Couple Or Trouble - OH SEHUN...

By epiepi21

33.5K 3.9K 566

[Completed] ✅ .... "Well, ini hukuman ketigamu, karena mengabaikanku, tidak bicara padaku. Dan aku mencintaim... More

Cast Introduction - Prolog
1 - Drunk Girl
2 - Interrogation
3- Skenario
5- Dinner
6- Stealer
7- Ring
8- Message
9- Bad Dream
10- Save Me
11- Hello, My Ex!
12- Have Fun
13- Enemy
14- New Years
15- Hugging
16- Jealous?
17- I Kinda Like You?
18 - Couple or Trouble?
19- Baby Sitter
20 - Worried
21 - Puzzle
22- Secret
23- A Lie
24- Don't Want to Acknowledge
25- Mine
26 - On My Regret
27 - Document
28 - Missed Call
29 - Incoming Call
30 - Rainy Day
31 - Sweet Morning
32 - Trauma
33 - First Love
34 - Forgive Me.
35 - Somebody Else
36 - Blushed
37 - Tidings of Die
38 - Fake
39 - Autumn
40 - Cinderella
41 - Punishment
42 - Can't Give Up On You
43 - Letter
44 - Dating
45 - Shadow
46 - Who Are You?
47 - Was Happy
48 - Something About You
49 - Little Bit Better?
50 - Love Story
51 - Spring Day
52 - Been Through
53 - On Me
54 - Oh Sera
55 - 이젠 안녕 (Ending)
56 - Epilog

4- Past

791 112 14
By epiepi21

👉👈⭐Lets Votes ⭐👉👈

🍁🍁🍁🍁

......

School of Performing Arts Seoul.

Lorong kelas 11 Departement Brodcasting Arts terasa kosong dan dingin, di arloji milik Jongin jarum jam sudah menunjuk di angka 5. Tentu saja sudah tidak ada kegiatan mengajar lagi, semua siswa sudah pulang, ke rumah atau asrama.

Kecuali mereka, yang sedang bermain basket di lapangan.

Kedua tangan lelaki penggila susu ini dimasukan ke dalam saku celana hitamnya, berjalan tergesa kemudian menghentikan langkahnya tepat di depan pintu kelas bercat putih.

Class Room : 11A Broadcasting Arts .

"Apa harus sampai ditemui begini?" tanya lelaki jangkung, dengan tubuh atletis berkulit Tan.

"Biasanya kau acuh." kata Kai lagi, masih mencoba membujuk Sehun.

"Ckk, aku tidak tau dia bodoh atau apa. Tapi aku kesal, ketika tau dia adalah orangnya." Kai menautkan kedua alisnya tidak mengerti, akhirnya memilih mengangguk pasrah mengikuti ke mana langkah kaki Sehun pergi.

Sehun memasang tampang kesalnya, membuka—ah bukan membuka, lebih tepatnya mendobrak pintu kelas 11A yang tertutup rapat.

"CHOI AHRA, KELUAR!" seru Sehun, melonggarkan dasi yang dia pakai.

Sesuai rumor yang beredar, kalau ruangan ini selalu menyala sampai malam. Karena ada anak konglomerat, yang meminta pada penjaga gedung untuk mengizinkannya tinggal sedikit lebih lama disini. Uang bermain, dia puas dan aman bermain.

Tentu saja, teriakan Oh Sehun membuat 3 kepala gadis yang sedang mengarsir sesuatu di kertas putih itu menoleh pada sumber suara. Mereka adalah Ahra, Hana dan Taera. Ketiganya memang selalu berada di sekolah sampai malam, and well rumor itu benar.

"YAK!!! KAU MENGAGETKANKU, SIALAN!" teriak Hana si paling bad temper, diantara ketiganya.

Dia bahkan tampak acuh, setelah tau orang yang mendobrak pintu itu adalah Sehun.

"Mana Ahra? Apa kau Ahra?" tanya sehun sinis.

"Aku temannya! Mau apa cari Ahra?"

"Mana temanmu!"

"Bisa, tidak usah memamerkan tatapan intimidasi seperti itu? Memuakkan!" sinis Hana, membuat Sehun tarik sudut bibirnya.

Taera tidak berani berbicara, memilih memberi kode pada Kim Kai, agar Sehun berbicara baik-baik. Teman yang sedang beradu mulut dengan sehun itu, dia sedikit menakutkan.

