"Sebuah kebetulan yang memang sudah direncanakan"
🐣🐣🐣
"Awal tahun ajaran baru, sekolah baru, dan teman baru." Itulah yang ada dipikiran Via saat ini. Dengan senyumannya yang mengembang, Via berjalan santai di koridor sekolah.
Vikaila Armanidya, biasa dipanggil Via, gadis berparas cantik yang kini baru duduk di bangku SMA. Tepatnya di SMA Merah Putih.
Hari ini adalah hari pertama MOS, maka dari itu Via sengaja berangkat pagi agar mendapatkan citra yang baik sebagai siswa teladan. Masa iya baru berangkat langsung telat wkwk.
Du du du du du... Via bersenandung kecil.
"Viaaa." Teriak Siska salah satu sahabat Via dari SMP dan kini satu sekolah dengan Via.
Via yang merasa dirinya dipanggil langsung menengok ke belakang dan menghampiri Siska.
"Yeay akhirnya kita satu sekolahan lagi." ujar Via heboh dan mereka berpelukan layaknya teletubies.
Mereka yang menyadari jadi bahan tontonan, kemudian melepas pelukannya dan hanya nyengir kuda.
Bel telah berbunyi. Semua siswa baru berbondong-bondong menuju aula untuk mendengarkan sambutan dari kepala sekolah dan susunan acara kegiatan MOS.
Disisi lain ada segerombolan anak laki-laki yang sedang memasuki pintu aula. Mereka masuk terlambat. Otomatis semua siswa yang ada di dalam memandang ke arah mereka dengan tatapan kagum.
Sheno Aditya, salah satu pria dari gerombolan tersebut. Sheno memiliki paras yang cukup tampan dan dia juga anak dari seorang pengusaha kaya di Indonesia.
Ia memiliki 3 teman. Teman-temannya pun memiliki wajah yang tampan, namun tak bisa dipungkiri bahwa Sheno adalah yang paling tampan dari ketiganya.
"Wuih semuanya pada ngeliatin gue bro." ujar Dipo dengan bangganya.
"Geer amat lu bocah. Mereka tuh liatin si bos noh." ucap Raka sambil menoyor kepala Dipo.
Bos yang Raka maksut adalah Sheno. Karena menurut teman-teman Sheno, dia lah yang pantas untuk menjadi ketua. Padahal ketua apa mereka juga tidak tau.
Terlepas dari Dipo dan Raka, ada Ical yang sedang sibuk tebar pesona memamerkan senyum manisnya.
"Ganjen amat lo jadi cowok." kata Sheno sambil geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya.
Sedangkan Ical hanya memamerkan gigi putihnya.
Via yang berada dalam aula pun sontak melihat barisan para cowok yang akan memasuki gedung aula.
"Ya ampun Sis itu ganteng banget." ucap Via dengan heboh.
"Apaan si?" tanya Siska karena memang dari tadi dia hanya fokus pada ponselnya.
"Ituloh liat ciptaan tuhan ganteng bangettt."
"Yaelah biasa aja kali." ucap Siska dengan cuek.
"Ish lo mah gabisa diajak liat yang bening-bening." ucap Via dengan kesalnya.
"Bening tuh air kobokan."
Via yang mendengar balasan Siska hanya mendengus sebal. Kadang Via heran dengan Siska, setiap ketemu sama cowok ganteng pasti balasannya biasa aja gapernah tertarik sedikit pun. Beda dengan Via yang pasti langsung heboh. Menurutnya itung-itung cuci mata.
Tidak sengaja saat Via menatap ke arah Sheno, saat itu pula sheno menatap mata Via. Pandangan itu tak berlangsung lama karena Sheno memutuskan tatapan tersebut dan beralih ke depan. Via yang merasa ditatap seperti itu pun langsung salting dan gelagapan sendiri.
Siska yang merasa tidak beres dengan temannya pun menempelkan tangannya ke dahi Via.
