Memiliki mu adalah suatu rasa kepemilikan yang ingin ku abadikan dalam hati dan hidupku.
- supernova
___________________________________
CAHAYA matahari pagi menyilaukan mata Dante yang tengah terpejam lelap. Alarm ponsel nya juga sudah terdengar lama berbunyi, membuat telinga nya berdengung. Dia mencari ponsel dan mematikan alarm tersebut .
Dante lalu melihat notifikasi di ponsel nya itu lalu tiba-tiba tersenyum manis, dia melihat satu notifkasi pesan dari Renjana,
RENJANA RINDU
Belum bangun ya?
Udah, barusan.
Send.
Read.
Oke.
Gitu aja?
Send.
Read.
Iya hehe.
Selamat pagi sweetheart.
send.
Read.
Selamat pagi juga supernova 🖤
Cie pake emot hati.
Tapi kok warna nya item? Bukannya maroon yaa?
Send.
Read.
❤️❤️
💩💩
send.
Read.
Dih! Jorok!
Nyebelin. Mandi sana.
Kamu bau uda kayak 💩
Awas ya!
Chat singkat nya dengan renjana berhasil membuat nya senyum-senyum sendiri. Dante lalu bergegas bangun dan mandi bersiap ke sekolah.
Setelah siap, dia menelepon renjana,
halo?
Iya?
Gue otw jemput lo.
Ga usah.
Kenapa?
Gue uda di sekolah.
Kok gue?
Maksudnya aku uda di sekolah.
Yaudah. Jangan genit sama lain nya! Bye.
Bye.
Dante memutuskan sambungan telepon nya. Dia juga bergegas berangkat dan mencari keberadaan vena, bunda nya .
"Bun .. Bunda .."
"Iyaa.. " terdengar sahutan bunda nya dari ruang keluarga.
"Bunda.. Supernova berangkat dulu ya. Bye." ucap dante ketika menemui vena sambil mencium kening vena.
"Va.. " panggil Vena.
"Yaa?" Dante menghentikan langkah nya dan kembali menatap Vena.
"Kapan kamu ajak Renjana kesini?"
"Kok tiba-tiba tanya gitu bun?"
"Bunda pengen tau aja, cewek mana yang berani buat anak bunda ini sampe galau." ujar Vena dengan senyum di bibirnya.
"Bunda! Tau gitu nova ga cerita ke bunda."
"Kok gitu? Harus cerita dong ke Bunda." sahut vena sambil tersenyum . "Va.. Kamu ga pernah hubungin kakak kamu? "
"Bun.. Ngapain sih sepagi ini harus ngomongin soal itu? Bisa ngga bahas lainnya?" entah kenapa pertanyaan Vena begitu mengganggu pikiran Dante.
"Mungkin bahas nya lain kali ajaa. Kamu berangkat sekolah aja sekarang." ujar vena sambil tersipu melihat muka masam Dante.
"Oke. Nova berangkat dulu ya bun."
Suasana hati dante berubah seketika karena mendapatkan pertanyaan yang buruk di pagi hari dari bunda nya, bukan pertanyaan soal renjana. Tapi soal Kakak nya. Bahkan beberapa tahun ini, Dante sudah tidak pernah lagi menganggap kalau dia punya kakak, setelah 'kakak' nya itu menyakiti Vena.
•••
Sesampai nya di kelas, Dante bahkan masih saja merasa suasana hati nya sedang buruk ditambah lagi melihat ichal & ajun di bangku mereka masing-masing sedang menatap nya dengan serius.
Dante tidak kalah serius nya, pandangan nya tajam bahkan dengan refleks dia membuang tas nya begitu saja. Rambutnya pun di biarkan berantakan.
"Pagi mas dante.. Tumben telat?" ucap ichal sambil menepuk lengan Dante.
"Urusan lo apa?" ketus Dante.
"Widiw.. Pagi-pagi uda galak aja."
"Urusan lo apa?"
"Widiw.. Kayak nya ada yang kesambet nih. Uda telat, galak lagi!" cibir ichal.
"Urusan lo apa?"
