I'M FALSE

By lian-liani

36.4K 4K 503

(Hiatus sambil Revisi) VJOY SHIPPER❤ ©®Lian-liani 2020 Image from Pinterest More

PROLOG
Bagian Satu
Bagian Dua
Bagian Tiga
Bagian Empat
Bagian Lima
Bagian Enam
Bagian Tujuh
Bagian Sembilan
Bagian Sepuluh
Bagian Sebelas
Bagian Dua Belas
Bagian Tiga Belas
Bagian Empat Belas
Cast I'M False
Bagian Lima Belas
Bagian Enam Belas
Bagian Tujuh Belas
Bagian Delapan Belas
Bagian Sembilan Belas
Bagian Dua Puluh
Bagian Dua Puluh Satu
Bagian Dua Puluh Dua
Bagian Dua Puluh Tiga

Bagian Delapan

1.1K 159 9
By lian-liani

Akankah kita bahagia setelah ini?. Bahagia dalam artian kita bisa bersatu?.

Sooyoung yang sendari tadi berdiri dan bungkam hanya bisa menyaksiksan semuanya. Mulai ekspresi Irene yang terkejut, hingga kedua sahabat Irene -Jennie, Jisoo- datang menampilkan raut yang sama terkejutnya. Dan disini yang lebih aneh bagi Sooyoung  adalah ketika Jennie dan Jisoo memanggil nama Seokjin dengan sangat jelas ditelinganya. Meski disebuatkan dengan pelan, tapi Sooyoung yakin 100% dia mendengar dengan baik. Tapi bagaimana bisa mengenal Seokjin?

Apakah ada sesuatu yang terjadi diantara mereka bertiga atau.. berempat? Sooyoung berdeham untuk menormalkan pikirannya, dan tanpa sadar membuat atensi orang yang berkempul mengarahnya.

"Apa lihat-lihat!" Ketus Sooyoung saat Irene juga melihatnya.

Bukan Irene yang merasa kaget dengan respon Sooyoung, tetapi beberapa orang yang berada disana -Jennie, Jisoo, Seokjin- kecuali Taehyung. Mereka tercengang dengan menghilangnya sifat Sooyoung yang terkenal lemah lembut.

"Kau keGRan sekali sih. Dan Park Bodoh sedang apa kau disini?!" Irene menjawab tak kalah lantang saat dirinya sudah tersadar dari rasa terkejutnya.

"Seharusnya aku yang bertanya sedang apa kau disini?, disekitar rumahku!!" Sooyoung menekan kata rumahku.

"Oh benarkah? Aku tak tahu kalau tempat ini dekat dengan rumahmu." Irene menampakan raut yang pura-pura terkejut. "Sejujurnya juga tak berniat untuk mengetahuinya."

"...disini aku hanya mencari Taehyungku, takut seadainya ada orang yang mengodanya. Termasuk kamu."

"IRENE!" Bentak Taehyung tak terima. "Tidak usah menuduh Sooyoung sembarangan. Dan lagi kutegaskan sekali lagi padamu kita ini sudah tidak memiliki hubungan lagi Irene. Sejak kemarin kita sudah P.U.T.U.S." Taehyung menekan kata putus diakhir kalimatnya.

"Aku tak mau Taehyung. Kita tidak boleh berpisah!!" Irene kembali meraih tangan Taehyung, namun langsung ditepis kasar oleh laki-laki itu.

"Terserah apa maumu. Tapi aku sudah menganggap hubungan kita berakhir!"

"TAE-"

"Wow, ternyata seorang Bae Joohyun mengemis cinta pada seorang laki-laki?, tak kusangka kau serendah itu!" Selak Sooyoung saat Irene ingin bicara. Kini senyum sinis terpati indah dibibirnya. Semua kesenangan sendiri saat Irene yang dulu membuatnya menderita akhirnya mendapatkan karma. Tapi tentu saja Sooyoung masih belum puas.

"Dimana harga diri seorang Bae Joohyun yang dulu?, apakah sudah menghilang?" Lanjut Sooyoung tanpa menghentikan senyum sinisnya.