"Gak panas, biasa aja. Kesurupan setan apa lo mencak-mencak begitu?" tanya Siska.
"Ihh lo tau gak, masa tadi yang cowok depan itu natap gue. Gue kan jadi salting gini." ujar Via sambil senyum - senyum gajelas.
"Yee kepedean dasar bocah." balas Siska dengan sungkan.
Sheno POV
Saat gue mengedarkan pandangan ke penjuru aula, tak sengaja mata gue bertatapan dengan mata seorang gadis. Gadis itu cukup manis walau dilihat dari jarak jauh. Gue tak memperdulikan itu dan gue pun memutuskan kontak mata dengannya beralih ke pandangan depan.
Saat acara sudah dimulai, kenapa gue jadi kepikiran gadis itu. Padahal gue ngga kenal dan belum pernah melihatnya.
"Woi bengong ae lu, kesambet baru tau rasa." sentak Ical membuyarkan lamunan gue.
Gue pun tersadar dan berusaha tak memikirkannya.
***
Acara pembukaan MOS berjalan dengan lancar, beberapa sambutan dari kepala sekolah dan ketua osis pun telah selesai. Kini saatnya para siswa diistirahatkan karna bel sudah berbunyi.
Via dan Siska memasuki kantin yang sudah ramai dengan para siswa. Tidak ada lagi meja kosong yang bisa ditempati mereka berdua. Benar benar seperti lautan manusia.
Disisi lain, keempat sekawan alias Sheno dkk melihat datangnya dua cewek cantik yang tampak kebingungan mencari tempat untuk makan. Ical yang memang dasarnya playboy, lantas memanggil dua cewek tersebut.
"Eh cewek, lo bingung ya mau cari tempat? Sini-sini gabung sama kita! Tenang abang ngga gigit kok."
"Modus lo." timpal Sheno.
Via dan Siska yang merasa dirinya dipanggil pun membuka suara.
"Lo ngajak ngomong gue?" tanya Siska.
"Iya lah neng siapa lagi kalo bukan nona manis." jawab Ical dengan tampang coolnya.
Raka yang mendengar ungkapan dari Ical hanya menampakkan ekspresi jijik.
Setelah lama berpikir akhirnya Via dan Siska memutuskan untuk gabung dengan meja mereka.
"Kenalin gue Dipo calon suami Raisa, yang disebe.."
"Gue bisa ngenalin diri gue sendiri." ucap Raka sengit.
"Mangga atuh silakan." jawab Dipo.
"Kenalin gue Raka cowok terkece sedunia."
"Yaelah muka pas-pas an ae bangga." sewot Ical yang mendengar kalimat Raka.
Via yang melihat mereka pun lantas tersenyum canggung dan tak lupa pula memperkenalkan dirinya.
"Salam kenal juga, kenalin gue Via dan ini teman gue Siska." mereka semua lantas tersenyum dan mulai mengobrol sambil menunggu pesanan datang.
Menurut Via, mereka orangnya cukup asik. Namun, ada satu yang belum Via kenali karena memang dari tadi cowok itu hanya bermain game di ponselnya.
"Oiya kenalin nih yang dari tadi sibuk sama hp namanya Sheno, dia emang gitu orangnya jadi jangan heran kalo dari tadi diem mulu." ucap Raka pada Via karna sedari tadi Via terus terusan memandangi Sheno.
Via baru sadar bahwa yang duduk satu mejanya adalah barisan para cogan yang tadi dilihatnya di pintu aula. Dalam hati Via menjerit kegirangan dan tak sadar Via memandangi wajah tampan Sheno.
Sheno yang merasa ditatap pun menjadi risih.
"Kenapa lo natap gue kaya gitu?" tanya Sheno pada Via.
"Hah? Eh anu eng.. engga kok" Via yang mendengar pertanyaan dari Sheno merasa gelagapan sendiri.
'Aduh malu deh gue. Batin Via.
