S W E E T G U A R D

By bunnyJe_

127K 14.9K 10.3K

SEMI FIKSI LOKAL BTS ••• Jeon Jungkook • Arsyi Syazalia ÷÷÷ Kira-kira semanis apa Jeon Jungkook menjaga gadis... More

Prologue
-Satu : Tawaran-
-Dua : Keputusan-
-Tiga : Kesal-
-Empat : Pagi yang mengejutkan-
-Lima : Tanggung jawab-
-Enam : Es Kelapa Muda-
-Tujuh : Handphone-
-Delapan : Telfon Rindu-
-Sembilan : Terketuk Hatinya-
-Sepuluh : Insomnia-
-11 : Bangun tidur-
-12 : Menunggu Si Sulung-
-13 : Berbagi-
-14 : Hangout bareng teman-
-15 : Makan di pinggir jalan-
-17 : Paprika-
-18 : Password-
-19 : Takut Petir-
-20 : Mimpi Pangeran-
-21 : Jungkook Sakit-
-22 : Di jenguk-
-23: salah terka-
-24 : Kuncir rambut-
-25 : sebuah surat-
-26 : Bertemu ibu-
-27 : Penjelasan-
-28 : Dua kali terimakasih-
-29 : Nanti Ge-er-
-30 : Obrolan di puncak-
-31 : Sepedaan dan Instastory-
-32 : BBQ-
-33 : ngantuk & QnA-
-34 : Masalah Password-
-35 : Kotak bekal pink
-36 : Code-
-37 : Maskeran-
-38 : Wisuda-
-39 : Makan malam dan Rahasia-
-40 : Ketukan kaca helm -
-41 : Mimpi-
-42 : Rahasia [A]-
-43 : Rahasia [B]-
-44 : Di bawah Hujan-
-45 : Voice Note-
-46 : Meet and Leave
-47 : Prioritas-
-48 : Check up & Yoongi-
- 49 : Ini waktunya, dan menitnya-
-50 : Silaturrahmi-
-51 : Nanti, ya?-
E p i l o g u e
Bonus : Special Chapter❣️
•Ekhem•
•Ilea Day•
-Mas crush-

-16 : Panggilan Darurat-

1.9K 251 53
By bunnyJe_

.
.
.
"Dimakan tuh, sampe kenyang, gue gak bakal pulang kalo lo belum kenyang." sedari tadi Jungkook meyuruh Arsyi untuk memakan semua makanan yang ia pesankan. Dari ayam kremes, ayam geprek, ayam rica-rica, nasi kebuli dan makanan ringan berupa; nugget pisang, siomay, Chikken pok dan Es Dawet.

Sampai Arsyi bingung kenapa tiba-tiba Jungkook bukan Jungkook yang biasa suka ketus padanya, melainkan Jungkook yang tiba-tiba manis seperti ini.

"Gue udah kenyang Jungkoook, mau selebar apa lagi perut gue ntar?" kelit Arsyi yang memegangi perutnya yang membuncit itu.

"Serius nih? Udah kenyang?"

"Semilyarriussss, wahai bapak Jeka yth," jawab Arsyi mantap sekali. "Lagian lo kenapa sih, tiba-tiba baik sama gue kayak gini? Nggak lagi kesambet kan?"

"Emang selama ini gue jahat ya di mata lo?" tanya Jungkook entah kenapa tatapannya terlihat seperti makanan yang di kasih ke kucing, Nggak enak.

"Jahat sih enggak, tapi ketus, cuek, ngeselin, iya."

Jungkook terdiam sejamang memperhatikan Arsyi. Lalu setelahnya terkekeh menampilkan dua gigi kelincinya yang membuat orang-orang iri ingin memilikinya. "Sorry buat yang kemaren-kemaren, emosi gue masih kadang meluap karena mungkin belum terbiasa ngadepin sifat lo."

"Buat semua makanan ini, anggep aja perminta maafan atas keteledoran gue yang tadi, dan buat nebus semua kesalahan gue tempo hari," lanjutnya dengan tatapan tulus penuh arti.

Arsyi lagi-lagi memutar bola matanya jengah. "Udah sih, lebay banget lo pake nraktir gue banyak makanan segala, sayang tau kalo nggak abis kan mubazir."

Entah sadar atau tidak, Jungkook tersenyum manis pada Arsyi. "Jadi ceritanya, lo sekarang udah nggak suka mubazirin makanan lagi?" tanyanya sambil mengangkat satu alis.

"Iya lah, kan banyak di luar sana nyari makan, tapi kita malah hambur-hamburin makanan yang sebenarnya masih layak di makan," papar Arsyi.

