Naughty Tiwai (Jaeyong) End โœ”

By Key_Rand

7.1M 491K 203K

Tentang lelaki manis nan imut yang haus akan sentuhan dan Lelaki tampan gagah yang kelebihan hormon. Start :... More

Cast
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
34
35
36
37
38
39
Epilog
Bonus Chap
Special Jaehyun's Day
ANNOUNCEMENT

33

116K 9.1K 5.6K
By Key_Rand

Taeyong berjalan dengan riang di lobby kantor Jaehyun yang besar. Iya, tadi pagi-pagi sekali Jaehyun pamit pada Taeyong untuk ke kantor lebih awal karena pekerjaannya tertunda akibat kegiatannya semalam.

Semua karyawan Jaehyun yang melihat Taeyong pun menunduk hormat padanya. Sedangkan Taeyong hanya tersenyum lucu pada mereka.

Taeyong berjalan ke arah lift khusus petinggi lalu menekan tombol 21 karena itu lantai ruangan Jaehyun.

Sampai dilantai 21 Taeyong kembali berlari kecil agar cepat sampai, namun saat di depan ruangan Jaehyun ia tidak menemukan Mingyu disana. Dengan cepat Taeyong membuka ruangan Jaehyun dan benar saja Jaehyun tidak ada disana.

Taeyong mengambil ponselnya lalu menghubungi Jaehyun tapi tidak diangkat. Taeyong merenggut kesal.

Saat ia berbalik ia menemukan office boy lewat lalu ia bertanya dimana Jaehyun dan office boy tersebut berkata bahwa Jaehyun sedang menghadiri meeting di lantai 14.

Setelah mengatakan terimakasih Taeyong berjalan kembali ke arah lift dan menekan tombol 14.


Sampai disana ia melihat pintu ruang meeting, disana ada dua orang pengawal yang menghalangi pintu.

"Permisi, apa Jaehyun didalam?" Tanya Taeyong.


"Ada perlu apa? Bos sedang menghadiri meeting penting." Ucap salah satu pengawal itu.

"Aku ingin bertemu Jaehyun." Taeyong ingin menerobos masuk namun penjaga itu menghalangi langkah Taeyong.

"Anda tidak boleh masuk Tuan, jika anda memiliki keperluan dengan Bos bisa nanti."


"Tapi aku ingin sekarang." Teriak Taeyong.


"Maaf, sebaiknya Tuan pergi sebelum kami usir."


Taeyong mengerucukan bibirnya, matanya basah. "Biarkan aku bertemu Jaehyun hiks." Taeyong menangis.


"Tidak bisa Tuan."


"Aku ingin bertemu JAEHYUN." Taeyong berteriak ditengah Isak tangisnya.


"Anda bisa mengacaukan meeting, lebih baik anda pergi Tuan." Pengawal itu ingin meraih tangan Taeyong namun dengan cepat Taeyong menghindar lalu ia mendobrak pintu didepannya dan langsung masuk.


Semua yang berada diruangan rapat tersebut terkaget karena melihat istri dari bos mereka tiba-tiba masuk dengan wajah yang memerah dan pipi yang dipenuhi air mata.


"Jaehyun." Taeyong langsung menghampiri Jaehyun dan menduduki paha Jaehyun lalu memeluknya.


Jaehyun masih shock dengan kejadian yang tiba-tiba ini, namun dengan cepat ia sadar lalu ia mengelus punggung Taeyong.

"Hei ada apa?" Tanya Jaehyun lembut.

"Maaf bos saya tidak bisa menahannya. Biar saya usir dia." Ucap pengawal tadi.

"Huwaa Jaehyun, mereka tidak mengizinkan ku bertemu denganmu." Rengek Taeyong.


"Lebih baik kalian keluar, dia istriku." Jaehyun menatap Nyalang dua pengawal itu.


"Beri mereka hukuman Jaehyun huwaa." Ucap Taeyong lagi.

