Doyoung And His Temperament [...

By wholoveya

10.4K 1.6K 465

Doyoung yang temperamental dan tsundere, memiliki hubungan dengan Taeil yang notabene-nya tenang dan sabar me... More

PROLOGUE
2
3
4
5
6
7
8

1

1.8K 251 45
By wholoveya

Orang kampus bilang Doyoung itu tampan bahkan sangat, berbakat tentu saja, namun hanya satu yang membuat orang-orang tidak mau dekat dengannya kecuali orang-orang yang tahan banting, sifatnya. Doyoung memiliki sifat yang hampir semua orang di dunia ini membencinya, pemarah, ego tinggi, tidak peduli, dan kurang menguasai sabar.

Si pemuda dengan cap The Temperamental Boy ini berkuliah dijurusan seni musik dengan prestasi sebagai kandidat murid dengan vokal terbaik tahun ini karena nada tinggi dan suara lembutnya yang mampu membuat siapa saja merinding.

Hari ini adalah jadwal latihannya untuk memperebutkan gelar terbaik itu, namun lapangan indoor di gedung jurusannya telah dipakai seseorang dengan gitar dan stand microphone, memetik alat musik itu dan mulai bernyanyi. Doyoung dibuat terpaku di tempat begitu suara merdu itu menyentuh telinganya. Dengan penghayatan yang baik seorang pemuda yang kini memakai tempatnya itu membuat Doyoung yang semula tak terima kini begitu menikmatinya seolah terhipnotis.

Benar-benar seperti terhipnotis hingga ketika si penyanyi itu berhenti Doyoung pun akhirnya tersadar, matanya yang semula terpejam kini terbuka dan saling bertubrukan dengan milik si penyanyi. Raut kesal dan malu dengan pipi yang merona terlihat sangat manis kala ia terpergoki oleh si penyanyi itu.

"Halo," Sapa si pemuda dengan microphone-nya, membuat suara yang baru saja bernyanyi indah itu menggema hingga kesudut.

Doyoung membuat raut kesalnya berubah menjadi marah dan kini ia menghampiri si pemuda dengan gitar itu, berdiri tegak dengan tangan bersedekap dada dan mata bak kelinci itu menatap tidak ramah. "Ini tempatku hari ini, tidak ada yang boleh memakainya," Katanya dengan angkuh.

"Siapa kau?" Tanyanya mempertahankan keangkuhannya.

Si pemuda hanya tersenyum ramah lalu menjawabnya dengan santai, "Hanya orang iseng."

Jawaban si pemuda membuat Doyoung semakin kesal. Ternyata orang itu cukup sombong, Doyoung tersenyum merendahkan. "Pergilah, tempat ini milik calon vokalis terbaik tahun ini." Katanya memperkenalkan siapa dirinya.

Si pemuda mengangguk lalu menjawab dengan menjengkelkan, "Oh," Sembari berjalan pergi dari hadapan Doyoung.

Doyoung mendengus, mood-nya berubah buruk karena orang yang baru pertama kali dilihatnya di lingkungan kampus.

Namun si pemuda berbalik dan kembali memergoki Doyoung yang tengah melihat pada kepergiannya. Lagi si pemuda itu menatap mata bak kelinci milik Doyoung. "Kim Doyoung kah?" Tanyanya.

Doyoung tidak menjawab, ia berbalik dengan cepat dan berpura-pura menyingkirkan microphone. "Ini pertama kalinya aku melihatmu, kau orang yang cukup menarik." Tambahnya.

Ketika Doyoung berbalik untuk mencibir si pemuda, pemuda itu terlebih dahulu berjalan tak menunggu respon Doyoung. Orang yang misterius, Doyoung benci orang sok misterius.

.

.

.

Bangun di pagi hari dan datang sedikit terlambat untuk sarapan di Kafeteria kampus dengan keadaan tidak terlalu bagus, tenggorokannya agaknya sedikit sakit. Doyoung memakai syal untuk melindungi tenggorokannya dari udara dingin, dan begitu ia melewati lorong menuju kafeteria ia mendengar begitu banyak omong kosong yang membuat paginya semakin terasa tidak bagus. Mendengus dan mencoba mengabaikan apapun itu namun ia bukan orang yang bisa mengabaikan sesuatu yang menurutnya mengganggunya!

