That Autumn - Winwin ✔️

By Jeffhyun97

21K 2.3K 285

A Winwin's fanfiction. "Aku akan pergi saat musim gugur berakhir." Tentang Winwin dan penyesalan terbesar dih... More

That autumn: Start
Invitation
Autumn
Paint The Sky
Sports Festival
Lunch
Sick
Promise
Pretend, Let's?
Go
Reunion
Breathe
Mother
The Star
Wishing Tree
Misunderstand
Romeo&Juliet
Hope and Promises
Asking for help
My Own Fault
Are you okay? Because i'm not.
Suffocating
Feel like making a deal with the devil?
Birthday
Fear
D-1
Supposed to be 28th
Kim Mingyu
17th autumn

After 6 years

515 83 31
By Jeffhyun97

[13 oktober 2019]

"Siapa dia? Kakak laki-lakimu?"

Perempuan yang baru saja tiba itu tersenyum—menampilkan lesung pipi yang tercetak dengan jelas dikedua pipinya. "Dia Kim Doyoung, tunanganku. Dan dia satu tahun lebih tua dari semua orang."

Semua orang tampak terkejut saat mendengar pernyataan tersebut. Mingyu bahkan secara terang-terangan menunjuk kearah Haneul, Doyoung, dan Winwin secara bergantian. "Ta-Ta-Tapi bukankah kau adalah kekasih Winwin? Jadi bagaimana bisa?"

Haneul menatap kearah Winwin menggunakan sudut matanya sebelum ia mendengus dan tersenyum remeh. "Aku tidak pernah memiliki hubungan apapun dengannya."

"Aku tidak mengerti."

"Mudah saja, Aku dan Winwin tidak pernah memiliki hubungan lebih dari sebatas kenalan." Ia lalu terkekeh ringan saat melihat rahang Winwin yang mengeras. "Dan aku juga tidak pernah memiliki hubungan apapun dengan Jaehyun. Bukankah begitu, Jung Jaehyun?"

Winwin menoleh dengan cepat kearah lelaki yang duduk disebelahnya itu. Dan tidak seperti yang ia duga, lelaki itu menganggukkan kepalanya—menyetujui pernyataan perempuan itu.

Dan kini giliran Winwin yang terlihat bingung. Ia yakin benar dulu Haneul menyukai Jaehyun. Dan yang seperti Chaeyeon pernah katakan dulu, saat hari kelulusan lelaki itu menyatakan cintanya pada Haneul dan ia mendengar dengan jelas teriakan senang Jaehyun karena diterima.

Jadi kenapa fakta yang keluar dari mulut kedua orang itu malah berbanding terbalik dengan apa yang selama ini dia yakini?

Haneul tersenyum miring. Ia meraih pergelangan tangan Doyoung lalu mengajaknya untuk duduk tepat dihadapan Winwin dan Jaehyun.

Perempuan itu menyisip pelan minuman yang berada dihadapannya. Pandangan matanya tidak lepas dari sosok lelaki berkebangsaan China yang juga tengah menatapnya dengan tatapan tak terbaca tersebut.

Dengan menggunakan gerak bibirnya, perempuan itu berbicara tanpa suara padanya. "Kau tidak tahu apapun tentangku, Winwin." Ia kemudian terkekeh sebelum kembali memfokuskan pandangannya kearah gelas minuman.

Winwin membeku saat mendengar perempuan itu mengucapkan namanya. Namun ia tidak memilih untuk tidak banyak berbicara dan larut dengan pikirannya sendiri.

Haneul mengalihkan pandangannya dari Winwin dan memilih untuk menatap kearah Jaehyun dan Joy dengan senyuman ramah tertempel diwajahnya.

"Kudengar kalian berdua sekarang sudah menjadi idol."

