ENIGMA [ON GOING]

By _Affettuoso

1.7K 301 31

ENIGMA merupakan seseorang yang sangat misterius, penuh dengan teka-teki, dan sangat sulit ditebak. ******* G... More

Prolog
Chapters 1
Chapters 2
Chapters 3
Chapters 5
Chapters 6
Chapters 7
Chapters 8
Chapters 9
Chapters 10
Chapters 11

Chapters 4

108 25 5
By _Affettuoso

Dinginnya angin malam saat ini tak pernah di takuti ataupun dihiraukan seorang gadis remaja. Namun gadis perempuan ini sangat gelisah. Berbagai pikiran buruk menghantui.

Tak sudah-sudah ia melamun dengan pikiran kosong. Rasa cemas, takut dan berbagai macam pun bercampur menjadi satu. Ingin mencari solusi, namun ia yakin tak akan ada yang berhasil. Dirinya tahu akan hasil ide-nya tak akan terjadi.

Saat suasana hati Felicya sedang hancur, tidak ada yang berani satu pun orang mendekati-nya terkecuali Dimas. Ya seorang dimas bisa menaklukkan hati Felicya namun, tak bisa ia menaruh hati kepadanya.

Dimas menghampiri Felicya yang sedang duduk seorang diri di kursi besi panjang berwarna putih. Dimas mendekati Felicya dan langsung duduk tepat di samping Felicya.

"Fell. Lo kenapa?" tanya Dimas berhati-hati dengan nada lembut dan menatap hangat Felicya.

Dimas tak mendengar jawaban sedikitpun dari Felicya. Tanpa aba-aba ia langsung saja menangkup kedua pipi Felicya dengan lembut dan perlahan-lahan.

"Tatap gue Fell" perintah Dimas masih dengan suara lembut.

Felicya hanya menggelengkan kepala.

"Hei. Cerita sama gue Feli" nada lembut itu pun bertanya lagi.

Kedua kali-nya Felicya hanya menggelengkan kepala.

Dimas mengetahui Felicya yang tak akan berbicara denganya. Terlihat jelas Felicya enggan berbicara sepatah kata pun.

Dimas langsung mendekap tubuh Felicya. Ia memeluk erat tubuh ramping Felicya dengan hangat. Menepuk-nepuk punggung wanita di pelukannya dengan tenang.

Dimas sedikit berbisik tepat di telinga Felicya "Cerita dikit-dikit sama gue. Gue yakin lo bisa. Gue tau lo ada masalah. Jangan bohongin gue Fellicya"

Sepasang dua jenis kelamin berbeda  itu masih berpelukan dengan erat namun lembut, mengalirkan kehangatan dan rasa sayang mereka.

"Gue di jodohin sama nyokap bokap gue. Itu harus! Ga bisa di ganggu gugat lagi. Gue bingung mau gimana mas. Kepala gue mau lepas mikirin ide apa. Kalo gue minggat bakal di cabut fasilitas gue" jelas Felicya yang masih menaruh dagunya di bahu Dimas. Kedua tanganya ia biarkan terjatuh kebawah bagai seperti tak ada tenaga yang tersisa.

"Hah! Lo beneran Fel? Zaman udah modern ya kali masih di jodohin" tanya kebingungan Dimas namun kini memeluk tubuh Felicya semakin erat.

"Serius gue. Ngapain boong. Kata mereka perjanjian, tapi malah gue yang kena. Karna gue anak cewe satu-satunya di keluarga gue" dengan putus asa Felicya menjelaskannya.

"Gue juga bingung mau gimana. Gue mau nolong lo Fel, tapi gue ga tau mau gimana" Dimas sedang memikirkan sesuatu.

Felicya mendorong tubuh Dimas. Ia melepas pelukan erat nan hangat Dimas.

"Udah ga usah repot. Gue ga mau mikirin itu!" tegas Felicya.

"Fine" Dimas mengalah. Seperti kebingungan melihat Felicya.

"Gue mau ke Club" perintah Felicya.

"Lo yakin? Lo gak pernah kesana Fell. Gue gak bisa nemenin lo juga karna kertas numpuk udah nungguin gue" Dimas terbelalak mendengar ucapan spontan wanita berbalut jaket hitam ini.

"Santai. Key mana?" Tanya Felicya dengan Dimas.

"Disana tuh" nunjuk Keenan dengan telunjuk Dimas.

"Panggil" seru Felicya memerintah Dimas.

Dimas menepuk tangan dengan kuat untuk mengisyaratkan Keenan mendatangi-nya.

"Keenan!" pekik Dimas dengan nada suara tinggi.