"Dihhh .. Di otak lo lagi ga ada jawaban lain apa? Itu mulu, otak lo itu ga mikirin renjana apa? "
" kok jadi ke arah sana? " tanya dante penasaran.
Dia mengubah posisi duduk nya mengarah ke Ichal dan menunggu penjelasan dari sahabatnya itu.
" renjana tadi di gangguin sama raga, untung aja di tolongin ajun" jawab ichal dengan menepuk lengan ajun.
" raga? Ngapain lagi dia?" tanya Dante heran.
" seperti biasa, tadi dia maksa renjana buat makan sama dia di kantin . Masih pagi juga, gue gatau kesambet apa tuh si raga. " sahut ajun mencoba menjelaskan pada dante .
" ichal yang ganteng dan kaya Raya ini juga gatau, kenapa raga ngejar-ngejar renjana yang uda jelas nolak dia berkali-kali. Uda sinting tuh anak, wajah boleh ganteng tapi kelakuan nya minus broooo" kata ichal menambahkan.
" nah itu .. Renjana kan doyan banget bro nolak cowok. Masa iya si damar kelas XII tuh suka sama dia aja di tolak, lo tau kan chal.. Damar tuh gimana? Uda ganteng, kaya, sabar, pinter, perhatian. Kurang apa coba? Nah itu si raga .. Cuman remahan rempeyek aja ga sadar diri cuy"sahut ajun.
" kalo gue jun , kalo aja si renjana bukan punya sahabat gue . Pasti dia uda gue jadiin pacar sekarang .. Apalagi gue uda kenal sama mantan calon mertua gue . "
" maksud lo? Punya sahabat lo? Sahabat yang mana? Emang lo punya sahabat lain selain kita? "
" wah lo kejem.. Lo kira sahabat gue cuma lo sama dante aja? "
" emang ada yang mau sahabatan sama lo selain kita ?" tanya dante sambil nyengir tak berdosa.
" dasar lo kecebong! Kalo gue mau gue bisa aja dapet banyak temen, tapi lo semua tau kan banyak dari mereka yang cuma niatnya morotin gue yang kaya Raya ini. Kalo kalian kan engga, kita sesama kaya Raya.. Ga ada tuh nama nya morotin. Yang ada, gue yang minta kalian duit kalo gue lagi dihukum sesepuh"
Ajun menatap ichal dengan masih menaruh rasa penasaran dengan pertanyaan yang tidak kunjung mendapat jawaban. " jadi.. Sahabat lo yang mana yang lo kasih predikat punya renjana? "
" nah loh.. Dasar kecebong sok polos! Nih orang disebelah gue yang punya predikat itu" jawab ichal dengan santai sambil melirik ke arah dante.
" dasar sok tau lo! "Sahut Dante.
" gamau ngaku kalo lo udah move on? "
" dih.. Urusan lo apa? " umpat Dante.
" oke kalo lo gamau ngaku . Renjana punya gue aja . Sekalian gue bilang kalo dia sama gue aja ,percuma ngarepin cowok yang ga bisa move on." kali ini ichal berdiri dan dia berniat menemui renjana, meski niatnya berpura-pura.
Dante menatap sinis wajah ichal dengan satu tangan nya mengepal di bawah meja, membuat ichal mengurungkan niatnya " lo berani? " ancam dante.
" lo duduk aja chal" perintah ajun tiba-tiba."kalo dante memang gamau ngakuin renjana punya dia ,gapapa! biar renjana jadi punya gue aja. "
Dante memandang lekat mata ajun yang juga menatap nya . Dante tau betul kalau ichal tadi memang bercanda tapi kali ini tidak pada ajun, dante tau kalau ajun serius pada perkataan nya.
Ichal yang mulai mengerti dengan suasana kelas nya yang tiba-tiba panas itu mencoba mendinginkan suasana.
" eh tai.. Emm.. Emm.. Gue punya pacar. Gue ga jomblo lagi . Kalian bahagia ga denger sahabat lo yang ganteng dan kaya raya ini uda punya kekasih?" ucap ichal dengan senyuman terpaksa di bibirnya .