Hey, kenapa Arsyi mendadak dewasa seperti ini? Sepertinya otaknya mulai berkembang dengan baik berkat berteman dengan Jungkook.

Jungkok hanya tersenyum. "Yaudah, udah selese kan?"

Arsyi mengangguk sambil menyeruput hingga tandas Jus Jambu miliknya.

Mereka pun pulang kerumah, dengan Jungkook yang berniat akan lebih menjaga dan melindungi gadis itu dari siapa saja yang ingin mengusiknya serta akan memperlakukan Arsyi lebih baik lagi.

Bukan kah Arsyi suka sama cowok yang lembut?

🌵🌵🌵

Arsyi mengerjapkan matanya saat sinar sang surya dari ufuk timur menembus ventilasi kamarnya.

"YAAMPUN!" Arsyi memekik heboh sampai terlonjak dari tempat tidurnya begitu melihat ada boneka anak ayam berukuran small berwarna kuning terdampar disini. Di samping bantalnya.

Lantas Arsyi mengambil dan memeluk boneka itu.

"DEMI SEMVAKNYA SONEO INI LUCU BANGET SIH ASTAGAAA!"

Ia melepas pelukannya dan menatap mata bulat itu dengan penuh binar.

"Hey nama kamu siapa? Kamu anak siapa? Kok bisa ada disini? Nyasar ya?" Arsyi yang bertanya pada benda mati tersebut.

"Ih, kok orang nanya gak di jawab sih? Sombonk amat!" rutuk Arsyi kesal sendiri.

Siapapun tolong bawa Arsyi ke dokter saraf. Gak warasnya udah nggak nanggung lagi.

"Kenapa ini kenapa kok pagi-pagi udah heboh?!" ini dari bunda yang panik dan gelabakan datang kesini sambil memegang spatulanya; karena beliau tengah menggoreng ayam begitu mendengar pekikan heboh dari Arsyi.

Arsyi lekas berdiri dan menghampiri bunda sambil menunjukkan boneka kiyoot yang ada di tangannya itu.

"Liat bun, Arsyi dapat ini? Lucu nggak? Ih lucu banget doong. Tapi tiba-tiba kok ada disini ya?" cercah Arsyi kemudian mengernyitkan jidatnya untuk berpikir.

"Yaampun, nak, bunda pikir ada apaan, hampir aja jantungan," keluh bunda sambil mengelus-elus dadanya menenangkan diri sendiri.

Arsyi hanya menyengir tanpa dosa. "Hehe, sorry bun, kaget tadi tuh."

"Tapi kaget kamu itu ngagetin orang sekampung tau nggak, bahkan segala arwah yang udah meninggal juga kebangun dari kubur,"

Arsyi mencebik. "Di pikir suara Arsyi kaya tiupan sangkakala bisa ngebangkitin orang yang dikubur!" rutuknya bersungut.

Bunda menarik dua sudut bibirnya keatas. Ada dua hal yang membuatnya tersenyum; Satu, fakta yang bunda dapatkan, Arsyi itu anaknya menyenangkan dan antusias sampai membikin heboh orang-orang. Dan kedua, bunda bersyukur karena Arsyi sepertinya sudah nyaman tinggal disini, tidak lagi canggung dan berat seperti awal ia datang kesini.

"Bunda tau nggak, kenapa Jojo bisa ada disini?" tanya Arsyi.

Bunda memiringkan kepalanya. "Jojo tuh siapa?"

"Ini lho," Arsyi menggoyangkan anak ayam itu.

"Oalah, Jojo toh namanya," bunda manggut-manggut. "Nggak tau nak, coba tanya Jungkook kali aja dia tau."

Giliran Arsyi yang menampilkan raut kebingungan. "Jungkook?"

🌵🌵🌵

"Sumpah deh, ini tuh lucu banget tau nggak?!" Arsyi tak hentinya tersenyum sambil menatap penuh binar pada boneka yang lagi ia pegang.

"Iya, gue tau itu lucu, udah ke dua ratus tujuh belas kali lo bilang kaya gitu," kata Jungkook sambil membenarkan tali ranselnya yang melorot dari pundak.

Saat ini mereka tengah berjalan bersisian di loby fakultas Arsyi, di temani lirikan-lirikan dari para perempuan bucinnya Jungkook yang tak hentinya menyoroti mereka dari masuk gerbang hingga sekarang; di loby.

Arsyi berjalan menuju kelasnya; di lantai 2, sedangkan Jungkook ingin ke kantin. Biasa, ngumpul dulu sama sahabat setengah warasnya.