Muka Irene merah padam tak terima dengan perkataan Sooyoung. Sudah kesekian kalinya dia dipermalukan oleh sosok yang menjadi musuhnya. Dan Irene merasa tidak terima.  Dia ingin membalas Sooyoung.

"YAKK PARK SOOOYOUNG! KAU BENAR-BENAR-"

"Joy!" Untuk sekali lagi perkataan Irene harus tertahan. Tapi bukan Sooyoung pelakunya namun orang lain yang menghentikannya.

"Apa kau sudah makan?, aku ingin mengajakmu jika belum."

Dan tubuh Irene melemas seketika, saat dirinya kembali sadar jika bukan dia saja yang berada di tempat ini.

Geraman penuh kesal Taehyung layangkan pada pemandangan di depannya. Emosi yang kian mendesak untuk meletup tak bisa dia kontrol kembali. Tangannya yang kini mengenggam erat sendok alumunium, sudah gatal untuk dilemparkan pada sepasang manusia tak tahu malu mengumbar kemesraan. Ralat hanya lelakinya saja yang terlalu agresif.

"Makan yang banyak Joy ku sayang, aku tidak mau melihat tubuhmu sekarang menjadi semakin kurus."

Taehyung semakin meradang saat dengan santainya Seokjin memegang bahkan mengelus pipi Sooyoung. Sungguh Taehyung tak terima dengan keadaan yang seolah menertawainya ini. Fakta bahwa dia hanya bisa melihat, membuat goresan tak terlihat dalam hatinya. Sejujurnya juga, perlakuan yang Seokjin berikan pada Sooyoung membuat Taehyung merasa tak berdaya. Dia tak akan segampang Seokjin untuk menyentuh Sooyoung, melihat kondisi sekarang.

Sooyoung tersenyum. "Tapi Oppa harus makan juga." Tangan gadis itu mengusap lengan Seokjin yang sempat terangkat untuk menyentuh pipinya. "Cuma gara-gara sedari tadi meratihin aku, Seokjin Oppa sampai lupa kalau nasinya masih utuh."

Seokjin seketika tertawa, terlalu gemas dengan gerak mulut Joy yang sedang mengunyah seraya berbicara itu. "Kok Joy selalu gemesin sih. Kan Oppa enggak bisa berhenti sayang!"

Sooyoung tersenyum malu. Mengapa lelaki di sampingnya ini terlalu blak-blakan jika sudah berbicara. Suaranya pun tidak bisa dianggap pelan. Dapat dipastikan juga beberapa orang di kedai tempat mereka makan akan mendengar suara yang keluar dari mulut Seokjin. Walaupun sebagian pengunjung terkesan cuek dan tak peduli.

"Cukup, sekarang Oppa makan dulu. Tidak usah gomelin aku terus." Ujar Sooyoung dengan malu.

"Aku maunya Joy yang nyuapin!" Rengek Seokjin manja.

Mendengar permintaan Seokjin, Sooyoung terdiam sesaat. Matanya sedikit melirik Taehyung yang menatap mereka berdua tajam. Sooyoung tak akan berpikir arti tatapan Taehyung, lagipula lelaki itu memiliki tatapan mematikan di setiap kondisi tersentu.

"Joy ku sayang!" Seokjin mencolek lengan Sooyoung pelan. "Kau tak mau menyuapiku ya?, kok diam aja?"

Sooyoung menggelang cepat. Dia tak merasa keberatan dengan permintaan Seokjin. Pun makananya juga hampir habis, apa salahnya membantu Seokjin.

"Bukan begitu, baiklah aku akan menyuapi Oppa. Tapi Oppa harus janji untuk menghabiskan makanannya!"

Seokjin mengangguk antusias. "Siap Joy ku sayang!"

Sooyoung pun mengambil sendok di piring Seokjin, kemudian menyendokannya pada nasi dan lauk yang tertera di wadah itu. Lalu Sooyoung mengarahkan gumpalan makanan di atas sendok itu pada mulut Seokjin yang terbuka.

