Karena dirimu telah hadir dalam hidupku. Kini aku mempunyai alasan untuk bertahan hidup.
🍁🍁🍁
Happy Reading guys!!!
🍁🍁🍁
Sudah tiga hari setelah Jimin pulang dari rumah sakit, dan sudah tiga hari pula Jimin menjabat sebagai kekasih dari wanita yang ia cintai, Kang Seulgi.
Setiap Seulgi pulang dari kampus, wanita itu selalu mampir ke rumahnya. Ya seperti saat ini, wanita itu baru sampai di kediaman Park bersama Joy.
"Bunda, anak perempuan Bunda sudah pulang!!" Teriak Joy yang menggema diseluruh sudut ruangan.
Dengan refleks tangan Seulgi menutupi kedua telinganya, ia mendengkus kesal kepada Joy yang seenaknya berteriak di samping telinganya.
"Ngapain pake teriak segala sih!" Kesal Seulgi.
Tak lama dari itu, terlihat Bunda yang datang dengan wajah garangnya menatap Joy.
"Nggak usah teriak, Bunda enggak budeg." Ketus Bunda kepada Joy.
Joy hanya terkekeh kemudian melangkahkan kakinya ke lantai atas menuju kamarnya.
"Siang, Tante!" Sapa Seulgi dengan sopan.
"Wah si cantik main lagi ke sini, ayo ayo kita masuk cantik sini." Bunda yang terlihat antusias saat melihat Seulgi datang.
"Tante --" ucapan Seulgi terpotong oleh suara Bunda.
"Udah Bunda bilang berapa kali, panggil Bunda aja kaya yang lain. Lagian kamu pacarnya kakak kan?"
"Eh, iya tan. Eh Bunda," Seulgi tersenyum canggung sebab dirinya belum terbiasa oleh situasi seperti ini.
Bunda tersenyum maklum. " Kamu mau ketemu kakak ya? Dia ada kok, dikamarnya. Kamu naik aja ke sana, kamarnya yang pintu hitam ya." Kata Bunda, "Bunda mau lanjutin dulu bikin kue," lanjut Bunda.
"Seulgi ikut Bunda aja," kata Seulgi yang menghentikan langkah Bunda.
"Loh?"
"Gapapa Bun, Seulgi juga biasa bantuin Bunda kok, gapapakan Seulgi ikut Bunda aja?"
Bunda menganggukkan kepalanya, "Oh iya Bun, ini ada sedikit oleh-oleh dari orangtua Seulgi buat Bunda." Ujar Seulgi sambil memberikan dua bingkisan yang lumayan besar kepada Bunda.
Bunda dengan senang hati menerimanya, "wah terimakasih ya Seul, bilangin ke orangtuamu kapan-kapan kita ketemu ya!" Seulgi tersenyum saat melihat Bunda Jimin yang terlihat senang menerima pemberian dari Bundanya.
Kini Seulgi berada di dapur dengan Bunda, mereka berdua sedang membuat beberapa Kue yang menjadi kebiasaan Bunda Jimin untuk membuat kue.
Mereka tidak menyadari bahwa sedari tadi ada tiga pasang mata yang mengawasi mereka.
"Wih, udah akrab aja nih Doi!" Celetuk Chanyeol saat melihat Seulgi yang sudah terlihat akrab bersama Bundanya.
"Waktu sama Xiao aja, Bunda enggak sesenang itu." Timpal Joy.
Jimin hanya tersenyum sambil memandangi kedua wanita yang paling ia cintai.
Ya mereka adalah anak dari keluarga Park, hari ini mereka berencana untuk menikmati waktu luang mereka disaat Chanyeol masih belum menikah.
"Kak, lo harus bahagia ya sama Seulgi. Joy enggak mau dengar kakak nangis gara-gara cewek lagi, oke!" Perintah Joy dengan tegas.
