Seminggu kembali berlalu.
Waktu memang berlalu dengan cepat tanpa disadari.
Hari ini Minatozaki Sana.
Member salah satu grup terkenal bernama Twice terlihat berada di salah satu maskapai penerbangan.
Dia akan kembali ke Korea Selatan karena masa-masa liburan mereka telah berakhir.
Setelah pertengkaran hebatnya bersama Dahyun seminggu yang lalu, Sana memang langsung memutuskan untuk pulang ke Jepang setelah permasalahan mereka terselesaikan. Karena orang tuanya begitu khawatir akan kepergiannya waktu itu yang mendadak ke Korea.
Cinta memang buta....
.
Pesawat yang di naikinya mendarat begitu mulus hingga tak ada kejadian yang tak diinginkan.
Kaki mulai melangkah berlahan menuju ke arah depan bandara. Dengan 2 koper berwarna putih di tangan kanannya dan koper berwarna silver di tangan kirinya.
Pintu terbuka.
Cahaya kamera menyambut kedatangan gadis cantik itu.
Para fans terlihat saling berebut mengambil gambar cantiknya.
Meskipun kalau mau di katakan, wajah cantik Sana tak akan terlihat karena masker yang dikenakannya dan topi bundar miliknya itu.
Para bodyguard dan manager yang menunggunya segera menghampirinya. Sebelum ada para fans yang berbuat tidak-tidak padanya.
Tidak memakan waktu lama, Sana sudah berada di dalam mobil.
Dia membuka maskernya.
Helaan napas di keluarkannya.
"Gwencana?" suara sang manager terdengar.
Sana menatap sang manager yang menyetir
"Ne. Oppa. Aku baik-baik saja"
Sang manager mengangguk.
Para artisnya memanglah prioritas utama mereka.
Beberapa menit terlewati, hingga mereka akhirnya tiba di daerah dorm Twice.
Sana turun dari mobil mengikuti sang manager.
"Oppa biar aku sendiri yang membawa koperku. Oppa bisa pulang"
"Kau yakin?"
"ne oppa. Aku yakin"
"Baiklah. Kalau ada apa-apa di dorm. Segera hubungi aku. Paham?"
"Ne oppa"
Sang manager tersenyum
"Anak pintar. Kalau begitu aku pergi dulu"
"Hati-hati oppa"
Setelah kepergian sang manager, Sana melangkahkan kakinya ke dalam. Menuju lift untuk ke lantai tempat dorm mereka berada.
Kini tanpa disadari Sana telah berada di depan pintu dorm. Password mulai di masukkannya.
Cekrek..
Pintu dibukanya.
Sana masuk ke dalam dengan kedua koper besarnya.
Wajah mengernyit bingung.
Dorm terlihat sangat-sangat sepi.
Bukannya seharusnya membernya yang di Korea sudah harus berada di dorm?
Apalagi Tzuyu juga sudah kembali ke Korea kemarin.
Lalu kemana mereka sekarang?
Bukk..
Bunyi seperti benda terjatuh tiba-tiba terdengar keras di gendang telinga Sana. Hal itu membuat gadis Jepang itu mendadak gusar.
Kakinya seperti terpaku di lantai. Tak bisa bergerak.
Cekrek..
Pintu dorm terbuka mengambil atensi Sana.
"Unnie, kau sudah samp–"
Plukk..
Sana menghentikan ucapan orang yang baru saja datang itu dengan sebuah pelukan yang cukup erat.
"Ada apa? Apa ada serangga yang mengganggumu?"
Sana menggeleng. Pelukan kian mengerat pada tubuh gadis di hadapannya itu. Tubuh milik sang kekasih. Kim Dahyun.
"Lalu kenapa, hm?"
"Aku mendengar sesuatu Dahyun. Aku takut~"
"Tidak ada apa-apa. Mungkin itu karena unnie lelah"
Sana memberi jarak. Di tatapnya wajah Dahyun.
"Aku tidak mungkin salah dengar"
Dahyun tersenyum
"Kalau begitu ayo kita periksa"
"mm..Shirreo~"
"Ada aku. Kajja~" Dahyun melepas pelukan lalu menarik kekasihnya itu masuk lebih dalam.
"Lihat kan. Tidak ada apa-apa" ujar Dahyun kemudian
"Tapi tadi aku benar-benar mendenga–"
Bukk..
"Dahyun.." Sana kembali memeluk tubuh kekasihnya itu erat setelah mendengar suara itu lagi.
Wajah Dahyun terkesan lebih penasaran dari pada takut sekarang.
"Gwencana sayang"
"Aku akan memeriksanya. Tunggu disini yaa" ucap Dahyun lagi sembari melepaskan pelukan Sana.
"Jangan tinggalkan aku. Aku takut~"
"Baiklah" Dahyun menggenggam jemari milik Sana. Lalu menarik gadisnya itu berlahan ke arah sumber suara.
"kenapa ke kamarku?" heran Sana
"Aku mendengarnya dari sini" jawab Dahyun sembari tangan berada di gagang pintu ingin membukanya.