Sedangkan Seokjin mengunyahnya dengan senang hati.

Taehyung melotot. Apaan?. Ini sudah melewati batas kesabaran Taehyung. Hatinya sangat terbakar api cemburu yang membara, sehingga Taehyung tersiksa dengan ketidak berdayaannya. Harusnya dia paham bahwa menyesal pada akhir cerita itu sangat menyakitkan. Ditambah perasaanya sekarang berubah pada Sooyoung, dulu sebatas teman tapi sekarang mencintai gadis itu.

"Kalian sepasang pengantin baru, atau apa?. Tak punya hubungan yang jelas berani-beraninya mengumbar kemesraan." Taehyung bersuara ditengah kecemburuannya.

Seokjin langsung menoleh menatap Taehyung mengejek. "Bilang kau cemburu, karena Irene pergi meninggalkanmu."

Berbicara mengenai Irene, cewek itu langsung pergi diikuti Jisoo dan Jennie setelah berdebat singkat dengan Sooyoung. Entah apa yang gadis itu pikirkan, pulang tanpa pamit, datang pun tanpa pemisi. Dibalik itu semua, Taehyung juga bersyukur akhirnya dia bisa terbebas dari gadis seperti Irene. Lelaki itu tak habis pikir mengapa bisa terobsesi kepada Irene kala itu, menyanggupi permintaan gadis keras kepala itu hingga meninggalkan Sooyoung yang sangat berarti untuknya sekarang.

Taehyung mengela nafas berat. Memahami perbedaan cinta dan obsesi itu juga sangat penting agar kedepannya tak dirundung penyesalan sepertinya.

Seokjin kembali menoleh kepada Sooyoung. "Kau tidak usah mengurusi Taehyung, Joy. Dia sedang patah hati, jadi agak bertingkah aneh." Seokjin berucap santai.

"Kau mengejek ku?" Taehyung menatap tajam.

"Kenapa?, memang benar kan kau ditinggal kekasihmu entah kemana!"

Wajah Taehyung memerah. Tak cukupkah sepupunya ini mengumbar hal yang Taehyung inginkan, hingga dia harus menerima ejekan secara langsung lagi. Sudah jelas bukan dia dan Irene sudah berpisah, dan itupun Taehyung yang memutuskannya. Tapi mengapa Seokjin masih menutup telinga dan mata seolah menganggap bahwa dialah yang di campakan.

"Joy lanjutin suapin ya?, biar nasinya cepat habis." Seokjin kembali berucap manis. Sedangkan Sooyoung mengangguk, menyanggupi permintaan Seokjin.

"Dan untuk kau Tae, cepat habiskan makananmu itu. Kau punya tangan kan?" Lanjutnya menatap Taehyung malas dengan mulut yang masih mengunyah makanan.

Bukan Taehyung namanya jika tak memberontak Seokjin. Walau sepupunya lebih tua dari dia, Taehyung tak akan tunduk begitu saja. Dia adalah spesies manusia yang keras kepala. Tak mudah dikendalikan.

"Ckck, kalian tidak punya malu ya?. Sudah ditegur masih saja tidak berhenti." Gerutu Taehyung. Apapun akan Taehyung lakukan untuk mengacaukan acara yang sangat mengelikan itu.

Seokjin tak perduli dengan ucapan Taehyung. Dia juga memberi kode pada Sooyoung agar tetap melanjutkan suapannya dan tak terpengaruh dengan perkataan Taehyung. Seolah Seokjin menyuruh Sooyoung menjadikan gerutuan Taehyung sebagai angin lewat atau nada lagu.

Tak terhitung beberapa kali Taehyung mengoceh untuk menyindir bahkan mengumpati Seokjin terang-terangan.

"Tak punya hati sekali. Membiarkan orang lain menjadi obat nyamuk yang terabaikan, sungguh sangat kejam." Taehyung berucap dengan nada cukup tinggi. Sehingga beberapa orang pun menoleh untuk melihat kearah meja mereka bertiga.

