______________________________
Chanyeol menatap tajam seekor pegasus putih yang mendarat mulus tak jauh di depannya. Tak lupa tangannya ia lipat di dadanya. Iris hijaunya menatap tajam dua orang yang turun dari punggung sang pegasus. Sehun dengan ekspresi bersalah tampak menunduk sambil memainkan ujung kaus jingganya. Dan Jongin dengan ekspresi jengah. Dia harus menghadapi Chanyeol yang cemburu sekarang, akan sangat menyebalkan. Chanyeol meraih tangan Sehun dan menariknya mendekat perlahan lalu merangkul pundak Sehun. Matanya kini menatap tajam Jongin.
"Kim Jongin, apa kau lupa kalau Sehun itu keturunan dewa Hades? Kau tahu sendiri kan berbahaya kalau sampai Sehun terbang. Dia bisa celaka." Chanyeol menggeram. Nada suaranya tertahan dan rahangnya mengeras. Chanyeol tampak sebisa mungkin menahan ledakan emosinya. Sehun yang ketakutan melihat Chanyeol yang naik pitam hanya bisa menunduk patuh.
Jongin menghela nafas sebelum menjawab. "Aku tahu dan aku ingat. Tapi aku tidak punya pilihan lain. Sehun murung karena kesepian setelah kau tinggalkan dan aku menghiburnya dengan mengajaknya ke kandang kuda." jawab Jongin tenang.
"Aku membiarkan Sehun bersamamu agar kau bisa mengajaknya latihan." Chanyeol merasakan dadanya sesak karena sedari tadi menahan emosi.
"Kau pikir latihan akan berjalan baik saat Sehun sendiri terlihat malas karena murung?" Jongin tidak mau kalah. Dia balas menatap tajam Chanyeol dengan iris coklat gelapnya.
Chanyeol tidak menjawab. Memang salahnya membuat Sehun murung hari ini karena dia yang cukup sibuk hari ini. Chanyeol menghela nafas panjang untuk meredakan amarahnya. Meski ia tetap tidak terima kenyataan bahwa Jongin memeluk Sehun tadi. "Setidaknya jangan peluk dia, dia kekasihku."
"Ohhh kau ingin aku membiarkannya merosot dari punggung pegasus dan terjun bebas ke bawah?" tanya Jongin dengan nada sarkastik.
Chanyeol kembali menggeram pelan karena tidak bisa membalas ucapan Jongin. Lelaki itu pintar membalikan ucapan sialan, pikirnya. Chanyeol memilih mengakhirinya saja. "Baiklah, biarkan Sehun bersamaku sekarang. Kau bawa kembali pegasus itu ke kandang." ucap Chanyeol dengan nada ketus.
Jongin memutar bola matanya jengah. "Whatever," jawabnya malas. Dia berbalik dan menaiki pegasus itu. Mengisyaratkan sang kuda untuk kembali terbang. Kuda itu mulai berlari sambil mengepakan kedua sayap besarnya mengambil ancang ancang untuk terbang dan akhirnya hewan itupun terbang perlahan ke langit membawa serta Jongin di punggungnya.
Chanyeol menoleh kearah Sehun yang sedari tadi terdiam sambil menunduk. "By?" Dia memegang dagu Sehun dengan tangan kanannya dan lelaki manis itu mendongak. Masih dengan ekspresi murung. Chanyeol menghela nafas. Salahnya karena membuat Sehun kesepian dan saat Sehun mendapat kesenangan dia malah marah. Harusnya Chanyeol tidak seperti itu. "Maafkan hyung ya karena tidak menemanimu seharian ini. Tapi aku mendapat tugas dari Chiron dan tidak bisa menemanimu maafkan aku ya. Aku juga lepas kontrol karena melihat Jongin memelukmu. Maafkan aku,"
Sehun menatap lekat Chanyeol yang tampak menyesal. Dia tersenyum. Tangannya meraih pipi Chanyeol dan membelainya. "Tidak apa apa, hyung. Aku mengerti kok. Bukan salah hyung juga. Terima kasih telah khawatir." Sehun langsung memeluk erat Chanyeol dan menyandarkan kepalanya di pundak lelaki tercintanya. Senyum Chanyeol terkembang, dia balas memeluk erat kekasihnya.
"Terima kasih, by. Mungkin kau belum tahu soal ini. Tapi sebaiknya kau jangan terbang lagi ya. Jantungku nyaris copot melihatmu terbang. By, kau adalah putra Dewa Hades, dan langit adalah wilayah kekuasaan dewa Zeus. Kau sendiri tahu buruknya hubungan keduanya kan?" jelas Chanyeol dengan nada lembut. Sehun mengangguk paham. "Aku takut suasana hati Dewa Zeus sedang buruk dan melihat kau terbang, bisa bisa kau dibuat jatuh. Aku tidak bisa membayangkan itu." Chanyeol menggeleng saat mengucapkan kalimat terakhirnya. Dia kembali memeluk erat Sehun. "Tolong pahami, by."
Sehun mengangguk. "Iya, hyung maaf membuatmu cemas." Dia cemberut dan membenamkan wajahnya di pundak Chanyeol. "Aku sangat merindukanmu hyung. Malam ini menginap di kabinku ya." Sehun mengangkat kepalanya dan menatap Chanyeol dengan tatapan memelas.
Chanyeol tersenyum. "Eiy, sejak kapan Sehunnie jadi pelanggar hm? Tapi tidak apa apa. Hyung akan menginap kok." Dia mengusak sayang rambut halus Sehun. Iris hijaunya tak lepas dari memandang wajah kekasihnya.
Sehun tentu saja girang. "Yes! Terima kasih hyungie."
__________________________________
"Perhatian semuanya. Ada hal penting yang harus disampaikan."
Suara Chiron terdengar lantang. Dia pun menghentakan kaki depan sebelah kanannya ke lantai pavilium. Membuat semua blasteran memperhatikannya sekarang. "Ini mengenai hilangnya 3 blasteran yang terjadi belakangan ini. Kita tidak kunjung mendapat petunjuk apapun dari ketiga kasus penculikan itu. Oleh karena itu aku mengutus Chanyeol untuk menemui Oracle dan meminta petunjuk darinya. Dan aku juga mengutus Chanyeol untuk memimpin misi pencarian blasteran yang di culik." Chiron mulai berpidato singkat. Mata tuanya ia arahkan ke meja kabin 4 dimana Chanyeol duduk. "Chanyeol, sampaikan apa yang oracle beritahukan padamu."
Chanyeol mengangguk dan berdiri. Dia berjalan ke tengah pavilium di dekat Chiron. Berbagai respon bermunculan diantara blasteran yang lain. Ada yang tersenyum, ada yang berbisik membicarakan ini itu mengenai Chanyeol. Kris di meja kabin 5 tampak jengah dengan tatapan dia-lagi-dia-lagi. Jongin menatap tak suka kearah Chanyeol. Dan Sehun memandang Chanyeol dengan tatapan kagum. Betapa kekasihnya ini begitu hebat karena selalu mendapat kepercayaan untuk memegang misi. Tapi ucapan Jongin tadi siang membuat senyumnya luntur. Apa benar Chanyeol akan meninggalkan perkemahan terlebih meninggalkannya. Perasaan Sehun jadi kalut.
"Baiklah, teman teman. Tadi siang aku sudah menemui Rachel dan meminta petunjuk dari Oracle. Dan Oracle benar benar menyampaikan ramalannya." Chanyeol membuka pidatonya. Para blasteran mulai memperhatikan Chanyeol karena tertarik tentang ramalan Oracle. Berarti masalah penculikan ini adalah masalah besar dan akan mempengaruhi kedamaian perkemahan.
"Dan apa saja ramalan itu?" tanya Chiron.
"Ramalannya adalah: 'Gelap hati gelap mata. Saat kesombongan melahirkan dendam. Menuntut ego yang mereka anggap keadilan. Hingga bumi terbelah seolah menyiapkan liang lahat. Dan terwujudlah pengorbanan'." lanjut Chanyeol. Bulukuduknya kembali meremang saat mengucapkan ramalan itu.
Seketika pavilium menjadi hening. Chiron dan blasteran lain tertegun mendengar isi ramalan itu. Entah kenapa ramalan itu terdengar tidak begitu bagus. Chiron tampak resah. Dia tidak mau terjadi hal buruk menimpa perkemahan dan para blasteran. Tapi ramalan sudah diterangkan. Tinggal menunggu waktu hingga semuanya menjadi kenyataan.
"Kesombongan yang melahirkan dendam, aku rasa itu merupakan penyebab kenapa semua ini bisa terjadi." tanggap Chiron.
Chanyeol menoleh dan mengangguk. "Sepertinya begitu aku juga memikirkan hal yang sama."
"Tapi tidak ada petunjuk tempat. Karena semua blasteran hilang di hutan berarti memang harus dicari di hutan. Chanyeol, bentuklah tim berjumlah 3 orang termasuk kau di dalamnya." intruksi Chiron. Chanyeol menoleh dengan dahi mengernyit.
"Lima saja, Chiron."
"Tiga,"
"Lima,"
"Tiga atau tidak sama sekali." final Chiron. Chanyeol menghela nafas. Dia harus menurutinya. Chanyeol kembali melihat kedepan sambil memikirkan siapa kira kira yang akan ia ajak untuk menjalankan misi ini. "Terakhir kali misi dijalankan oleh 5 orang, dua diantaranya tidak kembali. Lima adalah angka yang buruk." lanjut Chiron menjelaskan kenapa dia bersikukuh dengan jumlah yang ia putuskan tadi.