Ahh..Tzuyu.. Pelan–pel..ah..lan..
Mendengar hal itu membuat Dahyun mengurungkan niatnya. Dia lalu menatap Sana yang juga terkejut. Lalu seperdetik kemudian mereka tertawa pelan.
Sekarang mereka paham suara-suara yang membuat takut sebelumnya.
"Malam ini tidur di kamarku saja yaa.." ucap Dahyun
Sana mengangguk.
"Masuk duluan ke kamarku. Aku akan mengambil koper milik unnie didepan"
"Jangan lama-lama"
"Iya sayang"
.
Dahyun memasuki kamarnya dengan menenteng dua koper milik gadisnya.
Senyumnya terpatri melihat sosok Sana terlihat merebahkan diri di ranjangnya.
Dahyun mendekatinya. Merebahkan diri disamping sang kekasih yang sibuk memainkan handphone.
"Tidak mandi dulu, hm?" tanya Dahyun sembari memeluk pinggang ramping milik Sana.
"Sedikit lagi" jawab Sana lalu melepas handphonenya dan akhirnya berbalik menatap gadisnya lalu membalas pelukan.
"Sayang?" panggil Sana
"hm?"
"Bukannya seharusnya semua member sudah berkumpul di dorm kecuali Mina dan Momo? Kenapa malam ini malah terlihat sangat sepi?"
"Semuanya memang sudah berkumpul kemarin sayang. Hanya saja, semuanya kembali ke rumah masing-masing pagi tadi. Termasuk aku. Yaa..kecuali Jihyo unnie dan Tzuyu"
"Pantas saja tidak ada yang menyambutku. Malah suara desahan Jihyo yang menyambut kedatanganku"
Dahyun terkekeh kecil mendengar penuturan kekasihnya itu.
"Mereka berdua pasti akan sangat malu kalau tau kita mendengar mereka melakukannya disini" ucap Dahyun
"Mungkin saja" ucap Sana sembari bangun dari atas ranjang.
"Mungkin saja?" bingung Dahyun
Sana mengangguk sembari membuka coat miliknya lalu membuka kopernya.
"Kalau mereka tidak punya urat malu sepertiku, mereka tidak akan merasakan apapun meskipun kau menggodanya" jelas Sana
Dahyun bangun terduduk. Dia memperhatikan kekasihnya yang kini terlihat membuka bajunya hingga menyisakan bra hitam dengan celana yang masih terpasang.
"Kurasa aku paham apa yang kau maksud unnie" ucap Dahyun yang dibalas sebuah senyum manis dari gadisnya itu.
"Sayang, jangan menatapku begitu. Okey?" Tiba-tiba Sana berujar
"Aku tidak sedang menggodamu. Jadi sebaiknya sekarang kau pesankan aku makanan. Aku lapar~" ucap Sana
"Apa kita tidak bisa bermain sebentar saja?" tanya Dahyun sembari mendekati Sana. Memeluk gadis itu dari belakang lalu mengelus pinggangnya yang tak terbalut kain.
"Aniya" Sana melepas pelukan Dahyun
"Aku lelah" sambungnya
Dahyun mempoutkan bibirnya
"Tapi unnie, sudah lama kita tidak melakukannya" dia mulai merengek
Sana malah terkekeh melihat sikap kekasihnya itu.
"Aku lapar ingin makan sesuatu sayang. Aku tidak punya tenaga untuk memuaskanmu. Kau paham?"
"Ani!" Jawab Dahyun cepat
Sana masih terkekeh.
Di lingkarkannya tangannya di leher Dahyun. Mendekatkan diri hingga hidung mereka bersentuhan.
"Mainnya nanti saja yaa..kau akan membunuhku kalau memaksaku saat ini" ucap Sana sembari memainkan hidung sang kekasih dengan hidungnya.
Dahyun akhirnya menghela napasnya. Lalu
Dia mengangguk menyetujui.
"Baiklah. Aku paham. Lalu unnie ingin makan apa? Biar ku pesankan"
Sana melepas pelukan
"Kau tau makanan kesukaanku sayang"
"Iya aku tau. Dan itu aku bukan?"
Sana tertawa geli. Jawaban Dahyun ada-ada saja.
"Kau memang makanan kesukaanku. Tapi hari ini aku ingin makanan lain sayang. Jadi orderkan aku sekarang. Aku ingin setelah aku selesai mandi, makananku sudah tiba. Paham?"
"Iya princess. Aku paham. Ya sudah mandilah. Aku akan pesankan sekarang" ucap Dahyun lalu hendak berjalan ke arah ranjang untuk mengambil handphone.
Tapi Sana menahan langkahnya. Menariknya hingga bibir Dahyun menyentuh tepat bibirnya.
Sebuah kecupan tercipta.
"Gomawo sayang" ucap Sana lalu akhirnya masuk ke kamar mandi.
"Tenangkan dirimu Dahyun...Tahan napsu..Tahan napsu..." gumam Dahyun
_Continue_
.
.
.
Ide gaje menyerang 😅