Jaehyun hanya terdiam ia masih mengelus punggung Taeyong lalu melirik Mingyu, "beri mereka surat peringatan."


Taeyong mendongak lalu melihat pengawal tadi, "Rasakan, makanya jangan macam-macam dengan Yongie." Taeyong meledek mereka lalu kembali menyembunyikan wajahnya pada leher Jaehyun.


Jaehyun hanya menghela nafas panjang, tidak mungkin kan Jaehyun mengusir Taeyong karena ia harus melanjutkan meeting ini. Dengan begitu ia melirik Mingyu memberi kode agar menunda meeting ini.


Dengan begitu Mingyu menutup pertemuan mereka lalu menyuruh semua yang menghadiri meeting tersebut keluar dari ruangan.

Setelah semua orang pergi Jaehyun menunduk melihat Taeyong yang sedang memainkan kancing kemejanya.

"Ada apa sayang? Kenapa kau bisa sampai sini hm?" Tanya Jaehyun lembut.

"Aku hiks aku ingin membeli ini Jaehyun. Belikan ini untukku ya." Taeyong menunjukan foto di layar ponselnya.

"Kau ingin memelihara anjing?" Tanya Jaehyun sambil mengelus Surai Taeyong.


"Heummm." Taeyong mengangguk lucu.


"Baiklah kita pergi setelah makan siang oke." Jaehyun menangkup pipi Taeyong lalu menghapus sisa air mata di sudut mata Taeyong.


"Kau terbaik." Taeyong mencium bibir tebal Jaehyun dan memberikannya sedikit lumatan.


"Sekarang kita ke ruanganku ya." Ajak Jaehyun.


"Tapi gendong~" Taeyong menatap Jaehyun dengan tatapan memohon.


"Tentu saja baby boy." Jaehyun mengecup kening Taeyong sebelum mengangkat Taeyong dan menggendong nya seperti koala untuk ke ruangan Jaehyun.


Taeyong menyenderkan kepalanya pada bahu Jaehyun sebelah tangannya memeluk leher Jaehyun dan sebelahnya lagi memainkan pipi serta bibir Jaehyun.


"Ada apa hm?" Jaehyun melirik Taeyong sedikit.


"Aku suka bibirmu." Taeyong mencubit kecil bibir bawah Jaehyun.


"Hanya bibirku saja?" Goda Jaehyun.


"Uhm tidak. Aku mencintai Jung Jaehyun." Taeyong tersenyum girang pada Jaehyun.



"Kau sangat menggemaskan hm." Jaehyun menggesekkan hidungnya pada rambut Taeyong.


Saat sampai di lantai 21, Jaehyun melihat seseorang sedang berbicara pada sekertaris nya.


"Ada apa ini?" Tanya Jaehyun. Jaehyun melihat seseorang yang berbicara dengan Mingyu yang ternyata kepala divisi marketing, Chaeyeon.


"Ah maaf sajangnim, Chaeyeon ingin bertemu dengan anda."


"Bisa di lain waktu, saya tidak ada waktu saat ini." Balas Jaehyun. Taeyong menoleh ke arah orang yang sedang berbicara pada suaminya itu.


"Tapi sajangnim ini pen-"




"Haish, kau tidak dengar Jaehyunie tidak bisa, Jaehyunie hari ini akan membelikan aku anjing jadi tidak bisa." Putus Taeyong.



"Nah kalian dengar sendiri bukan?" Ucap Jaehyun. Lalu ia menatap Mingyu, "kosongkan jadwalku hari ini." Setelah mengatakan itu Jaehyun berjalan memasuki ruangannya.


Sebelum benar-benar masuk Taeyong sedikit melirik Chaeyeon yang sedang menatap tidak suka padanya. Lalu apa peduli Taeyong.



