☘☘☘
Penulis : Ayu setyalestari & Lighting Shun.
SHE IS MINE
Ide tulisan : Ayu setyalestari.
.
.
.
.
Silahkan bersantai
Dan selamat membaca
.
.
.
[Fakta]
☘☘☘
Seorang wanita berambut pirang nampak memandangi sebuah pantulan sinar senja indah dengan sorot jendela yang menampakan penuh kesibukan kota, dari lantai tiga sebuah kantor rumah sakit jiwa internasional, ia tengah menelpon seseorang.
"Guru terimakasih kau mau memberi Sakura kesempatan,"Ucap wanita bertubuh semok sembari memasang raut penuh khawatir.
"Kau sudah melakukan yang terbaik nak!"Ucap suara seseorang dari panggilan dari seberang. "Jangan Khawatir Sakura pasti sembuh, kita harus positif,"dengan cara menengkan dan penekanan.
"Aku tahu guru! Aku mohon jaga dia untuk, ini test yang penting penentu,"Ucap Tsunade.
"Semua tergantung Sakura sendiri, jika dia mau dia akan berhasil,"Ucap Suara wanita itu. "Tugas kita adalah memberi doa dan semangat untuknya,"Ucap wanita itu semakin berwibawa.
"Guru! Itu juga harapanku!,"Ulas Tsunade menunjukan wajah sedih.
Sakura tidak pernah mengharapkan hal itu, dimana kehidupannya yang normal sebagai gadis biasa berakhir. Yang awalnya gadis ceria, pintar dan rajin berubah seperti boneka yang minim akan expresi, gadis yang selalu mendapatkan nilai yang tinggi dan sempurna dikelas (meski bukan artis atau selegram) dimata orang dia luar biasa, tapi hidup tidak pernah bisa diprediksi dengan persis kapan bahagia atau kemalangan.
Sampai hari itu datang, Tsunade Senju hanya bisa terdiam tiada percaya menatap murid kesayangannya dan ponakan-nya sakura harus masuk rumah sakit jiwa setelah sebuah insident menyedihkan.
Singkatnya suatu hari Sakura bekerja disebuah Hotel berbintang-empat, dimasa smp, Sakura memang dikenal sangat rajin dan mandiri, dia bekerja part-time untuk membiayai sekolah nya mengingat Sakura memiliki keluarga kelas-kebawah, membuat ia harus bekerja.
Suatu hari saat ia bekerja sebagai tukang bersih-bersih room Sakura, mengalami insiden pemerkosaan oleh seorang laki-laki yang sayangnya tidak diketahui siapa, bahkan Sakura sendiri tidak mengenalinya.
Hal itu memberi dampak yang sangat kuat untuk mental gadis itu, meski hidup di area milenial tidak semua wanita, dapat melakukan sex sebelum menikah dan merasa itu hal yang biasa dengan hal itu, beberapa wanita yang hidup dengan gaya, serta pemikiran akan menyerahkan mahkota saat menikah masih ada sampai saat ini dan menganggap mahkota-nya adalah kehormatan-nya, dan Sakura adalah seseorang yang seperti itu.
Setelah insiden itu, Sakura mulai berubah ekspresinya seperti boneka hidup, suram, dingin dan anti sosial, ia juga hampir bunuh diri dua kali sampai akhirnya Tsunade dan Keluarganya mengetahui kenyataan Sakura dan akhirnya Tsunade berusaha merawatnya dirumah sakit jiwa.
Setelah rahasia terbongkar keluarga Sakura yang notabene hanya golongan orang kecil tidak bisa terlalu sering mengunjungi dirinya keterpaksaan dana dan jauhnya lokasi rumah mereka.
Semenjak itu akhir nya Test dan Test selalu dilakukan, sesi terapi dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan diri Sakura, dan memakan waktu satu tahun.
Sebagai keluarga yang sangat menyayangi Sakura Tsunade tak pernah memikirkan patokan harga perawatan Sakura, Tsunade sudah menganggap Sakura sebagai putrinya.
Beberapa orang pria dewasa membantu nya yang sulit kontak dengan laki laki, dia juga akhirnya harus homeschooling untuk tetap sekolah dengan keterbatasan dirinya sekarang.
Dan kali ini adalah bagian terakhir, yang bisa dilakukan para dokter sebagai test Sakura. Yaitu kembali kemasyarakatan dan berbaur, ia harus menata hidupnya kembali dan menerima masa lalu-nya mulai sekarang Sakura tidak akan hidup di ruang isolasi lagi, Sakura akan hidup dan bertemu banyak orang, melakukan semua hal yang ia bisa dan yang utama memiliki semangat untuk tidak cepat menyerah.