Perempuan yang bernama asli Park Sooyoung itu mengangguk dengan semangat. "Mengejutkan bukan? Kalau saja bukan karena bujuk rayumu dulu, anak ini tidak akan pernah mau mencoba untuk audisi. Aku benar-benar berterima kasih padamu, Haneul. Setidaknya keluargaku yang lain tidak akan mengira alasan dari keputusanku untuk menjadi idol adalah karena aku bodoh karena Jaehyun juga memilih pilihan karir yang sama sepertiku!" Tawanya. "Kau seharusnya ikut pulang bersama Jaehyun saat hari kelulusan kalian saat itu, Haneul. Wajah pucat nenekku saat mendengar kedua cucu-nya ingin menjadi idol sangatlah luar biasa."

Jaehyun menyikut Joy pelan. "Hey, jaga bicaramu jika kau masih ingin mempertahankan image yang perusahaan buat untukmu."

"Like i care." Dengus Joy. "Lagipula aku tidak dapat menahan rasa senangku karena akhirnya bisa bertemu kembali dengan Haneul."

Jaehyun memutar bola matanya malas.

Miyeon tampak bingung. "Tunggu, jadi nona cantik ini bukan kekasihmu?"

Joy mengerutkan keningnya. "Dia? Ew, tidak." Ujarnya. "Anak ini adalah sepupuku."

"Jadi kau datang kemari bukan sebagai pasangan Jaehyun tapi karena kau ingin melihat Haneul?"

"Benar sekali!" Perempuan itu bangkit dari duduknya dan memeluk punggung Haneul erat. "Kau tahu, dia sangat manis. Dia bahkan pernah membatalkan semua janjinya karena mendengarku jatuh dari tangga."

Jaehyun mengangguk mengerti. "Ah, yang waktu itu?" Yang dibalas dengan anggukkan oleh sang sepupu.

Mengerti dengan tatapan bingung yang ditujukan padanya, Jaehyun menjelaskan. "Kalian ingat saat kelas kalian merencanakan pesta kejutan untuk Winwin di salah satu ruangan di sekolah bukan? Saat itu Haneul meminta izin untuk pulang lebih dulu karena masalah penting. Sebenarnya, masalah penting yang Haneul maksudkan adalah anak ini." Jelasnya sembari menunjuk kearah Joy yang tersenyum malu.

Winwin melihat kearah Jaehyun, Joy dan Haneul secara bergantian. "Bukankah saat itu kau pergi berkencan dengan Jaehyun? Aku ingat saat melihat Jaehyun memberikan bucket bunga mawar merah untukmu."

Jaehyun memgerutkan keningnya. "Darimana kau tahu soal bunga itu?"

Merasa tak ada yang perlu ditutup-tutupi lagi kini, Winwin memilih untuk mengatakan yang sebenarnya. "Kau mungkin memang tidak menyadarinya namun sebenarnya saat itu Dokyeom datang bersamaku."

"Tapi aku tidak pernah melihatmu disana bersamanya."

"Itu karena aku pulang sebelum kalian menyadarinya."

Jaehyun memandang kearah Winwin dengan tatapan aneh. "Aku tidak tahu kau mendengarnya dari mana, tapi tuduhanmu itu benar-benar tidak masuk akal. Haneul tidak sebodoh itu untuk berkencan dengan seseorang yang sudah ia tolak sejak lama." Lelaki itu menarik nafas dalam sebelum melanjutkan perkataannya. "Dan soal bucket bunga mawar merah yang kau sebutkan itu, sebenarnya ada salah satu tamu yang membawakan bunga mawar itu untuk Sooyoung. Tapi karena dia alergi pada bunga, ia memutuskan untuk memberikannya pada Haneul."

"Huh? Kau bicara apa? Haneul menyukaimu!"

"Kau yang bicara apa? Semua orang juga tahu bahwa dia tidak pernah merespon perasaanku sejak dulu."

"Tapi-"

"Haneul tidak pernah jatuh cinta pada Jaehyun, Winwin." Sela Eunwoo. Winwin tampak bingung. "Tapi saat itu-" yang langsung disela kembali. "Aku tahu, semua ini salahku. Saat itu sebenarnya mereka sedang membicarakan tentangmu. Tapi karena aku tahu Miyeon menyukaimu, aku berbohong dan mengatakan bahwa Haneul menyukai Jaehyun agar kau menyerah."

