Semenjak pulang dari pertemuan mereka di restoran tadi jihyo hanya duduk diam di dalam kamarnya. Ada banyak hal yg ia pikirkan, mengenai jin yg bertunangan dengan sepupunya, pertengkaran kecil diantara jin dan chanyeol juga termasuk perkataan chanyeol padanya tadi saat mengantarnya pulang
"dia kekasihmu yg selama ini kau tunggu bukan ? aku mengingat namanya saat dulu kau mengatakannya"
"jihyo, haruskah aku menyerah sekarang ?"
Jihyo mulai menggigit kecil ujung kukunya setelah mengingat ucapan chanyeol tadi, dia mulai merasa gelisah sekarang
"aku sangat yakin kalau chanyeol oppa sedang marah padaku" gerutunya yg masih saja menggigiti ujung kukunya.
Sebenarnya jihyo merasa bingung dengan perasaanya sekarang, dia sangat marah saat mengetahui kalau jin ternyata telah membohonginya dan malah bertunangan dengan nayeon sepupunya sendiri tapi entah kenapa hal itu malah terasa biasa saja sekarang, saat ini titik fokusnya hanya terarah pada chanyeol.
Perkataan chanyeol tadi lebih menyakiti hatinya dibanding kenyataan mengenai jin dan nayeon, ia takut jika saja chanyeol memilih untuk mengakhiri hubungan mereka saat tahu jin kembali, dia tidak menginginkan hal itu, dia takut kehilangan chanyeol.
Ting !
Jin Oppa 💙
"bisakah aku bertemu denganmu ? ada yg ingin aku bicarakan"
Jihyo mengernyitkan dahinya saat melihat pesan masuk itu
dulu saat jihyo mencoba menghubungi setelah kepergiannya yg ke tujuh bulan, nomor ini selalu tidak aktif tapi mengapa sekarang malah ada pesan masuk ?
jihyo tersenyum kecut melihatnya, berani-beraninya pria ini mengiriminya pesan setelah apa yg ia lakukan terhadapnya, enyahlah kau! batinnya
Ting !
Jin Oppa 💙
"ini mengenai hubungan kita"
Jihyo mendecih pelan, hubungan kita ? heyy! tidak tahukah dia kalau hubungan mereka sudah berakhir lama saat kepergiannya itu ?
Ting!
Jin Oppa 💙
"ku mohon sayang, kita perlu bicara"
jihyo ingin muak rasanya, sayang dia bilang ? dasar pria tidak tahu diri!
Jihyoku 💛
"Maaf kita tidak memiliki hubungan seperti yg kau maksudkan, berhenti mengirimiku pesan!"
Setelahnya jihyo melemparkan ponselnya diatas kasur dan dia mulai berbaring menatap atap rumahnya sembari berpikir
saat ini dia sudah memutuskan untuk meninggalkan orang yg sudah mengkhianatinya itu dan akan menjalani hidup barunya dengan pria yg selama ini selalu berada disampingnya.
Tapi masalahnya sekarang chanyeol sedang marah padanya, jadi apa yg harus dia lakukan ? dia tidak ingin chanyeol ikut pergi meninggalkannya seperti yg dilakukan kim seokjin padanya, berjanji akan kembali dengan cinta yg sama bahkan lebih besar tapi nyatanya ia kembali dengan undangan pernikahan, menyakitkan !
.
.
Sekarang jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, jihyo mulai mengambil ponselnya dan mencoba melihat apakah chanyeol mengiriminya pesan seperti malam biasanya ? tidak! tidak ada pesan masuk dari chanyeol, hanya ada tiga puluh dua pesan dari pria yg sudah tidak ia inginkan lagi
"kenapa terus mengirim pesan sih ?!" kesal jihyo, dengan cepat ia memblok nomor jin setelahnya ia menghembuskan nafasnya dan mulai menimang, apakah dia menelpon chanyeol atau tidak? sungguh dia benar-benar kepikiran
setelah memantapkan hati jihyo mulai mencari kontak chanyeol di ponselnya dan mulai menelpon
"maaf nomor yg anda tuju sedang tidak bisa dihub....." jihyo mematikan telponnya dan melemparnya asal
ah mana mungkin chanyeol mau mengangkat telpon darinya, pria itu mungkin akan benar-benar menghilang dari hidupnya sekarang
jihyo mencoba memejamkan matanya berharap agar bisa tertidur dan menghentikan pikirannya yg terus saja tertuju pada pria itu
sulit! ternyata itu tidak mudah, bukannya tertidur kini jihyo malah bertambah gelisah dibuatnya
dia mulai berdiri dan mengambil mantel yg tergantung, setelahnya bergegas pergi seakan telah terjadi sesuatu hingga mengharuskannya bergerak cepat
°°°
Drttt... Drttt....
