Di sebuah balkon perusahaan, seorang pria berkemeja sedang duduk santai di kursi kerjanya, pria itu terlihat begitu menikmati keindahan sunset sambil menyesap sebatang nikotin dan menyeruput secangkir kopi.
Tok tok tok...
"Permisi Tuan"
"Hmmm masuklah"
"Tuan, Anda memanggil saya?"
"Ya"
"Ada yang bisa saya bantu? "
"Red Light District"
"De Wallen?"
"Yes, i will go"
"Baik Tuan, saya akan menyiapkan mobil untuk Anda"
"Menyetirlah"
•••
Mobil sedan jenis Mercedez Benz C Class bewarna hitam milik pria tadi sedang melaju pelan melewati gang-gang kecil yang melintasi kanal-kanal. Di sepanjang jalan kota yang juga memiliki nama lain Red Light District tersebut terdapat lampu neon bewarna merah milik bar-bar malam kuno, yang katanya itu menjadi ciri khas kota De Wallen.
Setelah menghabiskan waktu sekitar enam menit dari Amsterdam menuju kota yang menjadi surganya prostitusi tersebut, mobil yang membawa dua penumpang prianya tersebut akhirnya sampai di salah satu bar yang paling terkenal di De Wallen, Wynand Fockink. Wynand Fockink sendiri adalah bar yang paling banyak memiliki catatan kunjungan wisatawan internasional terbanyak dari bar-bar lainnya. Jadi nggak heran kalau pelayanan bar yang satu ini sudah best banget. Salah satunya dengan memperlihatkan tampilan bangunan yang unik dan aesthetic.
Desain bangunan bar sederhana, namun terdapat perpaduan khas tradisional belanda dengan bangunan modern. Selain itu tempatnya juga terlihat unik kkarena jika dilihat dari luar bangunnya nampak kecil dan sempit, tapi ketika di masuki ternyata tempatnya begitu luas. Di samping itu, juga di sepanjang lorong menuju tempat utama terdapat banyak wanita dan pria pekerja sex yang terkurung di dalam sebuah kaca khusus. Di tempat itu para pekerja tersebut melakukan berbagai pose dan reaksi sexual, ada yang bermain dengan tangannya sendiri, ada yang berpose dengan aneka gaya, ada yang terlihat duduk manis penuh senyuman terhadap para pengunjung.
"Hallo, Tuan Jeon"
"Hallo"
"Silahkan, Tuan"
Tuan Jeon tidak menjawab, namun ia mengikuti kemana sang pelayan menuntunnya.
"Tip untukmu"
"Terimakasih, Tuan"
"Enyahlah"
Pelayan tersebut segera melenggang, meninggalkan sang Tuan yang ia pandu.
Ceklek!
Pintu di buka oleh sekertaris Tuan Jeon, lalu ia mempersilakan sang Tuan untuk masuk kedalam sebuah ruangan dimana para tamu berada.
"Ah Jeon, akhirnya kau datang" sapa seorang pria selaku pemilik acara dan tempat. Lalu keduanya saling berjabat dan merangkul "Lama tak bertemu, dan wow ini suatu kehormatan untukku karena kau bisa meluangkan waktumu ke acaraku. Ayo kita duduk"
Keduanya berjalan menuju meja VIP yang sudah di siapkan. Namun setibanya di tempat alangkah terkejutnya pria bernama lengkap Jeon Jungkook itu kala mendapati seseorang yang selalu ingin dia hindari sedang duduk anteng di sana.
"Hallo, Jeon. Apa kabar? Kau terlihat kaget, ini aku Kim Taehyung. Kau tidak lupa kan? "
Lama terdiam akhirnya pria Jeon itu menjawab "Ah Kim Taehyung rupanya"
"Kalian sudah saling kenal? Woah, ternyata dunia memang sempit. Ayo kita duduk, dan mari menikmati acara malam ini brother."
Ketiganya bersulang untuk merayakan pertemuan mereka atau lebih tepatnya bersulang hanya untuk menghormati Steve.
•••
" Jeon, kau habis darimana? " Steve.
"Ternyata kebiasaanmu yang suka menghindar ketika merasa terpojok masih tak berubah ya, tch!" Taehyung.
"Apa segitu rindunya kau padaku, hingga kebiasaanku masih tetap menjadi fokusmu" Jungkook.
"Ada apa dengan kalian, lebih baik ayo bersulang lagi"
*CHEERS!