Mulut lelaki bernama asli Dong Sicheng tersebut mendadak kelu saat mendengar penjelasan dari temannya. "Tapi kenapa?"

Eunwoo menghela nafasnya. "Karena saat itu aku menyukai Miyeon dan aku tidak ingin ia terluka karena melihat temannya menjalin hubungan dengan seseorang yang dia sukai."

"Dan kau mengorbankan orang lain demi perasaanmu, Cha Eunwoo? Kau benar-benar brengsek!"

Mingyu tampak panik. Acara reuni yang seharusnya dipenuhi dengan rasa haru dan kasih sayang malah berubah menjadi buruk. Jika ia tidak segera menghentikannya, bukan hanya acara ini yang akan berakhir berantakan tapi hubungan pertemanan setiap orang yang terlibat akan putus saat ini juga.

"Hey, sudahlah. Bukankah tidak sopan jika kita membahas tentang cinta masa lalu dihadapan tunangan Haneul?"

Perkataan yang dilontarkan oleh Mingyu tampak berhasil membuat suasana kembali tenang. Mingyu melirik kearah Doyoung yang masih tersenyum hangat sementara Haneul tampak tak perduli dengan keadaan disekitarnya.

"Haneul, sudah berapa lama kau menjalin hubungan dengan tunanganmu?"

Haneul mengangkat pandangannya yang sebelumnya tertuju pada cupcake strawberry yang berada di piringnya kearah Mingyu. "Sudah cukup lama. Ia adalah atasan ditempatku bekerja jadi aku tidak benar-benar tahu kapan tepatnya kami memulai hubungan ini. Semuanya mengalir begitu saja."

"Ah, benarkah? Kalian bekerja dimana?"

Kali ini Doyoung yang menjawab. "Di sebuah firma hukum yang berada di daerah Gangnam." Ia kembali tersenyum pada Eunwoo sembari membenarkan helaian rambut Haneul yang berserakan saat perempuan itu menunduk untuk memakan kue-nya.

Mingyu terus melontarkan pertanyaan-pertanyaan pada semua orang guna mencairkan suasana saat tiba-tiba Haneul berhenti memakan kue-nya dan menatap tajam kearah Winwin.

"Berhenti menatapku seperti itu. Pandanganmu membuatku risih."

Tanpa melepaskan pandangannya, Winwin yang tengah menopang dagunya diatas meja itu pun membalas perkataan Haneul. "Kau bukan Haneul, kan?" Ucapnya sembari terkekeh pelan.

Mingyu tampak panik saat mendengar asumsi konyol yang dilontarkan oleh Winwin. "Winwin, apa yang sedang kau bicarakan? Tentu saja dia adalah Haneul!"

Namun secara tidak disangka, perempuan itu malah tersenyum miring sembari menatap remeh kearah Winwin. "Apa yang membuatmu memiliki pemikiran seperti itu? Tentu saja aku adalah Haneul."

"Kau terlalu berbeda."

"Sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat untuk mengubah seseorang, Winwin."

"Aku seorang dokter."

"Lalu?"

"Jadi aku tahu benar tak perduli seberapa lama waktu berlalu, alergi seseorang tidak akan pernah hilang secara sempurna."

Haneul tampak pucat sementara Winwin tersenyum puas. "Seorang Jung Haneul yang aku kenal memiliki alergi akut pada buah strawberry. Dan disini kau memakan cupcake strawberry mu dengan tenang." Ia sempat melirik kearah Doyoung yang tampak terkejut sebelum kembali melanjutkan perkataannya. "Lagipula Haneul tidak memiliki lesung pipi."

