."

"Aku juga senang Prof. Jeon. Anda seperti eomma ku. Sangat menyenangkan untuk diajak mengobrol,” sahut Seokjin dengan senyum sumringah.

“Aku juga sudah menganggapmu seperti anakku sendiri. Kau tak keberatankan? Ah benar satu minggu lagi anakku Namjoon akan datang ke Seoul. Sudah lama dia tak kembali kesini. Aku menyuruhnya kesini sekaligus merayakan ulang tahunnya yang ke 28 tahun. Kau harus datang Dr. Kim. Ajaklah juga adikmu. Aku akan memberikan undangannya nanti kepadamu."

"Tentu saja aku tak keberatan. Aku malah sangat senang. Terima kasih Prof. Jeon. Aku sungguh tersanjung Anda mau mengundangku."

"Kalau begitu panggil saja aku eomma kalau kita hanya berdua atau diluar. Sangat terasa formal kalau terus-terusan memanggilku Prof."

"Baiklah Prof,,eh eomma. Anda juga bisa memanggilku Jin."

"Iya Jinnie. Bisa kah aku memanggilmu seperti itu?"

"Iya eomma. Itu memang panggilan ku dirumah."

"Kuharap kau bisa berteman dengan Namjoon. Aku yakin kau adalah tipe Namjoon, yeoja cantik dan berotak cerdas."

"Eomma, aku jadi malu. Aku juga berharap bisa bertemu dengannya. Anda selalu memujinya memeliki otak yang sexy."

"Baiklah kau bisa melanjutkan pekerjaanmu. Aku akan memeriksa file yang tadi kau kirim. Aku aka memanggilmu kalau ada yang aku perlukan. Terimakasih Jinnie."

"Sama-sama eomma. Aku permisi."
..............

* Di Fakultas Kedokteraran, Universitas Seoul

"Selamat pagi."

"Selamat pagi, Pak," jawab para mahasiswa serempak.

"Sebelum kita melanjutkan pembelajaran, saya akan menyampaikan hal penting kepada kalian," kata sang dosen.

Para mahasiswa mulai memasang telinga dan perhatian mereka pada sang dosen. Hati berdebar-debar, apa kiranya hal penting yang akan disampaikan oleh sang dosen. Apakah mereka bakalan mendapatkan tugas yang lebih berat lagi yang akan menguras otak kembali.

"Begini, semester depan kalian sudah semester enam. Jadi, kalian akan memulai masa magang kalian di sebuah rumah sakit. Kalian akan ditempatkan secara acak. Kalian tidak bisa memilih sendiri dimana kalian akan magang karena fakultas sudah menentukannya. Nama-nama dan rumah sakit yang akan menjadi tempat kalian magang sudah ada di kertas yang saya pegang ini. Nanti akan ditempelkan di papan pemberitahuan. Kalian bisa melihatnya sendiri. Jangan lupa, kalian juga akan memiliki dosen pendamping dan dokter pembimbing dari rumah sakit tempat kalian magang. Saya harap kalian mulai menyiapkan keperluannya dari sekarang. Waktu akan dengan cepat berlalu. Tidak baik menunda apa yang bisa kalian kerjakan langsung. Apa kalian paham?"

"Ya Pak," jawab mahasiswa-mahasiswi serempak.

"Mari kita lanjutkan pembelajaran."

...........

Break time  membuat kantin di berbagai Fakultas tampak ramai. Kantin dipenuhi dengan suara para mahasiswa yang mulai gaduh mengantri makanan hingga mereka yang hanya ingin sekedar minum. Nampak di Fakultas Kedokteran, disudut kantin sebelah kanan Taehyung, Hoseok, Jimin dan Yoongi tengah asyik duduk sambil meminum minuman mereka. Tak lupa Jimin dan Yoongi yang duduk berdampingan dengan mesranya Yoongi merangkul pinggang Jimin posesif.

"Oppa lepas. Nggak enak dilihat anak-anak yang lain," pinta Jimin pada Yoongi.