Benar saja, perkataan ichal barusan membuat suasana dingin kembali.
" GUE GA PERCAYA LO PUNYA PACAR ,MANA ADA YANG MAU SAMA COWOK TAI KAYAK LO! " Ucap dante & ajun bersamaan.
Ichal terkejut dengan kekompakan kedua sahabatnya itu, di satu sisi juga dia meringis dalam hatinya
" kalian kompak banget ya kalo soal ngatain gue? "
" Lo emang pantes buat di katain! " tatap ajun sinis.
" gue beneran nih!ya elah kedua tai nih ga percaya sama omongan gue?! "
" GA ADA! " Lagi-lagi ajun dan kompak menyauti pertanyaan ichal .
Dante sesaat terdiam di bangku nya, mengingat setiap pembicaraan pagi ini. Ternyata, renjana memang banyak pengagum nya di sekolah ini tapi tidak ada satupun yang menarik perhatian nya.
Sebenarnya dante pun sama, dia banyak juga pengagum di sekolah ini. Tapi dia juga tidak pernah merespon satupun. Itu karena dia gagal move on .
" yauda lah, kuping gue mules denger lo ngomong chal! " ucap ajun sambil berdiri dan membenarkan posisi nya. " gue mau persiapan rapat aja! "
" rapat apa an jun? " dante menanggapi.
" rapat berdua sama renjana, lo mau ikut? Cemburu? "
Dante terdiam cukup lama setelah mendengar jawaban dan pernyataan ajun. Dante bingung harus menjawab apa pada sahabatnya itu . Lalu, tiba-tiba handphone ajun berbunyi..
Ya halo
Oh, oke.. Lo sama gue aja berangkatnya.
Btw harus sepagi ini ya?
Oke.. Bye. Gue jemput lo di kelas.
Gue bawa 2 helm kok . Lo jangan lupa minta alamatnya ke bu dewi ya .
Ya.. Bye.
Dante mendengarkan saja pembicaraan ajun dengan seseorang di balik telepon nya. Dia memandang aneh ke wajah ajun yang tadi menyebut " bu dewi " yang notaben nya guru pembimbing osis. Apa ada hubungan nya dengan renjana?
" lo nelfon siapa? " dante bertanya pada ajun seperti mengintrogasi ajun.
" sejak kapan supernova kepo sama urusan gue? "
" SEJAK SEKARANG TAI"
" uda kepo, dibilang tai lagi. SESAMA TAI DI LARANG MENDAHULUI! "
" cepet jawab deh! Lo tadi nelfon sapa? "
" Renjana. Gue mau keluar sama dia ke kantor yayasan. Ada rapat gabungan "
" gue ikut! "
" yang rapat cuman ketua sama wakil aja. Lo ada urusan apaan ikut? " sinis ajun.
" urusan gue buat jaga renjana dari jomblo akut kayak lo "
" dih.. Lo sendiri jomblo gagal move on! " cibir ajun .
" gue gamau tau ya tai! Gue ikut." paksa dante .
" sejak kapan supernova doyan pemaksaan gini? "
" sejak sekarang! "
" sejak kapan supernova jadi tai begini? " kata ajun sambil memberikan kode untuk dante.
" kalo itu, sejak gue kena virus nya ICHAL! "
Mereka lalu tertawa puas setelah melihat muka ichal yang heran karena nama nya disebut diantara pertikaian ke 2 sahabatnya itu.
" DASAR LO CEBONG! GUE UDA DIEM, ANTENG DENGERIN LO PADA DEBAT. MASIH AJA GUE KENA. SENSARA BANGET YA GUE? "
••••
Renjana segera ijin dari kelas nya. Mengambil surat resmi dari sekolah untuk tidak mengikuti pelajaran.
Renjana mengambil tas cokelat ransel miliknya tidak lupa juga memakai cardigan kesayangan nya bewarna cokelat pastel.
" na.. Uda mau cabut? " tanya danila tiba-tiba.
" ha? Iya.. Kenapa? "
" sini duduk. " perintah danila.
Renjana segera duduk di bangku nya dan memandang dengan heran muka danila.