"Dan hanya Kim Doyoung yang belum membuat demo untuk promosi,"

"Ya disaat semua orang tengah gencar, aku tidak tahu kenapa dia begitu percaya diri dengan kemampuannya dan keyakinannya akan menjadi vokalis terbaik—"

"Permisi, kalian sedang membicarakan orang itu." Doyoung memotong dengan suara yang terdengar tidak merdu seperti biasanya, ia terdengar nyaris seperti seorang kakek yang sedang berbisik.

Dua orang pemuda dari jurusannya terlihat kikuk, mereka terburu-buru pergi melewati Doyoung seolah ia tak ada di hadapan mereka. Itu menyebalkan tentu saja bagi Doyoung, memang hanya dirinya yang belum menyiapkan demo dan sialnya lagi hampir semua orang menggunakan demo sendiri dengan dibantu anak-anak yang bisa membuat lagu, kelemahan Doyoung adalah ia tidak terlalu dekat dengan anak-anak itu dan kemampuannya dalam menulis lagu mungkin bisa dikatakan agak payah karena ia lebih fokus pada suaranya untuk saat ini.

Doyoung menghela nafas, biarlah ia memikirkan itu nanti setelah sarapan karena perutnya sudah berdemo. Memasuki kafeteria kampus ia langsung mengantri untuk memesan sarapannya, setelah mendapat sarapannya ia memilih mengabaikan Jaehyun yang tengah melambai padanya memberi tanda bahwa tempatnya masih kosong di sana. Doyoung mungkin memilih meja secara acak dan menempatkan dirinya dengan beberapa anak dari jurusan musik yang tak begitu ia kenal.

"Aku kehabisan tempat." Katanya acuh lalu memulai menyantap sarapannya dengan tenang tanpa memperdulikan bahwa anak-anak itu merasa canggung dan menghentikan aktifitas mereka karena keberadaan Doyoung.

Namun belum lima menit Doyoung dengan sarapannya sang teman; Jaehyun menghampirinya, menepuk pundaknya dan berakhir ia tersedak karena terkejut. "Kau selalu kejam," Katanya sembari terkekeh dan mengabaikan bahwa temannya itu tengah terbatuk karena ulahnya.

"Angkut makananmu dan pindah ke tempat kita, ayo!"

Beruntung saat Jaehyun menarik Doyoung, si pemuda itu sudah memegang nampannya dengan erat jadi tak ada insiden makanannya tertinggal di sana. Di meja yang biasa di tempati teman-temannya, Jaehyun tentu saja menjaga kursi untuk Doyoung, menempatkan bokong Doyoung pada kursi yang sedari tadi ia jaga dan barulah Jaehyun duduk di sampingnya.

Si pemuda dengan lesung pipit itu tersenyum senang sementara Doyoung dengan suasana hati yang buruk melanjutkan sarapannya tanpa melihat pada sekeliling meja mereka.

"Kau kedinginan atau sedang menyembunyikan tanda dari seseorang di sana?" Tanya Haechan.

Doyoung hanya berdecak menanggapi pertanyaan Haechan yang selalu tak masuk akal menurutnya, ia yakin semua orang tahu ia tidak begitu peduli dengan hal seperti yang selalu Haechan tuduhkan padanya. Tidak mungkin ia melakukan seks, tidak peduli dan tak mau peduli, yang ia pedulikan adalah bagaimana ia harus menjadi yang terbaik dari yang terbaik.

Karena Doyoung tak menanggapi pertanyaan yang memang bersifat canda itu, Haechan memutuskan untuk mengganti topik baru untuk dibicarakan, dan kebetulan Doyoung ada di sini karena ini diperkhususkan untuk si pemuda dengan wajah imut mirip kelinci itu. "Hei, hari ini aku akan mempromosikan demo yang aku buat dengan Mark," Terlihat dari wajah Haechan yang menampilkan kejahilan di sana, ia memang bermaksud memancing reaksi Doyoung.

