"Gue kek nya suka sama Renjun" ucap Minji
Hara terdiam. Dia masih terkejut dengan perkataan Minji, siapa yang sangka bahwa teman sekelasnya itu menyukai cowok yang dia cintai
"Boleh ga kenalin gue ke dia?" Tanya Minji dengan ekspresi memohon
Tak lama, Ryujin datang dan duduk di samping Hara, dia mendengar apa yang dikatakan Minji. Namun dia masih melihat bagaimana reaksi Hara selanjut nya
"Yaudah ntar gue kenalin ke Renjun" ujar Hara dengan senyuman memaksa
Ryujin yang mendengar jawaban Hara hanya bisa mendecih heran. Dia tahu bahwa Hara tidak rela Renjun disukai oleh cewek lain
"Serius? Astaga ra lo emang temen gue yang paling baik. Gue bakal traktir kok tenang aja. Makasih ya" kata Minji dengen senyuman sumringah yang terpancar di wajah nya
Dan Minji pun langsung pergi meninggalkan Hara. Dia tidak tahu bagaimana hancur nya hati Hara saat ini. Apa dia harus mengenalkan Minji ke Renjun?
"Kalo ga rela jangan kenalin dia" ujar Ryujin tiba-tiba
"Tapi gue udah bilang iya ke Minji"
"Ya itu salah lo. Ngapain lo iyain?"
Sebenarnya bukan dia yang mengatakan itu. Entah itu siapa yang bilang, antara hati dan otak nya tidak sejalan saat ini
"Ra, dengerin gue. Kalo lo beneran cinta sama..."
"Ryujin" ucap Hara memotong perkataan Ryujin
"Ke kantin yuk" tambah nya dengan senyuman memaksa
Dia terpaksa melakukan ini. Hara tahu memotong pembicaraan orang sangat lah tidak sopan, tapi Hara tidak mau membahas itu lagi. Dan mungkin dia tidak mau semua teman sekelas nya mendengar apa yang dikatakan sahabat nya.
Dan pada saat Hara dan Ryujin menuju kantin. Mereka bertemu Renjun dan Haechan yang sedang berbincang di depan kelas nya
"Renjun" teriak Hara dan menghampirinya
Yang awalnya sibuk berbincang dengan Haechan, kini Renjun menoleh ke Hara dan Ryujin yang sedang menghampirinya
"Apaan?" Tanya Renjun
"Ada cewek yang mau kenalan nih sama lo"
"Siapa dah?"
"Eh ra, kagak ada yang mau kenalan sama gue juga?" Tanya Haechan tiba-tiba
Renjun langsung menoleh ke Haechan dan menatap nya seperti ingin memakan Haechan
"Kagak ada sih. Kagak ada yang mau sama lu juga" jawab Hara diiringi tawa mengejek
"Dihh parah banget"
Hara hanya bisa tertawa melihat ekspresi Haechan yang kecewa mendengar jawaban dari nya
"Mau ga lo? Cantik nih" Hara masih bertanya pada Renjun
"Siapa sih? Kagak tertarik gue"
"Hwang Minji, temen sekelas gue"
Mendengar nama Hwang Minji seperti tidak asing bagi Renjun. Dia sempat berfikir. Ahhh, cewek itu yang menubruk nya tadi pagi
"Sorry gue males berurusan sama cewek"
Itu lah jawaban dari Renjun. Entah itu beneran atau bohongan. Karena Hara pun tahu keseharian Renjun pasti menggoda para cewek di kelas nya. Renjun, pasti kau berbohong kan?
Di kala kesibukan Hara yang berdebat dengan Renjun. Di samping nya terlihat Haechan yang sedang menatap Ryujin. Yang semula tidak sadar akan hal itu, Ryujin tiba tiba menoleh ke arah Haechan dan mendapatkan Haechan sedang menatap nya. Dia heran, kenapa Haechan sampai menatap nya begitu dalam. Seperti tatapan menggoda.
Dan siapa sangka, tiba-tiba Haechan berkedip ke arah nya lalu dia tersenyum manis. Ryujin yang melihat nya langsung memasang ekspresi heran bercampur jijik melihat tingkah laku Haechan yang sedang menggodanya.
"Ya kan siapa tahu lo cocok sama dia" ujar Hara yang masih memaksa Renjun untuk berkenalan dengan Minji
"Yaudah iya iya. Mana sini nomor hp nya"
Akhirnya Renjun pasrah. Dia mau dikenalkan dengan Minji. Toh, hanya berkenalan bukan lebih. Hara yang mendengar jawaban Renjun antara senang dan sedih bercampur jadi satu. Terpaksa, Hara memberikan nomor hp Minji sebagai amanat yang harus dia kerjakan.
"Udah. Tapi lo harus chat dia ya awas aja" ancam Hara
"Iya iya bawel"
Setelah Renjun mengatakan itu. Hara dan Ryujin pergi menuju kantin. Ra, kali ini kamu harus bersiap siap. Mereka hanya berkenalan bukan lebih. Positif thingking saja ok, Renjun ga mungkin mau pacaran sama siapa pun. Karena Renjun pernah berjanji pada nya dulu.
