We've Lived in a Perfect Life

By OSHReyDel

18.4K 1.8K 332

Season kedua dari You Must Live in a Better Life. More

Prolog
Bab 1 - Happiness
Bab 2 - New Home
Bab 3 - Our Neighbor
Bab 4 - Park Brothers? (M)
Bab 5 - Dinner
Bab 6 - First Argument
Bab 7 - Trust (M)
Bab 8 - Unusual
Bab 9 - Déjà Vu
Bab 10 - Park Sehun
Bab 11 - Taeil
Bab 12 - Scars and Lies
Bab 13 - Terbongkar
Bab 15 - Painful Sex (M)
We've Lived in a Perfect Life

Bab 14 - Rose?

628 66 8
By OSHReyDel


Semenjak hari itu, Chanyeol makin sering menghindari Sehun. Sepertinya Chanyeol masih sakit hati karena Sehun lebih mementingkan perasaan orang lain daripada perasaannya. Mereka adalah sepasang suami yang telah sah menikah, kenapa Sehun harus malu mengakuinya?

Sehun terus menerus berusaha mendekati Chanyeol dan mencari waktu yang tepat untuk meminta maaf dan memperbaiki hubungan mereka, tapi Chanyeol seolah menjauh. Memilih untuk menyibukkan dirinya dengan urusan yang sampai saat ini Sehun tidak ketahui urusan apa itu..

Sehun cemas, Chanyeol jadi semakin sibuk di luar demi menghindari dirinya. Jarang di rumah dan sekalinya pulang, Chanyeol akan berkutat dengan ponselnya. Sehun tau, Chanyeol masih merahasiakan sesuatu darinya dan juga masih marah padanya. Tingkah suaminya itu makin membuat Sehun gelisah. Apakah rumah tangganya sedang di ambang kehancuran?

Belum lagi urusan Boa yang sampai saat ini selalu menghindarinya. Sehun merasa makin gundah setiap harinya. Taeil pun tidak pernah lagi datang berkunjung, apakah Boa melarangnya? Ditambah Chanyeol yang selalu jarang di rumah. Dia juga tidak bisa terus-terusan mengunjungi Kyungsoo sebagai tempat pelariannya disaat dirinya bosan dan gelisah karena kelakuan Chanyeol. Kini Sehun merasa benar-benar sedih dan kesepian.

Bahkan sulit sekali rasanya Sehun meminta waktu pada suaminya itu untuk sekedar meminta maaf.

" Mau kemana, hyung?" Tanya Sehun saat hari Minggu pagi melihat Chanyeol telah berpakaian rapi. Mereka memang masih saling bertegur sapa, tapi hanya ala kadarnya. Tidak ada lagi sikap manja dan saling bermesraan seperti hari-hari sebelumnya.

" Eoh. Itu.. Aku ingin meneruskan proyek ku yang sempat tertunda kemarin.." Jawab Chanyeol ragu.. Sehun mengerutkan keningnya.

" Proyek apa? Apa ini ada hubungannya dengan pekerjaanmu? Apakah proyeknya sepenting itu, sampai kau harus menggunakan hari liburmu untuk mengurusnya?"

Chanyeol terdiam menatap Sehun. Chanyeol sepertinya tau kalau Sehun tidak suka terus-terusan ditinggal sendirian di saat hari libur. Tapi Chanyeol butuh waktu. Chanyeol mau tidak mau mengangguk sambil menyibukkan diri dengan memakai jaket dan segala macamnya. Sehun mengerutkan keningnya. " Ya. Proyek ini sangat penting, Hun.. Banyak yang harus diurus agar cepat selesai."

Lagi, Sehun kembali melihat kebohongan dari gelagat Chanyeol. " Tapi kau sudah bekerja seminggu penuh, hyung. Tidak bisakah kau istirahat dulu hari ini?"

" Tidak bisa, Hun. Proyek ini harus cepat diselesaikan." Chanyeol bergegas mengambil kunci mobilnya. " Maaf ya.. Lain kali aku janji akan lebih banyak meluangkan waktu untukmu.."

Sehun menghela napasnya kemudian mau tidak mau mengangguk. Dia tidak mau jadi pasangan yang banyak menuntut. Lagipula Chanyeol pun terlihat tidak nyaman karena harus berpura-pura melupakan rasa kecewanya yang masih dia pendam.

" Hyung tidak sarapan?"

" Nanti saja, aku bisa sarapan di luar..."

Sehun langsung memandang sendu ke arah Chanyeol. " Apakah kau akan pulang malam lagi?"

Chanyeol menggeleng. " Akan kuusahakan pulang cepat."