Sakura akan ditempatkan di sekolah campuran di Ekoda, diharuskan untuk berbaur sepeti anak lainya. Dia akan tinggal bersama guru Tsunade Ichyo yang sebelumnya adalah mantan Dokter kejiwaan yang pensiun tua dan cucu angkatnya Shikamaru nara.
🐬🐬🐬
(
Esokan Harinya)
Sakura terdiam mematung memakai seragam sma Ekoda dan menatap Cermin dengan penuh keraguan, berkali-kali demi menenangkan diri.
"Apakah ini adalah hal yang benar,"
Muncul pemikiran itu berhari-hari sebelum kedatangan ya, semalam ia berpikir semalaman penuh dengan tidur yang tak tenang.
"Kenapa tak benar?,"Ucap Suara Nenek Ichyo mengagetkan Sakura yang sedang bersiap-siap. Sakura memandang kaget dibalas dengan senyuman manis dari orang tua itu.
"Nenek!,"Ucap Sakura memasang wajah ragu.
Ichyo tersenyum dan memasuki ruangan. Ia duduk dikasur dan meminta Sakura duduk sebelahnya. "Dengar sayangku mungkin karna baru menyentuh sekolah, kau merasa risih dan takut,"Ucap Chiyo.
"Namun ini adalah caramu untuk melawan ketakutanmu dan menjadi lebih kuat,"Ucapnya.
"Nenek!,"Ucap Sakura dan Senyuman Ichiyo kembali memberinya semangat dan memberinya pelukan hangat.
"Apa kau sudah siap?,"Ucap Shikamaru masuk ruangan lalu menaruh bekal, dengan kain pembungkus berwarna orange di pangkuan Sakura. "Kita berangkat sekarang Sakura?,"Ucap pria berambut nanas dengan tersenyum.
"Ia Shikamaru-san!,"Ucap Sakura datar.
"Panggil aku kakak! Kita sudah satu rumah, jangan membuat jarak dengan kami,"Ucap Shikamaru sembari mengetuk lembut kepala Sakura.
"Terimakasih Shika-nii,"Ucap Sakura mengangguk dengan wajah canggung. Keduanya pun berpamitan dengan Ichyo untuk menuju Sekolah.
Diekoda Sakura akan masuk sebagai anak kelas dua, dan Shikamaru yang kuliah di kampus di dekat tempat Sakura, bukan tanpa alasan keduanya di buat berdekatan agar jika ada masalah Shika dapat membantu jika Sakura membutuhkan ya, selain itu dia akan jadi pengantar jemput Sakura setelah ini, toh Shikamaru tidak keberatan dengan hal itu.
❄❄❄
Sesampainya di sekolah tak sedikit orang memperhatikan, tingkah laku sakura, gadis datar dengan sebuah sinar pesona yang berbeda dengan anak lain.
Awal nya sempat gugup untuk pertama kali Sakura merasa super risih, dengan lingkungan ya dan untuk Hari ini Shikamaru juga sampai mengantarnya keruang guru dan untuk membicarakan masalah Sakura yang masih butuh kebutuhan khusus dan pak kepala sekolah pun merespon dengan baik.
❄❄❄
"Apa kau akan pergi Sekarang,"Ucap Sakura pada Shika setelah sampai didepan pintu kelas yang seharusnya akan menjadi Kelas Sakura, karna Sakura akan memperkenalkan diri.
"Ya, aku harus pergi dosenku juga mulai, aku tak bisa lebih lama disini,"Ucap Shikamaru lalu mengusap kepala Sakura dan tersenyum tipis. "Ayo bersemangatlah,"Ucap sedikit mencoba memberikan dukungan.
"Yeah~ aku harus,"Ucap Sakura menghela nafas.
"Jika kau berhasil melewati ini, tampa masalah dihari pertamamu, aku akan mentraktir mu makanan enak,"Ucap Shikamaru lalu berbalik pergi. "Kau harus berusaha nyaman oke?,"Ucapnya.
"O-oke," Sakura membungkuk setelah Shikamaru pergi dan menghilang dari balik tikungan tembok.
❄❄❄
Setelah kepergian Shikamaru, Sakura menghela nafas. Ia mendengar Sayup-sayup suara kelas dari luar membuat jantung nya berdebat, ia sudah lama tidak pernah masuk sekolah beberapa tahun, hal dejavu ini mulai menurunkan niatnya.
"Aku harus berani!,"
🎶Bersambung🎶
Sabtu-25-2020🎶🎶