Terlintas kembali momen momen dimana saat Hara berkunjung ke rumah Renjun. Waktu pertama kali bertemu dengan mas Kun. Di balkon kamar Renjun, dengan gitar dan sebuah teropong yang lumayan besar. Dan bintang lah yang menjadi saksi bahwa Renjun pernah berkata
"Njun lo gamau nyari cewek gitu buat jadi pendamping lo?" Tanya Hara penasaran
"Kagak, males gue berurusan sama cewek" jawab Renjun yang sibuk memetik senar gitar nya
"Dihhh kenapa? Kalo gue liat liat nih ya, cewek yang sering lo goda tuh, banyak tau yang baper sama lo"
"Ya kalo mereka baper emang kenapa?"
"Lo ga kasian apa sama mereka? Sejak kapan lo jadi cowok brengsek hah?"
"Biarin yang penting gue ganteng"
Bughhhh...
Jawaban Renjun sukses membuat Hara memukul kepala nya dengan gulungan majalah yang berada tepat di samping Hara.
"Kalo jawab tuh yang serius kek" Hara kesal dengan sikap Renjun padanya
"Jawab apaan sih? Kan gue udah jawab tadi maemunah"
"Ya jawab pertanyaan gue yang lo gamau nyari pacar apa?"
Renjun menghela nafas sejenak dan siap siap menjawab pertanyaan Hara
"Gue kagak mau nyari pacar. Soalnya pacar itu sementara. Gue mau nyari yang bener bener pengen ngedampingin gue, nemenin gue. Gue ga mau main main sama masalah percintaan Ra" jawab Renjun panjang lebar
Sampai saat ini. Hara masih memegang perkataan Renjun. Dia tidak mungkin kan pacaran sama Minji? Kalau sampai itu terjadi, dia tidak tahu harus berbuat apa untuk mengobati luka di hati nya.
***
Sepulang sekolah, Ryujin bilang ingin main ke rumah Hara karena rumah nya sedang sepi sekarang. Abang Ryujin yang bernama Jaebum, sibuk dengan perkuliahannya sampai sampai jarang pulang ke rumah. Dan kedua orang tua nya sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Yaaa hampir sama seperti orang tua Hara.
Dan saat ini, mereka sedang tidur tiduran di kasur Hara. Tak lupa banyak cemilan yang berhamburan di sana. Karena bagi mereka, kalau sedang berkumpul tapi tidak ada cemilan, seperti teh tanpa gula. Hambar
"Ra, lo yakin kalo Renjun ga bakal pacaran sama Minji? Kok gue takut ya" Tanya Ryujin yang sibuk dengan cemilan nya
Hara terdiam, Ryujin lagi lagi membahas hal yang sangat tidak ingin Hara bahas. Tapi dia harus menjawab nya
"Gue juga ga yakin sih. Ya kalo mereka pacaran kan bukannya tambah bagus" jawab Hara dengan senyum memaksa
"Bagus apa nya? Malah lo yang sakit"
Benar apa yang dikatakan Ryujin. Tapi bagi Hara, mending dirinya yang sakit daripada dia harus kehilangan Renjun. Dia tidak apa-apa asal Renjun bahagia, meskipun bersama orang lain
"Gue cuma pengen liat Renjun bahagia" jawab Hara dengan nada lirih
Ryujin yang awalnya sedang tidur, kini dia duduk di samping Hara
"Membuat orang bahagia ga harus membuat kita menyakiti diri sendiri ra. Ya kalo lo emang cinta sama dia, lo juga harus perjuangin dia"
"Ryu, gue udah bilang kalo gue sama Renjun ga mungkin bisa bersama. Kita udah ditakdirin cuma bersahabat ga lebih"
"Kalo misalkan Renjun juga cinta sama lo gimana ?"
Pertanyaan Ryujin sukses membuat Hara terdiam. Sungguh, dia tidak pernah berpikir bagaimana kalau Renjun juga mempunyai rasa yang sama dengan nya? Tapi seperti nya hal itu sangat lah mustahil
"Yaaaa pokoknya lo harus siapin hati dan batin lo kalo mereka sampe pacaran" ujar Ryujin
"Gue kurang siap apa lagi sih Ryu? Gue udah kebal sama kelakuan Renjun yang sering godain cewek sana sini"
"Yaiyalah bucin sama bego kan beda tipis"
Bugh....
Satu bantal berhasil mengenai wajah Ryujin
"Sialan ya lo. Bilang sekali lagi coba" kata Hara yang memegang bantal untuk bersiap siap kalau Ryujin berani mengejek nya lagi
"Iya ya ampun. Galak banget sih"
Seperti bukan gaya Hara kalau tidak galak. Judes, galak, ngomong apa ada nya, sifat sifat tersebut sudah melekat di tubuh nya
"Eh tapi ra, gue mau tanya. Temen nya Renjun tuh siapa sih namanya?" Tiba tiba Ryujin bertanya pada Hara
"Haechan. Kenapa? Suka ya lo?"
"Ihh amit amit gue suka sama dia. Gue penasaran aja, seganteng apa sih dia? Berani berani nya dia godain gue tadi"
"Lahhh kapan dia godain lo?"
"Tadi pas lo sibuk debat sama Renjun perkara nomor Minji. Dia ngedipin mata nya ke gue. Ewwhhh jijik banget"
"Jangan gitu. Ntar lama lama lo cinta sama dia"
"Aduuhhh jangan sampe gue suka sama dia. Amit amit"
Hara tertawa melihat itu. Lucu kali ya kalau misalkan sahabat nya itu berpacaran dengan Haechan, sahabat Renjun. Yaa Hara hanya bisa berharap kalau nasib sahabat nya jangan sampai sama seperti nasib nya.
To be continued...
____________________________________
"Sorry. Gue ga bisa pegang perkataan gue"—Renjun