Jaehyun mendudukkan dirinya dan Taeyong di sofa ruangan Jaehyun. Taeyong dari tadi hanya mengoceh tidak jelas, entahlah Jaehyun tidak paham.


"Ada apa?" Tanya Jaehyun.



"Mengapa wanita tadi selalu memaksa jika ingin bertemu denganmu." Taeyong mengerucukan bibirnya.


"Dia kan karyawan ku sayang." Jawab Jaehyun santai.

"Tapi.. tapi dia sepertinya menyukaimu HUWAAA." Taeyong kembali menangis.


"Hei kenapa menangis lagi, tidak peduli dia menyukaiku atau tidak, aku tetap milikmu hei." Jaehyun menenangkan istrinya itu.


"Ba-bagaimana jika hiks dia menggodamu?" Tanya Taeyong sesenggukan.


"Aku tidak akan tergoda sayang, sudah ada buktinya bukan? Rose? Apa aku tergoda dengannya? Tidak. Aku hanya mencintaimu Jung Taeyong." Jaehyun mencium lama pucuk kepala Taeyong.


"Jangan meninggalkanku." Taeyong memeluk erat Jaehyun.

"Tentu saja tidak akan." Jaehyun balas memeluk Taeyong.


Mereka sibuk memeluk satu sama lain, sampai akhirnya Jaehyun mendengar suara rengekan kecil dari mulut Taeyong.

"Hei kenapa?" Jaehyun panik.

"Heunggg." Taeyong bergerak tidak nyaman dipelukan Jaehyun.


"Sayang? Kau kenapa?" Jaehyun menunduk melihat Taeyong yang hanya memejamkan mata dan menyenderkan kepalanya pada bahu Jaehyun.

"Eumm Jae-"

Hoekkk


Taeyong muntah di jakenya serta jas kerja Jaehyun.


"Kau sakit?" Jaehyun yang panik pun menempelkan punggung tangannya pada dahi Taeyong.


"Sebentar ya." Jaehyun melepas jasnya dan jaket yang Taeyong kenakan.

"Jaehyun pusing." Ucap Taeyong.

"Ini minum dulu ya." Jaehyun menyodorkan air pada istrinya.

Setelah minum Taeyong kembali menyender pada Jaehyun. "Hiks Jaehyun." Rengek Taeyong.


"Kita kerumah sakit oke." Taeyong hanya diam saat Jaehyun kembali mengangkat tubuhnya.


Sampai di mobil Jaehyun langsung saja meletakkan Taeyong dikursi penumpang disebelah supir lalu ia menurunkan kursinya agar Taeyong bisa sedikit lebih nyaman.

Jaehyun melajukan mobilnya dengan kecepatan maksimal, ia takut Taeyong kenapa-kenapa.

"Jaehyun." Panggil Taeyong lemah.

"Ya sayang? Aku disini." Jaehyun mengelus kepala Taeyong dengan satu tangannya.


Taeyong meraih tangan Jaehyun yang ada di kepalanya lalu menggenggamnya erat.

"Jangan tinggalkan aku."


"Tidak akan pernah." Taeyong mengecup telapak tangan Jaehyun perlahan sebelum kesadaran nya hilang.



~~





Jaehyun memasuki ruang periksa Taeyong, ia melihat Taeyong yang sedang menyender dan mengerucukan bibirnya.

"Hei mengapa cemberut?" Tanya Jaehyun.


"Bau obat Jaehyun, tidak enak." Taeyong menggerutu kesal.


"Ya sebentar ya hasil pemeriksaan mu belum selesai sayang." Jaehyun mengelus pipi Taeyong.


"Uhh keluar dari ruangan ini saja ya." Pinta Taeyong.


"Oke baiklah ayo kita duduk diluar." Jaehyun dengan telaten memasangkan sepatu kepada Taeyong sebelum membantunya turun dari ranjang.



"Nah duduk disini." Titah Jaehyun yang langsung dituruti oleh Taeyong.


