Singgah dihatimu adalah suatu yang indah bagiku. Menjalin satu rasa namun memberikan banyak warna
Sore ini sepulang sekolah Arsen mengajak Diva untuk pergi dengannya. Sebenarnya Diva hendak menolak namun melihat raut ekspresi Arsen yang cukup dingin dan menusuk membuat Diva takut untuk menolak. Dan berakhirlah sekarang Diva berada dalam boncengan Arsen, Diva tak suka modus apa lagi peluk peluk Arsen saat Arsen sedang bad mood bisa ancur kena amuk dia :(
Diva hanya memegang pundak Arsen sebagai tumpuannya agar tak jatuh setelahnya ia tak memegang satu pun anggota tubuh Arsen karena Arsen mengendarai montor dengan santai jadi Diva tek perlu merasa takut jatuh, angin yang cukup kencang membuat rambut panjang Diva yang tergerai melambai lambai di udara karena ulah angin nakal itu. Membuat Diva harus ekstra sabar menyingkirkan rambutnya yang terkadang mengenai mukanya
Arsen yang melihat Diva sibuk membenarkan letak rambutnya tersenyum, tingkah Diva itu aneh. Percuma rambutnya di rapikan toh juga berantakan lagi kena angin. Tapi karena Diva kelewat goblok jadilah dia masa bodo
"Div ga cape lo benerin rambut?" tanya Arsen dengan nada berteriak, dan Diva dibuat terkaget kaget
"Anjir rambut gue putus satu untung bukan gue nya" latah Diva, setelah mendengar teriakan Arsen yang tak bisa di bilang lirih
"Malah latah, lo sendiri putus kali Div otaknya" batin Arsen, tapi ia masih mempertahankan senyumannya, Arsen menepikan motor merah miliknya itu di setelah jalan. Ia menyuruh Diva untuk turun, dan Diva tak menolak
"Div sini deh" pinta Arsen ia menemukan sesuatu dari saku seragamnya, Diva menurut dan menghampiri Arsen yang masih berada di motor merah miliknya
Arsen melepas helem yang di pakai oleh Diva, ia juga merapikan anak rambut yang menghalangi wajah manis milik Diva, tanpa banyak cing cong Arsen memutar tubuh Diva, Diva tak memprotes selagi dia tak terusik dan dengan telaten Arsen mengumpulkan helai demi helai rambut milik Diva dan menguncir nya dengan rapi, Diva merasa rasa gerah nya berkurang dan ia baru menyadari bahwa Arsen tengah menguncir rambutnya
"Sen lo bisa nguncir rambut? Dapet iket rambut dari mana lo?" tanya Diva, ia masih belum berbalik karena Arsen masih bermain dengan rambutnya
"Sedikit, itu kuncir rambut mama gue" jawab Arsen, ia sibuk memainkan rambut panjang nan lurus milik Diva apa lagi wangi strawberry yang melekat di rambut Diva membuat Arsen betah di buatnya
"Arsen geli ih!" tegur Diva dengan nada terbahak karena Arsen menggelitik i lehernya
"Masa gini aja geli" goda Arsen menggelitik i leher Diva lebih dari yang tadi
"Arsen ih beneran geli ih, ntar gue ngga doyan makan gimana?" Diva menggilat menahan kegeilan di lehernya ia juga berusaha menyingkirkan tangan kekar milik Arsen yang ada di leher jenjang miliknya
"Aduh Arsen lepas gak?" tanya Diva sekali lagi, tapi Arsen malah membuatnya semakin geli, Diva berbalik menghadap Arsen dan benjinjit untuk membalas perbuatan jail Arsen tadi, namun karena Diva kurang tinggi jadi mau tak mau Diva harus jinjit jinjit dulu, Arsen menanggapi Diva dengan santai. Diva tak ke habisan Akal ia mengigit tangan Arsen, membuat Arsen memekik pelan
"Diva kampret" pekik Arsen tertahan gigitan Diva tidak mematikan tetapi menyakitkan terbukti pergelangan tangan Arsen merah di buatnya