Sontak Keenan mencari sumber suara siapa yang memanggilnya.

Keenan melihat Dimas memanggilnya pun datang menghampiri Felicya dan Dimas.

Gadis dengan gaya pakaian yang sedikit terbuka di bagian pundak dan lengannya, dadanya tertutup dengan kain dress baju navy ,ia mengenakan pakaian dress mini berwarna biru langit yang gelap dengan sepatu high heels berwarna hitam. Dengan rambut blonde panjang ia geraikan.

"Napa mas?" tanya Keenan sedikit kecapean, karna sedikit berlari. Dirinya pun mengatur nafasnya yang masih memburu.

"Temenin Feli ke Club. Gue ada urusan di kantor" Perintah Dimas menatap Keenan.

"Ngapain? tumben Fel! lo mau ngapain disana gila! lo aja ga pernah mau kesana" Pertanyaan yang tanpa jeda Keenan lontarkan. Dirinya kebingungan dengan sahabat perempuan satu ini. Kenapa tiba-tiba?

"Bacot! Cepetan!" Tegas Felicya menatap tajam Keenan.

Keenan mengangkat kedua alisnya terangkat, ia mengisyaratkan kenapa Felicya kepada Dimas.

Dimas hanya menutup bibirnya dengan telunjuknya untuk mengisyaratkan hanya diam saja.

Keenan hanya menggaruk-garuk tengkuk-nya walaupun tak gatal, ia sangat kebingungan.

"Mas. Motor gue lo yang bawa ya. Gue males bawa motor" Seru Felicya menatap wajah Dimas yang terlihat mencemaskannya.

"Oke. Nanti gue suruh Bayu bawa kerumah gue. Kuncinya mana?" tanya Dimas dengan suara lembutnya.

"Masih di motor" jawab malas Felicya dan langsung berlari kecil ke arah mobil Jaz merah milik Keenan.

*******

Sesampainya Felicya dan Keenan sudah didepan Club mewah. Terlihat jelas kalau itu Club mahal dan berkelas. Mungkin tak semua orang bisa masuk.

"Fel lo yakin mau masuk kayak gini?" tanya Keenan yang melihat pakaian Felicya dari atas sampai bawah.

Keenan heran melihat sahabatnya ingin memasuki Club, namun dengan style celana jeans panjang sedikit sobek di sekitar paha. Bagian atas di balut dengan jaket kulit hitam. Sepatu snikers putih dengan rambut di kuncir sembarangan di belakang kepalanya.

"Sorry gue lupa" jawab Felicya tersadar. Masih dengan ekspresi datar tanpa raut sedikitpun.

Felicya langsung membuka resleting jaket kulit hitam miliknya. Ia melepas kuncir di rambutnya. Tertampak jelas sudah Felicya sekarang terlihat sexy dan dewasa dengan baju tanpa lengan berwarna hitam. Rambut hitam pekat ia geraikan. Hanya seperti itu saja Felicya sangat Sexy, cantik, dan dewasa.

"Woahh. Lo udah ngerencanain" ucap Keenan yang sedikit terkejut.

"Diem lo!" ucap Felicya menatap tak suka Keenan. Dirinya masih dalam mood yang buruk.

Dasar Keenan. Sudah tahu sahabatnya dalam mode mood yang sangat buruk malah berbicara seperti itu.

"Yaudah. Sini jaket sama kuncir lo, gue taruh di dalem mobil bentar. Lo tunggu sebentar" ucap Keenan langsung berjalan kearah mobilnya di parkiran.

Keenan kembali menemui Felicya. Mereka berdua masuk tanpa ada halangan karna Keenan sudah sangat di kenal di dalam club tersebut. Jadi hal mudah baginya hanya memasuki tempat itu.

*******

"Duduk sini dulu Fell" Seru Keenan dengan nada suara lebih kencang, karna dentuman musik sangat kencang.

Felicya langsung duduk, ia tak mau merusak percobaan pertamanya.

Banyak mata keranjang dan hidung belang menatap Felicya dengan lapar. Namun Felicya tak menghiraukan-nya, ia sangat malas bermain tangan dengan manusia buruk rupa dan buang-buang waktu saja.

"Fell lo tumben mau kesini? ada apa?" tanya Keenan yang sudah duduk di samping Felicya.

Felicya hanya menggelengkan kepalanya. Ia sangat malas menceritakan hal panjang lebar. Biar Dimas saja yang akan menjelaskan padanya.

"Yaudah gue tinggal. Banyak yang ganteng disana" pamit Keenan menatap sekelilingnya dengan centil.

Keenan langsung berlari kecil meninggalkan Felicya sendirian. Ia tahu kalau sahabatnya ada masalah tak mau diganggu dan biarkan dirinya menenangkan pikiran sendiri.