Jimin menganggukkan kepalanya, lagian dia sudah tidak ingin main-main lagi dengan perasaan. Dia ingin hubungan bersama Seulgi bisa serius dan bisa menyusul Chanyeol yang sebentar lagi akan menikah.
"Nih ya Jim, gue mau kasih info ke Lo." Sahut Chanyeol.
Jimin menatap Abangnya malas, ia berpikir pasti infonya tidak berpaedah. Dan Joy pun berpikiran sama seperti Jimin. Kenapa mereka bisa berpikir begitu? Sebab Chanyeol sering kali membohongi mereka berdua dengan info-info yang kurang berpaedah.
"Halah, basi!" Cibir Jimin sambil meninggalkan keduanya dan menghampiri kedua wanitanya yang sangat ia cintai.
Joy pun berniat mengikuti langkah Jimin, tetapi sebelum itu "Stop nasehatin kita dengan info lo yang unfaedah sama tak bermutu!" Sindir Joy kepada Abangnya dan berlalu.
Chanyeol cengo melihat kedua adiknya meninggalkan dia seorang diri. "Lah, ketahuan kalau gue mau kasih yang enggak-enggak." Lesu Chanyeol yang kakinya mulai mengikuti jejak kedua adiknya.
***
"Sekarang Seulgi sudah semester berapa?" Tanya Bunda kepada Seulgi.
"Semester 5 Bun," jawab Seulgi dengan sopan.
"Oh"
Kini keluarga Park ditambah Seulgi sedang berduduk santai di ruang keluarga,
"Kamu punya kakak Seul?" Terdengar suara bariton yang bertanya kepadanya. Siapa lagi kalau bukan Ayah Park, kepala keluarga dari Park Family's.
"Punya Yah,"
"Masih kuliah atau udah kerja?"
"Kerja Yah,"
"Kerja apa?"
"Sebagai apa?"
Ayah Jimin bertanya beruntun membuat Seulgi kelimpungan untuk menjawab pertanyaannya.
"Ayah, apa-apaan sih! Seulgi bingung jawabnya," celetuk Jimin yang membuat Seulgi menghela napas lega.
Ia sangat berterimakasih kepada kekasihnya itu, yang telah menyelamatkan dirinya.
"Ya, Ayah kan penasaran Kak sama keluarga calon mantu Ayah." Kata Ayah dengan nada tenangnya.
Satu kalimat yang dapat menimbulkan sembruat warna merah di pipi wanita itu, entah sudah berapa kali ia mendengar kata calon mantu dari keluarga Jimin. Seulgi entah harus senang atau sedih.
"Ciah, malu - malu anjing lo, Kak!" Ejek Joy dengan muka mengejeknya.
Sialan! Pikir Seulgi saat melihat wajah Joy yang mengejek.
Tangan Bunda memukul mulut Joy yang berkata kasar, yang membuat Joy meringis kesakitan.
"Ngomongnya ya!" Cibir Bunda.
Seulgi tersenyum mengejek kepada Joy, sepertiya ia sedang balas dendam.
Mata Seulgi membelalak saat melihat jam tanganya, ia terlalu asik main di rumah Jimin sampai tidak tahu waktu. Kemudian ia berpamitan kepada Bunda dan Ayah Park untuk pamit pulang.
"Ayah, Bunda, Seulgi pamit pulang yah! Udah malem, takut yang dirumah nyariin Seulgi." Pamit Seulgi kepada orangtua Jimin.
Bunda melihat kearah Jam, dan benar saja sekarang sudah malam. "Di antar kakak aja ya! Bunda khawatir kalau kamu pulang sendiri."
Seulgi mengangguk setuju, lagian dirinya tak ada niatan untuk naik angkatan umum. Lagian dirinya punya pacar, kenapa tidak minta antar dia aja.
"Tanpa Bunda suruh, Kakak akan antar Seulgi pulang. Ayo Seul, kita pulang!" Kata Jimin sambil melenggang pergi menuju garasi.
