Son Dongpyo

5.9K 301 27
By oppatampan_unchhh

"Ngapain dah disini sendirian, kelihatan banget jomblonya"

Plak

"Bangsat, gak usah pakai acara tepuk punggung dong" kata gue sinis sambil mengusap punggung gue yang ditepuk dengan tak berperikemanusiaan.

"Sensi amat dah" Seungyeon mengambil kentang goreng terakhir gue tanpa ijin.

"Seungyoun bangsat emang ya" amuk gue sambil mencubit tubuhnya random, dia balas dengan ketawa kencang, membuat beberapa orang dikantin melihat kami heran.

"Tumben bawa botol" kata gue sambil melirik botol yang berada ditangannya, Seungyoun mengatur nafasnya setelah tertawa seperti orang gila tadi.

"Lo mau?" Seungyoun tersenyum miring dan meletakan botol minum biru miliknya disebelah botol minum gue, kedua botol itu sama hanya saja dibedakan dengan stiker anpaman kecil yang ada dibotol Seungyoun, kami mendapatkannya saat mengikuti seminar beberapa bulan lalu.

"Emang itu apaan?"

Seungyoun mengisyaratkan buat gue mendekatkan diri kearahnya, gue yang penasaran akhirnya mengikuti perintahnya.

"Jus jeruk yang dicampur obat perangsang" mata gue terbelalak setelah mendengar bisikannya.

"Gila lo, ngapain sih bawa-bawa kayak gini?" gue menjewer telinga Seungyeon sampai si empunya berteriak kesakitan, dan sekali lagi menarik perhatian orang-orang.

"Kejamnya dirimu padaku, ini si Seungwoo yang minta elah, makanya gue bawain" Seungyoun mengusap telinga merahnya dengan cemberut.

"Lagian kalau mau ngelakuin itu harusnya atas dasar kemauan kedua belah pihak, ini sih namanya lo maksa pihak cewek goblok"

"Lo mana ngerti, jomblo sih" gue mengangkat tangan hampir memukul Seungyeon, cowok itu menghidar, membuat badannya menyenggol meja hingga botol minum milik gue dan dia jatuh.

"Seungyoun mana barangnya?" Seungwoo datang dan membuat gue menatapnya tajam, Seungyeon memilih mengambil botol dan memberikannya ke Seungwoo yang menatap gue bingung.

"Nih, ayo pergi sebelum diamuk sama macan betina" gue ancang-ancang melempar kursi kantin pada mereka.

"Takut...." Seungyoun berlari diikuti Seungwoo.

"Dasar nafsuan" gue ambil botol minum gue diatas lantai dan memasukkannya ke tas.

"Huhhh, udah jam dua aja, harus berangkat sekarang, kalau ngga Jinu bisa nangis"

🌚🌚🌚

Mobil yang gue kendarain sampai di depan sekolah swasta terkenal. Gue turunin kaca mobil dan menengok.

"Jinu mana dah, biasanya nunggu didepan gerbang" mata gue jelalatan melihat kesana-kemari, mencari keberadaan adik manis gue itu.

"Ehhh....Dongpyo sini" gue memanggil adik kesayangan Seungwoo itu, dia baru saja keluar dari gerbang.

"Kak (Y/n) ngapain disini?" tanya Dongpyo setelah sampai disebelah mobil gue.

"Mau jemput Jinu, kamu tahu dimana dia?"

"Gimana aku tahu sih, aku kan kelas 11 Jinu kelas 10" gue menepuk pelan jidat gue.

"Lupa, hehehe"

"Untung sayang" gumam Dongpyo.

"Hahh kenapa pyo? Sayang?" Dongpyo tampak gelagapan, gue ketawa kecil, bukan rahasia lagi kalau si Dongpyo ini suka gue, apalagi Seungwoo sering cerita ke gue gimana tingkah Dongpyo kalau ada kaitannya sama gue.

"Gak apa-apa kak, aku mau samyang...ehh itu teman sekelas Jinu...Dodo Dodo sini" Dongpyo manggil seorang anak bongsor yang katanya teman sekelas Jinu itu, kok gue agak gak percaya ya, bahkah dia lebih tinggi dari gue.

"Kenapa?" anak itu melirik gue sekilas.

"Jinu mana?"

"Jinwoo udah pulang, tadi dia sakit diantar sama pak Jinhyuk, soalnya kakaknya ditelepon gak diangkat"

"Ponsel kakak mati ya?" tanya Dongpyo, gue buru-buru meriksa ponsel gue, astaga ternyata mati, aduh maafkan kakak Jinu, nanti pulang kakak belikan cupang deh.

"Iya mati" gue tersenyum canggung, Dongpyo mengehla nafas.

"Ya udah sana pulang lo, jangan mampir-mampir, nanti abang lo nyariin lagi" kata Dongpyo sambil menepuk bahu adik kelasnya itu.

"Iya elah, ehh ini kak, Dodo gak suka, terlalu pedas" si Dodo itu kasih makaroni merahnya pada Dongpyo.

"Tumben" Dongpyo menerimanya dengan senang.