Tujuan Taehyung memang membuat perhatian orang mengarah pedanya. Supaya kemesraan yang diumbar secara gratis itu terhenti. Dan hasilnya berhasil. Meski harus berkerja ekstra hingga mulutnya berbusa tapi pada diakhirnya sesuai ekspetasi.

Sooyoung yang merasakan pandangan semua mata menatap kearahnya pun sangat merasa terintimidasi. Segera dia menurunkan tangannya yang menggantung, dan meletakan kembali sendok yang berisi di piring Seokjin. Pipi Sooyoung memerah bukan karena malu, tapi merasa takut saat melihat pandangan menggoda dari beberapa mata. Tangannya tanpa sadar mengepal erat di atas pahanya. Ingatan saat puluhan mata menatapnya penuh kebencian seketika memenuhi fungsi otaknya.

"Taehyung, kalau sedang patah hati tidak usah berulah untuk menghancurkan kebahagianku." Seokjin kesal setengah mati dengan Taehyung. Matanya melebar untuk menakuti Taehyung agar lelaki itu sedikit jera. "Lihat kau membuat Joy ku merasa tak nyaman. Dasar orang patah hati yang bodoh."

Taehyung otomatis menoleh kearah Sooyoung. Benar saja Sooyoung tengah menundukan kepalanya. Taehyung bodoh, Sooyoung adalah orang yang paling anti jika menjadi pusat perhatian, mengapa dia melupakan fakta itu?

Mungkin lain cerita, jika Sooyoung dalam keadaan berani seperti beberapa hari lalu. Tapi hari ini, gadis manis ini tidak memerankan watak tegarnya hingga sifat aslinya lah yang muncul. Pemalu, dan mudah tersinggung hanya dengan tatapan seseorang, meski orang itu hanya diam tanpa berucap.

"Joy, kau tidak papa?" Seokjin berucap khawatir. Tangannya menepuk-tepuk punggung Sooyoung dengan hati-hati. "Aku merasa kau tidak-baik saja, apa kita perlu pindah ke tempat lain?"

Sooyoung mendongak, menatap Seokjin yang sedang berwajah cemas. Sooyoung tahu Seokjin sangat peduli dan perhatian dengannya. Maka dari itu dia tak ingin membuat lelaki yang sudah dia anggap sebagai kakaknya, merasa bersalah bahkan terbebani.

Dan untuk diri Sooyoung, seharusnya dia tak merasa lemah hanya pandangan orang-orang disini. Mereka tak akan menghakimi dia seperti yang terjadi dulu. Mata mereka melihat dengan tatapan berbeda, namun baginya tetap memberikan efek yang sama. Yaitu cemohan.

Jika kalian bertanya mengapa waktu lalu dia berani bertindak, dan menjadi pusat perhatian jawabannya karena Sooyoung sudah mempersiapkan diri. Untuk semua orang yang telah turut adil di kesedihannya, kepribadian asli Sooyoung akan hilang. Seolah disetel otomatis.

Namun jika dia dihadapkan dengan orang asing semuanya akan kembali pada dirinya yang pemalu.

"Joy, kita pergi saja ya? Aku tak mau kau merasa risih disini." Seokjin sudah akan membereskan peralatan makannya namun dicekal oleh Sooyoung.

Sooyoung menggeleng lemah disertai senyum tipis di bibirnya. "Tidak perlu, aku hanya ingin ketoilet sebentar."

Tanpa menunggu persetujuan dari Seokjin gadis itupun beranjak dari tempat duduknya. Melangkah pelan tanpa menoleh ke samping kanan dan kiri. Karena Sooyoung tahu jika puluhan sepasang mata di sini, masih setia menatapnya.

Disetiap Chapter yang udah aku revisi bakal ada penambahan kalimat atau perubahan kata.

Continue Reading

You'll Also Like

55.3M 4.2M 60
Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi...
13.9M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
199K 22.7K 59
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...
509K 36.4K 44
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG