Sean kembali masuk ke dalam rumah dengan muka yang merah tercampur dengan emosi, Milly menuruni tangga dan melihat Sean sedang duduk sambil terlihat sedang menahan marah.
"Siapa?" Tanya Milly sambil mengaduk coklat hangat ditangan nya.
"Ga penting"
Jawab Sean santai sambil memainkan ponsel milik nya, Milly hanya mengangguk karena kali ini dia malas untuk bertanya, apalagi kalau dia bertanya-tanya Sean bisa menyangka dia perduli kepada nya, padahal massa bodo, mau cewe atau pun cowo, bukan urusannya.
Keesokan harinya
Di sekolah, seperti biasa Milly diantar oleh Sean sampai ke gerbang lalu pergi berjalan ke kelas nya masing-masing.
Terlihat Mayang dan Keyra sedang bekerja keras untuk mengerjakan tugas yang belum tuntas.
"Pr apaan?"
Tanya Milly menggebrak meja sambil mengunyah permen karet.
"Kimia, lo udh Mill?" Jawab Keyra.
"Ah santai, kedipin aja sama gua pak Janu mah"
"Coba aja tuh kedipin, siapa tau tugas nya kaga jadi di kumpulin sekarang"
Ucap Mayang sambil fokus menulis.
Sedang kan Milly dan Keyra hanya ikut tertawa.
Saat mereka sedang mengerjakan tugas tiba-tiba Fita DKK langsung masuk ke kelas Milly dan menggebrak meja nya, membuat Milly langsung terkejut.
"Ngapain lo bangsat, datang-datang nge gebrak meja gue!"
Ucap Milly sambil berdiri di bangku nya.
"Bilangin ke nyokap lo, gausah ganggu bokap gue lagi, karena gue ga sudi punya sodara kaya lo!"
Ucap Fita dengan penuh penekanan, membuat Milly heran, apa maksud nya Fita.
"Dan bilangin gue juga ga sudi punya ibu tiri kaya dia"
Milly mencerna kata-kata Fita barusan, Ibu tiri? Apa lagi ini, tidak salah lagi Mamah nya pasti ingin menikah dengan Papah nya Fita.
"Bilangin gue juga ga sudi punya Bapa tiri dan sodara licik kaya lo!"
Milly beranjak dari bangku nya lalu pergi ke luar kelas dan pergi ke rooftop sekolah nya sambil sesekali menendang barang di sebelahnya.
"Bangsat emang tu jalang, siapa juga yang mau jadi sodaranya, ga ngotak, gila, mending gue mati aja sekalian, ga perduli gue sama semua, lagian buat apa gue hidup, kalau semua orang ga pernah denger omongan gue"
"Terus, buang semua rasa kesel lo"
Tiba-tiba terdengar suara parau dari arah belakang Milly, ternyata itu adalah Sean, sejak kapan ia ada disini. Spontan Milly langsung mengusap air mata nya.
"Se-sejak kapan lo disini?"
"Dari lo ngomong bangsat tu jalang, siapa juga yang mau jadi sodaranya, ga ngotak, gila, mending gue mati aja sekalian, ga perduli gue sama semua, lagian buat apa gue hidup"
Jawab Sean sambil meniru ucapan Milly juga nada bicaranya membuat Milly menjadi malu.
"Tapi emang bener gue kesel banget, masa nyokap gue mau nikah sama bokap nya Fita, gue ga bisa biarin, gue harus gagalin semua rencana nya!"
Milly menggebrak tembok di sebelahnya membuat tangan nya menjadi merah.
"Aw"
Spontan Sean langsung mengambil tangan Milly dan mengusap nya pelan.
"Jangan gegabah, ikutin aja alurnya, kalau memang udah waktunya semua nya bakal berjalan juga"
Ucap Sean dengan bijaksana, sambil menggenggam tangan Milly, Milly hanya bisa menatap Sean dengan dalam. "Kenapa gue jadi deg-degan gini ya deket Sean" batin Milly.
"Gausah deg-degan gitu, gue juga sama ko"
Ucap Sean membuat lamunan Milly menjadi goyah, dan membulatkan matanya saat Sean berbicara, bagaimana ia tahu apa yang di rasakan nya.
"Sean"
"Hm?" Ucap Sean sambil menatap lurus pandangan ke depan.
"Lauren siapa?"
Tanya Milly polos
Sean langsung menghela nafasnya kasar, lalu menatap wajah Milly dengan dalam.
"Kenapa lo penasaran banget?"
"Emang salah kalau gue tau, gue kan istri lo Yan"
"Tumben"
"Tumben apaan?"
"Ga, yaudah gue ceritain, jadi Lauren itu adalah mantan gue, entah dulu gue terobsesi banget sama dia, dan dia malah so jual mahal dan nyia-nyiain gue gitu aja, dan malah milih itu tuh, mantan lo, si Elang"
"Elang lagi?" Ucap Milly pelan
"Sekarang dia malah balik lagi ke gue, dan malah mohon-mohon supaya gue terima dia lagi, ya otomatis gue tolak lah, dia malah ga terima, dan bilang sampai kapanpun gue akan terus kejar lo, emang ya cewek itu banyak drama ngomong doang, yabuy"
Ucap Sean sambil menyenderkan tubuh nya ke tembok sambil memasukkan kedua tangan ke kantong celananya.
"Terus, lo sama Elang kenapa bisa putus?"
"Hmm, Alm Papah gue ga setuju pas gue pacaran sama Elang, Papah bilang Elang ga baik buat gue, padahal waktu itu hubungan gue sama elang baik-baik aja, sampai tiba-tiba papah meninggal,
terus gue sama Elang langsung putus, dan sama kaya Lauren dia masih ngarep sama gue, padahal gue juga udah bilang baik-baik sama dia kalau gue ga cinta sama dia, udah lah yang gue fikirin adalah caranya buat ngebahagiain mamah, karena sekarang gue cuman punya Mamah"
Sean tersenyum kagum, dan langsung mengusap kepala Milly lembut.
"Lo pasti bisa Mill"
_____________________________
Maya, Heru dan Fita sedang duduk di sebuah meja makan besar tepatnya di rumah Heru, sebelumnya Maya sudah mengabari Milly dan Sean supaya datang di acara makan malam ini namun Milly menolaknya karena malas.
"Sayang, kamu mau makan apa, nih Tante udah masak banyak makanan untuk kamu"
Ucap Maya sambil menuangkan nasi ke piring milik Fita dan Heru.
"Ogah" ketus Fita sambil menatap sinis Maya.
"Fita! Yang sopan sama calon mamah kamu!" Ucap Heru dengan sedikit membentak Fita.
"Apaan sih Pah, siapa juga yang mau punya Mamah baru, aku ngantuk mau tidur banyak tugas juga, permisi!"
Fita membanting sendok dan garpu dengan keras ke atas piring tersebut lalu pergi ke kamar nya.
"Maafin Fita ya Ris, mungkin dia belum rela kalau aku menikah lagi"
Ucap Heru dengan merasa bersalah, sedangkan Risa hanya tersenyum sambil mengusap bahu Heru.
"Ga papa, namanya juga anak muda Mas"
___
Milly mendengus kesal sambil merebahkan badan nya di kasur, ia menendang nendang sebuah guling di pinggir nya sehingga kasur nya berantakan.
"Ihhhh bangsat, pake acara mau kawin segala najis ga sudi!"
Ucap Milly langsung duduk di pinggir kasur.
Tak lama kemudian Sean pun datang dan membuka pintu kamar lalu terkejut melihat seisi kamar yang berantakan. Dan melihat wajah Milly yang kusut. Sean menggelengkan kepalanya lalu duduk di sebelah Milly.
"Waras lo?"
Ucap Sean pelan sambil menatap Milly, spontan Milly langsung memukul dada Sean dengan emosi, membuat Sean semakin bingung.
"Eh-eh, wah gila beneran ini"
"SEAN"
Ucap Milly dengan nada suara yang cukup tinggi membuat telinga Sean menjadi sakit.
Tak lama kemudian mata Milly berkaca-kaca dengan wajah yang imut nya.
"Lah ko nangis, eh Mill, kenapa?"
Ucap Sean panik, ia sedikit tidak tega jika melihat wanita menangis apalagi ini orang yang ia cintai, mungkin?.
"Nyokap gue mau nikah lagi hiks hiks, mana tiga hari lagi, kan anjj"
"Bahasa"
"Ih Sean, gue ga sudi. Gak sudi. Gak sudi, apalagi punya sodara kaya si Fita najis amit-amit"
Sean yang mendengar nya hanya menyengir, melihat wajah Milly yang menggemaskan ketika berbicara sambil emosi.
"Ya mau ga mau lo harus terima lah, lo bilang kan mau ngebahagiain nyokap lo, kalau dengan lo setuju nyokap lo nikah lagi, itu bisa bikin dia bahagia kan?"
Ucap Sean dengan bijak membuat Milly berfikir sejenak, benar juga apa kata Sean, ia sekarang hanya memiliki Mamah satu-satunya, tidak ada orang yang bisa buat ia bahagia kecuali mamah.
"Ya tapi ga sama Bokap nya si Fita juga kali"
Jawab Milly memutar kedua bola matanya malas.
"Berarti nanti dia jadi kakak ipar gue dong hahaha"
Ucap Sean tertawa, sedangkan Milly hanya memasang wajah murung nya, Sean pun mengusap kepala Milly pelan.
"Udah jangan di difikirin, mau makan ga? gue traktir deh kali-kali"
"Halah paling nanti disekolah minta ganti kalau lo mau jajan Mang Jejen"
"Ya itu sih urusan nanti yang penting sekarang, mau kaga?"
"Yaudah iya, ayo"
"Nah gitu dong"
Milly beranjak dari tempat tidurnya lalu menggunakan jaket lepis milik nya, sedangkan Sean setia menggunakan jaket kulit nya.
Saat mereka tiba di rumah makan pinggir jalan langganan Sean, mereka langsung menempati tempat duduk di ujung dekat jendela karena menurutnya tempat ini begitu nyaman apalagi ditambah sejuk nya udara dari luar jendela.
"Pesen apa?" Tanya Sean sambil menyerahkan daftar menu
"Samain aja kaya lo"
"Yakin mau kopi?" Ucap Sean.
"Yakin" balas Milly sambil menaik turunkan alisnya dengan cepat.
"Makanan nya?"
"Serah lo"
"Ah cewek apa-apa seterah, giliran udah ada makanan nya baru bilang aku gasuka"
Ucap Sean sambil memperagakan ucapan seperti wanita pada umumnya.
"Pacar lo kali, gue si engga ya, maap-maap aja"
Sean pun mengangkat bahu nya acuh lalu pergi memesan makanan dan minuman tersebut dan kembali ke bangku bersama Milly, terlihat mereka berdua sedang asik bermain dengan handphone nya masing-masing sampai makanan pun datang mereka langsung menaruh handphone dan melahap makanan tersebut.
Setelah selesai melahap mereka memutuskan untuk diam sejenak karena perut kedua nya yang sedang kekeyangan, saat mereka sedang asik mengobrol tiba-tiba ada gadis berambut panjang sedikit kemerahan mendekati mereka.
"Hai" ucap gadis itu lalu duduk di sebelah Milly tepatnya di depan Sean.
"Lauren?"
_____________
Typo bertebaran dimana-dimana
Kalau ada typo komen ya guys
Jangan lupa VOMENT
Tengkyuuuu. 💜💜💜💜
Salam dari author
Salam dari Sean.
Salam dari Milly.
Salam dari semua 💜
👣 👣👣👣👣👣👣👣
Milly Earth
Keyra kayyona
Mayang Adalline
Lauren Bryana
NEXT?