Doyoung berhenti bergerak untuk sesaat lalu mulai memandang Haechan yang tengah menatapnya. Dengan sorot persaingan Doyoung menatap Haechan sebelum menanggapinya. "Apa kau berencana membuat demo sendiri?" Tanya Haechan pada akhirnya.

"Entahlah, tapi seperti yang kita ketahui profesor Lee mengatakan aku mampu menyaingin hampir seluruh siswa kelas vokal dan bahkan bulan ini namaku bertahan di urutan atas siswa dengan vokal terbaik—"

"Tapi seperti yang kita tahu juga, namaku juga ada di sana," Potong Haechan.

"Hei ada apa dengan suaramu?" Lanjut Haechan karena baru saja menyadari suara Doyoung yang serak.

"Menurutmu?" Sinis Doyoung.

"Terlalu dalam meng—"

"Hentikan, Hentikan kau terlalu vulgar pagi ini apakah ini karena lagu demo buatan Mark?" Jaehyun segera menutup bibir Haechan, sedangkan Haechan hanya mengangkat bahunya sembari berbicara tidak jelas karena tangan Jaehyun di bibirnya.

Doyoung mulai merasa rasa percaya dirinya menurun sebab banyak orang menggunakan lagu demo sedangkan dirinya dengan yang dinyanyikan ulang. "Apa tahun ini memang harus menggunakan demo?" Doyoung bertanya dengan tatapan yang terlihat kurang bersinar.

Kurang dari seminggu lagi dan ia terlalu ceroboh untuk tidak memperhatikan semua orang, Doyoung memang bukan orang yang memperhatikan apa yang sedang digemari atau sedang trend, ia terlalu kolot.

"Tahun lalu saat Taeyeon memenangkan vokalis terbaik tidak ada yang menggunakan demo." Lanjut Doyoung.

"Itu karena professor Woo tahun ini menjadi jurinya," Jaehyun menjawab.

"Karena itu aku ingin mengenalkan seseorang yang mampu membantumu!" Secerah mentari Jaehyun tersenyum dengan lubang pipi manis terlihat.

Meskipun Jaehyun menawan Doyoung lah satu-satunya orang yang tidak terpengaruh si menawan itu. Mungkin hatinya terbuat dari batu, semua orang berpikir begitu padanya.

"Bukankah kau sudah bertemu dengannya tadi malam?" Tanya Jaehyun.

Doyoung menatap Jaehyun sembari mengerjapkan matanya tidak mengerti, tadi malam siapa dan di mana? Ia tidak bertemu dengan siapapun tadi malam atau...

"A-apa?" Tanya balik Doyoung memastikan kalau orang yang dimaksud Jaehyun bukanlah orang yang tadi malam membuat mood-nya buruk.

Jaehyun menatap Doyoung curiga, apa jangan-jangan si pemuda yang memiliki paras bak kelinci ini mengusir temannya tadi malam? Mengingat sifat buruknya yang mudah sekali marah pada hal kecil.

"Oke, begini saja jika kau tidak bertemu dengannya tadi malam, aku akan memanggilnya lagi setelah kelas berikutnya." Jaehyun memutuskan, ia tahu Doyoung tidak mungkin mengaku jika ia telah mengusir temannya.

Membuat sendiri demonya atau dibantu seseorang dari jurusan lain, tanpa bantuan 'temannya' pun Jaehyun bisa saja membantu Doyoung meski si lesung pipit itu tidak mengikuti kompetisi tahunan ini dan mampu membuatkannya sebuah lagu demo, namun Jaehyun satu jurusan dengan Doyoung dan itu tidak valid, Doyoung akan didiskualifikasi.

.

.

.