" ada apa? Tumben? " tanya renjana heran.
" lo mau rapat dimana?"
" rapat di yayasan aja . Kenapa sih? Lo aneh banget? "
Danila lalu mengambil sesuatu dari tas nya . Renjana memperhatikan saja gelagat aneh dari danila dan renjana heran dengan barang yang di ambil danila dari tas kecil berwarna pink . Lip balm & jepit mutiara.
" la.. Buat apa sih? "
" uda! Gausa protes, lo mau rapat sama yayasan. Pasti lo mau presentasi juga kan? "
" terus hubungan nya apa sama lip balm dan jepit lo ini? " Tanya renjana.
" gue tau lo uda cantik meski natural. Tapi harus dong sesekali beda dikit. Gue mau sekolah lain tau kalo di pelita bangsa ada murid secantik temen gue ini! " kata danila sambil berdiri dan menyisir rambut panjang renjana.
Rambut renjana yang panjang itu, kali ini di gerai menampakkan keindahan nya. Danila mengambil bagian kanan depan nya & bagian kiri depan lalu menyatukan bagian depan itu ke belakang dan memberikan jepit mutiara itu di bagian belakang sebagai aksesoris nya.
Danila juga membuka lipbalm nya dan memberikan sedikit ke bibir renjana yang sudah merah natural.
" danila.. Lo kesambet setan apa sih? Kok jadi aneh gini? " kecap renjana sambil melihat danila yang sedang sibuk memakaikan lip balm untuknya.
" apasih renjana! Kok pikiran lo jelek terus ke gue! Gue emang miss slowrespon tapi kan otak gue masih normal. "
" sapa juga sih yang ngatain otak lo ga normal. Gue cuman tanya kenapa lo tiba-tiba aneh! "
" udahhh diemmm! Sekarang renjana uda cantik pake bangetttt! Cepet berangkat! " kata Danila dengan menyunggingkan senyum kepuasan karena berhasil make over Renjana.
Renjana memandang wajahnya di kaca kecil milik danila , sedikit aneh baginya . Tidak biasa nya renjana menjepit ujung rambutnya seperti ini dengan ditambah lipbalm dibibirnya yang terasa lembab.
" yaudah deh .. Gue pasrah meski gue uda kayak ondel-ondel gini. " ucap renjana pasrah ." gue nitip ini buat pak bandi ya "
" oke " danila menerima surat dari renjana dengan senyum bahagia nya melihat muka renjana yang beda dari biasanya .
••••
Begitu sampai di depan ruang osis renjana melihat ruang osis itu lampu nya menyala pertanda sudah ada seseorang disana. Siapa lagi kalau bukan kak ajun.
Renjana yang tidak percaya dengan tampilannya kali ini masih saja berdiam di depan ruang osis. Renjana merapikan rambutnya yang di jepit itu .
Setelah percaya diri nya dirasa cukup renjana membuka pintu osis itu dengan cepat.
" halo selamat pagi kak aj---"
Belum sempat melanjutkan sapaan, renjana di kagetkan dengan keberadaan seseorang di dalam ruang osis itu.
Mulut renjana bahkan tidak bisa melanjutkan lagi sapaan pagi nya itu untuk ajun.
" kenapa? Kenapa sapaan nya ga di lanjutin? " tanya dante dengan sinis. "kaget ada gue disini? "
Renjana seperti mendapat pertanyaan yang tajam bagai pisau bermata 5 .
" i..iya.. Ngapain disini? "
Dante melihat penampilan berbeda dari renjana. Renjana tampak berbeda dari biasanya.
Sesekali dante terkekeh melihat tingkah renjana yang salah tingkah melihat keberadaan dante di ruang osis.
" lo mau rapat kan sama ajun? "
" iya. Mau ke yayasan "
" gue ikut. " pernyataan dante singkat
" hah? Ngapain?"
" ga ada pertanyaan lain? " sinis Dante.
Renjana lalu melihat ke arah ajun seolah meminta penjelasan ke ajun, tapi yang di dapat nihil. Ajun hanya menatap renjana dengan sedikit terkekeh melihat tingkah renjana.