"Bisa, tidak usah so heroik seperti itu? memuakkan!"

"Sehun~a, ayo cari Ahramu itu lain kali. Ayooo!" rayu Kai, yang malah membuat Sehun menggerling malas.

"Ahra mu? Yakk yang benar saja, kemarin gadis bernama Ahra itu, ah sudahlah!" kata Sehun memberenggut kesal.

"Untuk gadis bernama Choi Ahra! Jaga dirimu baik-baik! Aku belum sempat berbicara denganmu!" Ancam Sehun kemudian pergi dari sana.

"Sana, pergi saja dari sini!" bentak Hana geram.

Di belakang sana mata Ahra sudah panas, sialnya dia tidak bisa marah pada Hana ataupun Taera. Tapi tetap saja dia terkekut, saat Sehun sampai menemuinya begini.

Marah-marah pula. Astaga.

"Sehun sudah pergi. Kau baik-baik saja? maafkan kami yah sekali lagi." Taera dengan hangat mengelusi punggung Ahra, yang wajahnya sudah pucat pasi.

Jarum jam rasanya berputar lebih cepat dari seharusnya. Pintu kelas Ahra terdorong lagi ke belakang, bahkan tidak terhitung dalam hitungan detik.

"Jadi kau, gadis bernama Ahra? Kau? sungguh kau? Choi Ahra, dengan tubuh kurus, dan rambutmu yang hanya sebatas pinggang, berani mengatakan suka padaku?" Bahkan, Sehun menunjuk Ahra setelah meremehkan Ahra dengan kata-kata jahatnya.

"Kau tau? Semuanya kacau karena pesan bodohmu!"

Hana sudah tidak tahan lagi, tanduk dan asap sudah mulai muncul dari kepala dan hidungnya. Berani sekali orang tampan itu!

"YAK OH SEHUN! KAU PIKIR KAU TAMPAN! BERANI SEKALI MENGATA-NGATAI SEORANG GADIS DENGAN KASAR SEPERTI ITU." Bentak Hana kesal, sedangkan Ahra hanya diam terpaku di tempat.

"Kau pikir kau yang paling tampan!?" Seru Hana lagi, dia benar-benar kesal.

Kai memperhatikan saja. Menyaksikan kebodohan seorang Oh Sehun. Tapi, dia mengacungi Hana 2 jempol karena seberani itu. Pasalnya sangat menggelikan, mengetahui fakta bahwa Oh Sehun kesal dengan gadis yang menyatakan suka padanya.

Padahal sebelumnya, tidak pernah seperti ini. Setiap Hari, Sehun hampir menerima coklat, atau ajakan kencan dari gadis lainnya. Tapi, Sehun tidak pernah sampai sekesal ini.

Kemudian kai fokus lagi pada Sehun, yang sedang beradu mulut dengan Hana, bukannya Ahra. Fix! Mulai detik ini Sehun dan Hana adalah musuh.

"Yang benar saja! Kau gila apa bagaimana? Berani sekali berbicara seperti itu, tanpa tau alasannya terlebih dahulu!" Sentak Hana, yang setengah mati sudah sangat kesal.

Ahra lalu menghampiri Hana, agar keduanya tidak lagi berseteru. Sumpah! Masalahnya mungkin tidak akan selesai, kalau Hana yang turun tangan.

"Hana, sudah." Lerai Ahra, dan jantungnya berpacu 2 kali lebih cepat mendapati Sehun di depan matanya.

"Jadi, begini Oh Sehun. Aku minta maaf, aku–" Ahra tergagap di tempat, merasa malu juga sakit hati.

"Berapa lapis kulit di mukamu!? Sampai berani mengatakan suka padaku?" Sehun semakin sinis.

"Aku berani bersumpah, sekali lagi kau meremehkan temanku! Akan aku buat mukamu menjadi jelek, Oh Sehun!"

Kai terbahak, mendengar makian yang Hana lontarkan pada Sehun. Bagaimana bisa dia membuat muka Sehun menjadi jelek? Sehun tertidur dengan mulut terbuka sekalipun dia tetap tampan, Hana memang sudah tidak waras.

Sehun tatapi Hana sinis, merasa tidak ada urusan dengan gadis kasar itu Sehun memilih mengacuhkan gadis itu. Meskipun dia juga sama kesal karena ucapan gadis berwajah angkuh itu.