Mungkin Doyoung harusnya menjalin pertemanan yang baik dengan anak-anak jurusan seni musik lainnya seperti pemuda tampan dengan wajah bak karakter buku komik bernama Lee Taeyong, bukannya ia tidak berteman baik hanya saja ia memang tidak begitu bisa se-humble Jaehyun atau Johnny karena sikapnya sejak lahir ditakdirkan seperti ini, bukan berarti tidak ramah hanya saja... entahlah yang jelas rasanya terlalu sulit bersikap seperti tu, terlebih di Universitasnya hampir semua orang terlihat sangat kompetitif.

Doyoung mungkin sudah putus asa, ia tidak percaya pada orang yang Jaehyun janjikan bisa membantunya, bahkan ia hampir selalu tidak percaya pada teman-teman dekatnya karena mereka terlalu jahil padanya. Doyoung bergegas menuju kelas Lee Taeyong berharap pemuda itu masih di sana, ia sebenarnya merasa agak malu karena ingin meminta bantuannya tapi mau bagaimana lagi? Taeyong bisa membantunya membuat demo dengan cepat, Taeyong murid yang disukai professor Kwon dan tentu saja bukan tanpa alasan.

Doyoung mengintip lewat jendela kelas Taeyong, menyapukan pandangannya pada kelas dari ujung ke ujung namun tidak ada pemuda Lee itu. Doyoung menghembuskan nafasnya dengan cara yang terlihat imut, belah bibirnya memaju mengikuti nafas yang keluar dari sana lalu berakhir dengan bibir yang mengerucut.

"Apa yang kau lakukan di jendela kelasku?"

Doyoung tersentak, ia berbalik dan melihat pemuda yang ia cari. Agaknya pemuda Kim itu cukup kesulitan untuk menyunggingkan senyum ramah karena jujur saja ia tidak akrab dengan Taeyong. "Aku mencarimu," Katanya pada intinya.

"Bisakah—"

"Maafkan aku tapi aku tidak bisa membantumu," Jawab Taeyong segera.

"Aku belum mengatakan—"

"Tapi aku tahu itu." Potong Taeyong yang mana membuat tangan Doyoung terkepal kesal karena Taeyong yang sepertinya tengah melakukan balas dendam padanya.

Ternyata ada perselisihan kecil antara Doyoung dan Taeyong dimasa lalu, atau lebih tepatnya bukan perselisihan melainkan hanya kesalahpahaman. Ini bukan karma untuk Doyoung dan ia pun tidak berpikir demikian karena ia tak melakukan kesalahan apapun, dimasa lalu Taeyong pernah meminta Doyoung untuk membantu tugasnya dimana Taeyong harus menggaet vokalis, namun kala itu Doyoung juga memiliki tugasnya dimana ia tak bisa menambah seorang rapper atau sub vokal karena tugasnya adalah solo dan diwaktu yang bertepatan dengan tugas Taeyong.

Taeyong menganggapnya sombong karena nada bicara Doyoung yang pada saat itu ia tidak tahu kalau memang seperti itulah nada bicara Doyoung, hingga saat ini semua orang menganggap mereka saling membenci karena tak pernah bertatap wajah atau bertegur sapa, namun ajaibnya Doyoung dan Taeyong mengetahui masing-masing.

"Ap— Hei ada apa denganmu?" Tanya Doyoung mulai menunjukan kekesalannya dengan memelototi Taeyong.

"Aku?" Taeyong tertawa. "Kau harus bertanya pada dirimu sendiri."

"Baik, lupakan saja!" Bentak Doyoung lalu pergi dengan langkah kesal.

Doyoung memperingatkan siapa saja untuk tidak mengganggunya, setiap orang yang melihatnya secara otomatis menjauh karena aura yang dikeluarkannya benar-benar hitam. Matanya menatap lurus dengan bibir terkatup menyembunyikan gemeletuk giginya, ia punya alasan untuk tidak menyukai Taeyong sekarang.

Sekarang harapannya adalah seseorang yang Jaehyun katakan bisa membantunya, ia berharap seseorang itu benar-benar dapat membantunya.