"Tequila satu" pesan singkat Felicya kepada bartender dengan datar.

"Oke cantik" Jawab si bartender dengan sedikit genit.

Dengan pikiran kosong Felicya melihat arah kanan dan kirinya. Tak ada hal yang menarik. Hanya ada penari, sepasang pria dan wanita bercinta, dance floor dan seorang dj sangat tampan namun pria itu tak ada gairahnya bagi Felicya.

Melihat pesanan milik dirinya sudah ada di depan mata. Felicya langsung menyesap minuman tersebut.

Sedikit aneh. Manis, pahit, membuat tubuhnya menjadi panas. Namun menjadi candu. Felicya yang hanya melihat minuman itu di media sosial kini ia sudah mencicipinya.

Felicya memang tak pernah menginjakkan kaki ke dalam club malam. Walaupun dunia malam dan pertemanan yang salah ia tak mau pergi kesana, hanya membuang waktu pikirnya.

Entah kenapa sejak ia di jodohkan mempunyai pikiran ingin ke Club malam.

"Minuman yang kau punya kurang sedap manis" Suara serak basah yang sangat sexy terdengar.

Felicya yang tengah asik dengan minuman-nya pun menoleh sumber suara tersebut.

Bangsat!

Bajingan!

Setan!

Rutu Felicya pun menjadi-jadi, amarahnya pun mendidih setelah melihat lelaki tinggi yang sedang mengenakan stelan jas mewah berwarna merah.

"Ngapain lo kesini?! Lo ngikutin gue?!" Felicya melihat pria itu dengan kesal. Amarahnya semakin naik.

"Hei. Aku tak mengikutimu Felicya" jawab lembut seorang pria itu.

Felicya tak menjawab.

"Aku kira kau pergi kemana. Tau-nya kesini. Keluarga kita mengkhawatirkan mu" Jelas pria itu dengan nada lembut, pria itu tepat sudah duduk disamping Felicya.

"Bacot!" Felicya mengarahkan pandangannya melihat minuman berwarna biru laut miliknya.

"Galak bener" Senyum simpul terbit di wajah tampan Albert yang terpahat sempurna.

"Pergi lo! gak usah ganggu gue! Ngapain lo duduk deket gue bangsat!" Cerocos kesal Felicya yang menahan amarah yang menjadi-jadi. Dirinya baru tersadar kalau pria itu sudah duduk di sampingnya.

"Jangan marah. Aku hanya mau duduk disini. Kau juga tak akan terganggu bukan?" Masih menatap lekat Felicya.

"Fuck lo Al!" gumam Felicya menatap minuman yang ada di genggamannya.

"Aku masih bisa mendenger Felicya" ucap Albert terkekeh sembari menggeser sedikit bangkunya di samping Felicya. Semakin dekat sampai tak ada jarak sedikitpun.

"Bangsat!" Maki Felicya. Amarahnya semakin tak terkontrol.

"Ar minuman biasa dua" pesan Albert kepada Bartender.

"Siap" jawab Bartender tersebut seperti sudah sangat akrab dengan Albert.

Felicya masih sibuk dengan minumannya. Ia ingin menjernihkan pikirannya. Menghela nafas berkali-kali ia lakukan. Tidak menghiraukan Albert yang dari tadi menatap-nya dengan senyum manis dan hangat.

Albert menyodorkan minuman berwarna orange ke Felicya. Minuman itu tampak segar dan mungkin sangat enak untuk di cicipi.

"Cobalah. Ini sangat enak daripada minuman milikmu" suruh Albert dengan nada lembutnya. Ia masih menatap lekat wajah cantik Felicya.

Felicya melirik minuman pemberian Albert. Sangat menggiurkan minuman itu. Tampak segar dengan warna Orange muda.

Sedikit ragu Felicya ingin meminum pemberian Albert. Tetapi ia bertekad keras untuk meminumnya.

Dengan sekali teguk Felicya meminum vodka tersebut sampai habis.

Felicya mulai merasa suhu tubuhnya bercampur tidak karuan. Kepalanya mulai pusing. Minuman itu sudah bereaksi di tubuhnya.

"Lo kasih apa minuman gue anjing!" bentak Felicya yang menahan kepalanya yang sangat pusing.

Albert menggelengkan kepalanya "kadar alkohol 60 persen saja" dengan santai Albert menjawab pertanyaan Felicya.

"Gila lo!" hardik Felicya mendelik tajam menatap Albert.

Felicya berusaha berdiri dari kursinya. Menahan pusing dikepala yang sangat luar biasa. Dengan sekuat tenaga Felicya.