"Nggak malu nenteng boneka kaya gitu? Di liatin tuh, kaya bocah lo," kata Jungkook dengan tatapan lurus kedepan sambil terus melangkah. Acuh saja pada anak gadis yang sangat berharap mendapat lirikan darinya.

Arsyi melihat kesekeliling. Kemudian mendengus kasar. "Mereka tuh liatin lo kali, bukan gue. Mana keliatan kalo bayi semut jalan bareng sama Om Jerapah?"

"Langsung aja kali bilang, kalo lo tuh pendek terus gue tinggi, gausah pake perumpamaan," ucap Jungkook meralatkan. "Dasar kue kelamaan di oven lo."

"Maksudnya?"

"Ya Bantet."

"Anju!"

Arsyi meninju pundak Jungkook yang sama sekali tidak sakit untuk Jungkook. "Geblek lo. Gue nih bukannya bantet, cuma mungil doang. Coba lo pikir, gue udah cantik, imut, menggemaskan, kalo gue juga tinggi, Tuhan terlalu sempurna nyiptain gue, kesian yang lain makin banyak yang ngiri, makanya gue ngalah di tulang," cerocos Arsyi memberikan pembelaan.

"Mana ada yang ngiri sama tukang bacot kayak lo?" Jungkook melirik Arsyi mengejek.

"A-ada kok," jawab Arsyi yang menggerling ragu sama jawabannya sendiri.

Hey, bukankah lebih banyak yang sebel sama Arsyi karena kelakuan bobroknya daripada hiri dengan gadis itu? Mungkin hiri baru saja mereka rasakan, saat Arsyi berjalan bersama cowok idaman mereka.

"Siapa?" tanya Jungkook menantang, menolehkan wajahnya ke Arsyi.

"Banyak deh pokoknya," jawab Arsyi.

"Ketaukan kan ngibul doang."

"Nggak ngibul kok gue yeeuu!"

"Iya deh. Semakmurnya aja," pasrah Jungkook akhirnya. "Lo tau, kenapa gue ngasih boneka itu ke lo?" tanya Jungkook sebelum sebentar lagi sampai di kantin.

Arsyi hanya menggeleng. "Nggak tau. Emang kenapa? Karena gue lucu terus lo ngasih gue yang lucu-lucu, iyakan?" tebak Arsyi dengan pedenya sambil semringah.

"Salah," jawab Jungkook. Kemudian membungkuk sedikit untuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Arsyi. "Coba lo liat," Jungkook menunjuk mulut Jojo yang ada di tangan Arsyi, "mulutnya gede, persis kayak lo yang suka ngebacot."

Kemudian Jungkook meleset berlari kedalam kantin.

Arsyi membolakan matanya menatap punggung Jungkook sambil menghirup penuh pasokan oksigen.

"BAZEEENG LO JUNGKOOK!!!"

🌵🌵🌵

Saat ini Jungkook tengah khusyuk membolak-balik lembaran demi lembaran buku di perpustakaan guna mencari bahan-bahan untuk skripsinya nanti.

Tiba-tiba ponsel yang tergeletak di atas mejanya menyala, menampilkan sebuah telfon masuk dari Jimin.

Guratan kecil muncul di kening Jungkook.

Tumben ni anak punya pulsa.

Pasalnya, kalo ada apa-apa Jimin lebih sering menghubunginya via chat yang hanya memakai kuota, tidak perlu pulsa. Maka jika Jimin sudah menghubunginya mengorbankan pulsanya, berarti ada sesuatu yang genting.

Lantas Jungkook menutup buku dan keluar dari perpus agar tak mengganggu teman-teman yang bersemedi disana.

"Halo, Jim."

"LAMA BANGET SIH LO NGANGKAT DASAR ABDUL MARJUKI!"

Spontan Jungkook menjauhkan ponselnya dari gendang telinga kala jeritan yang nyaringnya bagai sangkakala itu terdengar.

Jangan berkata kasar, batin Jungkook menyabari.

"Kenapa emang? tumben--"

"SI ARSYI LAGI PERANG SAMA YERI!"

"Apa?!!!"

"Cepet sekarang lo kesini begeeee jangan apa apa aja!"

"Iyaudah gue kesana sekarang."

Jungkook langsung berlari dengan kaki jenjangnya menuju fakultas Seni. Dengan segudang pertanyaan yang ada di benaknya namun yang lebih dominan adalah perasaan khawatir; ia takut gadis mungil itu sampai kenapa-kenapa.

Sesampainya di sini; Fakultas seni. Jungkook mengedarkan pandangannya ke segala sudut, ia tak melihat ada keributan yang terjadi. Semua orang nampak normal seperti biasa, seperti tidak ada kehebohan yang terjadi.