"Kau! Tidak bisa membaca, atau buta huruf? Aku menyuruhmu, untuk pergi menemuiku di taman belakang istirahat tadi! Kenapa tidak ke sana!" Ahra bergeming, hal ini yang dia takutkan, Sehun akan marah padanya.

Kalau tau akan begini, Ahra tidak akan pernah mengirimi Sehun pesan bodoh semacan itu.

"Maafkan aku Sehun, aku salah aku bodoh dan aku–"

"Ya, itu dirimu. Dan demi apapun, aku tidak butuh pengakuanmu." Hana hendak angkat suara mendengar keketusan Sehun, namun tertahan ketika Ahra menyuruhnya tetap diam.

"Apa kau tau, alasanku semalam mengirim pesan seperti itu padamu? Aku tidak benar-benar menyukaimu, aku terpaksa melakukannya karena aku kalah dalam permainan truth or dare. Lalu akhirnya aku diberikan tantangan seperti itu, mengatakan suka padamu dan mengajakmu berkencan." Jelas Ahra mencoba lebih berani, dan langsung ke intinya.

"Kalau kau merasa malu dan rendah, karena aku berkata bodoh seperti itu aku minta maaf. Aku tidak tau, kalau kamu akan semarah ini." Sehun bergeming.

Dengan langkah cepat, Kai menghampiri Sehun yang berdiri mematung di sana. Mungkin sedang bergelut, dengan pikirannya sendiri. Kai menepuk bahu Sehun pelan, menyadarkan.

"Aku bilang apa, emosi adalah seburuk-buruknya perasaan. Dia bisa menghancurkan, apa yang selama ini kamu agung-agungkan. Selamat Oh Sehun, sudah dipermalukan emosimu sendiri. Jangan lupa minta maaf." Kai tertawa renyah, menatapi ketiga gadis yang bisa dikatakan cantik semua.

"Maafkan aku nona-nona, dia sedang pubertas. Uhh kau bodoh sekali Oh Sehun!" Kata Kai lagi, melangkah pergi meninggalkan Sehun.

"Apapun alasannya, aku tidak menyukainya karena orang itu adalah kau." Iris gelapnya menyorot dingin, menandakan kalau dia serius dengan perkatannya.

Lalu Sehun melangkah, meninggalkan tempat dimana dia menjatuhkan mukanya sendiri.

"Ya ampun kasar sekali," pekik Taera dengan binar mata yang mengatakan sebaliknya.

Jangan lupakan gadis manis bernama Jung Hana, tidak akan meloloskan Sehun begitu saja. Tidak akan semudah itu, Sehun pergi setelah membuat Hana kesal.

"Heh! Mau kemana?" Hana mencegat Sehun, merentangkan tangan di depan tubuh Sehun yang menjulang tinggi.

"Minggir." Ketus Sehun, siapapun harus melihat wajah Sehun sekarang.

Sedikit bersemu merah, apalagi telinganya sangat merah. Entah itu karena dia marah, atau malu.

"Tidak, minta maaf dulu pada temanku! Atau, aku tidak akan segan-segan merusak wajah bodohmu sekarang!" Entah kenapa Sehun merasa lega, kalau bukan gadis seperti Hana yang menjadi pilihan orang tuanya.

Kalau iya, Sehun bisa gila.

Kemudian Sehun memutar balik arah jalannya, melangkah lebih dekat– menatap gadis yang tadi dia marah-marahi. Sehun tidak tega, dia menyesal melihat wajah Ahra yang terlihat mendung.

Sehun tidak benar-benar membenci Ahra, bahkan tidak sampai hati melakukan hal tadi. Tapi dia harus, agar gadis ini punya alasan untuk membencinya. Agar gadis ini bisa menolak, ketika tau dia akan dijodohkan dengannya. Meski Sehun yakin, penolakan itu atau mungkin alasan itu akan sia-sia. Sehun hanya mencoba saja, dan itu malah memperburuk keadaan.

Sebenarnya Sehun kesal karena seluruh asetnya disita orang tuanya, saat dia menolak mentah-mentah keinginan papahnya. Sehun hanya berpikir, dia masih terlalu muda untuk menerima sebuah perjodohan. Meski Sehun tau jika dia menerimanya waktu itu pun, dia tidak akan mungkin langsung dinikahkan.

Dan semalam saat ponselnya berada di tangan sang ibu, gadis ini datang dengan pesan bodohnya.

Choi Ahra, gadis yang akan dijodohkan dengannya. Meski Sehun ikut senang karena seluruh asetnya tiba-tiba dikembalikan, tetap saja dia kesal pada gadis ini.