Sedangkan Jaehyun berdiri disebelah Taeyong dan mengelus Surai Taeyong.


Dokter yang menangani Taeyong keluar dan memanggil Jaehyun untuk keruangannya.



"Sebentar ya sayang." Taeyong hanya mengangguk.


Sepeninggalan Jaehyun Taeyong hanya terdiam, ia bingung harus melakukan apa. Dan ia juga gugup karena Jaehyun sangat lama di ruangan dokter tersebut.


Apakah ia memiliki penyakit mematikan atau apapun yang membuatnya tidak bisa bersama Jaehyun.


Beberapa fikiran konyol Taeyong bersarang di kepalanya, ia yang panik menggigit kukunya, kebiasaan yang Jaehyun tidak suka.

"Taeyonggggg." Tegur Jaehyun.


Yang ditegur kaget dengan cepat ia melepaskan jarinya lalu menatap Jaehyun sebentar sebelum memalingkan matanya.

"Aku sudah bilang jangan menggigit kuku." Jaehyun berlutut dihadapan Taeyong.


"Humm maaf." Sesal Taeyong.



Jaehyun tersenyum lalu mengusap lembut pipi Taeyong. "Jangan dibiasakan oke." Taeyong hanya mengangguk.


"Humm aku.. aku sakit apa Jae?" Tanya Taeyong takut.


Jaehyun tersenyum lebar sampai kedua cacat pipinya terlihat. "Kau tidak sakit sayang tapi..." Jaehyun menjeda kalimatnya membuat Taeyong menahan nafasnya.

Tangan Jaehyun terulur untuk mengelus perut rata Taeyong, "ada Baby Jung disini." Jaehyun mencondongkan tubuhnya lalu mengecup perut rata Taeyong.


Taeyong menatap Jaehyun tidak percaya. Apa? Ia hamil? Ada bayi diperutnya?

"A-aku hamil?" Tanya Taeyong ragu.


Jaehyun mengangguk lalu mengecup pipi Taeyong, "Jaga dirimu dan baby kita ya. Aku mencintai kalian."



Taeyong tidak bisa menahan harunya, air matanya mengalir begitu saja lalu ia memeluk Jaehyun dengan erat. "Aku akan menjadi orang tua Jaehyun." Cicitnya.


"Ya! Kita akan menjadi superhero untuk Baby kita." Jaehyun mengelus punggung Taeyong.


Taeyong melepas pelukannya lalu mengelus perut ratanya, "Mommy akan menjagamu." Bisiknya.




Jaehyun tersenyum melihat raut bahagia yang terpancar dari mata Taeyong.


"Sekarang kita pulang ya." Ajak Jaehyun.


Taeyong menatap Jaehyun bingung, "beli ruby nya kapan?"


"Ruby?"



"Ya anjing itu, katanya kau akan membelikan aku anjing. Aku menamainya Ruby." Jelas Taeyong.



"Oke baiklah kita beli Ruby sekarang oke." Jaehyun mengecup pelipis Taeyong.




Kini mereka keluar dari rumah sakit dengan senyum yang tidak pernah luntur dari wajah mereka berdua.






TBC
































































































Jaeyong area














Continue Reading

You'll Also Like

3M 194K 16
"Oh rupanya yang meretas sistem kita adalah bayi mungil ingusan?" "Brengsek. Lepaskan aku!!" "Oh tidak semudah itu babe. Sekarang, mari kita menghuku...
1M 96K 26
โš ๏ธjangan salah lapakโš ๏ธ cerita ini mengandung unsur dewasa [BxB Jaeyong || Jaehyun ร— Taeyong] [Mpreg || homo || Gay] Kalian pernah ngerasain ga tentan...
4.9M 292K 21
"Lo pendiam ya, sekali ngomong yang keluar malah desahan" ___________ Warning : - boy's love - banyak adegan ohohihik skidipapap uwaw๐Ÿ”ž