Lalu Jungkook pun menghubungi Jimin. Dan belum tut ketiga, telfonnya sudah di angkat.

"Dimana lo? Kok nggak ada keributan? Lo ngibulin gue?"

"Telat lo, sekarang gue sama Taehyung udah amanin Arsyi di tempat biasa. Kesini lo buru."

"Iya bogel gue kesana sekarang."

"AS--"

Tut tut tut.

Tanpa perlu waktu lagi, Jungkook pun berlari kecil menuju di mana Jimin berada sekarang yang disebutnya tadi tempat biasa; sebuah ruangan yang dulunya gudang namun berkat rayuan mautnya Taehyung ia berhasil mendapatkan kunci itu dari Pack Opick (satpam kampus yang memegang kuncinya) lalu menyulap ruang kumuh dan penuh sarang laba-laba itu menjadi tempat nongkrong kedua mereka bertiga--selain di kantin-- yang tentunya jauh lebih nyaman.

Sesampainya di depan pintu, Jungkook meraih knop itu dan memutarnya 60 derajat.

Pintu pun terbuka, dan manik Jungkook langsung menangkap seorang gadis yang sudah satu bulan lebih tinggal bersamanya itu tengah bertolak pinggang sambil mondar mandir dengan rambutnya yang sedikit acak di depan kursi dimana disitu ada satu gadis lainnya yang tengah menangis di bahu sahabat cowonya.

Dia Shireen, tengah terisak di pundak Lucas yang sedang mengusap lembut punggungnya guna menenangkan.

"Woy sini lo," suruh Jimin sedikit berteriak sambil meggerakkan tangannya agar Jungkook gabung duduk di kursi panjang dekat pintu bersama ia dan Taehyung.

"Jadi ini ada apaan?" tanya Jungkook langsung begitu ia duduk menghadap mereka berdua.

"Gila. Sayang banget lo nggak ada tadi, beuuuh mantul banget acaranya," imbuh Taehyung sambil mengacungkan kedua jempolnya kagum atas apa yang ia lihat beberapa menit yang lalu.

"Arsyi berantem lur sama Yeri, anaknya dekan," ucap Jimin setengah berbisik dengan mata yang melirik Arsyi yang memunggungi mereka bertiga, sepertinya gadis itu belum tahu Jungkook berada disini. Karena ada sebuah sekat dari lemari yang menghalatnya.

"Kenapa bisa berantem?" Jungkook menyerngitkan keningnya.

"Gue kurang tau kronologinya, karena gue habis dari toilet, tau-tau pas balik di kantin udah ricuh. Nih, Taehyung tadi yang ada di tkp." Jimin menepuk paha Taehyung, mengisyaratkan teman sebayanya itu untuk menceritakan kronologinya.

Jungkook beralih menatap Taehyung minta di ceritakan. Taehyung menarik nafas sebentar kemudian menceritakan apa yang ia saksikan barusan.

"Intinya aja ya, Arsyi, Shireen sama Lucas lagi makan sebelahan sama mejanya Yeri dan Wendy, terus gue denger Yeri kek nyindir-nyindir gitu, dia bilang Nyokapnya Shireen itu
Pelakor, gara-gara dia liat Nyokapnya Shireen di anterin sama bokapnya. Awalnya Arsyi nggak ngegubris sindiran Yeri, tapi karena Yeri yang terus bacot kek gitu Arsyi mungkin gak terima nyokap sahabatnya di katain pelakor.

"Terus Arsyi nyamperin mejanya Yeri dan langsung nyiram pake kuah baksonya, anj keren nggak tuh cewe? Kudu gue kasih Daesang kayanya, cewe paling pemberani of the year," kata Taehyung terkagum-kagum mengingat apa yang ia lihat tempo menit lalu, saat Arsyi menumpahkan kuah Baksonya ke kepala Yeri yang membuat gadis itu tidak bisa bernafas karena kemasukan kuah di hidung.

"Wah bener tuh, entar gue bikinin pialanya dari bambu kuning punya engkong gue," timpal Jimin.

"Mending gedang pohon pisang belakang rumah gue tuh," usul Taehyung.

"Lo pikir mau mandiin mayat di kasih gedang pohon pisang?!" rutuk Jimin membogem perut Taehyung.

"Ini kenapa lo ngebahas penghargaan sampe ke mayat-mayatan segala sih? Kita lagi ngebicarain Arsyi dari tadi kamvret!" geram Jungkook mendorong kepala Jimin dan Taehyung bergantian.