Apalagi ketika ibunya berkata kalau Ahra, adalah anak paman Siwon rekan kerja ayahnya. Sehun tidak percaya, karena kalau itu Choi Ahra si cengeng dia mungkin akan memarahi Sehun atau memukulinya saat bertemu lagi. Bukan bersembunyi dibalik tubuh temannya.

Mereka hanya memiliki nama yang sama, ini yang Sehun yakini.

"Maafkan aku." Tangan Sehun terulur, dan sedetik setelahnya Ahra menatapi wajah tampan Sehun.

Membiarkan tangan Sehun menggantung disana. Iris coklatnya menelisik, mencari makna di balik sorot dingin itu. Ada sesuatu yang tidak bisa Ahra terjemahkan, tapi dia yakin setidaknya ada setitik rasa sesal di dalam sana.

"Aku maafkan." Ahra balas menjabat tangan Sehun.

Sekilas hanya sekilas, sebelum tangan itu terlepas, Ahra melihat Sehun tersenyum. Lalu kedua kaki pemuda tampan itu, melangkah pergi dari tempat ini.

Ya, Ahra maafkan. Tentu saja. Meski dia tidak tau apa motif sebenarnya Sehun datang. Apa benar, hanya datang untuk memakinya hari ini? Atau untuk hal lainnya?

...

"Ahra, kau baik-baik saja?" Seketika ingatan Ahra melebur, mendengar Hana melemparkan sebuah pertanyaan untuknya.

Sepenggal ingatan dimana dia dan Sehun dipertemukan dengan satu alasan buruk, bodoh dan memalukan. Sudut bibir Ahra seketika terangkat, menggeleng pelan menanggapi pertanyaan Hana.

"I'm Fine." Dan Ahra tau, Hana akan kesal saat mendengar jawabannya yang seperti ini.

Karena tau Ahra berbohong, Hana ajak saja Ahra untuk mengobrol di Cafe Oca tempat biasa mereka nongkrong. Keduanya berjalan masuk ke dalam kafe, tidak banyak orang yang datang mungkin karena ini belum waktunya jam makan siang kantor.

Sebenarnya, Ahra tidak langsung pulang setelah keluar dari apartemen Sehun. Dia menunggu Jung Hana, temannya untuk datang menjemput. Tidak banyak tempat yang Ahra ketahui, selama hidup 22 tahun hidup di Seoul.

Dia bahkan meringis ngeri, ketika asing dengan jalanan tadi. Sempat Ahra bertanya pada dirinya sendiri, apakah ini masih di Seoul atau bukan? Ahra itu jarang sekali keluar rumah, kalau pun keluar dia pergi bersama kedua sahabatnya atau dengan sahabat masa kecilnya.

"Kamu kenapa sih?" Hana terlihat kesal melihat Ahra yang menyembunyikan sesuatu darinya.

"Jadi kau memilih membohongiku? Serius?" Membuat Ahra menghela napas pelan.

"Tempramenmu Hana, astaga semakin memburuk!" Cela Ahra, membuat Hana berdecak sebal.

"Sudah tau aku gampang marah, kenapa berani membohongiku? Aku tanya sekali lagi, jika jawabanmu tetap tidak apa-apa, ini pertemuan terakhir kita!" Benar-benar Hana ini memang keras kepala.

Pintu kafe terbuka, lonceng yang ditaruh di atasnya berbunyi setiap kali ada orang yang masuk. Dengan otot refleksi yang Hana punya, gadis itu menoleh hanya untuk sekedar melihat siapa yang datang.

"Heol! Ahra, apa kau melihat pria yang baru masuk itu?" Dan ajaibnya wajah orang yang tertutup masker itu, tampak tidak asing di mata Hana.

"Aku tidak peduli Hana!" Seru Ahra, karena Ahra ingin cepat pulang dan meminta maaf pada ibunya.

"Dia datang ke sini!" Tambah Hana, makin melebarkan kedua matanya saat lelaki bertopi dan bermasker itu berjalan mendekat ke bangkunya.

"Astaga aku tidak percaya! Ahra lihat mereka!" Tambah Hana, sekarang Ahra tidak yakin kalau Hana melihat mereka atau memelototinya dengan mata yang terbuka semakin melebar itu.

