Seperti biasanya, di hari valentine selalu diwarnai dengan bunga mawar dan cokelat. Berbeda dengan seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun yang datang terburu-buru menuju taman bermain dengan membawa balon berwarna merah dan beberapa tangkai bunga mawar demi sahabat kecil tercinta.
Tahu bahwa ia terlambat dan hujan keburu turun, ia pun meminta maaf pada sahabat kecilnya yang terlihat cemberut.
"Maaf aku terlambat. Aku membawakan mu balon dan bunga ini," sodor si anak laki-laki itu. Anak perempuan tersebut tetap membisu dan memasang wajah tak suka.
Setelah beberapa lama akhirnya ia menerima sebelas tangkai mawar. Iapun kaget, "kenapa ada satu mawar plastik di sini? kamu nggak rela ngasih aku bunga mawar?" kemarahannya memuncak lagi.
Masih dengan sabar, anak laki-laki itu menjawabnya, "aku memang sengaja membawa sepuluh mawar segar dan setangkai mawar plastik. Bagiku, aku akan mencintaimu hingga si mawar plastik itu mati..."
Merasa bersalah karena ledakan kemarahannya, anak perempuan itu menangis berurai air mata dan memeluk sahabat kecil nya. " Hiks... maafkan aku, aku sudah berpikiran jelek padamu Zain, hikss jarimu terluka karena ingin membawakanku bunga mawar ini hikss hikss...."
"Tidak apa Naya aku tau kau sudah lama menungguku hampir satu jam. Aku mencintaimu sya," ujar zain
"Apa? Kita ini masih kecil kenapa udah cinta-cintaan,"
"Tidak masalah, aku yakin kau adalah jodohku hahaha," tutur Zain
Naya tersenyum mendengar penuturan dari Zain tadi, ia pun membalas penuturan dari Zain. "Hahaha baiklah kalau begitu, aku juga mencintaimu Zain"
Sepuluh tangkai bunga mawar segar itu memang cantik seperti di film yang sering diputar abangnya, tetapi setangkai mawar plastik yang dibawa oleh Zain sahabat kecilnya itu melambangkan cinta yang abadi dan tak pernah mati.
See, romantisme itu tak hanya harus dilihat dari seberapa banyak kau mengeluarkan biaya, tidak memandang umur tapi seberapa besar tekadmu untuk memperolehnya.
.
Keesokan harinya Naya menghilang tanpa meninggalkan jejak. Zain menangis dan mengurung dirinya dikamar selama dua hari.
Semakin Zain beranjak dewasa, Zain menjadi dingin tidak riang seperti dahulu. Tidak pernah tertawa bahkan tersenyum saja tak pernah ia tunjukkan lagi kepada keluarganya.
Zain menatap langit malam dari balkon kamarnya, berharap ada keajaiban membawa Naya nya kembali, ia sangat merindukan gadis kecilnya itu, Sangat.
'aku merindukanmu Nayara Felix'
Tbc