"Semuanya Seulgi pamit pulang dulu," pamit Seulgi kepada mereka.
"Hati - hati"
"Bun, kata Bunda Kak Seulgi cocok nggak sama Kakak?" Tanya Joy yang ingin tahu pendapat Bunda tentang mereka berdua.
"Cocok kok, Bunda suka sama Seulgi." Jawab Bunda tanpa berpikir.
"Kalau Ayah gimana?"
Ayah yang sedang menonton Tv langsung mengalihkan pandangannya, "Seulgi yah?"
"Seulgi anaknya baik kok, Ayah suka. Tapi yang Ayah liat, mereka berdua bakalan sama-sama merasakan sakit karena kesalahpahaman antara mereka."
Joy senang mendengarnya, tapi saat Ayah melanjutkan kalimatnya ia memandang wajah Ayahnya bingung.
"Maksud Ayah?" Beo Joy, sedangkan Bunda dan Chanyeol hanya bisa menyimak saja tanpa mau menyela.
Ayah menghela napas pelan, "Kamu tahu kan Ayah seorang Indigo?" Joy menganggukan kepalanya, dirinya tak melupakan suatu fakta bahwa sang Ayah merupakan seorang Indigo.
"Ayah dapat melihat masa depan hubungan mereka, yang Ayah lihat hubungan mereka akan merenggang karena suatu masalah yang terjadi akibat kesalahpahaman. Ayah tidak tahu apa itu, tapi itu akan benar terjadi." Jelas Ayah dengan panjang lebar.
Joy terdiam sebentar lalu bertanya kembali, "Terus Ayah bisa lihat, bagaimana kondisi Kakak kedepan nanti?" Pertanyaan Joy kini membuat semua orang terdiam membatu.
Ayah menatap sendu Joy, "Ayah tak bisa melihatnya, seolah ada tembok besar yang menghalangi itu. Tapi kita berdoa saja agar Jimin tidak kenapa - napa."
Joy menyandarkan tubuhnya kepada shofa yang empuk.
Sedangkan keadaan di mobil milik Jimin, yang kini sedang mengantarkan kekasihnya pulang. Mereka terlihat sesekali bercanda dan terdengar gelak tawa dari mereka.
"Seul, kita berhenti sebentar ya disana." Ucap Jimin sambil menunjukkan tempat yang Jimin maksud.
Martabak?
"Iyah,"
"Orang rumah suka rasa apa? Yang manis apa asin?" Tanya Jimin sebelum keluar.
"Apa saja Jim," kata Seulgi.
Jimin mengangguk,"Kamu tunggu disini ya!" Lalu Jimin keluar.
Seulgi yang bosan menunggu Seulgi, ia pun memainkan ponsel miliknya kadang milik ponsel pria tersebut.
Ia penasaran melihat isi pesan pria tersebut, kemudian jarinya mengklik salah satu aplikasi yang dia juga memakainya.
Seulgi dapat melihat isi pesan yang berbagai jenis. Kemudian ia keluar dari aplikasi tersebut, dan berganti ke kamera lalu berfoto.
Tak lama kemudian terlihat Jimin kembali dengan membawa tiga dus yang isinya martabak.
"Maaf lama," sesal Jimin.
"Tidak apa Jim,"
Setelah itu Jimin melajukan mobilnya dengan kecepan rata-rata. Sepanjang perjalanan mereka bernyanyi bersama, saat salah satu saluran radio menayangkan lagu yang membuat siapa saja mengikuti liriknya.
So I'm gonna love you like I'm gonna lose you
And I'm gonna hold you like I'm saying goodbye
Wherever we're standing
I won't take you for granted
'Cause we'll never know when, when we'll run out of time
Meghan Trainor - Like I'm Gonna Lose You ft. John Legend.
(Cek mulmed untuk dengerin ya!😂)
🍁🍁🍁
Ini Seulgi yang tadi selfie di ponsel milik Jimin.
See you again di chapter selanjutnya!!!
~TBC~