Arsen hendak mengejar Diva yang sudah lari duluan, dan dengan cepat Arsen mengejar Diva. Diva yang terlewat senang hanya menoleh ke arah Arsen mengejarnya tanpa sadar Diva sudah melewati batas trotoar
Arsen semakin mengejarnya dan Diva semakin menjauh tepat saat Diva berada di tengah jalan raya ada mini bus yang melaju cepat dari arah Barat membuat Diva mematung di tempat, kakinya mendadak seperti jelly yang susah di gerakan, Arsen menarik diva dengan satu kali tarikan Diva membentur dada bidang milik Arsen, Arsen terguling dengan memeluk Diva dalam melukannya
Diva memejamkan matanya, ia tak menyangka bahwa nyawanya hampir melayang jika tak ada Arsen, dan ia sadar Arsen memeluknya tapi matanya masih terpejam, Diva menepuk pelan pipi Arsen tak ada reaksi dari Arsen
"Sen, bangun ih ga lucu tau!" ketus Diva, ia menepuk nepuk pipi Arsen namun Arsen tak kunjung bangun, Diva menepuk pipi Arsen lebih kencang lagi tapi nihil Arsen tak bangun juga
Diva mendengarkan detak jantung Arsen, membuat kepalanya berada di atas adada bidang Arsen
"Masih idup kok gak mati" ucap Diva polos, namun melihat Arsen tak kunjung bangun membuat Diva cemas. ia mulai meneteskan air mata ia senggukan di samping Arsen
"Arsen bangun ih, jangan buat gue cemas napa" kesal Diva ia menepuk pelan pipi Arsen
"Arsen bangun ih ga bangun gue cium nih" ancam Diva tangannya bergetar karena takut
"Masa ga bangun beneran?" tanya Diva, ia sudah menangis megap megap, jari kekar milik Arsen menghapus jejak ari mata di pipi Diva, seketika binar mata Diva terlihat senang
"Lo gak mati kan?" senang Diva sangking senangnya dia sampai memeluk Arsen erat, Arsen membalas pelukan hangat Diva
"Gitu aja gue gak akan mati, lo cemas banget deh padahal gue tadi tidur" kata Arsen yang membuat Diva tersulut lagi emosinya
"Jadi lo gak pingsan?" tanya Diva dengan mata menyipit
"Enggak, gue juga denger tadi ada yang ngomong mau cium gue" jawab Arsen, Blush pipi Diva merona
"Aduh aduh pake acara Blushing segala" ucap Arsen ia mengacak rambut Diva dan kembali menenggelamkan Diva di pelukannya
"Div jangan buat gue khawatir" gumam Arsen, namun hanya sekilas yang Diva dengar
"Apa?" tanya Diva ia mendongakkan kepalanya menghadap wajah tampan Arsen dari bawah
"Gak papa, yok pulang" ucap Arsen ia masih merangkul Diva dan Diva tak menolak, jika Arsen sedang bersahabat Diva akan menerima Arsen tapi jika Arsen sedang dalam Galak mode on Diva lebih baik diam
Mereka kembali ke tempat Arsen memarkir kan motor ninja merehnya itu, setelahnya mereka berjalan lagi untuk pulang, dan kali ini Diva tak ribut membenar kan rambutnya.
Diva menyadari ini bukan arah menuju rumahnya, dan ia berinisiatif untuk bertanya
"Sen ini kan bukan jalan rumah gue?" tanya Diva kepada Arsen
"Ini jalan ke rumah gue" jawab Arsen enteng
"Kenapa?" tanya Diva lagi
"Kenapa apanya?" tanya Arsen ia tak paham dengan pertanyaan singkat Diva
"Kenapa lo gak pulangin gue?" tanya Diva
"Tar dulu, gue mau ambik baju abis itu nginep di rumah lo!, gue tau lo di rumah sendiri" jawab Arsen enteng
"Eh eh, gak bisa dan gak boleh gue bisa nginep di rumah si curut" tolak Diva, ia lebih baik kali ini tidur di rumah Alya atau Fita ataupun Arla jika mami papinya tak Di rumah
"Gue yang akan jagain lo ntar malem, gue udah di utus sama papi Zen" ucap Arsen, dan Diva melotot apa apaan? Papinya meminta Arsen menemaninya gak salah?