" Baiklah." Sehun menghampiri Chanyeol lalu mencium pipinya, tapi Chanyeol tidak merespon, membuat Sehun merasa sakit hati tapi Sehun berusaha tetap tersenyum, dia tau dia salah.

" Hati-hati di jalan." Ujar Sehun lalu setelah itu langsung berjalan menuju dapur. Dia tidak sanggup mengantarkan Chanyeol ke halaman rumah mereka. Sehun merasa sesak karena sikap Chanyeol. Tidak bisakah Chanyeol memberinya sedikit waktu untuk meminta maaf?

Chanyeol tau Sehun tidak senang karena Chanyeol tidak bisa meluangkan waktunya di hari Minggu seperti biasanya dan juga Chanyeol tau Sehun sedih atas sikapnya saat ini. Tapi Chanyeol ingin menunjukkan sedikit pengertian pada Sehun, bagaimana rasa sakitnya saat dirinya seolah tidak dianggap. Chanyeol ingin Sehun tau bahwa rasanya menyakitkan saat kau tidak diakui dan dihargai.

Lagipula dia juga harus segera menyelesaikan rencananya bersama Rose agar bisa memberikan seorang anak untuk Sehun. Walau Chanyeol sedang marah pada Sehun, tapi dia tetap ingin memberikan yang terbaik untuk Sehun, agar Sehun bahagia.

Dengan perasaan gundahnya akhirnya Chanyeol memutuskan untuk tetap pergi menemui Rose sesuai janjinya. Sedangkan di dapur Sehun hanya bisa menghela napasnya saat mendengar deru mobil Chanyeol perlahan meninggalkan pekarangan rumahnya.

***

Semenjak hari itu, Chanyeol makin sering menghabiskan waktu di luar dan Sehun tidak tahu kemana Chanyeol pergi. Karena Chanyeol selalu menjawab dengan alasan yang sama.. 'Bertemu Klien'...

Sampai akhirnya Sehun mulai bertindak saat Chanyeol mengatakan kalau dia ada pertemuan di luar kota dan terpaksa harus menginap selama dua hari di kota tersebut. Sehun tidak ingin curiga, tapi sikap dan tingkah Chanyeol membuat kepercayaan Sehun perlahan terkikis. Tidak biasanya Chanyeol tugas keluar kota atau keluar negeri yang bahkan harus menginap, tidak mengajak Sehun. Biasanya Chanyeol akan bersikeras mengajak Sehun untuk ikut dengannya, walau beberapa kali Sehun menolak, Chanyeol pasti akan memaksa. Tapi kali ini, jangankan memaksa, Chanyeol bahkan tidak berbasa basi sedikitpun menawari Sehun untuk ikut dengannya. Apakah Chanyeol semarah itu dengannya? Sehun cemas, seolah rumah tangganya benar-benar di ambang kehancuran.

Hingga terpaksa Sehun harus menurunkan gengsinya untuk meminta ikut dengan Chanyeol. Sehun tidak ingin kehilangan Chanyeol.

" Hyung.." Sehun menghampiri Chanyeol yang sedang mempersiapkan keperluannya untuk pergi besok.

" Ya?" Chanyeol menghentikan kegiatannya dan langsung menatap Sehun. Tidak ada senyum lagi di bibir pria terkasihnya itu. Sehun rindu senyum Chanyeol untuknya.

" Boleh aku ikut besok?" Tanya Sehun. Chanyeol terlihat sedikit terkejut karena Sehun meminta ikut. Tidak seperti biasanya.

" Ah, tumben sekali kau meminta ikut, Hun?" Chanyeol terlihat salah tingkah.

" Tidak ada. Aku hanya merasa bosan akhir-akhir ini... kalau hyung pergi selama dua hari keluar kota, aku akan merasa makin bosan sendirian di rumah..."

Chanyeol terlihat berpikir dan menimbang-nimbang. " Tapi... disana aku akan sangat sibuk. Kau tetap akan sendirian disana.." Chanyeol membasahi bibirnya. Hal yang tanpa dia sadari, selalu dia lakukan saat sedang berbohong pada Sehun. Sehun menarik napas panjang. Chanyeol seperti tidak ingin berada di dekatnya..

" Ya sudah. Mungkin aku akan menginap di rumah Kyungsoo hyung saja." Sehun akhirnya mengalah. Dia tidak suka memaksa. Dan dia tidak mau melihat kebohongan Chanyeol lebih banyak lagi. Dia tidak mau semakin sakit hati dan curiga terhadap suaminya itu.

