Sebelum baca chapter ini, alangkah baiknya kalian kasih vote ⭐, Comment 💬, and share cerita ini ❤️❤️
Jam berapa kalian baca ini ^^?
Happy Reading ^_^
❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥❥
Disinilah Rifqi sekarang, menunggu Dafina di depan gerbang. Selama di rumah sakit ia jarang mengabari Dafina seperti biasanya.
"Dafina!" Panggil Rifqi saat melihat cewek itu keluar dari gerbang bersama teman-temannya.
Dafina kaget melihat Rifqi ada di depan gerbang sekolah. Ketika Dafina mau melangkahkan kaki ke Rifqi, tapi cowok itu memberi isyarat untuk tetap di situ.
"Lo lupa apa yang pernah gue bilang? Cowok ditakdirkan untuk mengejar sedangkan cewek ditakdirkan menunggu."
Bibir Dafina melengkung ke atas.
"Lo gak marah atau khawatir atau apa gitu ama gue?" Tanya Rifqi.
Dafina menggeleng.
"Why?" Tanya Rifqi.
"Karna gue percaya ama kakak."
"Jangan terlalu percaya ama orang, karna tidak semua manusia itu baik," kata Rifqi sambil membelai pipi Dafina.
"Iya tau kok."
"But, kalo lu mau percaya ama gue gak papa."
"Najis lo Rif, udah gak masuk sekolah tiga hari tapi masih bisa jemput Dafina," cibir Bima yang baru saja keluar dari gerbang dengan Rayn dan seorang cowok.
Dafina membulatkan matanya saat melihat cowok yang bersama Bima. Joy Yudianto Sinaga.
"Kenalin ini temen sekelas gue namanya Joy Yudianto Sinaga, dia siswa baru di sini." Rayn memperkenalkan Joy dengan yang lain.
Mereka salaman satu sama lain.
"Gue boleh nanya?" Tanya Joy.
"Nanya apa?"
"Lo punya hubungan ama Dafina? Gue liat belakangan ini kalian deket banget. Jangan bilang kalian pacaran?"
Rifqi menggelengkan kepalanya, "Gak, dia bukan cewek gue."
Perasaan Dafina sakit saat mendengar jawaban Rifqi. Tidak dianggap itu menyakitkan. Jadi selama ini apa? Cowok itu hanya mempermainkannya?
Dafina tersenyum miris, "Iya kita gak pacaran kok."
"Noh kalian denger sendiri kan, kalo gue ama dia gak pacaran," kata Rifqi dengan kedua tangannya berada di saku.
"Bagus deh, jadi gue bisa dapatin hati lu Daf." Batin Joy.
"MAKSUD LO APAAN, HAH?! JADI SLAMA INI LO CUMA PERMAINKAN DAFINA?" Bentak Bunga yang sudah emosi.
"Dengerin gue dulu. Dia bukan pacar gue melainkan she's my happy ending," ucap Rifqi sambil mencium kening Dafina. Sementara Dafina membulatkan matanya saat keningnya dicium.
Joy mengepalkan tangannya saat Rifqi beraninya mencium kening Dafina dihadapannya.
"Yuk pulang," ajak Rifqi sambil menarik dan menggenggam tangan Dafina.
➷➷➷➷
Kelas Dafina sudah lumayan ramai oleh teman-teman sekelasnya. Bisma dan kawannya sedang main laptop di pojok kelas.
"Makin romantis aja," goda Cleo yang melihat adegan Rifqi mengantarkan Dafina ke kelas. Ini udah menjadi kebiasaan Rifqi selain mengantar jemput Dafina.
"B aja," ucap Dafina asal.
"Sebenarnya lu tuh punya perasaan gak sih ama Rifqi?" Tanya Cleo heran.
Dafina tidak menjawab pertanyaan Cleo. Menurutnya pertanyaan itu tidak harus dijawab.
"Fin, terkadang cowok juga mau diperlakukan spesial oleh ceweknya. Cowok juga pengen dicari bukan mencari," ucap Cleo.
"Bener tuh yang Cleo bilang. Sesekali lah lo ngejar dia bukan dia terus yang ngejar lo terus," timpal Bunga.
Mereka menasehati Dafina karna mereka takut cowok sebaik Rifqi di sia-siakan.
"Cewek tuh ditakdirkan untuk menunggu," balas Dafina.
"Semua orang tau kalo cewek ditakdirkan untuk menunggu bukan mengejar. Tapi setidaknya bukan Rifqi doang yang memperjuangkan hubungan kalian berdua. Harusnya kalian berdua yang memperjuangkan hubungan kalian," jelas Michelle.
Dafina merasa tersindir oleh perkataan teman-temannya. Ia terlalu jual mahal kepada Rifqi dan ia juga membiarkan Rifqi berjuang sendiri.
➷➷➷➷
Dafina membaca pesan masuk yang dikirim di grup.
PEOPLE
Vanissa
Guyyss nonton skuy hari ini!
Carissa
Nonton apaan?
Vanissa
Katanya ada film baru
Rayn
Dimana?
Vanissa
*Share lock*
Michelle
AYOK!!
Cleo
OTW
Bunga
OTW (2)
Michelle
@dafina lu ikt g?
Dafina
InsyaAllah kl dikasih duit ama ortu 🙃
Dafina segera pergi menemui Mamanya untuk minta izin pergi nonton. Setelah adegan bujuk membujuk akhirnya Fani-Mama Dafina-mengizinkannya.
"MAKASIHHHH MAMAAA" Dafina memeluk Mamanya karna merasa bahagia diizinkan.
Dafina segera bersiap-siap. Ia menggunakan kemeja warna putih, rok payung warna putih, dan cardigan warna soft pink.
"Kak ada temennya!" Teriak Fani dari luar kepada Dafina.
"Iya Ma, tunggu."
Dafina melihat dirinya di pantulan cermin. Sempurna. Setelah selesai semua, ia segera ke luar menemui Mamanya.
"Kak, ada temen tuh nyamperin," kata Fani. Dafina melirik ke arah yang dimaksud Mamanya itu.
"Tante nitip Dafina sama kamu ya Nak," ujar Fani kepada Rifqi.
"Ya, Tan."
"Ma, kakak pergi ya." Dafina mencium telapak tangan Mamanya. Begitupun dengan Rifqi.
Dafina pergi ke mall bersama Rifqi menggunakan mobil cowok itu. Jarak antar rumahnya dengan tempat tujuan hanya memperoleh sekitar setengah jam jika tidak macet.
Sesampai di sana, mereka langsung menghampiri teman-temannya yang sudah menunggu.
"Kita kira lu gak datang Daf," kata Carissa.
"Kamu tuh lain kali jangan ninggalin aku. Kita berangkat bareng seharusnya masuknya juga bareng," protes Rifqi kesal—cowok itu belum tau kalau ada yang lain di sana.
"Jadi kakak ke sini bareng ama Dafina?" Tanya Bisma ke Rifqi yang mendapat anggukan.
"Duh so sweet banget sumpah. Gue iri deh ama kalian berdua. Dia mah boro-boro romantis, inget tanggal jadian aja kagak," sindir Vanissa sambil melirik Bisma dengan matanya.
"Yuk ah daripada bertengkar lebih baik mesen tiket dulu keburu habis," ajak Rayn yang diangguki semuanya.
Setelah ngantri untuk membeli tiket dan cemilan untuk di dalam, mereka langsung masuk ke dalam bioskop.
➷➷➷➷