"Tapi apakah kau tahu apa yang pertama kali membuatku tahu bahwa kau bukanlah Haneul?" Tanyanya. "Karena kau terus memanggilku dengan sebutan Winwin sementara Haneul selalu memanggilku menggunakan nama asliku yaitu Sicheng."

Keadaan berubah hening sebelum akhirnya sosok perempuan itu tertawa kencang. Ia bertepuk tangan takjub. "Kau benar-benar luar biasa, Winwin. Dan ya, kau benar. Aku bukan Haneul. Aku Hayeon, kakak perempuan yang lebih tua satu tahun dari Haneul."

"Jadi laki-laki disebelahmu itu?" Miyeon tidak dapat menahan dirinya untuk tidak bertanya.

"Doyoung adalah tunanganku."

Mingyu mengedipkan matanya beberapa kali. "Tapi kalian terlihat sama!"

"Aku tahu. Semua orang selalu berkata seperti itu. Aku sendiri cukup terkejut anak ini mengenaliku lebih cepat dari yang aku perkirakan." Ucapnya sembari menunjuk kearah Winwin.

Hayeon kemudian menopangkan dagunya dan tersenyum miring. "Kau bisa secepat ini mengetahui bahwa aku bukanlah Haneul yang sebenarnya, tapi selama 3 tahun lamanya kau tidak pernah sadar dengan perasaan adikku padamu. Benar-benar menyedihkan."

Winwin mendecih. "Mana dia?"

Hayeon mengangkat sebelah alisnya. "Untuk apa bertanya? Kau mau menemuinya?"

"Mana dia?"

"Dia tidak akan menemuimu jika itu yang kau inginkan, Winwin. Anak itu sudah bahagia sekarang dan aku tidak ingin kau menghancurkan kebahagiaannya." Perempuan itu kemudian bangkit dari duduknya dan menarik Doyoung untuk melakukan hal yang sama. "Aku datang kemari untuk menggantikan adikku yang berhalangan hadir. Tapi karena identitasku yang sebenarnya sudah ketahuan, kurasa aku tidak memiliki alasan lagi untuk tetap berada disini. Terima kasih atas makanan dan minumannya."

Saat sepasang kekasih itu hendak melangkahkan kakinya menjauh, Winwin kembali bersuara.

"Kalau begitu katakan pada adikmu untuk berhenti mengangguku dan memintaku untuk datang ke Korea karena dia merindukanku."

Tubuh Hayeon membeku begitupula dengan Doyoung. Keduanya saling bertukar pandang sebelum Hayeon memutuskan kontak mata mereka berdua dan mengalihkan pandangannya kearah Winwin.

"Jangan bercanda." Desis kakak perempuan dari Jung Haneul tersebut.

Mingyu yang sebelumnya sibuk melemparkan gurauan demi mencairkan suasana kini menutup mulutnya rapat-rapat saat menyadari suasana tegang yang sedang terjadi saat ini.

Winwin tampak tidak terpengaruh dengan tatapan tajam yang diberikan oleh Hayeon padanya. Dengan wajah datarnya, ia kembali membuka mulutnya untuk kembali berbicara.

"Aku tidak bercanda. Kalau Haneul memang terlalu pengecut untuk bertemu denganku secara langsung, maka katakan padanya untuk berhenti mengangguku dengan pesan-pesan tak bergunanya. Dia terus mengangguku dengan mengirimkan pesan bahwa dia merindukanku dan ingin melihatku sebelum musim gugur berakhir. Benar-benar aneh."

Hayeon nampak ingin membalas perkataan Jaehyun namun Doyoung sudah lebih dahulu memotong kesempatan perempuan itu.

"Katakan padaku, apakah kau benar-benar menerima pesan dari Haneul? Apakah kau tidak salah mengenali nomor ponselnya dengan milik orang lain?"

Winwin menganggukkan kepalanya pasti. "Tentu saja. Dia masih menggunakan nomor ponsel yang sama seperti yang ia gunakan pada dua belas tahun yang lalu. Aku tidak mungkin salah mengenalinya. Lagipula ia terus mengungkit masa lalu yang hanya kami berdua ketahui disetiap pesan yang ia kirimkan padaku."