Plakk!

Felicya memberikan tamparan sekuat tenaga-nya di pipi mulus dan sangat putih milik Albert.

Semua orang terkejut melihat perilaku Felicya. Bartender dihadapan mereka hanya menutup mulutnya rapat-rapat. Semua aksi manusia didalam club tersebut terhenti setelah mendengar sebuah tamparan yang sedikit kuat dan jelas di sebuah telinga semua orang. Musik pun terhenti.

Al tidak marah sama sekali, malahan ia sangat santai ketika Felicya menampar pipi mulusnya. Tak ada kemarahan sedikitpun di wajah tampannya. Begitu tenang melihat gadisnya melakukan hal memalukan terhadapnya.

Dengan tubuh setengah sadar, Felicya berusaha meninggalkan Albert si pria sialan ini. Susah payah ia harus menyadarkan tubuhnya.

Berulang kali dirinya mengumpat nama Albert dengan kata-kata kasar.

Setelah Felicya memberikan sentuhan kasar di pipi Albert yang sedikit ada gejolak panas dan nyeri itu. Ia langsung meninggalkan Al. Namun si pria tampak ini mengawasi gadis kecilnya berjalan dengan lekat. Ia tahu sekali kalau gadis-nya akan tumbang sebentar lagi dengan hitungan detik.

Felicya masih berjalan miring ke kanan maupun ke kiri. Dilihat gadis cantik miliknya—Albert langsung berlari memeluk tubuh kecil yang sangat indah milik Felicya.

Dipeluk erat tubuh mungil Felicya oleh Albert. Felicya masih sedikit tersadar dengan pelukan Al. Begitu bencinya Felicya dengan seorang pria di depannya.

"Lepas! gue tendang burung lo!" bentak Felicya yang berusaha menjauhi tubuhnya dari Albert.

"Aku tidak mau kau jatuh di pelukan laki-laki lain" jawab Albert dengan nada lembutnya dan sabar.

"Najis!" gumam maki Felicya yang masih bisa didengar Albert.

"Jangan gini. Kita pulang ya?" Tawar Albert mengusap kedua pipi milik Felicya dengan lembut.

"Ga!"

"Aku cium atau mau pulang?" tawar Albert dengan senyum miringnya.

Felicya mengedip-ngedipkan kedua matanya untuk menahan pusing kepalanya.

Albert fikir Felicya menyetujui maksudnya. Namun sebenarnya Felicya hanya menahan pusing.

Ditahan pinggang kecil dan ramping milik Felicya dengan tangan kiri Albert. Dengan sigap Albert menaruh tangan kanannya di pipi Felicya. Disentuhnya bibir tipis merah ranum dan sangat sexy milik Felicya dengan bibir kenyal merah miliknya, awalnya hanya kecupan manis namun Albert melumat-nya dengan rakus seperti nikotin baginya. Bibir tipis Felicya menjadi candu baginya.

Manis!

Itulah yang ada di benak pikiran Al.

Saling melumat dengan kasar seperti tak mau ingin saling lepas namun stock oksigen milik Felicya sudah sangat menipis.

Sebenarnya Felicya kini sudah tak di alam sadar lagi. Dirinya sudah mabuk dengan Vodka pemberian Al.

Dilepasnya bibir merah tipis milik Felicya. Albert langsung mengangkat tubuh Felicya dengan gaya Bridal style.

"Cantik" gumam Albert menatap Felicya dengan hangat dan langsung berjalan menuju mobilnya.

Bersambung...

          ——————**——————

Nih inspirasi gaya Felicya, Keenan, dan Albert...

(Tanpa dosa Felicya😆)

(Muka pasrah di tampar Felicya😆)

(Si cantik Keenan☺)

Continue Reading

You'll Also Like

405K 11.5K 76
Bagaimana perasaan kalian jika setelah 4 tahun kabur dari persantren, kamu di pertemukan lagi oleh laki-laki yang merupakan anak dari pemilk pesantre...
214K 12.2K 25
[FASE 3; ADULT-DARK-ROMANCE 🔞] Dunia Aksel kembali dan Brianna sudah berada dalam genggamannya. Namun, apakah mungkin hubungan mereka setelah pernik...
114K 13.2K 18
[Brothership, Familyship, & Bromance Area] [Not BL!] . . . Perlakuan kasar juga sikap acuh tak acuh menjadi landasan penyesalan mereka saat meliha...
151K 9.4K 25
Cerita pertama Aldrich Gavril, seorang murid sma yang tinggal sendirian karena kedua orang tuanya yang telah meninggal saat ia masih berumur 15 tahun...