Doyoung turun kebawah untuk pergi ke kafeteria, bukan sekedar untuk makan siang tapi juga untuk bertemu Jaehyun. Namun karena langkahnya yang diselimuti emosi yang belum padam dari pertengkaran kecilnya dengan Taeyong, ia menabrak bahu seseorang dan tak segan memelototinya walau di sini ia yang salah.

"Apa yang kau—"

Doyoung terdiam ketika orang yang ditabraknya ialah seorang pria yang tadi malam berada di lapangan. Pria itu malah tersenyum padanya lalu menyapanya, "Halo, kita bertemu lagi."

"Minggir." Ketusnya dan Doyoung hanya melewatinya begitu saja tanpa menyapanya kembali.

Hal pertama yang Doyoung pesan adalah minuman dengan banyak es batu, ia perlu mendinginkan hati dan pikirannya. Jaehyun belum datang atau mungkin memang benar si tampan berlesung pipit itu hanya mempermainkannya seperti hobi teman-temannya yang lain? Dan itu adalah alasan kedua ia membeli es batu karena ia semakin panas.

Tapi si pria lengsung pipit itu datang, ia melihat Doyoung dari kejauhan dan yang dilakukan si pria mirip kelinci itu hanya diam dengan mata yang fokus pada kotak tisu seperti hendak meledakannya, tangan memegang minumannya di depan dada dan mengunyah es batu, terlihat menakutkan.

Tanpa menyapanya Jaehyun langsung menarik kursi dan duduk di seberangnya dengan membawa seseorang di sampingnya dan Doyoung masih belum sadar jika ia sudah berada di depannya, mungkin Doyoung benar-benar kesal.

"Apa yang terjadi denganmu?" Tanya Jaehyun membuat Doyoung menoleh padanya dan benar-benar mirip tokoh creepy didalam film thriller.

Alih-alih menjawab Jaehyun, mata Doyoung terlebih dahulu menangkap seseorang di samping Jaehyun atau lebih tepatnya orang yang dibawa si lesung pipit itu.

"Ini seseorang yang bisa membantumu, dia temanku dari gedung B jurusan broadcasting tapi percayalah dia seharusnya berada di gedung A bersama kita, dia Moon Taeil."

Seseorang yang Jaehyun kenalkan bernama Moon Taeil itu tersenyum pada Doyoung lalu membungkuk kecil. "Halo, ternyata memang ditakdirkan bertemu." Katanya.

Doyoung seketika mempelototi Jaehyun, apa maksud si lesung pipit itu? Apa yang bisa teman si lesung pipit itu bantu untuknya?

"Teman-teman yang lain tidak bisa makan siang bersama dan seharusnya aku juga tapi aku ini seorang teman yang baik," Ucap Jaehyun tanpa merespon mata Doyoung.

"Taeil memiliki bakat yang luar biasa, dia bisa menciptakan lagu dengan waktu yang cukup singkat jadi dia akan benar-benar membantumu." lanjutnya.

"Tapi—"

"Nah Kim Doyoung, aku sudah tahu banyak tentangmu dari Jaehyun dan tentu saja kau juga terkenal hingga ke gedung B," Taeil terkekeh dan Doyoung bersumpah ia merasa kesal.

"Aku akan membantumu menjadi vokalis terbaik tahun ini."

[N/A]

Halo! saya nggak nyangka ada yang nunggu work saya yang ini padahal saya pesimis banget loh hehehe :)

Continue Reading

You'll Also Like

312K 32.8K 38
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
55.3K 1.3K 13
Kumpulan Oneshoot perkapalan jkt48 Ingat! Dosa tanggung sendiri 🫵 (slow update) (kelebihan) sedikit brutal dan lumayan panjang (kekurangan) up lama...
53.7K 6.9K 51
[DISCLAIMER!! FULL FIKSI DAN BERISI TENTANG IMAJINASI AUTHOR. SEBAGIAN SCENE DIAMBIL DARI STREAM ANGGOTA TNF] "apapun yang kita hadapi, ayo terus ber...
80.2K 6.2K 37
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.