" hmm.. Yaudah deh. Mau ikut atau ga terserah. Gapapa! "
" kok sinis? Emang lo gamau gue ikut? Lo mau berdua aja sama ajun?!" tanya dante serius pada renjana . Dante berdiri dari karpet yang dia duduki tidak lupa membawa tas nya . Dante merasa renjana tidak suka dengan kehadirannya.
" mau kemana sih! Uda disini aja. Gue gapapa lo ikut" ucap Renjana sambil masuk ke ruang osis dan duduk di karpet yang sama dengan ajun dan dante sambil membuka laptop.
Dante heran dengan perkataan renjana, renjana memanggil dante dengan sebutan 'gue' dan itu terasa aneh di telinga nya. Mungkin karena terlalu sering akhir-akhir ini renjana memanggil dante dengan sebutan 'aku'.
Dante lalu mengurungkan niatnya dan duduk kembali ke tempat semula.
Pemandangan di depan nya ini cukup mengganggu mata nya.
Ajun dan renjana sungguh akrab di depan nya, mereka sedang asik membahas presentasi rapat nanti.
Sesekali mereka bertukar pendapat dan saling berdebat, tapi tetap saja renjana yang memenangkan debat singkat itu dengan ke cerdasan dan pintar nya bicara. Sesekali mereka tertawa bersama dan saling tersenyum.
Tentu saja, hal itu membuat hati dante panas dingin.
Lalu ajun melihat ke arah handphone nya, seperti membaca pesan singkat.
" ayo berangkat.. Bu Dewi sudah berangkat. " ajak ajun dengan mematikan laptop dan menaruh laptop di tas nya.
" ayo kak " renjana berdiri dari posisi nya duduk.
" renjana ..lo berangkat sama dante ya. Lokasi nya uda gue share ke dia" perintah ajun.
" terus kak ajun sama sapa ya? "
" tuh sama tai mermaid jaman now " jawab ajun sambil melirik ke depan ruang osis.
Renjana melihat ke arah depan ruang osis, dan ditemukan ICHAL disana sedang menyiapkan diri berangkat.
" kalian ber tiga ga ada rencana terpendam dibalik insiden ini kan? " tanya renjana yang heran melihat ke 3 rangkai sahabat ikut semua.
" GA ADA! AYO BERANGKAT! " jawab dante singkat dan menarik tangan renjana untuk keluar dari ruang osis .
" IYA!" Sinis renjana. " KAK AJUN KETEMU DISANA YA. KALO DATENG DULUAN TUNGGU DI PARKIRAN" teriak renjana dengan keluar dari ruang osis.
••••
" kenapa lo diem? Ga seneng ya gue ikut? " tanya dante tiba-tiba memecah keheningan di antara mereka.
" kenapa tiba-tiba ikut? " tanya renjana balik.
" kayak nya lo emang ga seneng ya gue ikut? Oke. Lo berangkat aja sama ajun.. Gue telfon dia dulu uda sampai mana" dante mengambil handphone nya berusaha menelpon ajun.
Renjana mengambil handphone dari genggaman Dante yang dilihat nya memang sudah menelpon ajun.
" kok ngambek sih? Gue cuma tanya aja kenapa tiba-tiba ikut. Ini kan rapat intern yayasan.. Yang dateng ketua, wakil, sama guru pembimbing aja. " penjelasan renjana.
" menurut lo gue akan diem aja tau lo sama ajun cuma berdua keluar sekolah? "
Mendengar pernyataan dante membuat renjana menundukkan kepala nya sambil tersenyum manis .
" ini cuma keperluan kegiatan osis aja. Ga lebih dari itu. " penjelasan Renjana.
Dante memperhatikan wajah renjana yang terlihat beda sedari tadi.
" terus.. Kenapa penampilan lo beda gini? Lo mau centil-centilan sama ajun? "
" dih! Dijaga tuh mulutnya kalo ngomong! Pedes banget ga pernah berubah!!! " renjana kali ini merasa tersinggung dengan kata-kata dante.
" terus kenapa lo beda gini?! "
" Kepo! " kata renjana sambil membuang muka nya dari tatapan ajun.