"Emang kenapa. Kau pacar ku. Aku tak memeluk pacar orang lain," sahut Yoongi datar.

"Tapi oppa,,,"

"Sudah, tak usah pedulikan."

"Tae, kita ini sudah seperti obat nyamuk mereka saja," kata Hoseok.

"Aku tak merasa tuh," kata Taehyung.

“ Wah Kim Taehyung. Tak bisa kah kau menyetujui kata-kataku?"

Taehyung hanya tertawa mendengar kata-kata Hoseok.

"Oh iya, gimana kalau kita pergi ke kantin Fakultas Ekonomi?" ajak Jimin.

"Hah,,untuk apa?" tanya Taehyung.

"Aku hanya merasa bosan disini," jawab Jimin.

"Kupikir semua kantin sama saja," sahut Hoseok.

"Nah kali ini akau setuju denganmu Hoseok," kata Taehyung mengacungkan jempolnya pada Hoseok.

"Ahh kalian. Kau bagaimana oppa? Kalau kalian semua tak mau, aku bisa pergi sendiri," Jimin melangkahkan kakinya pergi.

'Duh si bantet," kata Hoseok.

"Apa kata kau kuda? Beraninya memanggil pacarku bantet. Tunggu sayang," Yoongi mengikuti langkah Jimin.

"Sorry hyung hehe. Ayo Tae daripada kita cuman berdua. Nanti dikira kita couple lagi."

"Terlalu percaya diri. Ayo kita ikuti mereka," Taehyung ikut melangkahkan kakinya mengikuti Jimin dan Yoongi sudah lebih dulu berjalan menuju kantin Fakultas Ekonomi.

.......

Setibanya di kantin Fakultas Ekonomi, mata Jimin mulai mensearch kalau-kalau dia bisa menemukan sosok kelinci manis yang ingin dia temui. Iya Jimin hanya mencari alasan bosan padahal dia ingin bertemu dengan Jungkook. Entah kenapa dia sangat ingin bertemu lagi dengan Jungkook. Ahh where are you my sweet rabbit. Apa dia tidak pergi ke kantin. Atau dia tak ada mata kuliah hari ini.

Pucuk dicita ulam pun tiba. Mata Jimin menemukan yeoja yang dari tadi dia cari. Jungkkok yang tengah asyik duduk sendiri menyeruput jus mangga sambil membaca sebuah buku ditangannya.  Berjalan cepat menuju sosok yang dia ingin temui, melupakan entitas tiga namja yang mengikutinya bak tuan putri dengan tiga pengawal. Dia terlihat lebih menggemaskan dengan rok denim selutut dan kemeja berwarna pink itu. Boleh kucubit tudak ya pipi gembilnya  batin Jimin sambil tersenyum melangkah mendekati Jungkook.

"Kookie."

"Jimin eonni," Jungkook sedikiti terkejut melihat kedatangan Jimin.

Tbc.


Mau dilanjutkan ceritanya??
Simak the next chapternya yah 😁😁

Maaf kan daku kalau ada typo 😂😂
Bye bye,, see you then


Continue Reading

You'll Also Like

3.2M 168K 60
Olivya adalah seorang gadis lugu yang masuk dalam kehidupan seorang mafia. Ia terserang oleh obsessi dan cinta dari mafia yang telah menculiknya. Tra...
2.7M 326K 34
"....Amerta berarti abadi, sama seperti takdir tuhan untuk Renjun" "Pa? Renjun mau makan malem bareng papa lagi boleh?" Menceritakan kepahitan hidup...
1.2M 158K 32
Transmigrasi ke dalam novel? Mungkin, itu hal biasa dalam dunia fiksi. Lalu bagaimana jika Seline Andromeda si playgirl pecinta novel yang mengalami...
7.7M 504K 55
[ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ] Ini kisah Keysheva, seorang dokter muda cantik yang sangat menyukai lelaki bernama Angkasa, temannya dulu saat masih SMA, oh ralat bahkan...