ponsel jihyo terus saja bergetar namun di abaikan dia lebih memilih fokus menyetir
setelah hampir 30 menit perjalanan akhirnya jihyo sampai pada tujuan, saat ini ia sudah berada di sebuah halaman rumah mewah
ia sedikit menimang apakah hanya melihat dari sini atau masuk saja ?
percuma bukan jika pergi jauh-jauh namun tidak bisa melakukan sesuatu ?
jihyo membulatkan tekadnya dan mulai membuka pintu mobil, melangkah pelan untuk mendekat pada rumah mewah di depannya
Ting.. Tong...
jihyo menekan bel lalu setelahnya menggenggam erat tangannya, dia kedinginan
Ting.. Tong..
ia kembali membunyikan bel
Ceklek!
"nak jihyo ?" dia tersenyum ramah, jihyo membungkukkan kepalanya
"masuklah, diluar sangat dingin" dia merangkul jihyo masuk kedalam lalu duduk di sofa ruang tamu
"ingin minum ?" tanyanya namun jihyo menggelengkan kepalanya
"apa terjadi sesuatu ?" pertanyaan itu membuat jihyo menatapnya
"eomma, apa chanyeol oppa mengatakan sesuatu ?" ( di chapter sebelumnya aku sudah pernah bahas tentang orang tua chanyeol yg meminta jihyo untuk memanggil mereka dengan sebutan eomma dan appa ya, jadi jangan bingung )
"tidak, hanya saja saat baru pulang kerumah dia terlihat sedih dan melupakan makan malamnya" jawab eomma chanyeol
"bisa aku menemuinya eomma ?"
eomma chanyeol mengangguk " temani dia malam ini, eomma mohon. Dia benar-benar sedih saat ini"
jihyo sedikit terkejut sebenarnya, menemaninya malam ini ?
"maksud eomma menemani ?"
"menginaplah disini malam ini" jawabnya
"tapi tidak sekamar dengan chanyeol oppa bukan ?" tanya jihyo sembari menggigit bibir bawah dan menunduk malu
"kenapa, kau tidak mau ?"
"bukan begitu eomma aku hanya merasa tidak.."
"chanyeol anak yg baik dia tidak mungkin melakukan sesuatu melebihi batas, dia juga saat ini membutuhkanmu" jihyo hanya menunduk "terlebih lagi kalian akan menikah. Oh ya eomma lupa memberitahu kalau sebenarnya kami sudah membicarakan pernikahan kalian dengan orang tuamu, dan pernikahan itu akan dilangsungkan 3 hari lagi, jadi eomma harap hubungan kalian baik-baik saja"
ucapan dari eomma chanyeol sukses membuat jihyo membulatkan matanya, secepat itu ?
"apa chanyeol oppa mengetahuinya ?" tanya jihyo
"sebenarnya eomma ingin memberitahunya tadi, tapi sepertinya dia dalam keadaan mood yg tidak baik. Terpaksa eomma membatalkan memberitahunya"
jihyo menghembuskan nafasnya pelan "baiklah eomma, jihyo akan pergi ke kamar chanyeol oppa"
eomma chanyeol tersenyum senang" ne, setelah itu tolong kau bujuk dia agar mau makan ya" jihyo menganggukkan kepalanya setelah itu mulai berjalan menapaki anak tangga
"eomma" jihyo berhenti dan mulai berbalik kebelakang
eomma chanyeol menatapnya penuh tanya
"apa pintunya dikunci ?"