Doyoung meneguk salivanya dengan berat. "Bisa kau tunjukkan padaku pesan yang ia kirimkan padamu?"

"Ponselku baru saja mati total karena si idiot Kim Mingyu tidak sengaja menjatuhkannya ke dalam chocolate fountain. Lagipula kenapa kau ingin melihatnya? Kau tidak percaya padaku?"

"JANGAN BERBOHONG!" Teriak Hayeon tiba-tiba. Doyoung membelalakkan kedua matanya lalu dengan sigap menghampiri tunangannya.

"Hayeon, sudahlah."

"Dia berbohong, Doyoung!! Haneul tidak mungkin mengirimkan pesan-pesan itu padanya!"

"Hayeon..."

Winwin berdecak kesal saat melihat adegan drama picisan dihadapannya. "Ck, ada apa denganmu? Tidak bisa mempercayai bahwa adikmu mengirimkan pesan-pesan menggelikan itu padaku?"

"Tentu saja aku tidak percaya! K-kau pembohong! Adikku tidak mungkin mengirimkan pesan-pesan seperti itu padamu!"

Winwin tersenyum miring. "Tidak mungkin kenapa? Kau bilang dia sekarang sudah bahagia kan? Apakah pasangannya tahu bahwa dia masih sering menghubungi teman lamanya dan mengucapkan kata-kata cinta pada teman lamanya itu?"

Doyoung menggelengkan kepalanya pada Hayeon yang tampak seperti ingin meledak. Lelaki itu mengenggam erat telapak tangan kekasihnya sekilas sebelum kembali menatap kearah Winwin dan semua peserta reuni yang menatap kearah mereka berdua dengan penuh tanda tanya.

"Winwin..."

"Apa?"

"Haneul sudah meninggal dunia sejak sepuluh tahun yang lalu saat malam kelulusan kalian dari sekolah menengah atas."

Dan Winwin tidak dapat mendengar apapun lagi setelahnya.

Hampa

Hampa

Hampa

Dan semuanya berubah gelap.













•••

[5 Mei 2009]

"Keluargamu lagi-lagi tak datang, Haneul?"

Haneul menggelengkan kepalanya saat mendengar pertanyaan Miyeon. "Orang tuaku sudah bercerai. Aku tinggal bersama ibuku tapi ia sedang sibuk bekerja sementara nenekku sudah terlalu tua untuk kuajak." Jelasnya. "Aku sudah sering mengatakannya padamu bukan?"

"Tapi tetap saja.. Ini hari kelulusan kita...."

"Aku tak apa, sungguh."

Miyeon menghela nafasnya sembari menatap khawatir temannya. "Haneul." Panggilnya.

"Ya?"

"Untuk pemotretan kelulusan kali ini, apakah kau mau melakukannya bersamaku dan keluargaku?"

Haneul tampak terkejut. "Apa?"

"Ayo melakukannya bersama-sama. Aku, kau, ayahku, dan ibuku."

"Tapi-"

"Kita teman, bukan? Tidak bisakah kau menuruti permintaanku?"

Haneul tersenyum. "Terima kasih banyak karena sudah menjadi temanku, Miyeon."

•••

Continue Reading

You'll Also Like

57.4K 6.7K 37
Mungkin, menjadi 'berbeda' merupakan sebuah kepuasan tersendiri bagi Victorique Blanc. Oh, tidak. Gadis itu bahkan tidak memedulikannya. Baginya, hid...
1.8M 64.2K 89
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
605K 62.4K 45
Bertransmigrasi menjadi ayah satu anak membuat Alga terkejut dengan takdirnya.
3.1K 361 31
Elisa adalah gadis muda yang suka berpetualang, ia tinggal di kerajaan Ashmore bersama Ayah dan kakak laki-lakinya. Namun Ayahnya dan kakaknya dipang...