HILANG

By jsaart

117 3 5

Bagaimana seandainya kamu hidup di dunia yang kacau, lalu kau juga terjebak dalam dimensi lain pula? Cerita... More

Kakek Biang Keladi Perusak Kenikmatan
Dua Kehidupan Yang Berdampingan
Antara Bahagia dan Kenangan
Telepon Bom
Jangan Lepas
Wanita Muda Mengaku Ibuku
Rumah Masa Kecil
Pewaris
Perjalanan
Sisi Lain
Perebutan Tahta
Pedang Kembar
Gerbong
Museum

Hampir Terpikat Putri Jin

9 0 0
By jsaart


Akhirnya kini sudah di ruangan yang tampak tradisonal lagi. Kini tampak benar-benar seperti di istana kerajaan saja.

"Tuan, mari ikuti saya." Pinta seorang pelayan.

Pelayan yang cantik sekali. Suaranya lembut dan merdu. Sesakali sinar matanya terlihat hal yang ingin ia sampaikan. Namun, entahlah.

Sampailah aku disebuah ruangan yang amat megah. Penuh kemewahan permata yang indah dan kalau dijual bisa beli negara keknya.

Kupalingkan ke sisi lain, terlihat orang-orang yang berbaris rapi dan di ujung tengah ada seseorang yang duduk di kursi yang mewah bagai seorang raja.

"Hei bocah, kemarilah." Seru orang yang seperti raja itu.

Aku pun mendekatinya lewat tengah-tengah orang yang berbaris rapi. Ternyata orang yang tadi.

"Kenapa, heran ya kalau aku seorang raja?" Dia tertawa.

"Tidak, biasa aja." Balasku.

"Terimakasih sudah mengantarkan kembali keris itu.
"Bicaranya sedikit berwibawa sekarang.

Kubalas dengan anggukkan saja. Lagian dari awal kenapa dia tidak membawanya sendiri? Aneh!

Lalu datanglah pria tua dengan jubah merah tua mendekatiku. Ia membawa kotak emas.

"Tuan, silahkan ambil sarung keris ini lalu sarungkan keris itu dan meletakkan di kotak ini." Pintanya.

Kuturuti saja apa permintaannya. Setelah itu, pria itu pergi dari hadapan ku.

"Baiklah kau boleh istirahat kemabali atau jalan-jalan di kerajaanku ini." Seru sang raja.

"Terimakasih." Balasku dan berlalu.

"Tunggu, jika kau mau jalan-jalan biar putriku yang menemanimu." Dia tersenyum padaku.

"Tidak usah, saya ingin istirahat saja." Balasku.

"Ilqis, kemarilah." Serunya memanggil seseorang.

Ilqis kek gak asing sebutan itu.
Seorang gadis berjalan kearahnya. Gadis yang anggun nan jelita. Sepertinya dia adalah seorang putri.

"Ayah minta agar kamu menemani tamu kita." Pintanya lelaki itu.

"Baiklah ayah." Balas gadis itu.

Gadis itu menatapku, lalu dia berjalan kearahku.

"Apa, menemaniku?" Batinku.

Ah, mimpi apa ini. Aku ingin segera bangun.

"Mari tuan. Tuan ingin kemana?" Tanyanya dengan seberkas senyuman.

Ilqis seperti gadis biasa disini, tapi dia memiliki paras lebih ayu dari cewek-cewek yang ku temui sebelumnya. Mungkin karena dia seorang putri raja.

"Aku mau istirahat." Jawabku malas.

"Baiklah saya akan menemani tuan."

Aku dan dia berjalan meninggalkan ruang raja menuju kamar yang tadi ku tempati.

"Bentar deh, tuan putri saya mau istirahat di kamar. Jadi tuan putri nanti saja menemaniku." Pintaku.

"Kenapa memang, jika saya menemani tuan di dalam kamar. Bukankah akan jauh lebih menyenangkan, kan." Ia bergerak gemulai dengan tangan membelai pipiku.

