Jisung yang lagi jalan dengan riangnya karena perut sudah terisi penuh ditraktir Chenle barusan. Jisung berhenti sejenak dan menilik ke sudut blok, yaitu rumah Jaemin yang udah lama tak saling kunjung. Padahal biasanya kalau Jaemin gabut langsunglah dia calling Jisung dengan perasaan maju tak gentar.
Baru saja dibicarakan orangnya muncul. Dengan pakaian yang serba hitam namun tetap tampan menawan, Jaemin menampakkan batang hidungnya di depan Jisung.
"Loh Jisung? Ngapain ta kamu disini?"
"Mas Nana nggak ada kabar ih, aku kangen jadinya."
Jaemin yang kerap disapa mas Nana ini ketawa renyah. Memarkirkan motornya ke dalam garasi lalu pergi balik ke arah Jisung. Jaemin merindukan adik mantannya yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.
Jaemin membuka lengannya, memberi tawaran pelukan rindu kepada adik kecilnya ini.
"Mas Nana mau stretching? Atau ngapain sih?"
Tertohok akan ketidak pekaan Jisung, Jaemin akhirnya yang memeluknya terlebih dahulu.
"Katanya kangen."
"Oalah peluk ternyata, haha maap mas."
"Jisung abis dari mana? Rumah Chenle?"
"Hooh mas."
"Terus gimana kabarnya selama nggak ketemu mas Nana? Bunda sehat? Ayah sehat?"
Jisung bingung, pasalnya Jaemin menanyakan banyak hal sekaligus. "Tanyanya satu-satu dong, mas."
"Itu juga, mbak Jihan gimana kabarnya?"
Kebiasaan kalo Jaemin ketemu Jisung, pasti ujung-ujungnya tanya pasal Jihan. Agak kesel sih Jisung, tapi ya wajar juga soalnya Jaemin kayak belum move on gitu dari Jihan. Padahal putus juga udah beberapa tahun yang lalu. Sebab itu juga dirinya masih belum punya pacar sampai sekarang.
"Gini mas Nana, mau tanya yang mana dulu? Satu-satu dong kan aku bingung jadinya."
Belum aja Jaemin sempet jawab, adzan sudah berkumandang yang menandakan bahwa semua orang harus masuk ke dalam rumah, soalnya takut dibawa wewe gombel katanya.
"Mau main dulu ke rumah mas Nana? Udah maghrib. Nanti mas Nana bilang ke ayah, bunda, sama mbak Jihan kalo kamu mampir ke rumah mas Nana."
Jisung terdiam, memberi otak kesempatan untuk berpikir, kemudian mengiyakan ajakan Jaemin. Mampirlah Jisung ke tempat Jaemin setelah sekian lama.
Rumahnya masih sama seperti terakhir kali Jisung kunjungi. Hanya saja bedanya dekorasi rumah yang sedikit diubah dari sebelumnya.
"Jadi gimana jawaban pertanyaan mas Nana tadi?"
Jisung yang tangannya memang memiliki hobi penasaran jika tak disentuh itu refleks menoleh ke arah Jaemin. Mata Jisung memicing saat Jaemin yang baru saja duduk di sofa ruang tamu sembari mengeluarkan es buah yang baru saja dibelinya tadi sewaktu pulang.
"Umm kalo tanya kabarku ya aku kayak gini, kayak sekarang hihi. Kalo bunda sama ayah syukurlah, mereka baik-baik aja. Kalo mbak Jihan... ."
Jisung melirik, memastikan raut muka apa yang Jaemin keluarkan saat membahas Jihan.
"Jihan kenapa? Kok nggak dilanjutin?"
"Oh itu kalo mbak Jihan baik-baik aja."
"Mbak Jihan jam segini emang belum pulang sekolah ya? Tadi mas Nana lihat kok rumah kamu masih sepi."
"Paling lagi mampir nonton Dark Waters sama mas Jeno-- Eh maap mas Nana, bukannya Jisung manas-manasin. Tapi emang mas Nana nanya kan."
Jisung panik dalam sekejap, pasalnya dia jawab sekenanya pada awalnya. Tapi keinget kalo itu pertanyaan batman yang secara tidak langsung Jaemin tanya "Jihan masih sama Jeno?"
Jaemin cengengesan, "Walah-walah sante dek. Jadi Jihan sama jeno ta? Langgeng juga ta mereka? Eh mau main overwatch nggak?"
"Tapi maghrib dah lewat mas. Jisung pasti udah dicariin."
"Kan mas Nana udah bilang, mas Nana yang bilang ke ayah, bunda, sama mbak Jihan. Okay? Gimana?"
"ASIAAPPP AYO MELUNCUR!"
Akhirnya, Jisung nggak sadar kali hpnya udah banyak notif missed call dari bunda, ayah, sama kakaknya. Siap-siap aja Jisung diintograsi di rumah.