" kenapa rambutnya cantik banget pake jepit segala? Kenapa bibir lo itu keliatan lebih lembut dari biasanya? " tanya dante merubah gaya bicaranya jadi lembut dan menyentuh ujung rambut renjana. " gue tanya.. Dijawab kenapa sih? "
Renjana memalingkan muka nya ke tatapan lembur dari dante.
" bisa ga sih lain kali tanya baik-baik? Gausah pake ngomel kayak tadi sama bilang centil-centil segala! " protes renjana.
" gue gasuka penampilan lo kayak gini. Ngerti? "
" kenapa? Aku kayak boneka mampang ya? Sejelek itu kah? "
" lebih jelek dari boneka mampang bisa? "
" dih! Sadis! " renjana memalingkan muka nya lagi.
Dante lalu tiba-tiba memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.
Renjana heran dengan berhentinya mobil kuning itu.
" ngapain berhenti? " tanya renjana heran .
" lo ngambek ?"
" engga. "
" yakin? "
" kesel aja sama kamu! "
Dante lalu memalingkan kepala renjana dengan meraih dagu renjana ke hadapan nya. Dante mengamati sejenak wajah renjana yang sedang merajut pada nya.
" gue ga suka lo merubah penampilan lo kayak gini " ucap dante lembut.
Renjana diam saja tidak menjawab pernyataan dante. Dia masih sedikit kesal dengan dante.
" kok diem aja? Ga mau tanya kenapa gue ga suka? "
" kenapa emang? " tanya renjana cuek.
" lo tau kan kecantikan lo ini gausah di pertanyakan lagi? Kalo lo dandan berbeda gini lo tambah cantik. "
" terus ga suka nya kenapa? "
" gue gamau orang lain menginginkan apa yang gue punya." jawab Dante dengan menatap dalam mata Renjana.
Seketika pipi Renjana merah merona, wajahnya berubah menjadi pucat dan jantung nya berdetak cepat.
" ma-ma-maksudnya? "
" kalo lo secantik ini, gue yakin nanti disana bakal banyak yang pengen kenalan sama lo "
" terus? "
Dante melepas safety belt nya , mencondongkan tubuhnya ke Renjana dan sontak membuat Renjana terpana karena jarak pandangnya dengan Dante kini sangat dekat.
" lo punya gue. Dan gue gamau mereka ada keinginan buat deketin lo! Jelas? " jawab Dante dengan tegas sambil menyunggingkan senyum manis di bibirnya.
" punya lo? Sejak kapan? "
" sejak sekarang,Renjana. " kata dante sambil mengelus pipi Renjana.
Lalu dengan tiba-tiba saja renjana merasakan tubuh nya lemas dan jantungnya berdebar cepat. Hati nya sekarang bagaikan ditumbuhi banyak bunga yang mekar disana.
Renjana merasakan bibir dante yang lembut dan hangat mendarat sempurna di pipinya, bagai mendapat serangan hati renjana hanya terdiam mendapat ciuman di pipi nya dari dante.
" lo punya gue. Paham? "
Renjana terdiam melamun beberapa saat lalu memberikan senyum nya pada dante tanda dia paham .
Dante lalu melanjutkan lagi perjalanan nya, dia tidak mau membuat renjana telat di rapat penting sekolah.
Renjana masih terdiam saja dan memikirkan banyak hal mengganggu di kepala nya.
" punya dia? Apa maksud nya itu.. Ini bukan status apa pun.. Ini hanya rasa ingin memiliki. Apa memang sebaik nya begini? Untuk saling mengenal satu sama lain? "
" apa aku sanggup bertahan pada hubungan seperti ini? Hubungan yang hanya ada rasa saling memiliki dan hubungan yang menimbulkan rasa nyaman. Tapi hubungan itu tidak memilik status yang pasti. "
" oh hati.. Sebenarnya pun aku belum siap menerima status apa pun setelah hati ini sempat terluka dulu. "
" aku cukup bahagia dengan perkataan nya, bahwa aku milik nya " kata renjana dalam hati nya.