"Beneran lo?" tanya Diva ia kurang percaya dengan Arsen
"Gue punya bukti chatnya sama papi lo" sahut Arsen cepat, ia semalam mendapat pesan dari Zendi Ale Radhitya. Papi dari Diva
"Lo punya no papi gue? Darimana?" tanya Diva
"Kepo" jawab Arsen dengan senyuman yang mengembang
Sampailah mereka di rumah mewah milik papa Arsen, Arsen mengajak Diva masuk ke rumahnya, tak lupa merangkul Diva agar Diva tak hilang
"Ini rumah lo? gila sama besarnya sama rumah gue njay" kaguk Diva ia masih meneliti interior rumah mewah milik keluarga Pandu ini
"Dasar orang kaya gaya kampung" cibir Arsen, Diva tak terima langsung mengejar Arsen yang berlari ke kamarnya, Diva dengan santuynya memasuki kamar Arsen, dan saat itu Arsen melepas baju bagian atasnya
"Arsen baju lo" pekik Diva menutup sebagian mukanya
"Gaya lo, lo aja pernah gantiin gue waktu itu" jawab Arsen ia berjalan ke walk in closed
"Oh iya ya lupa" batin Diva, ia meneliti ruangan kamar Arsen, aroma maskulin khas Arsen merombak indra penciumannya, ia melihat lihat bingkai Foto dan terdapat Foto wanita setengah baya seumuran mamanya tengah tersenyum manis di sana
"Mama Arsen?" tanya Diva dalam hati saat ia hendak duduk di bangku meja belajar Arsen namun pandangannya tertuju pada Foto seorang gadis kecil yang mirip dirinya sedang di rangkul oleh cowok yang sama tingginya dengannya tersenyum menampilkan gigi putih susunya
"Kok mirip gue ya?" gumam Diva penasaran
"Lah ini bukannya Alga?" tanya Diva, ia memandangi bingkai foto itu dengan seksama
"Aduh bener ini Alga kok di sini?" ia hendak bertanya kepada Arsen tapi Arsen keburu mengambil bingkai Foto itu
"Itu Alga kan?" tanya Diva, Arsen masih tak bergeming ia sibuk menyisiri rambutnya yang basah
"Kenapa ada di elo?" tanya Diva lagi
"Alganya mana? Emang lo saudaraan sama Alga?" tanya Diva ia menyerang Arsen dengan banyak pertanyaan
"Idih bachot, udah deh lo keluar dulu gue mau siap siap" usir Arsen ia mendorong pelan bahu Diva agar cepat keluar
Diva keluar dengan menghentak hentakan kakinya, saat ini kakinya melangkah ke arah ruang keluarga di sana terdapat pria paruh baya se ukuran papanya
"Hay om, papa Arsen yah?" tanya Diva kepada Pandu
"Iya, kamu siapa?" tanya Pandu kepada Diva
"Oh saya temennya om, om gak kerja?" tanya Diva sok Akrab
"Om lagi libur. Kamu pacarnya Arsen?" tanya Pandu. Ia menyukai cara Diva mengajaknya berinteraksi tak ada unsur basa basi dan Pandu suka itu. Diva itu blak blakkan dan Pandu lebih suka gadis seperti itu
"Idih engga om, yang bener aja saya pacaran ma anak om bisa gila saya om" jawab Diva ia duduk di sebelah Pandu karena Pandu mengajaknya. Diva hanya nurut toh Pandu baik kepadanya
"Oh iya om, om punya dua anak ya? Alga mana om?" tanya Diva kepada Pandu
"Heh kamu, om cuma punya satu anak, Alga itu panggilan Arsen masa kecil" jelas Pandu, seketika Diva keselek kacang yang di kunyahnya
"Beneran om?" tanya Diva menghadap Pandu, Pandu mengangguk
Berarti....
Hayo gantung ya Awokaweka 1500kata gaes
So Vote and Comment ya😚😚😍
Berarti apa hayo? Siapa bisa tebak?
100 vote aku up besok😘💝