"ah benar dia selalu mengunci pintunya, sebentar eomma ambil kunci cadangannya"
♡♡♡
Ceklek!
jihyo mulai memasuki kamar chanyeol, disana dia bisa melihat kalau pria itu tengah tertidur. Hatinya menjadi sedikit tenang
"eomma jangan ajak aku bicara sekarang aku sedang tidak mood, besok saja" rupanya chanyeol tidak benar-benar sedang tidur ya walaupun ia mengucapkannya dengan mata terpejam
jantung jihyo menjadi berdetak tak karuan, suara chanyeol barusan membuatnya menjadi sedikit gugup
"eomma biarkan aku tid.. jihyo, kenapa kau bisa ada disini ?" ucap chanyeol saat dia baru saja membuka matanya
"oppa" jihyo mulai mendekat walaupun sebenarnya ada rasa takut dalam dirinya
"pergilah hyo, kita bicara besok" chanyeol kembali menutup matanya rapat, sepertinya ia enggan berbicara dengan wanita itu
"aku mencintaimu" ucapan jihyo barusan membuat chanyeol kembali membuka matanya
"kekasih yg selama ini kau tunggu sudah kembali hyo" chanyeol mendudukan dirinya diatas ranjang "aku yakin kau berniat kembali kepadanya bukan ?" sambung chanyeol
"oppa" jihyo bingung ingin mengatakan apa, bahkan dadanya terasa sesak sekarang hanya karena ucapan chanyeol
"sepertinya aku memang harus mundur sekarang, tidak mungkin kan kalau aku harus memaksa seseorang mencintaiku padahal dihatinya sudah terukir nama orang lain ?"
jihyo menggeleng lemah mendengar kata yg diucapkan chanyeol
"hyo aku harus melepas..."
"tidak oppa!" jihyo langsung saja memotong ucapan chanyeol dan memeluknya erat bahkan air matanya pun kini mulai mengalir
chanyeol diam, jihyo terisak
"aku mencintaimu oppa, bagaimana bisa kau ingin melepaskanku ? kau tidak hiks.. mencintaiku lagi ?!" ucap jihyo disela tangisannya
"aku mencintaimu, sangat. Tapi bagaimana bisa aku mengabaikan rasa cintamu pada kekasihmu itu ? kau bahkan rela menunggunya selama 2 tahun hyo, tidak mungkin kan kau sudah tidak mencintainya?"
jihyo masih saja terisak di pelukan chanyeol, dia benar-benar malas berbicara jika sudah seperti ini, membiarkan chanyeol bicara sendiri adalah yg terbaik pikirnya
"aku menyerah saat tahu kau tak suka jika aku mengatai kim seokjin dihadapanmu tadi, kau tak suka jika dirinya merasa terhina bukan ?"
"bagaimana bisa aku membuatmu mencintaiku jika dihatimu sudah terukir nama orang lain ?"
chanyeol menghela nafasnya kesal "kau mengabaikanku?" chanyeol mencoba melepaskan pelukan jihyo untuk menatap wajahnya namun tidak bisa, jihyo malah mengeratkan pelukannya
menelusupkan kepalanya pada dada bidang chanyeol hangat, dia suka.
"aku ingin tidur disini" setelah lama diam akhirnya jihyo bicara
"tidak hyo, ini kamar pria dan kau seorang wanita" jihyo merotasikan bola matanya
"lalu ?" ucap jihyo
"wanita dan pria dilarang untuk tidur bersama!" jawab chanyeol
"siapa yg melarang ?" pertanyaan jihyo membuat chanyeol bingung
"eomma" jawabnya asal
"bahkan eomma yg menyuruhku menginap, sebenarnya aku tidak ingin tapi karena berada di pelukanmu aku mau, hangat" jawabannya membuat chanyeol merona, bahkan jantungnya berdetak tak karuan
"terserah tapi aku mau makan dulu, lapar"
jihyo mendongakkan kepalanya menatap chanyeol "benar, eomma tadi bilang kau belum makan" jihyo baru saja ingat akan hal itu
"tapi aku ikut" jihyo masih saja memeluknya
"kalau kau terus memelukku bagaimana bisa aku berjalan ?" tanya chanyeol
"tidak ingin menggendongku ?"
"kau berat hyo"
jihyo memanyunkan bibirnya, chanyeol terkekeh
"oppa, kapan aku pernah bilang kalau aku memilih kim seokjin dari pada dirimu ? kapan aku pernah bilang kalau aku masih mencintainya ?" tanya jihyo tiba-tiba
chanyeol bingung, memang benar jika sebenarnya jihyo tak pernah sekalipun mengucapkan hal seperti itu padanya
"bahkan aku telah memilih untuk menikah denganmu dihadapan orang tuamu oppa" ucapan jihyo membuat chanyeol menatapi dirinya intens
"kau ingin menikah denganku karena permintaan orang tuaku ?" tanya chanyeol
"kapan orang tuamu memintaku menikah denganmu?" jihyo balik bertanya
"bukankah kau sendiri yg memintaku agar menikah denganmu dihadapan orang tuamu ?" sambung jihyo
"maksudku, kau mau menerimaku karena disana ada orang tuaku ?"