Darahku berdesir mendengar pernyataanya dan sentuhan tangan lembutnya. Apalagi aku tidak bisa membohongi diri. Bahwa dia teramat cantik.

Mungkin saja tidak ada lelaki yang menolak padanya, bahkan semua laki-laki bisa gila padanya.

"Bagaimana tuan?" Tanyanya lagi.

Kumenelan ludahku sendiri atas pertanyaannya. Aku dibuatnya dilema, antara mengiyakan atau menolak putri yang cantik nan jelita.

"Baiklah, putri boleh menemaniku."

"Benarkah tuan?" Tanyanya sumringah.

"Iya, temani aku jalan-jalan sekarang."

Dia hanya mengangguk.
Kami berlalu meninggalkan pintu kamar.
Berkeliling kesudut-sudut kota, menemukan hal menarik.

Sesekali ku mencuri pandang kepadanya. Bukan karena kecantikannya yang ku pandang, tapi menguliti semua agar terlihat jelas. Bagaimana tidak, banyak hal yang di luar nalarku.

Meski begitu aku harus tetap tenang agar tidak dicurigai.
Akhirnya ku putuskan untuk kembali ke kamar. Namun, kini aku tak mengerti begitu saja mengiyakan putri Ilqis ikut masuk.

Bayangkan apa yang bisa terjadi dengan seorang lelaki yang lama menjomlo. Lalu, dia bersama gadis yang sangat cantik, bahkan sangat menggairahkan.

"Tuan apa tidak haus dan lapar, bukankah sedari kedatangan belum menyantap apa-apa?" Suaranya kini semakin manja.

"Tidak, aku tak merasa haus dan lapar sama sekali. Dan lagi jangan panggil aku tuan. Panggil saja namaku, Riyan." Jelasku merasa risih dengan sebutan itu.

Aneh rasanya dipanggil tuan, kek tua gitu. Keknya dia juga seperti tak jauh umurnya dariku. Atau mungkin dia lebih...

"Baiklah Tuan. Eh Riyan." Pipinya memerah.

"Maaf sebelumnya. Sebenarnya ini dimana, seperti bukan di duniaku, dunia manusia?" Kumulai serius, akibat pertanyaan yang sedari tadi berkecamuk.

Dia terdiam sejenak. Namun, kemudian simpul senyuman mengembang pada bibir tipisnya. Terlihat sangat tak terbayangkan, seakan diriku ditarik sebuah medan gravitasi yang kuat.

"Memangnya kenapa Tuan? Eh, Riyan?" Ia menatapku nakal.

"Tidak ada. Hanya saja terlihat tak biasa." Jelasku menatap padanya.

"Nanti juga terbiasa, jika sudah menikmatinya semua ini, denganku" Dia tersenyum manis sekali.

Sangking manisnya seakan aku dibuatnya dibetes. Entah mengapa rasanya dia semakin mendekat kepadaku. Bahkan, kini wajahnya semakin dekat dengan wajahku.

Aku terpana, tak bisa bergerak sedikitpun. Tangannya menggerayangiku lalu memelukku. Sementara bibirnya telah menyentuh bibirku.

Hangat ku rasa, terasa sekali darahku berdesir. Aku serasa dibuatnya lupa akan diriku. Mataku menutup sendiri, entah karena kenikmatan ini mungkin.

Perlahan pasti kusambut perlakuannya. Semakin panas tubuhku. Dibuatnya melayang kelangit ke-7.

"Ingatlah, jangan terlena dan cepatlah kembali." Tiba-tiba saja suara kakek sialan tadi menggema.
Suaranya mengingatkanku akan kata-kata kakek tadi.

Aku tersadar dan membuka mata. Ku dorong putri Ilqis menjauhiku. Dia tampak terkejut atas yang kulakukan.

"Kenapa Riyan?" Tanyanya kebingungan.

"Maaf, aku tak bisa. Aku harus kembali." Turun dari tempat tidur.