" Kurasa begitu lebih baik." Akhirnya Chanyeol tersenyum, walau senyum itu terlihat berbeda di mata Sehun. Sehun membalas senyum Chanyeol tapi tidak terlihat tulus karena hati dan pikirannya sedang bimbang.

***

Chanyeol menepati janjinya. Dia memang hanya pergi ke luar kota selama dua hari. Tapi ada yang aneh dari sikap Chanyeol semenjak dia pulang dari luar kota. Chanyeol jadi mulai terlihat ceria dan sering senyum-senyum sendiri. Seharusnya Sehun senang melihat suaminya itu tersenyum, tapi entah kenapa Sehun justru malah merasa makin cemas. Senyum itu bukan untuknya. Untuk siapa atau apa?

" Hyung..." Sehun benar-benar harus menurunkan harga dirinya, dia langsung duduk di pangkuan Chanyeol saat melihat suaminya itu tersenyum menatap ponselnya di sofa ruang tengah.

" Eoh.. Hunie.." Chanyeol bergegas mematikan ponselnya dan langsung meletakkannya begitu saja di sampingnya. Setelah itu tangannya refleks langsung memegang pinggang ramping Sehun. " Ada apa, Hun?" Chanyeol mendongak menatap wajah Sehun yang kini posisinya lebih tinggi darinya karena Sehun duduk di pangkuannya. Ini terasa canggung, karena masih terselip rasa kecewa antara satu sama lain di antara mereka. Tapi sekali lagi Sehun berusaha bersikap normal.

" Kenapa kau senyum-senyum sendiri?" Tanya Sehun to the poin. Chanyeol terdiam sejenak.

" Oh, itu... tadi aku sedang melihat video lucu di instagram."

Sehun menaikkan sebelah alisnya. " Video apa? Boleh kulihat?"

Chanyeol membasahi bibirnya. " Sudah kututup.."

Sehun menarik napas panjang. Lagi-lagi suaminya itu menyembunyikan sesuatu darinya. Chanyeol tau Sehun tidak puas dengan jawabannya, tapi Chanyeol tidak bisa mengatakan hal yang sesungguhnya pada Sehun. Dengan lembut Chanyeol mendorong tubuh Sehun untuk bangkit dari pangkuannya. Sehun mengeraskan rahangnya menahan sekali lagi rasa kecewa atas penolakan Chanyeol.

" Maaf, Hun.. Masih ada pekerjaan yang belum ku selesaikan.." Chanyeol berhasil menggeser tubuh Sehun dari pangkuannya.

" Oh.." Sehun menelan ludahnya dengan susah payah, rasa sakit itu sudah mencekat kerongkongannya dan matanya memanas.

" Baiklah." Sehun berusaha tersenyum kemudian dia bangkit dari sofa dan memutuskan untuk pergi dari ruang tengah. Meninggalkan Chanyeol yang terlihat merasa bersalah.

***

" Kau mau pergi lagi, hyung?" Sehun mengerutkan keningnya saat melihat Chanyeol menarik kopernya keluar dari kamar. Padahal ini akhir pekan, Sehun pikir dia bisa menghabiskan waktu bersama Chanyeol seharian tanpa gangguan pekerjaannya lagi Minggu ini. Tapi sayangnya Sehun sepertinya harus tinggal sendirian lagi dengan rasa cemas yang semakin menggunung.

" Ya, sayang. Aku harus ke Busan sekarang. Ada urusan genting di sana."

" Berapa lama?" Sehun berusaha menutupi wajah kecewanya.

" Dua hari.."

" Aku tidak bisa ikut lagi?"

Chanyeol terlihat begitu merasa bersalah. " Maaf, Hun.. Aku takut kau bosan di sana."

Sehun terdiam sejenak, lalu mengangguk sambil tersenyum. " Baiklah.." Sehun berjalan ke arah Chanyeol. " Hyung hati-hati di jalan yaa. Jangan lupa makan dan istirahat.. Aku tidak mau kalau hyung sampai sakit karena terlalu fokus bekerja."

Chanyeol balas tersenyum. " Baik, sayang. Terima kasih atas pengertiannya."

" Hm." Sehun mengangguk.

Akhirnya, setelah sekian lama Chanyeol menjaga jarak. Kini Chanyeol menciumi pipi dan bibir Sehun, setelah itu baru dia pergi. Bisakah Sehun merasa tenang saat ini?

Sehun menatap ragu ke arah mobil Chanyeol yang perlahan mulai meninggalkan pekarangan rumah mereka. Tapi tetap ada yang berbeda dari sikap Chanyeol.. Mau sampai kapan Sehun berpura-pura semuanya baik-baik saja, berpura-pura tidak tau kalau selama ini Chanyeol berbohong dan menutupi sesuatu darinya.