Semuanya sibuk menyesap minuman masing-masing, sembari mendengar pengumuman bahwa acara utama akan segera di mulai.
"Aku punya kejutan spesial malam ini" basa-basi Steve memulai percakapan dengan sumbringah. Namun, kedua pria yang duduk di tiap sisinya sama sekali tak perduli ucapannya, keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing.
"Sialan! Di abaikan teroooos! Yaudahdeh, kalian berdua nikmati dulu minumnya, aku harus memulai acara"
Steve-pun pergi meninggalkan kedua temannya yang cuek itu untuk memulai acara yang paling ditunggu-tunggu, yakni acara jual beli. Namun kegiatan jual beli ini bukan jual beli pada umumnya. Jual beli yang ini sangat ekstrim, karena bukan barang berharga ataupun furniture lainnya yang di perjual belikan, melainkan manusia. Ya, inilah Red Light District, tempat dimana HAM tidak berlaku lagi.
"Selamat malam. Terimakasih sudah berkenan untuk menghadiri pesta saya. Agar tidak menyia-nyiakan waktu berharga Anda semua. Malam ini akan ada kejutan untuk para tamu sekalian. Jadi harap nikmati tampilan ini dengan seksama" Umum Steve memulai acara pestanya.
Duaaar!!
Suara pistol di tembakkan sebagai tanda di mulainya show malam ini di Wynand Fockink, De Wallen, Belanda.
Bersamaan dengan bunyi tembakan tersebut, tirai tinggi itu perlahan terbuka yang disusul mulainya para wanita berjalan anggun diatas catewalk. Satu-persatu mereka di perkenalkan dari balik tirai dengan tampilan cukup bugil, alias hanya mengenakan bikini.
Yah penampilan semacam ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para tamu hidung belang yang hadir, hingga tak terasa kesembilan belas wanita yang melakukan pertunjukan sudah mendapat tuannya masing-masing.
"Ah sayang sekali, waktu cepat sekali berlalu. Kesembilan belas gadis muda yang saya siapkan sudah mendapatkan tuannya masing-masing, selamat. Dan sebentar lagi adalah puncak acara, dimana sesuatu yang spesial yang saya janjikan akan segera di tampilkan. "
Sebuah box di turunkan dari langit-langit panggung, box itu tertutup dengan sebuah kain bewarna putih dengan aksen pita bearna merah muda yang manis.
"Inilah yang di tunggu-tunggu. Tuan tuan sekalian, saya ingin tahu. Apakah anda penasaran?
Semua tamu yang hadir tidak dapat mengelak, dan sebuah anggukan menjadi tanda setuju jika tidak dapat di pungkiri jika semuanya merasa penasaran.
"Baiklah akan saya buka, tapi ada syaratnya. Syaratnya adalah kami tidak akan membukanya, sebelum sesi penawaran selesai. Jadi, buat kalian yang ingin mendapatkan sesuatu yang special ini, silahkan beri tawaran tertinggi anda Tuan.
"Kenapa tidak mempertontonkannya?" Pria 1.
"Baik, mohon beri kesempatan untuk saya menjawab. Bukankah ini adalah sesuatu yang spesial? Jadi, saya perlu mempertahankan image-nya yang spesial.
Reaksi semua orang nampak menyetujui jawaban Steve.
"Apakah ada pertanyaan lagi?"
Hening.
"Baiklah, karena sepertinya kita semua sudah merasa penasaran. Mari sesi penawaran ini kita mulai"
"Akan saya mulai dengan 5.000 dollar?" Pria 1.
"Itu terlalu sedikit, bagaiamana dengan 10.000 dollar?" Pria 2.
"10.000 dollar, Up?" Steve.
"Up 15.000 dollar?" Pria 3.
"25.000 dollar?" Pria 4.
"30.000 dollar?" Pria 5.
"Yaa 30.000 dollar. Masih ada yang mau Up?" Steve.
"50.000 dollar?" Pria 6.
"150.000 dollar?" Pria 1.
"Up! " Steve.
"200.000 dollar?" Pria 7.
"250.000 dollar?" Pria 8.
"300.000 dollar? Pria 5.
"Up" Steve.
"500.000 dollar" Pria ke 4.
Hening...
Hingga berlalu satu menit...
"Tidak ada tawaran lagi?" Steve.
Hening...
"Saya 10 juta dollar"
Vote dan Comment.