Bergegas keluar kamar dan meninggalkannya yang sedang mematung.

Tapi saat aku hendak membuka pintu kamar, putri Ilqis menghentikanku dengan menarik lenganku.
"Tunggu dulu, selesaikan dulu denganku." Serunya memaksa.

"Tidak, aku harus pergi dari sini." Balasku.

Dengan cepat bibirnya menyentuh bibirku kembali. Namun, reflek mendorongnya.

"Kenapa Riyan, apa yang kurang dariku?" Dia mendekapku dan mendekatkan wajahnya ke wajahku lagi.

Kuberusaha melepaskan dekapannya.

"Jika kamu menolak, aku akan teriak dan ku beritahu semuanya yang ada disini. Bila kau telah berbuat yang tidak senono padaku." Ancamnya.

"Terserah luu!" Aku melepaskan diri darinya.

Aku keluar dengan berlari meninggalkan kamar. Entah apa yang terjadi jika aku tak keluar.
Namun, sial banyak penjaga yang menghadang ku.

Kuputuskan berbalik arah, mencari jalan lain. Tetapi, dimana-mana para penjaga telah siap menangkapku.

Tiada jalan lagi, terkepung dan tidak tau harus berbuat apa. Bahkan sang raja ikut bersama mereka.

Sssss!
Tiba-tiba saja asap putih mengepul menyelimutiku. Dan lep, semua gelap.

"Sudah buka matamu." Perintah suara yang kukenali.

"Kakek!" Terkejut di depan mataku nampak sosok kakek-kakek tadi.

"Apa aku bilang, jangan terlena. Tetapi ya sudahlah." Terang kakek itu.

Aku hanya berdiri mematung dan berharap mimpi ini segera berakhir.

"Kenapa kau masih berpikir ini mimpi?" Tanyanya sambil duduk di batang pohon yang tumbang.

"Iya, ini mimpi. Lihat langit yang temaram. Bahkan aku bisa melihat jelas tanpa kacamataku." Tentangku.

"Lalu apa saja yang kau perbuat disana, apa itu mimpi atau kau sudah berbuat macam-macam?" Ia memasang wajah serius.

"Menurut Kakek bagaimana?"

"Nak, memang ini seperti mimpi. Iya, mungkin. Namun, disinilah aku ingin mengajarimu sesuatu." Dia bangkit dari duduknya.

"Apa, itu?" Tanyaku.

"Sudah diam, perhatikan, dan tirukan saja." Jelasnya.

Sebenarnya awalnya ragu, akhirnya kuikuti saja kemauan kakek sialan ini.

Kuterus melakukan apa yang dia perintahkan. Mengikuti apa yang ia contohkan. Bisa dibilang semacam ilmu silat gitu. Bahkan latihan fisik yang amat berat. Sampai pada akhirnya disuruh berdiam diri.

"Cukup, kau bisa kembali keduniamu." Tiba-tiba saja dia mengatakan hal yang ku tunggu.

"Bagaimana caranya?" Aku bingung.

Wsssss!

Batu hijau menghantam dadaku.
****

Sejak mimpi itu hidupku sedikit berubah. Setidaknya tak pernah mengalaminya lagi sampai saat ini.

Bersambung...

Continue Reading

You'll Also Like

9.8M 887K 51
#1 In Horor #1 In Teenlit (20.05.20) Tahap Revisi! Vasilla Agatha yang dijauhi orang tuanya dan tak memiliki teman satupun. Dia menjalani setiap har...
9.8M 184K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
30.9M 1.8M 67
DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 3 SUDAH TAYANG di VIDIO! https://www.vidio.com/watch/7553656-ep-01-namaku-rea *** Rea men...
14M 1.1M 81
♠ 𝘼 𝙈𝘼𝙁𝙄𝘼 𝙍𝙊𝙈𝘼𝙉𝘾𝙀 ♠ "You have two options. 'Be mine', or 'I'll be yours'." Ace Javarius Dieter, bos mafia yang abusive, manipulative, ps...