Aku tidak bisa seperti ini terus. Rasa curiga akan menggerogoti perasaanku.. Sehun beranjak menuju ruang tengah. Bergegas mengambil kunci mobil dan dompet.

" Maaf, hyung.." Sehun yang hanya berbekalkan dompet memutuskan untuk mengikuti Chanyeol. Dia tidak bisa terus menerus menaruh rasa curiga pada suaminya tersebut. Bagaimana pun caranya Sehun ingin terus meyakinkan hatinya. Jika memang ternyata Chanyeol sibuk mengurus pekerjaannya. Sehun akan pulang dan menunggu Chanyeol di rumah lalu meminta maaf padanya karena telah menaruh curiga, juga meminta maaf atas sikap Sehun waktu itu mengenai Boa. Sehun sangat berharap kalau semua kecurigaannya benar-benar hanya sebuah kecurigaan semata. Sehun sangat berharap kalau Chanyeol selama ini jujur padanya dan Sehun lah yang terlalu berprasangka buruk.

Tapi setelah menempuh perjalanan berjam-jam dan jarak bermil-mil, semua harapan Sehun langsung luruh begitu saja saat melihat Chanyeol mengendarai mobilnya memasuki pekarangan sebuah rumah bercat putih. Dan tidak lama kemudian seseorang keluar dari rumah itu lalu menyambutnya di teras rumah tersebut. Sehun menggigit bibirnya. Rose?

Sehun terus memperhatikan Chanyeol yang berbicara pada Rose sambil tersenyum gembira. Lalu Sehun merasa sesak saat melihat beberapa orang anak kecil keluar dari rumah tersebut dan menghampiri Chanyeol.

Chanyeol terlihat tersenyum lebar menyambut anak-anak tersebut. Kemudian Chanyeol memeluk mereka semua. Senyum itu.. apakah selama ini senyum itu untuk mereka? Sehun meremat kuat stir mobilnya dan mengeraskan rahangnya. Hatinya sakit.

Apakah ini yang selama ini kau inginkan, hyung? Kenapa tidak jujur saja padaku? Batin Sehun. Mulai menitikkan air matanya. Maaf aku tidak bisa memberikanmu anak dan kebahagiaan. Dan hanya bisa membuatmu kecewa... Maaf telah memudarkan senyum indahmu itu, hyung..

Sehun tidak tahan. Dia akhirnya memutuskan untuk pergi dari sana.

***

Sehun memilih untuk segera kembali ke rumah untuk menenangkan pikirannya dan memantapkan keputusannya.

Pikirannya benar-benar kacau. Melihat Chanyeol tertawa bersama anak-anak dan wanita itu, membuat pikiran Sehun makin kacau. Kenapa Chanyeol hyung tidak jujur saja padaku? Apakah dia benar-benar bahagia denganku? Tapi kenapa tawa itu tak pernah lagi kulihat menghiasi wajahnya akhir-akhir ini saat bersamaku? Itulah yang berkelebat di pikirannya. Sehun mencengkram rambutnya sendiri. Dia tidak ingin menangis lagi. Tidak ada gunanya. Kesalahannya sudah bertumpuk. Mungkin itulah yang membuat Chanyeol tidak tahan dengannya..

Saat Sehun sedang sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba ponselnya berdering.

Sehun mengernyit saat melihat nomor tidak di kenal yang menghubungi nya.

" Ya?" Sambut Sehun ragu.

" Sehun-ssi?"

Sehun makin mengerutkan keningnya, ada apalagi Victoria menghubunginya? Sehun memang tidak menyimpan nomor wanita itu, tapi dia ingat suaranya.

" Ada apa, Vic?"

" Ah, itu.." Sehun bisa mendengar nada ragu dalam suara Victoria.

" Ada apa? Katakan langsung.. saat ini aku sedang sibuk.." Sehun ingin mencoba sedikit keras pada wanita tersebut. Sehun tidak ingin wanita itu menyalah artikan kebaikannya selama ini. Hubungannya dengan Chanyeol sudah di ambang batas dengan berbagai masalah yang dia sebabkan. Sehun tidak ingin menambah masalah baru.

" Apakah anda punya nomor Kris?" Sepertinya Victoria bisa menangkap nada tidak nyaman dari Sehun.

Sehun mengerutkan keningnya. Lalu akhirnya dia tersenyum. " Tentu saja ada.. Memangnya kenapa?"