"Pyo ayo gue antar, Dodo juga" gue menawari kedua anak itu.

"Beneran kak, oke lah kalau memaksa" Dongpyo memutar dan membuka pintu mobil.

"Ayo Do, mumpung gratis ini" kata Dongpyo agak teriak, gue menganguk kearah Dodo dan akhirnya dia membuka pintu belakang.

🌚🌚🌚

"Astaga ini pedes banget" Dongpyo tampak meracau, gue terkekeh melihatnya.

Sekarang dimobil tinggal gue sama Dongpyo, Dodo atau nama aslinya Dohyun tadi sudah sampai rumah dengan selamat, rumahnya tak jauh dari sekolahan dan yang buat gue terkejut ternyata dia adalah adik si bangsat Seungyeon.

"Kak ada minum?" tanya remaja itu, wajahnya memerah, aduh kasihan juga gue.

"Dibelakang ada tas kan, nah didalamnya ada botol biru" gue fokus melihat jalanan yang lagi ramai-ramainya itu.

"Ini?" dia memperlihatkan botol minum, gue melihat sekilas dan mengangguk.

Dongpyo segera meminumnya dengan rakus, kepedesan banget tuh.

"Kak kok makin panas sih?" gue menoleh sebentar kearah Dongpyo yang mulai melepas dasinya.

"Panas?" gue bingung dan segera membenarkan suhu ac mobil ke yang paling dingin.

"Masih panas?" Dongpyo mengangguk gue bahkan bisa lihat keringat mengalir deras dari keningnya.

Gue yang khawatir memacu mobil agar cepat sampai di rumah Dongpyo, nggak sampai lima menit akhirnya sampai di depan rumahnya.

Gue segera keluar dari mobil dan memutarinya sampai di pintu penumpang, gue buka dan segera membopong Dongpyo yang ternyata agak berat itu.

Botol yang dipegang Dongpyo terjatuh, mata gue terbelalak saat melihat stiker anpaman di botol itu.

"Anjir lah punya si bangsat Seungyeon itu, astaga, Dongpyo, dirumah ada siapa aja?" gue menepuk pipi Dongpyo.

"Mamahhh...keluarr kotahhh...eughhh....sama...papahhh...aghhh...bang Seunghhh..." jawab Dongpyo susah, ini badannya aja panas banget.

"Kunci mana, kunci?" tanya gue tergesa-gesa.

"Tasss...eughhh....kak...panashhhhh..."

"Iya-iya..." sialan awas aja si Seungyeon besok.

Akhirnya dengan sekuat tenaga dan usaha gue bisa bawa Dongpyo sampai kamarnya.

Gue berkacak pinggang dan bernafas dalam-dalam, gue melihat Dongpyo yang tidur dengan tidak tenang itu, mana kemeja sekolahnya udah basah karena keringat gitu.

Gue keluar menuju dapur dan mengambil segelas air es, siapa tahu bisa meredakan Dongpyo.

"Astaga Dongpyo" gue terkejut melihat Dongpyo yang udah berdiri dengan kemejanya yang sudah terlepas semua kancingnya, di menatap gue sayu.

"Ini diminum dulu, biar dinginan" Dongpyo tak memperdulikan gelas yang gue ulur, malah ngelihat gue intens, firasat buruk ini mah.

"Dongpyo!!" Dongpyo membenturkan tubuh gue ke dinding, gelas ditangan gue terjatuh, untungnya cuma gelas plastik.

"Dongpyo lepas" gue memberontok, tapi ceowok didepan gue gak ada niat untuk melepas gue.

"Maaf..."

"Nghhh..." tiba-tiba dia menyatukan bibirnya ke bibir gue, dan langsung melumatnya penuh nafsu.

Tangan gue meremat kemejanya, Dongpyo memegang erat tangan gue, dia menggesekkan tubuh bagian selatannya ke tubuh gue, sial bisa gue rasain seberapa keras 'adik'nya itu.

Selesai melumat bibir gue dia mengecup seluruh permukaan wajah gue. Dia menjauhkan wajahnya, nafas hangatnya menerpa wajah gue.

"Kak euhghhhh...tolonghhh bantu aku, rasanya sesak, panashhh, aku ngga bisa...hhhh tahannn"

END

Continue Reading

You'll Also Like

411K 34.7K 19
Kehilangan kali ini adalah awal dari kerasnya hati dan kepalaku. Aku mendadak bisa menjadi monster yang paling menakutkan sekaligus mematikan untuk a...
90.9K 8.9K 33
Nikha adalah anak pemilik kos elite di dekat kampusnya. Suatu hari, kakak tingkat Nikha yang sering dijuluki 'everyone's campus crush' itu datang men...
262K 31.1K 45
Karir dan buah hati yang sama-sama penting untuk seorang wanita bernama Shani. Ketika anaknya beranjak dewasa, Shani dihadapkan dengan pilihan sulit...
119K 10.5K 83
Mayor Teddy menyebut Diajeng Serena sebagai Ratu 1001 Modus. Dua tahun terakhir menjalin hubungan tanpa status tak membuat Teddy menjawab soal kepast...