"Eh eh eh jaga mulut anda ya pak guru, anda tidak boleh berkata kasar," peringat Jimin dengan menggoyangkan telunjuknya di depan wajah Jungkook serta dengan wajah yang sok bijak.

Taehyung mengusap kepalanya yang tadi di dorong Jungkook. Mengatur kembali otaknya yang sempat terguncang. "Tau nih! Nggak boleh berkata kasar, kami nggak suka di kasarin!" rajuknya seperti anak perawan.

Jungkook menahan nafas. Dadanya sesak. Ingin sekali Jungkook meng-upgrade isi otak dua manusia itu agar lebih berisi dengan hal-hal yang berfaedah.

"Lanjutin ceritanya, tolong," pinta Jungkook penuh sabar.

"Sampe mana tadi ya?" tanya Taehyung menggaruk-garuk kepala dengan ekspresi bingung.

"Sampe Arsyi numpahin kuah bakso ke Yeri," jawab Jungkook masih sabar.

"Oh iya," Taehyung manggut-manggut sudah ingat. "Terus Yeri yang maskaranya langsung luntur itu nggak terima dan langsung ngejambak rambut Arsyi. Terus yaa... Gitu deh pertempuran si Queen bobrok sama princess julid terjadi begitu sengit," lanjutnya dramatis.

Jimin pun menyambungi, "dan Taehyung dengan gebleknya ikut nonton kaya anak-anak lainnya bukannya ngelerai mereka. Tapi untung, pangeran pecinta damai ini dateng tepat waktu terus langsung bawa Arsyi ketempat yang aman sebelum ada yang ngelaporin ke dekan," ucapnya yang terselip kesan narsis itu.

Setelah mendengarkan penjelasan sahabatnya, Jungkook memandang punggung Arsyi yang tengah bicara pada Shireen itu dengan dalam.

"Juara emang si Arsyi, badannya doang mungil kaya kue cubit tapi nyalinya gede kaya lubang hidung Jimin, kalo udah marah kaya kesurupan Hulk satu RT!" puji Taehyung menatap kagum si Arsyi yang berjarak tiga meter dari mereka.

"Nggak nyangka ya, Si Abdul Marjuki sekalinya dapet cewe tangguh abis. Segala anak dekan pun hampir di tebas juga." Jimin menimpali sambil cekikan bareng Taehyung.

Iya, apa yang di katakan mereka benar. Arsyi memang membuat orang lain mengenalnya karena kelakuan yang nyeleneh, tapi dia unik, tangguh juga, nggak takut walaupun berantem sama anak kalangan; mau itu anak dekan, rektor, RT, RW, gubernur, anak pejabat sekalipun, kalo memang mereka salah, kenapa harus di diemin aja?

Walaupun Arsyi itu bobrok, tapi dia nggak pernah merendahkan dan mengata-ngatai orang tua seperti itu. Arsyi memang bawel bin cerewet bin bacot tapi sebawelnya dia, dia nggak suka menjulidi orang, apalagi menuduh dan memfitnah. Benar jika Arsyi suka bikin masalah, tapi masalah yang di buatnya hanya dari keisengan-keisengan kecil, dan jika berantem sekalipun itu juga karena Arsyi membela apa yang menurutnya benar.

Dan dari sini hati Jungkook sedikit berdesir karena merasakan hal yang belum pernah ia rasakan.

Lo berantem, tapi itu demi ngebela sahabat lo. Nggak ngepeduliin kalo bisa aja lo terancem.

Istimewa?

🌵🌵🌵


*Ehmmm uhukk

Kenapa Jungkook? Tersentuh ya hatinya?😳 ehehhehehe

Buat kalian yang udah baca gomawoyoooo😘😘😘

Salam cute,
Bunny yg gk sabar nunggu mrk comeback.

Continue Reading

You'll Also Like

21.4K 2.5K 27
[COMPLETED] DIHARAPKAN VOTE-NYA BAGI YANG MAU MEMBACA MESKIPUN FF INI UDAH SELESAI. Seseorang pernah mengatakan "ketika kau jatuh cinta maka kau haru...
5.7K 699 17
Dia, si pengambil kebahagiaan orang lain. Dia, si tampan yang tersenyum dibalik kejahatannya. Bagaimana jika ia berakhir penasaran dan jatuh dalam pu...
23.5K 2.2K 23
Bagiku, dia adalah definisi kesempurnaan. (Kumpulan cerita pendek)
63.5K 6.3K 25
[COMPLITE] Bagaimana rasanya tinggal bersama 3 orang yang akan selalu menindasmu? ©Publish, Mei 2019 ©Finish, 08 Desember 2019 ©Revisi Selesai, 02 No...