Chanyeol kembali menoleh dengan raut penasaran. "Kenapa?"
"Meninggal." jawab Chiron. Yang membuat Chanyeol terkesiap. Dia kembali mengingat pengorbanan dalam ramalan itu. Dia tidak boleh membuka peluang celakanya blasteran. Chanyeol menghela nafas gugup dan kembali melihat kearah teman temannya untuk berpikir siapa yang akan ia ajak membentuk tim.
Setelah cukup lama berpikir Chanyeol menyebutkan satu nama. "Sehun."
Berbagai respon didapat saat Chanyeol menyebutkan nama itu. Sehun sendiri kaget dan tercengang. Dia menatap Chanyeol yang berdiri didepan sana dengan perasaan campur aduk.
"Sehun? Kau yakin, tuan Park? Sehun belum sebulan ada di perkemahan ini." tanya Chiron mempertanyakan keputusan Chanyeol.
"Aku yakin Chiron. Sehun belajar dengan cepat saat berlatih. Dia demigod yang berbakat. Saat menjalani misi dengannya di hutan aku bisa melihat Sehun sanggup menjalani misi ini. Wendy menjadi saksinya." Chanyeol menjelaskan alasannya. Selain itu dia punya alasan sendiri. Dia tidak mau meninggalkan Sehun di perkemahan. Apalagi disaat kacau seperti ini. Chanyeol bisa gila kalau sesuatu yang buruk menimpa Sehun saat dia tidak ada. Setidaknya harus ada dia untuk melindungi anak itu memastikan dia baik baik saja.
Sehun cukup tertegun mendengar alasan yang dikemukakan Chanyeol. Dia tidak menyangka Chanyeol memperhatikannya sejauh itu. Sehun sebenarnya lega karena Chanyeol tidak akan meninggalkannya. Ya karena dia ikut dengan lelaki itu. Tapi Sehun tidak bodoh, dia tahu ini misi sulit. Lebih sulit dari sebelumnya. Dia belum cukup kuat. Dia takut malah membebani Chanyeol nanti. Sehun merasakan jantungnya berdebar begitu kencang karena risau. Tangannya yang ada meja mulai terasa dingin. Dia mengusap tangannya sendiri. Dia takut malah membuat Chanyeol celaka dan terluka parah. Dan ramalan yang Chanyeol sebutkan tadi menghantui pikirannya.
Chiron mengangguk setelah mendengar penjelasan itu. "Baiklah, siapa yang terakhir?"
Chanyeol kembali berpikir dan mengedarkan pandangannya keseluruh blasteran yang ada di sana. Dia butuh blasteran yang kuat yang setidaknya bisa membantu Chanyeol. Matanya sempat melirik Jongin. Jongin adalah demigod kuat. Tapi Chanyeol tak suka tatapan lelaki itu saat menatapnya. Tidak akan ada kerjasama yang baik. Dan Chanyeol tidak mau Jongin kembali menyentuh Sehun. Satu nama terlintas di benaknya. "Kris."
Para blasteran cukup terkejut mendengar nama yang Chanyeol pilih untuk menemaninya menjalankan misi. Chiron tampak heran, bukankah Chanyeol mencurigai Kris, tapi kenapa? Kris yang namanya dipanggil menatap Chanyeol dengan sebelah alisnya terangkat.
"Aku membutuhkan demigod yang kuat. Dan Kris adalah yang bisa aku percayai." Chanyeol mengutarakan alasan kenapa dia memilih Kris.
Chiron mengangguk. Dia tahu Chanyeol pasti sudah memikirkan matang matang tentang keputusannya. Dia percaya pada Chanyeol. "Baiklah, keputusan Chanyeol sudah final dan 3 blasteran itu yang akan berangkat ke hutan mencari para korban. Dan sisanya yang ada di perkemahan, aku akan membagi kalian kedalam beberapa tim. Kalian harus berjaga, jangan sampai kita kecolongan lagi. Dan selama berjaga hindari hutan. Jangan sampai kalian bepergian sendiri harus bersama setidaknya satu orang agar kalian aman. Mengerti?" jelas Chiron.
"Mengerti, Chiron." jawab para blasteran serempak.
"Baiklah, kalian bisa membubarkan diri dan kembali ke kabin masing masing. Jangan berkeliaran dan langsung ke kabin." Chiron menutup rapat singkat itu.
Chanyeol menghela nafas panjang. Banyak hal memenuhi benaknya. Termasuk dua orang yang akan mendampinginya menjalani misi. Apakah keputusannya benar? Tak lupa dia berdoa kepada dewa dewi untuk melindungi kelompok mereka dan semua yang ada diperkemahan.
_________________________________
Bersambung....