Sheno seperti pernah melihat cewek ini, tapi dimana?
Sheno ingat, bukannya dia yang tadi di dalam aula? Batin Sheno bertanya.
Cantik.
Satu kata yang terlintas di benak Sheno. Tapi Sheno langsung menepis pikiran tersebut. Ahh mengapa dia jadi seperti ini.
Makanan sudah datang. Mereka pun memakannya sambil berbincang-bincang.
Kringgggg
"Udah bel tuh, ayo kita masuk!" ajak Via.
"Lo berdua dulu deh kita mau disini bentar, males gue ke aula lagi cuma dengerin doang kagak ngapa-ngapain." ucap Raka.
"Oh oke, ayo Sis!" balas Via sambil berdiri dari kursinya.
Saat sampai di lorong, Via merasakan akan buang air kecil.
"Aduh Sis, gue kebelet nih. Lo duluan deh yang ke sana." adu Via sambil memegangi pahanya yang sudah ia rapatkan.
"Gamau gue temenin?" tanya Siska.
"Gausah Sis, udah sana gue gapapa kok sendiri."
"Yaudah, gue duluan ya."
"IYAAA." teriak Via karena dia udah ngacir duluan ke kamar mandi.
Siska hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan temannya.
"Huhh lega banget." ucap Via setelah keluar dari toilet.
Saat menuju ke aula, tiba-tiba Via terjatuh karena ditabrak seseorang.
"Awwhh." rintih Via sambil memegangi lututnya yang tergores lantai.
"Sheno?" gumam Via saat melihat siapa yang menabraknya.
"Kalo jalan pake mata bukan pake dengkul!" ucap Sheno berjalan menjauhi Via tanpa membatu Via sedikit pun.
"Nyebelin banget si jadi orang, bukannya bantuin malah pergi gitu aja." Via lantas berdiri melanjutkan jalannya yang sempat tertunda.
Sheno yang belum agak jauh mampu mendengar ocehan Via dan tak menghiraukannya.
***
Via memasuki aula dengan muka kusutnya.
"Kenapa lo?" tanya Siska yang menyadari perubahan raut muka Via.
"Tadi pas mau jalan kesini, gue ditabrak orang. Tau gak orangnya siapa?"
Siska menggelengkan kepalanya.
"Yang nabrak gue tuh Sheno, tapi dia nyebelin banget bukannya bantuin malah pergi gitu aja." lanjut Via dengan muka sebalnya.
Siska hanya manggut-manggut tanda ia mengerti.
"Tapi lo gapapa kan?"
"Iya tapi yang ini sakit." ucap Via sambil memegangi dadanya.
"Mulai deh alaynya." jawab Siska yang dibalas cengiran Via.
Pukul 15.30 tandanya kegiatan sekolah telah selesai. Saat ini Via dan Siska tengah berjalan beriringan menuju gerbang. Mereka berdua dijemput oleh supir masing-masing.
Tin tinn..
"Gue udah dijemput Vi, gue duluan ya."
"Iya Sis hati-hati." Siska membalas dengan melambai-lambaikan tangannya.
Kini giliran Via yang sudah dijemput oleh ayahnya. Sampai dirumah Via langsung menuju kamarnya dan bergegas mandi. Setelah mandi Via turun dari kamarnya yang memang terletak di lantai dua.
"Gimana Vi sekolahnya, lancar?" tanya Rindang selaku mama Via.
"Alhamdulillah ma, lancar kok" balas Via dengan senyumannya.
Via merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Kakaknya perempuan yang sudah berkeluarga dan dianugrahi putra kecil yang menggemaskan. Namanya Rian, umurnya baru 2 tahun.
Ayah Via seorang direktur perusahaan terbesar di Singapura. Oleh karena itu ayahnya jarang pulang ke Indonesia karena urusan pekerjaannya yang memang mengharuskan untuk tinggal disana.
***
CUKUP SEKIAN TEMAN-TEMAN😍
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN!