Shira Pov
Bisa ku rasakan kehangatan tubuhnya saat memelukku cukup lama,
Melepaskan pelukan hangatnya, lalu ia duduk disampingku, memberikan jaket hitam itu dan menutupi tubuhku yang terekspos bebas
Aku malu, tapi ia menutup resleting jaket yang membalut tubuhku sekarang
Ku lihat tangan pucatnya, wajahnya yang tertutup sulit ku kenali
Aku ingin menangis, volume nafasku sudah terasa penuh, sesak sekali
Aku tak mampu menahan tangisku
Tangan ku yang penasaran tergerak membuka topi miliknya
rambut indah itu tergerai, mata tajamnya yang tertutup oleh pet hitam tadi terpampang jelas
Tubuh besar dengan kulit pucatnya, aroma parfum familiar yang sangat ku kenal
Air mataku terjun begitu saja
"Sehun...."
Kubuka masker wajah yang menutupinya
Ia menatapku sendu, matanya menatapku terluka, aku bisa merasakannya
Sekarang Sehun disampingku.
Ia benar-benar nyata.
Aku memeluknya erat, menangis dalam dekapannya, aku takut
Sangat takut.
"Maafkan aku..."
"Seharusnya aku melindungimu" lirihnya
Tidak.
Tak ada yang perlu dimaafkan, sehun sudah menyelamatkanku, ia melindungiku dari jaehyun yang bisa saja melakukan hal-hal lebih mengerikan dari peristiwa tadi
Aku melepaskan pelukanku, ku tatap wajahnya, bola matanya berkaca-kaca, ia menunduk lalu begitu saja air mata membasahi pipinya
Ia menarik tubuhku lagi, ia menangis sambil memelukku
"Mianhae...Shira-ya.." "mianhae"
Suara sehun yang semakin tenggelam mengiris hatiku, ini bukan salahnya
Tak ada yang menginginkan kejadian ini
Ia menangis dipundakku, ku mohon ini bukan salahnya
"Sehun.. Ini bukan salahmu, gwenchana"
Ia berhenti menangis, wajahnya penuh dengan air mata lalu...
Ia mengecup bibirku dengan lembut, mengalirkan kasihnya melalui ciuman ini
Aku tak ingin kehilangannya.
Author Pov
Sehun membawa tas milik shira didepan tubuhnya, lalu ia membopong sang gadis yang tidak mampu berjalan dipunggungnya
Mereka meninggalkan jaehyun yang pingsan dengan keadaan mengenaskan sendirian
"Sehun, bagaimana dengannya?"
Shira bertanya pada sehun yang sudah membuka knop pintu
"Tak ada alasan untuk peduli"
Merekapun keluar perpustakaan.
"Kenapa kau ada disini?"
Shira bingung karena kehadiran sehun yang tiba-tiba. Terdiam beberapa saat, lalu Sehun menjawabnya
"Ada yang kuperlukan, jadi aku pergi ke sekolah, kebetulan aku dengar suara aneh dari perpustakaan, jadi ku datangi saja"
"Aneh? memangnya apa yang kau dengar?"
"Sesuatu yang ku benci"
"Maksudmu?"
"Suara desahanmu karena orang lain"
Kalimat itu menusuk jantung shira, berbelok ke paru-paru hingga ginjalnya, sakit sekali. Ia tau, sangat menjijikan.
"Aku juga benci" ucap shira penuh keputus-asaan.
"Lupakan" balas sehun
"Tidak bisa" batin Shira
Mobil jeep wrangler mewah serba hitam terparkir disana, mobil yang kala itu dibawa oleh suho sunbae saat menjemput sehun dan kai. Sehun memasukkan shira kekursi depan disamping kemudi. Lalu mengecup singkat kepala gadis itu
"Tunggu sebentar"
Sehun menutup pintu meninggalkan shira agak jauh, lalu mengambil ponsel disaku celananya, entah siapa yang dihubungi shira tak tahu, yang pasti dari dalam mobil, sehun terlihat sangat serius. Ia memasukkan lagi ponselnya kedalam saku, dan berjalan memasuki mobil
"Rapikan bajumu" perintah sehun
Shira tersadar memandangi dirinya yang sangat berantakan
"Ah.. Iya" ucap shira
Sehun menutup mata dan berbalik memunggungi shira, sebenarnya ia tidak ingin berpaling, hanya saja ia tidak mungkin bersikap seperti biasanya karena Shira pasti sedang trauma.
Sambil melepas jaket sehun, ia menutup setiap kancing baju dengan jemari yang lentik, mengambil sebuah tisu dari dalam tasnya lalu dilapnya wajah yang kacau penuh keringat itu. Rambutnya yang terurai bebas diikat satu seperti buntut kuda, menampilkan garis leher yang indah. Dan yang terakhir, ia menyemprotkan parfum ketubuhnya, aroma kesukaan sehun
"Hei! Aku hanya menyuruhmu merapikan baju, bukan mengikat rambut atau menyemprotkan parfum"
Tangan sehun menarik ikat rambut coral dikepala shira, jadi percuma saja, rambutnya kembali berantakan
"Aduuhh sehun!"
"Hanya merapikan Ba-ju!!" ucapan penuh penekanan pada kata 'baju'
"Kau ini kenapa sih! memangnya apa yamg salah dengan itu! Dasar aneh"
Shira mendecak kesal, sambil menyisir rambut dengan jari lentiknya. Sehun memang aneh sekali
"Garis lehermu terlihat jelas! Bentuk dadamu juga sangat terlihat meski tertutup baju, lalu kau menyemprot parfum seperti itu, nafsu ku meningkat"
"Lihat ini, memangnya kau berani bertanggung jawab?!"
ia menunjuk bagian selatannya yang mengembung, Sehun menghembuskan nafasnya dengan kasar, melemparkan jaketnya tadi kearah shira
"Tutupi paha mu itu, kalau tidak jangan salahkan aku"
Sehun menatap shira jahil, gadis itu langsung memukul kepalanya
"Dasar Mesumm!!"
.
.
.
"Beristirahatlah, jangan lupa bersihkan dirimu" sehun mengecup punggung tangan gadis itu
Shira mengangguk dan membuka pintu mobil keluar. Tangannya membuka pintu gerbang rumah putih yang mewah milik keluarga Park tetapi terkunci.
Ini sudah jam 9 malam, seharusnya chanyeol sudah pulang, shira tidak punya kunci cadangan, Ia panik lalu mencari ponselnya didalam tas, sudah berjam-jam ponsel itu terkurung disana. Benar saja, chanyeol mengiriminya pesan
|Oppa🐽
"Mulai hari ini kita pindah ke apartemen, oppa sudah mengurus barang barangmu, oppa ada urusan cepat pulang"
Pesan itu dikirimi chanyeol sejak dua jam lalu
"Ada apa?" tanya sehun
"Oppa memberitahu aku harus pulang ke apartemen"
Shira menggigit bibir bawahnya, ia takut akan merepotkan sehun
"Aku akan mengantarkanmu"
Tentu saja sehun peka, ia tidak akan membiarkan gadis cantiknya berjalan sendirian dimalam hari
"Mau kerumah ku?" tawar sehun
"Ani, aku harus pulang"
Shira tidak siap jika harus kerumah sehun, apalagi bertemu orang tuanya
"Kalau begitu, aku saja yang kerumahmu" sehun tertawa sambil mengusap rambutnya
"Sehun!"
"Kenapa? Tidak boleh?"
"Tentu saja"
"Benarkah? Kalau begitu, aku memaksa"
"Sehun!" Shira memukul lengan laki-laki itu
Sehun malah melepaskan seatbeltnya, lalu ia menatap shira
"Dasar pemarah!" tukas sehun
"Apa?! Kau ingi-"
Ucapannya terhenti, Sehun memajukan tubuhnya dan mengecup, sedikit melumat dengan lembut beberapa detik lalu melepasnya
"Itu hukuman untukmu karena tidak mengijinkanku datang"
Sehun tersenyum dan mengecup singkat pipi gadisnya yang sudah memerah karena malu
"Dasar mesum" shira memukul dada sehun
Terkekeh melihat tingkah shira, sehun mengecup tangan mulus itu
"Shira-ku yang cantik"
"Shiraya.."
"Ne?"
"Cium aku" ucap sehun sambil menunjuk pipi kirinya
Gadis itu lantas tersipu malu, dengan cepat ia mencium pipi sehun sekilas tanpa bekas
Ia kembali memasang seatbelt dan menjalankan mobilnya, satu tangannya memegangi tangan shira yang sudah berkali kali diciumnya
"Park shira hanya milikku seorang"
Sedangkan shira hanya tersenyum senyum menahan rona dipipinya, sehun benar-benar membuat ia lupa atas apa yang menimpanya hari ini
▪▪▪
Maaf y ceritanya gaje :( aku jg bingung penn nulis apa, akhirnya jdi kek gini❌❌
Buat readers tercinta dan paling setia, jangan lupa vomment ya! Biar semangat nulisnya :')❤