"itu karena aku mencintaimu, kau tak sadar ?" ucap jihyo
"tapi bagaimana bisa kau melupakan jin secepat itu ?"
"hubungan kami mulai tidak baik sejak kepergiannya yg ketujuh bulan, dan kau hadir untuk selalu menemani hariku. Aku bahkan tidak tahu pasti sejak kapan aku mulai mencintaimu, tapi yg pasti hatiku menginginkanmu"
"kau boleh percaya atau pun tidak, karena itu adalah hak mu. Tapi aku mengatakan yg sebenarnya, apa yg hatiku inginkan" jihyo duduk di sisi ranjang chanyeol sedangkan pria itu tengah berdiri menatapnya
"sama sepertimu, aku juga menginginkanmu"
♡♡
Ting... Tong....
Ceklek !
"jihyo!" nayeon memeluknya erat
"kau ingin membunuhku eonnie" jihyo tengah kesal
nayeon melepaskan pelukannya "kemana saja kau ? kenapa tidak mengangkat panggilan telponku sejak 2 hari yg lalu ?"
"aku sibuk eonnie" jihyo masuk mendahului nayeon
oh ghost! jihyo sedikit terkejut karena dihadapannya ada si mas mantan
"ini pertemuan kalian yg kedua kalinya bukan ?" tanya nayeon dengan senyumnya"
"tidak!" jawab keduanya
nayeon terkejut plus bingung
"sudahlah eonnie, aku sibuk" jihyo menyerahkan sesuatu padanya
"undangan pernikahan?!" nayeon terkejut saat melihatnya begitu juga dengan kim seokjin
"aku akan menikah sehari lagi, kalian harus datang" jihyo menampilkan senyum manisnya
nayeon menatap jihyo curiga "kau hamil ?" tanyanya
"belum" jawab jihyo seadanya
"belum ?" nayeon mengernyit heran
"hm, aku akan hamil setelah menikah nanti" jawabnya seadanya
.
.
setelah jihyo memasuki mobilnya ternyata jin juga ikut masuk, itu membuatnya terkejut
"apa yg kau lakukan ?!" teriak jihyo
"hyo batalkan pernikahanmu itu, maka aku juga akan membatalkan pernikahanku" ucapnya
jihyo tersenyum sinis "untuk apa aku membatalkan pernikahanku ?"
"agar kita bisa kembali bersama hyo!" jawabnya
"maaf, aku mencintai calon suamiku. Jadi keluarlah" jihyo membuka pintu mobilnya
"aku tidak bercanda hyo, mari kita menikah"
"terlambat! aku sudah mencintai orang lain"
"kau tidak mencintaiku lagi ?"
"aku sudah mati rasa terhadapmu, bahkan itu semua karena ulahmu sendiri"
"tapi hyo.."
"kau tidak malu mengemis cinta di hadapan calon suamiku ?" ucapan jihyo membuat jin heran
jihyo mengalihkan pandangannya pada kursi penumpang bagian belakang, jin mengikuti arahnya
"hai, mas mantan ?" ucapnya
"chanyeol apa yg kau lakukan disini ?!" ucap jin kesal
"menemani istriku, lalu bagaimana denganmu?"
dengan kesal jin mulai melangkahkan kakinya keluar dari mobil itu, lalu menutupnya dengan keras
"dia masih mencintaimu" ucapan chanyeol membuat jihyo kesal
"biarkan! yg penting aku tidak"
tidak menjawab kini chanyeol berpindah posisi duduk kedepan
"setelah kita menikah aku ingin kau berhenti menemuinya"
"memangnya kapan aku pernah menemuinya?" tanya jihyo
"tidak pernah tapi... ah sudahlah aku tidak ingin memikirkan hal itu lagi"
"lalu kau ingin memikirkan apa ?" pancing jihyo
"memikirkan malam pertama kita, aku ingin kau cepat hamil anakku"
"hyaa!!"
"agar nanti dia bisa menjagamu dari pria lain"
"aku bisa menjaga hati dan diriku sendiri asal kau tahu"
"memangnya kau tak ingin punya anak dariku ?"
"ingin"
"yasudah"
"apa ?"
"ayo"
"hyaa!! eomma tolong aku!"
End
untuk selanjutnya kalian mau jihyo di couplein sama siapa ? yg terbanyak bakal aku pilih, aku kasih waktu 1 minggu
Bye 😄