Hana bergeming, ketika lelaki itu berhenti tepat disamping Ahra. Bibirnya tersungging sinis, sedikit tidak percaya dengan apa yang dilihatnya hari ini.

"Lain kali jangan tinggalkan barangmu di apartemenku. " Ucap lelaki tadi, menaruh sebuah kalung perak di atas meja bundar, beserta satu cup buble milk tea taro, juga beberapa lembar uang di atasnya.

Sepertinya Ahra si bodoh itu, masih belum menyadarinya.

"Dan itu uangmu, aku tidak butuh. Simpan saja untuk naik taxi." Kata Sehun, menatapi Ahra yang sedang memelototinya.

"Oh Sehun?" Gumam Ahra tidak percaya, coba darimana Sehun tau kalau Ahra ada di sini?

"Kamu pikir siapa lagi?" Jawab Sehun menyentil jidat Ahra, lalu pergi dari sana.

"Heol! Apartemen?" Hana tatap Ahra penuh selidik, sedangkan gadis yang ditanya malah memegangi jidatnya yang memanas dengan jantung berdebar kencang.

Benar juga,Hana baru sadar untuk apa Ahra ada di tempat itu? Hana tau, Ahra itu paling benci keluar rumah sendirian. Dia mudah takut, dan Ahra punya ingatan yang payah dia. Dan apartemen itu, apakah Apartemen Sehun?

Bulu kuduk Ahra berdiri, mendapati tatapan tajam dari Hana. Sorot matanya menuntut banyak jawaban, atas pertanyaan yang memenuhi pikiran gadis manis tapi galak ini.

"Mereka sudah pergi, apa kau akan tetap tutup mulut? Aku tau semalam kau tidak tidur dirumah, ibumu memberitahuku. Jadi semalam kau kemana? Tidur dimana? Dengan siapa?" Sudah Ahra duga, Hana akan memborbardirnya dengan banyak pertanyaan.

"Akan aku ceritakan semuanya, tapi tidak disini." Jawab Ahra tidak punya pilihan lain, memilih menyedot bubble pemberian Sehun tadi.

Saat Ahra hendak memastikan kalau Sehun masih ada di sini atau tidak, matanya melebar. Dia melihat orang-orang suruhan ayahnya, menghampiri bangku mereka.

"Hana aku tamat!"

Kemudian Hana menoleh ke arah jarum jam 9.

"Wah kau benar-benar tamat!" Kata Hana, melihat apa yang Ahra maksud.

"Nyonya, mari ikut saya. Nyonya Kim sudah menunggu anda." Ucap salah satu pria berbadan kekar itu, tanpa berbasa basi.

Ahra ingin berkata tidak, tapi dia tidak mau jika harus diseret-seret. Astaga, yang benar saja ingatannya terlempar pada kejadian dimana Sehun menyeretnya semalam, sialan.

"Aku pergi." Ujar Ahra, meninggalkan buble milk tea taro yang Sehun beri untuknya.

"Hati-hati." Ucap Hana, ketika melihat Ahra berjalan dengan 2 bodyguard mengikutinya dari belakang.

"Ya ampun Ahra, kalau tau akan seperti ini lebih baik aku pergi bersama Jaehyun tadi. Daripada mendengar kamu mengomel, dan membuat aku penasaran!" Rutuk Hana, menyeruput buble milk tea yang Ahra tinggalkan.

"Well, si Sehun tau minuman kesukaanmu nona Choi!" Kata Hana, mengaduk-ngaduk cup minuman yang masih penuh.

...





💜💜💜💜

Guys Yu di follow akun akunya 🤡

Melipik ke Ig aku juga sekalian @selvinurhas21 wkwkwkw.

Sekalian di vote and tinggalin jejak Yuk! 🙂

Nah, udah, gitu aja.

See U Next Chapt ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

5.8M 339K 17
"Ayang pelukkk" "Yang kenceng meluknya" "Ayang mau makannn" "Ayangg ciummm" "Ayanggg ikutt" "Ayanggggg" Pertamanya sok-sok an nolak.. Ujung-ujun...
563K 37.4K 68
Zia Angelina Kim seorang fangirl yang awal ingin berlibur di rumah neneknya yang berada di korea, tidak sengaja bertemu dengan idolanya. Bagi Zia ini...
72.1K 6.5K 54
Kim Seokjin. Seorang duda tampan beranak satu. Dia adalah salah satu pengusaha muda yang tergolong sukses dengan kekayaannya yang sudah tidak diraguk...