" Ah, umm.." Victoria kembali terdengar ragu. " Waktu itu, Kris oppa bilang aku tidak boleh mengganggumu lagi jika aku membutuhkan sesuatu. Jadi dia menyuruhku untuk menghubunginya saja jika aku butuh sesuatu atau butuh teman.. dia memberikanku nomor ponselnya, tapi aku menghilangkannya.."

Senyum Sehun masih bertahan, seolah dia bisa melupakan sejenak kegundahannya tadi. Ternyata Kris sudah mulai bertindak sendiri. Sehun ingin turut bahagia untuk salah satu sahabatnya itu. Setidaknya ada orang lain yang akan merasakan kebahagiaan walau kini dirinya sedang dilanda berbagai masalah dan kecemasan.

" Akan segera kukirmkan nomornya padamu.."

" Oh, terima kasih. Terima kasih banyak, Sehun-ssi."

" Hm.. Sama-sama." Sehun terekekeh. " Semoga urusanmu dengan Kris hyung berjalan lancar ya.."

" Ah.." Sehun bisa membayangkan kalau Victoria sedang tersenyum malu-malu. " Terima kasih lagi, Sehun-ssi."

" Tidak perlu sungkan. Baiklah, aku tutup panggilannya, nanti kukirimkan nomor Kris hyung padamu."

" Baik."

Setelah itu Sehun menutup panggilannya dan segera mengirimkan kontak Kris pada Victoria. Sehun benar-benar berharap hubungan Kris dengan Victoria bisa terjalin dengan baik. Sehun kasihan harus terus melihat Kris menjomblo.

Lalu, Sehun kembali murung saat teringat dengan masalahnya bersama Chanyeol. Keputusan apa yang harus diambilnya?

***

Ternyata Chanyeol benar-benar tidak pulang selama dua hari belakangan ini. Dua hari Sehun terus menanti kepulangan Chanyeol dengan hati resah dan terkadang air mata tumpah saat hatinya tidak bisa lagi membendung rasa cemasnya. Memikirkan apa saja yang sedang Chanyeol lakukan di rumah putih itu bersama Rose? Apakah mereka tidur bersama?

Apakah Chanyeol hyung mengkhianatiku? Apakah Chanyeol hyung akan meninggalkanku? Dia terlihat begitu bahagia saat bersama anak-anak itu.. Sehun meremat jemari tangannya sendiri. Haruskah aku benar-benar merelakan Chanyeol hyung demi kebahagiaannya? Itulah yang terus berputar di benak Sehun selama dua hari tanpa Chanyeol disisinya.

Siang ini pun Sehun melakukan hal yang sama. Melamun dan menangis. Sehun tau hari ini Chanyeol akan pulang, semakin dekat saatnya Chanyeol untuk pulang, semakin resah pula perasaan Sehun. Dia bingung harus mengambil keputusan apa dan harus bersikap bagaimana di depan suaminya nanti saat dia bertatap muka dengan Chanyeol. Apakah Sehun harus bersikap seolah tidak tau apa-apa? Mengabaikan apa yang dilihatnya beberapa hari yang lalu? Mengabaikan kenyataan bahwa Chanyeol bisa tersenyum lebar saat bersama anak-anak itu? Mengabaikan kemungkinan bahwa Chanyeol tidur bersama Rose di rumah itu..

Sehun kembali menitikkan air matanya. " Chanyeol hyung.. aku takut.. aku tidak bisa melepaskanmu.. tapi.." Sehun mulai terisak. " Tapi aku lebih tidak bisa melihatmu tidak bahagia saat bersamaku.. Chanyeol hyung... aku harus bagaimana?" Sehun menangis sambil memeluk lututnya di ruang tengah.

Saat hari mulai menjelang malam, Sehun langsung membersihkan dirinya dan mengompres matanya agar tidak terlihat bengkak. Sehun telah membuat keputusan dan dia harap keputusan yang diambilnya adalah keputusan terbaik untuk kebahagiaan mereka berdua.

***

#TBC#

Continue Reading

You'll Also Like

160K 11.6K 52
Habis nikah langsung kabur ke Bali sama pacar? JANGAN YA DEK YA!! Salsabila Adhikara Rusli yang dijodohkan dengan Ronald Arulian Wijaya langsung berl...
310K 7.1K 23
Warn: boypussy frontal words 18+ "Mau kuajari caranya masturbasi?"
ANTAGONIS By Valt

Fanfiction

532K 57.8K 25
Justin tidak tahu menahu, tiba-tiba saja dirinya mengalami kecelakaan saat pertama kali belajar mengendarai motor. Akibat kecelakaan itu ia kehilanga...
330K 28.8K 77
FIKSI